Kamis, 28 Desember 2023

BUKU BARUKU : Pedoman Menulis Puisi 2.0

 Oleh Hariyanto




Data Buku 

                                Judul              : Menulis Puisi 2.0 ; Belajar dari Sang Penggagas
                                Penulis           : Hariyanto
                                Penerbit          :Zahra Publisher  Malang
                                Tahun             ; cetakan 1 Tahun 2023
                                Jumlah Hal     : xii + 122  halaman  + 3
                                Kode buku      : QR Zahra Publisher 2023

Puji syukur kehadirat Allah swt, bahwa penulisan buku ini dapat rampung di ujung tahun 2023 ini. Karya ini sekaligus menjadikan bukti komitmen diri , juga pada grup RVL yang mensyaratkan menulis buku solo sedikitnya 1 tahun sekali. Alhamdulillah hari ini bisa tercapai 2 buku sekaligus dalam satu topik puisi 2.0. Jika ditilik target  harusnya menyelesaikan 3 buku, tetapi banyak hal bisa terjadi di lapangan. 

Tidak banyak buku  tentang cara menulis sebuah puisi 2.0. Buku ini mungkin yang pertama membahas hal itu.  Buku ini mencoba menuliskan semacam panduan menulis puisi 2.0, sebuah jenis puisi pendek yang tersusun atas 20 kata saja. 

Terus terang ketika  belajar puisi 2.0 kita tidak mendapatkan pedoman yang memadai saat itu. Buku ini mencoba menjembatani kelangkaan itu meski pun ditulis tidak seperti biasanya sebuah buku “teori.” Buku ini penulis susun berdasarkan artikel blog pribadi yang ditulis setiap ada hal baru dalam pembahasan puisi 2.0 di WA oleh Sang Penggagas. 

Banyak variasi pembelajaran Menulis Puisi 2.0   seperti  ; judul menggunakan huruf kapital semuanya dan huruf kecil di setiap awal baris-baris puisi ; kita juga disuguhkan secara perlahan fase-fase puisi 2.0. Saat itu teori “Menulis Puisi 2.0” yang terdiri dari 9 fase tidak dibahas keseluruhannya. Namun secara bertahap, sedikit-demi sedikit.

Berita baiknya adalah “Teori Menulis Puisi 2.0.” karya Sang Penggagas dapat dibaca secara lengkap di lampiran buku baru ini. Tulisan ini secara ekslusif diberikan kepada penulis untuk dapat dipelajari lebih lanjut, termasuk untuk pedoman pembelajaran di sekolah. Saya merasakan “surprise” ketika mendapatkan kiriman tulisan khusus ini; dan alhamdulillah diberikan izin untuk dilampirkan dalam buku “Menulis Puisi 2.0 ; Belajar dari Sang Penggagas.” Ini mungkin yang masuk "bonus spesial'" dari buku ini. Hal langka yang sulit ditemukan di penerbitan buku; karena sangat terbatasnya referensi tentang puisi 2.0 ini. 

Puisi 2.0 ini digagas oleh seorang “Guru Penulis” (Teaceherwritter) yang juga pengamat sastra dan budaya dari Garut Jawa Barat pada tahun 2010. Puisi yang semula untuk pembelajaran bagi pemula dan siswa tetapi perkembangannya bisa juga untuk pengembangan diri menulis puisi panjang. Karena itu pembelajar puisi 2.0 ini bisa membuat batu lompatan untuk menulis puisi panjang umumnya.

Sesuai prinsipnya puisi 2.0 identik dengan 1 puisi; 1 objek dan 1 sudut pandang. Sisi praktis inilah menjadi inti kekuatan puisi 2.0; sehingga mudah diikuti , mudah dibuat dan mudah diajarkan kepada para pemula sekali pun.  Jika diajarkan kepada siswa Sekolah Dasar kelas 4, 5, 6 terbukti juga dapat dijalankan dengan baik. Satu saat ini juga menjadi ide penulisan buku berikutnya, insyaAllah.

Pengalaman belajar bersama Sang Penggagasnya Dr. Endang Kasupardi, M.Pd. pada kurun waktu Oktober 2021 hingga Januari 2022 telah memberikan pengalaman luar biasa bagi penulis.  Cara belajar saat itu  berjalan dengan penuh suka cita karena sering mendapat teguran dari Sang Penggagas. Disamping itu  anggota diberi target menulis puisi 2.0 setiap harinya.  Anggota ditekankan menulis sebanyak-banyaknya. Penulis berhasil menghasilkan 200 karya puisi 2.0 saat itu dan membukukannya dalam “Merakit Asa’” (2022).

