Minggu, 31 Januari 2021

Kartini

Kartini

Pembela Bangsa

Pembela Kaum Wanita

Pahlawan emansipasi dari Indonesia

.

Keputrian

Ketrampilan Perempuan

Diperjuangkan  sepenuh hati

Sepenuh hidup hadapi ketidakberdayaan

.


.


 

Puisi Kisah Perjalanan

 

Perjalanan hidup manusia mengurai waktu

Menapak kaki menuju satu arah

Yang  kadang terseok ke kanan kiri, jatuh

.

Senyum tawa, sedih bahagia dan tangisan

Menghias tapak kaki

Bersama langit biru dan awan putihnya

.

Seperti pengembara membawa tongkat

Menapaki takdirnya menyusuri lembah waktu

Menuju kefanaan

.

Kepenatan terasa

Mengurai langkah dan melipat waktu

Setiap pagi dan petang

.

Sudah cukupkah langkah menemukan bekal

Seteguk air menuju  pohon yang mulai tampak

Atau jangan-jangan  fatamorgana ?

.

Perjalanan untuk meneguk air

Membawanya ke sebuah telaga

Di balik pohon seperti yang dikenalnya

.

Sudahkah aku membawa bekal terbaik persembahan

Bersama jejak-jejak suci

Bagi-Nya

.

Seorang lelaki  ditemukan tersenyum

Tidak sadarkan diri dalam perjalanan singkatnya

Di bawah pohon keabadian.

 

Blitar, 30 Januari 2021

Jumat, 29 Januari 2021

Sedihnya Anak dalam PJJ dan Solusinya



Dampak dari Pembelajaran Jarak Jauh adalah kebingungan banyak pihak untuk menghadapinya karena berbagai hal. Pertama, jika situasi ini baru, maka strategi dan langkahnya mesti baru. Kedua , peralatan atau media sebagai pendukung PJJ seperti android tidak ada, atau kurang begitu menguasainya, ketiga keterbatasan akses internet, keempat kurang kesiapan orangtua menjadi guru di rumahnya.

Dalam sebuah Webinar yang diselenggarakan oleh KPC Pen dan Kominfo, serta Siberkreasi  Jumat, 29 Januari 2021 dengan tema : Tantangan dan Solusi Menghadapi PJJ,  dengan penyaji Liza M Djaprie seorang Psikologo Klinis dan Om Jay. Dalam kesempatan tersebut penyaji pertama menyajikan dampak sisi psikologi seorang anak. Penyaji kedua memberikan solusi dari sisi pemecahan pembelajaran seorang guru.

Dari sisi anak, dampak yang dihadapi di seluruh dunia saat ini adalah kodratnya tidak bisa jauh lebih berat untuk anak-anak. Tentu saja PJJ saat ini karena adanya Pandemi Covid 19 menjadikan belajar berjarak. Belajar dari rumah, dan itu memberikan efek luar biasa pada jiwa anak. Bagaimana pun juga anak masih banyak memerlukan bimbingan dengan jarak dekat.

Mengapa begitu ? Inilah alasannya

• Fase kanak-kanak adalah fase bermain, eksplorasi, melatih

kemampuan sosial serta mengalami banyak hal secara

langsung (direct experience) untuk tabungan di masa depan

• Kemampuan analisa serta verbal anak yang mungkin terbatas

• Anak belum memiliki kemampuan regulasi stress yang baik

• Anak masih sangat bergantung pada lingkungan

• Anak adalah ‘penyerap lingkungan’ yang baik

Betapa menyedihkannya apabila PJJ membuat anak tidak bisa bebas bermain lagi, diam di rumah dan hanya ditemani televisi dengan sajian yang kurang pas dengan dirinya. Betapa kasihan jika PJJ membuat anak sendirian di rumah karena kedua orangtuanya sibuk bekerja. Betapa sedihnya jika anak diberikan adroid canggih yang dilepas begitu saja tanpa bimbingan.

Solusinya agar anak tidak sedih adalah membangun kerjasama antara guru dan orangtua untuk satu tujuan pembelajaran PJJ  yang menyenangkan. Buat anak selalu senang, tetapi tetap belajar bertanggung jawab, bekerja sama, bermain dengan belajar. Orangtua di rumah juga sebagai guru, demikian harapan Ki Hajar Dewantara.  Selanjutnya dalam webinar itu disarankan langkah yang bisa dilakukan antara lain :