Pada Februari 2023 penulis dipercaya oleh founder grup penulis RVL (Rumah Virus Literasi) Dr. Moch Khoiri, M.Si untuk memperkenalkan lewat zoom bersama Cak Inin Mukminin sahabat penulis. Saat ini penulis juga mengembangkan pembelajaran menulis puisi 2.0 melalui grup WA  Berpuisi sampai hari ini,  Atas dasar itulah Sang Pengagas  memberikan penghargaan khusus kepada kami (Penulis dan Cak Inin Mukminin) serta mandat kepercayaan untuk mengembangkan puisi 2.0 ini  di berbagai wilayah  dan atau sekolah-sekolah.

Buku ini kami persembahkan untuk pembaca yang senantiasa belajar seumur hidupnya termasuk dalam hal  menulis puisi 2.0. dan telah mendapatkan kata pengantar dari Sang Penggagas.

Semoga pembaca bisa menikmati dan segera berlatih , praktik menulis puisi setelah membaca buku yang berisi pengalaman yang penulis tuangkan di buku ini.

Semoga.

Aamiin.

 

Blitar, 28 Desember 2023

Salam

HARIYANTO

 

Catatan : 

  • Buku masih dalam proses naik cetak, pembaca yang ingin order silakan mendaftar di list yang ada; atau di kolom tanggapan. 
  • Buku  terdiri dari  xi + 122 hal + 3 lampiran dicetak di kertas HVS putih .
  • Khusus edisi promo saat ini dijual dengan harga 50.000 rupiah, (Belum termasuk ongkir) 



Senin, 25 Desember 2023

BENDELAN PERTAMA 10 PUISI



Oleh : Hariyanto

 






          Sesuatu yang agak mengejutkan adalah terjadinya lonjakan signifikan karya baru puisi 2.0 di Grup P 2.0 Berpuisi ; grup WA Belajar Bersama Menulis Puisi 2.0. Kalau selama ini anggota yang aktif menulis ada satu dua perhari yang muncul, itu pun biasa obrolan. Tetapi ada yang beda kali ini. Kemunculan yang hampir serentak lengkap dengan karya puisinya. Subhanallah.

          Ada 2 alasan sementara yang dapat penulis gambarkan. Pertama efek adminnya yang baru saja berkarya buku solo, dan di share beritanya di grup sekaligus dengan pernak-pernik motivasinya. Kedua, Saat ini memasuki masa liburan bagi khususnya Bapak Ibu Guru yang menjadi sebagian besar anggotanya.

          Apa pun alasannya, jelas mereka semua sudah terkena virus literasi dari Abah Khoiri; karena terdeteksi yang aktif menulis itu anggota RVL.

          Fakta yang mengejutkan ; dalam kurun waktu dua hari sejak 23 – 24 Desember 2023 ada sekitar 3 anggota berhasil menulis karyanya 10 buah dengan ukuran kualitas yang semakin baik. Sebagai adminnya saya juga tidak mau ketinggalan, setidaknya mengikuti arus agar tidak begitu jauh jaraknya. Pada hari ketiga saya baru bisa mengejar “karya” puisi 2.0 yang ke 10. Alhamdulillah.

          Sudah bukan barang baru lagi jika anggota RVL memiliki blog pribadi masing-masing. Maka tulisan yang terserak di grup WA P 2.0 pun dikumpulkan jadi satu dalam satu ikatan, entah artikel atau bendelan khusus di blog.

          Malam ini penulis baru melakukannya, jelas untuk tujuan yang serius, memetik “tabungan” puisi 2.0 ini menjadi sebuah buku solo nantinya. Hal itulah yang kami tekankan pada anggota grup dan semoga semua terlakasana dengan baik untik mengisi tahun depan 2024. Untuk bekal kopdar RVL bagi anggotanya. Untuk status siswa yang naik kelas begitu julukannya. Semoga.

          Selamat bagi anggota grup yang sudah membendel 10 puisi 2.0 nya dalam satu ikatan kuat di blog pribadinya.

info : Bagi pembaca yang ingin gabung di Grup P 2.0 menulis puisi 2.0 bisa bergabung dengan tautan  ini : 

https://chat.whatsapp.com/DgIf2zUY6WRLYrpAfs21hy

Inilah Bendelan 10 puisi yang pertama saya. Selamat menikmati.

PUISI 2.0

REMBULAN TEMARAM

@Hariyanto

 

rembulan muncul

di awal senja

tampak pucat

ditimpa kemuraman

 

kemana saja

selama ini

hujan belum turun

wajahmu putih berdebu

 

Blitar, 23 Desember2023

P.2.0 #01

 

 

ANGIN PUTING BELIUNG

@Hariyanto

 

berputar pusing

gemuruh angin

melibas tak peduli

kata-kata berantakan

 

gemuruh kini

saat puisi mencari diksi

di sela teriakan

orang berlarian

 

Blitar, 23 .12.23

P 2.0  (02)

BALIHO CAPRES

@Hariyanto

 

ada wajah terpampang

seperti kukenal

 

tadi malam

senyumnya

hiasi layar tv

 

berdiri tegak di tengah

alang-alang

mencari siapa gerangan?

 

Blitar, 23,12,23

P 2.0  (03)

 

 

PERANG

@Hariyanto

 

sudah sudahlah...

belum habis mesiunya

 

berhentilah

belum habis musuhnya

 

kata-kata pun terkejut

ribuan jiwa melayang

ditelan nafsunya

 

Blitar, 24.12.23

P 2.0 (04)

 

 

PANAS

@Hariyanto

 

aku buka jendela

hawa panas masuk

 

kutanyakan padanya

embun pagi dan hujan

sorenya

 

kapan datang

di kemarau panjang ?

 

 

Blitar, 24,12.23

P 2.0  (05)

 

OBAT SAKIT KEPALA

@hariyanto

 

panas

menjalar ke kepala

 

keringat

membasahi

fan memutar lebih kencang

 

kepala terpelanting

pusing

persoalan hilang

sementara

 

Blitar, 24.12.23
P 2.0  (06)

 

KALENDER

@hariyanto

 

angka-angka merapat

sebelum tahun baru

tiba dan meninggalkannya

 

saatnya

berkejaran

mengejar ambisi

tumpuan dan

belas kasih

 

di antara liburan

 

Blitar, 24 .12.23

P 2.0  (07)

 

WAKIL  RAKYAT

@hariyanto

 

5 tahunan

wajahnya  terpampang

di sudut-sudut gang

tiang-tiang listrik

mengucap salam

 

senyumnya

pesonanya

di warung kopi

menelan kepahitan

menunggu kawan

 

Blitar, 24.12.23

P 2.0 (08)

 

AKHIR TAHUN

@hariyanto

 

Detik jam

Berdenting kencang

Mengejar impian

 

Angka-angka kalender

Hitam berubah memerah

Kode harapan

 

Tugas

Lepas

Berganti

Plesiran

 

Blitar, 25.12.2023

P 2.0  (09)

 

 

 

HUJAN SENJA INI

@hariyanto

 

Rintiknya pelan

Lalu kencang

Hujan pertama datang

Pembawa harapan

 

Doa harapan

Tengadah tangan

Di tanah kering

Telah dibasahi Rahmat-Nya

 

Blitar, 25.12.23

P. 2.0  (10)

 

 SELAMAT MENIKMATI, Semoga terhibur.

Blitar, 25 Desember 2023

Salam

Hariyanto

 

Minggu, 24 Desember 2023

Belajar dari Kata Pengantar (4) : KREATIVITAS DALAM MENULIS PUISI

 

 Oleh : Hariyanto

Kali ini penulis bercerita tentang “Kreativitas dalam Menulis Puisi,” yang dipetik dari kata pengantar buku “Merakit Asa.” (2022) karya penulis. Berikut penulis kutipkan pengantar buku tersebut berikut ini.

 

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah swt akhirnya buku solo yang ke 5 selesai pada Januari 2022 ini, Buku ini adalah kumpulan puisi 2.0 yang sudah saya tulis sejak September 2021 hingga Januari 2022. Selama kurun waktu itu menulis hampir setiap hari jenis puisi 2.0 yang dikenalkan dan digagas oleh Dr. Endang Kasupardi sejak 2010 lalu.