FOKUS : Kecerdasan Sosial dan Kecerdasan Emosional

o Buat komunikasi menjadi kebiasaan yang mengakar kuat di keluarga

o Kenalkan pada anak konsep BERSEPAKAT serta BERTANGGUNG

JAWAB

o Bantu anak untuk mengenali emosi sehingga mampu mengelolanya

dengan bijak

o Gunakan teknik Tarik-Ulur

o Buat rutinitas yang jelas & jalankan dengan tegas namun fleksibel

o Seimbangkan 3 komponen : Work (School) – Love – Play

o Tetap jalankan aktifitas fisik serta pola makan sehat

Hal-Hal Yang Bisa Dilakukan

o Jika memungkinkan beraktifitas di alam terbuka

o Pastikan waktu istirahat yang mencukupi

o Bantu anak untuk tetap berhubungan dengan yang lain secara

daring

o Sepakati tanggung jawab yang bisa dilakukan oleh anak

o Bersama anak latihan melihat segala sesuatu dari perspektif yang

optimistik serta obyektif

o Sesuaikan ekspektansi dengan realita yang ada saat ini

o Fokus pada hal-hal yang lebih simpel namun bermakna

o Ijinkan anak mengalami kegagalan

Penyaji kedua adalah Om Jay sebutan dari guru juga blogger ternama, juga salah satu pengurus PGRI pusat lebih menekankan pada bahasan untuk guru agar lebih kreatif. Penyajian materi yang direncanakan dengan baik, evaluasi setiap saat dan feed back, urutan pembelajaran PJJ harus tetap dilakukan. Di samping itu penggunaan berbagai media pembelajaran, walaupun saat ini WA yang sering dipakai juga dijelaskan lengkap. Tentu saja penjelasan dengan waktu terbatas tidak bisa disampaikan keseluruhannya. Penjelasan sesungguhnya sebetulnya ada dalam buku beliau yang berjudul :

Agar PJJ Tak Lagi Membosankan. Buku tersebut dilengkapi dengan materi yang padat dilengkapi link sumbernya termasuk You Tube yang pernah di Seminarkan secara Virtual pada Oktober 2020 lalu.

Kalau disimak dengan sungguh-sungguh maka sajian webinar siang itu sangat bermanfaat, walau pun dengan keterbatasan waktu. Bagi pembaca yang ingin mengikuti jalannya acara itu dapat menonton tayangan You Tube dengan link di bawah tulisan ini,

Semoga bermanfaat . Aamiin

 

Blitar, 29 Januari 2021 


Kamis, 28 Januari 2021

PJJ ; Guru Bebas Kolaborasi

 





Di saat Pandemi Covid 19 ini dunia pendidikan sibuk dengan usaha Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan melibatkan banyak pihak, guru, siswa dan orangtua. Terjadilah banyak kebingungan dalam pelaksanaannya, karena seperti menghadapi situasi baru yaitu belajar secara daring (dalam jaringan) menggunakan alat tehnologi.  Bahkan juga dengan luring (luar jaringan) karena tidak ada jaringan internet, serta campuran antara daring dan luring.

Belajar mengenai PJJ kadang kita salah menafsirkan sebagai belajar yang terpisah oleh jarak saja. Padahal  ada kelanjutannya dengan dijembati media untuk pembelajaran, termasuk usaha pertemuan dengan siswa dan orangtua dengan protokol kesehatan dalam kurun waktu tertentu.

Ciri PJJ menurut salah satu pendapat ahlinya :

1) Guru dan siswa terpisah oleh jarak (sering di anggap ciri satu-satunya)

2) PJJ berbeda dengan pendidikan informal, otodidak atau belajar sendiri. PJJ

mempersyaratkan adanya pengelola proses pembelajaran.

3) Penggunaan media sebagai perantara yang mempertemukan guru dengan peserta didik dan membawa isi pembelajaran.

4) PJJ menggunakan sarana komunikasi dua arah.

5) PJJ meski terpisah jarak, namun memungkinkan dalam kesempatan tertentu untuk bertemu (konsultasi, tutorial dll)

6) PJJ merupakan proses yang panjang: mulai dari  mendesain, mengembangkan, memproduksi, mendistribusikan,  memfasilitasi pembelajaran, memberikan feedback, memperbaiki rancangan dst.

7)PJJ menjadi alternatif bagi negara berkembang untuk meningkatkan akses, partisipasi serta pemerataan kesempatan dalam pendidikan. 

( Atwi Suparman, Pendidikan Jarak Jauh, Teori dan Praktek, 2004)

Kesimpulannya : Pembelajaran jarak jauh dilakukan oleh peserta didik dengan bantuan media, perangkat ajar dan sumber  belajar yang dibutuhkan, serta pendampingan orangtua atau orang dewasa untuk memfasilitasi interaksi peserta didik dengan guru.