Puisi 2.0 adalah salah satu jenis puisi baru yang minim kata. Puisi ini bercirikan dalam satu bait tidak boleh lebih dari 20 kata. Puisi ini juga fokus  menuliskan tentang satu obyek benda nyata secara detail. Obyek yang sering dilupakan orang, sering menjadi tema puisi 2.0 yang justeru  menarik.

Puisi 2.0 dalam bentuk sederhana, mempunyai kekuatan di dalamnya yaitu cepat dinikmati dengan tema yang bermacam-macam. Buku ini berusaha menggambarkan berbagai harapan yang dirakit menjadi satu untuk selalu diperjuangkan. Karenanya diberikan judul “Merakit Asa”

Apa yang bisa dipetik dari pengantar ini :

1.   Menulislah dengan fokus 1 objek secara detail.

2.   Objek itu terkadang sering dilupakan orang.

3.   Objek itu ada di sekitar kita. Apa hubungannya dengan kreativitas

 

Dalam kamus KBBI kreativitas dimaknai sebagai kemampuan untuk mencipta, daya cipta, perihal berkreasi ; kekreatifan. Jika dikaitkan dengan menulis puisi bisa diartikan kemampuan menulis puisi dari pengamatan objek tertentu yang jarang ditemui. Karena ada nilai “rasa” maka objek dimaksud berhubungan dengan kepekaan seseorang. Untuk selanjutnya marilah kita ikuti pembelajaran berikut dari kata pengantar Sang Penggagas Puisi 2.0 berikut :

 

KREATIFITAS LAHIR DARI KETEKUNAN

 

 

Saya tertarik pada karya-karya Puisi Hariyanto, dari Kota Blitar. Salah satu puisinya, adalah ini ;

 

PENSIL KECIL

Oleh. Hariyanto

 

ketika sulit dipegang

sulit diruncingkan

aku masih sayang

karena jasamu

jelas tak kulupakan

membantu

menggores ilmu

di satu pengertian

 

Blitar, 10.12.2021

 

Sungguh, hal sederhana. Memandang potlot yang sudah pendek. Selama ini lepas dari perhatian kita. Namun, penulis ini sungguh jeli dan menafsirkannya pada bentuk puisi.

 

Begini,

Kreatifitas muncul pada diri seseorang, jika dimulai dari hal sederhana. Sering dilakukan, ada proses perulangan dari gagal hingga berhasil.

 

Puisi, bagi siswa, bagi para pemula menjadi salah satu media berlatih menulis agar kemudian hari terampil mengungkapkan pikiran, perasaan, dengan segala masalah atau sesuatu yang terdapat di dalamnya.

 

Sungguh sangat banyak diantara kita yang tertarik untuk menulis, banyak teori dan para ahli membimbing, namun semuanya, hanya beberapa orang saja yang tertarik dan mempraktikannya.

 

Ada beberapa ahli yang mengatakan, menulis itu sulit, karena harus memperhatikan berbagai hal, seperti struktur kalimat, penempatan tanda baca, ungkapan yang semula terdapat pada pikiran dan biasa dilisankan kini menjadi sebuah tulisan.

 

Ada pula yang mengatakan, bahwa menulis itu mudah, apa yang dipikirkan, dirasakan, tuliskan, endapkan, dan perbaiki jika masih ada yang kurang.

 

Kedua teori dalam menulis, sudah banyak orang yang melaksanakannya, dan tidak sedikit berakhir dengan kebosanan dan ia merasa gagal.

 

Indikasi masalah dari kenyataan tersebut, ternyata dalam belajar menulis, bagi pemula, ia mengambil referensi yang sangat bagus, dan mungkin belum sampai pada tahap praktik menulis yang ia kuasai dalam belajar menulis sebagai pemula.

 

Berdasar pada pemikiran tersebut, saya memandang isi buku puisi 2.0 pada buku ini sudah bagus. Menjadikan puisi 2.0 sebagai sarana belajar dengan minim kata. Hanya maksimal 20 kata. Puisi ini, memang sebenarnya, adalah media untuk belajar sehingga penulis kelak kemudian hari menjadi penulis puisi yang mungkin panjang atau puisi yang sebenarnya ia kehendaki.

 

Sekali lagi, saya menyambut baik buku ini. Semoga menjadi semangat baru dalam menyuguhkan literasi yang dapat dijangkau oleh penulisnya dan pembacanya.

 

Garut, Januari 2022

 

Dr. Endang Kasupardi, M.Pd.

Pemerhati Budaya, Bahasa dan sastra.

 

 

Semoga bermanfaat.

 

 

Blitar, 24.12.2023

Salam Literasi

 

Hariyanto

 

 

 

 

 

 

 

Sabtu, 23 Desember 2023

Belajar dari Kata Pengantar (3) IMAGINASI DALAM PUISI

 Oleh Hariyanto


          Kali ini kita akan membahas satu sosok lagi yang inspiratif yaitu Efrizal seorang guru dari Pariaman Kota Tabuik Sumatera Barat. Beliau menuliskan karyanya di grup WA Puisi 2.0 yang dijalanai selama hamper 3 bulan .Sebuah karya menumentalnya  berjudul “Mata Pena Bicara.” Lahir bersama penulis di grup belajar bersama Puisi 2.0 sejak Pebruari 2023.  Tercatat ada 2 penulis buku puisi 2.0 lahir dari grup WA belajar Puisi 2.0 yaitu Bu Kanjeng dengan buku “Pesona Cakrawala Aksara,” dengan 171 puisi 2.0 yang saat itu saling mengejar tulisannya bersama Efrizal

Buku “Mata Pena Bicara” yang terdiri dari 250 puisi 2.0 yang berkisah tentang banyak hal. Seperti orang bernapas, begitu mengalir udara bebas keluar masuk dan berirama,  namun tidak banyak dirasakan oleh orang, namun tercatat indah dalam untai puisi Efrizal. Maka tulisan indah yang disusun dengan bangunan kata yang tidak lebih 20 kata ini menjadi sebuah tuturan kisah hidup atau gambaran langkah kehidupan pada moment kejadian tertentu.

          Begitu sederhana, hal yang ditemuinya sehari-hari jika ditulis dalam bentuk puisi akan menjadi kisah hidup, walau bukan seperti buku harian atau otobiografi. Seperti layaknya orang berjalan Efrizal begitu menikmati hidup dengan menangkap berbagai moment di sekitarnya. Seperti dalam 2 puisinya di awal buku ini Mata Pena Bicara. Seolah menegaskan bahwa dari mulut yang terdiam atau telinga yang tertutup, namun mata pena bisa berkisah banyak hal. Dari sini maka mengalirlah kisah selanjutnya begitu lancar.

          Ratusan judul puisinya menggambarkan kejeliannya berkisah...walau dalam judul yang sama namun ada sisi lain yang dikisahkannya. Mata Pena Bicara, dan Dentingan masing-masing diceritakan dalam 2 puisi yang berbeda, Laskar Sosial  1,2 , Bika 1, 2  dan Dendang 1, 2, seolah menggambarkan asal penulis dalam judul puisinya Pariaman Kota Tabuik. Di saat Ramadhan 1444 H tiba maka lebih dari selusin puisi menggambarkan suasana ramadhan tersebut di bagian akhir buku ini.

          Itulah kisah IMAGINASI seseorang terhadap satu objek atau peristiwa sekitarnya. Dan berikut ini adalah kupasan tentang Imaginasi oleh Sang Pengagas Puisi 2.0 Dr. Endang Kasupardi, M/.Pd dalam kata pengantarnya pada buku “Mata Pena Bicara.”Semoga menginspirasi. Aamiin. Selamat mncermati.  

 

GERAK IMAJINASI DALAM PUISI

Oleh : Endang Kasupardi

 

Imajinasi tidak hanya kekuatan berpikir tapi ada ruh rasa yang mengisi pikiran. Sehingga pikir memiliki kekuatan rasa. Secara teori Imajinasi adalah daya pikir untuk membayangkan atau menciptakan gambar kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang. Maka, definisi ini akan terasa hanya ada kulitnya saja tanpa isi yang bergizi bagi keseluruhan makna imajinasi.

Imajinasi dalam puisi mengokohkan Puisi sebagai karya sastra tulis dan lisan yang di dalamnya berisikan pikiran, perasaan, pesan, dan imajinasi penyair.

Imajinasi tidak perlu dibatasi panjang pendeknya sebuah tulisan, sebab tulisan yang sudah lengkap dengan pikiran dan perasaan, sekalipun pendek memiliki gema dan makna yang menyentuh ketinggian, dan mengakar pada kedalaman.

Paling tidak, puisi 2.0 pada buku ini sebanyak 250 buah, berusaha dan bekerja keras mencapai imajinasi dalam puisi ini.

Puisi di bawah  ini misalnya, gerak imajinasi sudah jelas dan arah pun sudah ditunjukkan. Kita simak

 

MATA PENA BICARA. 1

 

walau mulut diam

telinga selalu mendengar

walau diri kaku

mata selalu mengawasi

walau membisu

hati tidak bungkam

mata pena bicara

 

Puisi yang berjudul mata pena bicara 1 ini sudah memasukan imajinasi jiwa dan raga.

 

Raga diimajinasikan sebagai sebuah kekakuan atau kita sebut Patung. Namun ditengah mematung ini, ruh tetap berfungsi, berjalan sebagaimana mestinya.

Mulut kaku, tapi ia masih menyimpan apa yang akan dibicarakan, telinga kaku tapi masih mendengarkan, seluruh badan kaku tapi fungsi ruhnya tetap berjalan dan mencari celah untuk dituangkan dan ia berimajinasi kemudian menuangkan pada mata pena yang mewakili dirinya.

Imajinasi ini kemudian menjadi penting karena kemudian akan melahirkan berbagai perumpamaan yang tidak mengibaratkan dirinya sendiri dalam mengungkapkan isi pikiran dan perasaan.

250 puisi 2.0 pada buku ini menggambarkan imajinasi sudah bekerja, tinggal menguatkan imajinasina sebagai milik penulis pada buku ini.

Selamat bung Efrizal,

 

Garut, Medio Mei 2023

 

Dr. ENDANG KASUPARDI, M.Pd

Pemerhati Budaya, Bahasa, Sastra, dan Penggagas Puisi 2.0


Blitar, 23 Desember 2023

Salam

HARIYANTO

Jumat, 22 Desember 2023

Belajar dari Kata Pengantar (2) KISAH BUKU LARON CAK ININ YANG INSPIRATIF


KISAH BUKU LARON CAK ININ YANG INSPIRATIF

 

 

Oleh : Hariyanto

          Belajar dari sebuah kata pengantar buku bisa menambah wawasan pada bidang keilmuan tertentu. Pada kesempatan ini penulis ingin mengajak pembaca memahami lebih dalam tentang “puisi 2,0” dari kata pengantar Sang Penggagas Puisi 2.0 dalam mengantar buku “LARON,” karya Cak Inin Mukminin. Ada kesamaan dari kedua orang tersebut yakni penulis buku adalah seorang guru SMP di Lamongan, Bapak Endang Kasupardi juga seorang guru di Garut.  Karena mereka juga seorang guru penulis, bisa disebut dengan istilah teacherwriter.

          Cak Inin ini salah satu contoh penulis yang gigih dalam belajar sesuatu, termasuk puisi 2.0 ini. Di usia 57 tahun beliau menulis 57 puisi 2.0 yang diberinya judul “LARON.” Bagaimana beliau mampu menuliskan semua itu, perjuangannya dapat dikatakan luar biasa. Karena sesungguhnya beliau belajar semua itu dari membaca artikel blog pribadi saya’ hariyanto.17.blogspot.com’ yang saya beri nama blognya “Pendidikan dan Literasi.” Ketika itu saya selalu menuliskan pengalaman belajar menulis puisi 2.0 dari waktu-kewaktu selama hampir 3 bulan. Beliau selalu membaca dan memberikan komentar, hingga satu saat saya berhasil mengumpulkan naskah puisi 2.0 sebanyak 200 buah. Beliau pun berkomentar bahwa dirinya benar-benar sudah terkena virus literasi puisi 2.0 dan ingin juga menulis buku ; sehingga terwujudlah buku “LARON” tersebut.

          Karena itu beliau juga saya abadikan dalam tulisan saya di blog sebagai “Penulis yang Inspiratif.” Buku saya akhirnya terbit dengan judul “Merakit Asa,” buku beliau terbit dengan judul ‘”LARON,” dalam waktu hampir bersamaan yaitu di awal tahun 2022. Hubungan kami selama ini sangat baik karena selalu bekerjasama dalam menulis buku antologi puisi 2.0 secara rutin setiap tahunnya.

          Kembali pada bahasan ini, sejatinya kata pengantar dalam buku “LARON’” adalah mirip penjelasan seorang guru atau dosen yang sedang memberikan teorinya. Karena itu bagi pembaca yang sedang mempelajari hal menulis puisi 2.0 sangat relevan membacanya sampai tuntas. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.

PUISI LOGIKA

Endang Kasupardi,

 

Ini hanya awal pembicaraan mengenai puisi 2.0.

Sebuah penelitian dengan masalah penelitian tentang pembelajaran puisi menjadi topik mendasar sehingga jelas terlihat lapangan masalah yang akan menjadi bahasan.

Pada awalnya, Puisi 2.0 adalah sebuah pemikiran tentang bagaimana memberikan pembelajaran puisi pada siswa SMP, agar mereka mampu membuat puisi dengan fokus berbeda antara siswa satu dan lainnya. Hanya itu. Alasan tersebut berdasar pada keseragaman tema puisi yang dibuat siswa secara umum, hanya berkisar tentang sosok ibu, sosok bapak,  membantu orang tua, dan jasa guru.

Kisaran pembelajaran puisi seperti itu, hanya mengembangkan rasa yang dimiliki siswa. Sementara pengetahuan, dan keterampilan, sering terabaikan. Padahal tema lain yang bisa menjadi sumber penyusunan puisi masih banyak dan berada disekitar siswa itu sendiri.

Berbagai pemikiran mendasar belajar puisi bagi siswa menjadi kajian, identifikasi, dan permenungan, agar cara siswa memahami, mampu menyusun puisi dapat dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.

Kemudian membuat perbandingan dengan puisi yang terdapat pada buku sumber, sungguh memiliki kualitas yang entah berapa lama siswa menghasilkan karya sebagus dalam buku sumber tersebut.

Berawal dari kualitas tentang penyusunan puisi, kemudian panjang pendeknya, dan identifikasi lain menjadi pertimbangan sehingga pada akhirnya, harus ada pembatasan jumlah kata bagi mereka para pembelajar, fokus bahasan pun harua menjadi pilihan, dan menetapkan gaya bahasa yang akan digunakan, serta ungkapan dari logika objek pada rasa yang dituangkan.

Pertimbangan itulah, yang kemudian menjadi type-type saat menyusun puisi 2.0.

Kemudian hari puisi 2.0 tidak hanya perlu dipahami oleh siswa sebagai subjek pembelajaran, namun jiga bagi guri sebagai pengelola kelas dalam pembelajaran.

Puisi 2.0 menjadi dasar pemahaman siswa dan guru untuk menyusun puisi yang berkualitas dan panjang seperti dalam buku sumber pelajaran.

Kini puisi 2.0 sudah berkembang dan banyak digemari karena singkat dan fokus tanpa menyita waktu untuk mengedit, dan hal lain.

Seperti puisi karya Cak Inin berikut ini;

 

LARON

 

ribuan Laron

beterbangan

berebut cahaya

rela sayapnya tercerabut

jatuh

sujud

 

Rumah Syiar Tlanak, 1211202.20.37

Karya : Cak Inin Mukminin

Puisi yang sudah bagus dan fokus. Menggambarkan tentang seekor Laron yang terbang memburu cahaya. Dekat. Ada disekitar cahaya. Lalu sayapnya jatuh.

Puisi yang fokus pada satu objek. Tidak hanya ungkapan, tapi dapat dibuktikan. Sebenarnya seperti itu. Tapi, saat disusun menjadi sebuah puisi kita seolah dibawa pada kenyataan untuk dimaknai. Puisi yang bagus, kalimat yang disusun sudah membawa pembacanya untuk merenung tentang Kuasa Allah SWT.

Maka, melalui tulisan ini, saya mendukung dan bahagia, karena penulis sudah menunjukkan kualitas dengan bahasa logika melalui P2.0.

Saya pun merasa terharu. Terima kasih pada penulis yang sudah mampu mewujudkan keseriusannya dalam menulis Puisi 2.0.

Akhirnya, saya harua mengucaokam selamat pada Cak Inin, teruslah berkarya, dan bahagia.

Bagi pembaca, saya pun merekomendasikan agar buku ini selain untuk dinikmati juga akan menjadi sarana instrospeksi tentang kehidupan dan pembelajaran.

Terima kasih.

 

Dr. Endang Kasupardi, M.Pd.

(Penggagas Puisi 2.0)

 

 

Blitar, 22 Desember 2022

Salam

HARIYANTO

 

# teriring ucapan SELAMAT HARI IBU, semoga para ibu selalu berbahagia. Aamiin.