Ada kata kunci yang penting adalah terpadunya media,dan pendampingan orangtua, siswa dan guru. Titik pertemuan itu bisa sukses jika ada gerakan, bebas belajar, bebas membelajarkan, bebar berkreasi, bebas berinovasi

Dalam situasi baru saat ini kebebasan itu ditanggapi dengan baik oleh kemendikbud dengan istilah “merdeka belajar.” Guru bebas berkreasi, bebas menilai, bebas memadu kerjasama dengan orangtua dan berbagai pihak untuk satu tujuan kesuksesan siswa/anak dalam belajar. 

Sudahkah kita sebagai guru, siswa dan orangtua merasa bebas saat ini ?

 

Blitar, 28 Januari 2021

Rabu, 27 Januari 2021

Menulis dan Membacalah untuk Literasi Berimbang

 


Menulis atau membaca, seolah judul ini sebagai kata perintah yang ambigu dan membingungkan. Tetapi kita sebagai guru atau orang tua tentu akan mudah menghubungkan benang merahnya , yaitu kaitan erat keduanya. Menulis setelah membaca.  Rajin membaca, maka akan rajin menulis. Biasa membaca tentu akan pandai menulis. Bukankan pembelajaran Bahasa Indonesia dan bahasa lainnya selalu memberikan materi dalam sedikitnya 4 : membaca, menyimak, menulis, bercerita.

Kita berbicara mengenai literasi, dan gerakan literasi sekolah (GLS) di SD kami. GLS SDN Turi 1 kota Blitar kami beri nama “Berseri”, dengan arti  Berliterasi – Sopan – Eksotis – Rapi – Indah.  Ini adalah sesuai dengan branding sekolah kami, yang menggabungkan literasi dengan karakter mulia, serta berwawasan lingkungan, agar sekolah juga terlihat eksotis, rapi dan indah dengan tanaman pelindung dan bunga-bunga.

Literasi dalam pengertian saat ini menulis , Kemendikbud juga pernah mengeluarkan modul GLS berjudul “ Menulis untuk Kesenangan.”

Harapannya dapat diimplementasikan dengan optimal oleh warga sekolah, terutama, untuk membumikan penerapan enam literasi dasar, yaitu literasi baca-tulis, numerasi, literasi sains, finansial, digital, serta literasi budaya dan kewargaan peserta didik kita. Itu terbitan tahun 2018.

            Saat ini tahun 2020. Kembali Kemendikbud mengeluarkan kebijakan adanya AN (Assesment Nasional) yang di dalamnya mengukur 3 hal Literasi Bahasa dan Numerasi, Survey Karakter dan Survey Kesiapan Sekolah. Literasi menemukan momentumnya kembali. Ayo kita mulai baik membaca maupun menulis.

            “Penulis yang baik, karena ia menjadi pembaca yang baik.”- Hernowo

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”- Pramoedya Ananta Toer

Menulis adalah kecakapan hidup yang penting.  Keterampilan menulis tidak hanya dibutuhkan dalam lapangan pekerjaan, namun juga dalam kehidupan sosial. Menulis merupakan kecakapan hidup abad ke-21. dapat berkomunikasi dengan efektif.

            Bagaimana membelajarakan menulis ke siswa dalam situasi Pandemi Covid 19 seperti ini. Sekali lagi Kemendikbud melalui Direktorat Pendidikan Dasar menerbit modul Literasi yang sangat bagus untuk pedoman belajar siswa. Ada tiga modul : untuk siswa, pedoman guru, dan pedoman orang tua. Modul itu dapat didownload atau di lihat di laman : http://ditpsd.kemdikbud.go.id/direktori

 Intinya melatih menulis kepada siswa diawali dengan kegiatan membaca.  Misal kelas satu menulis 5 kata, kelas 2 menulis  10 kata  dan seterusnya setiap hari. Hal itu bisa dilakukan dengan menulis pada jurnal siswa masing-masing. Itu sudah ada panduannya tinggal melaksanakannya dengan modul yang sangat lengkap, berisi petunjuk siswa, berapa menit, proyek apa saja, ditulis seperti apa. Semua bisa dilihat atau diadaptasi dari modul yang bisa diunggah dari laman Direktorat Pendidikan Dasar. 

Untuk GLS dimasa seperti ini tentu menjadi sulit melatih siswa menulis dengan pengawasan langsung oleh guru. Sehingga modul tersebut disediakan juga untuk orang tua, sehingga ada tindakan orangtua secara benar. Namun di lapangan kadang orangtua tidak ada di rumah karena bekerja, sehingga bagi sekolah menggunakan form menjadi pilihan efekif. Monggo dicoba, dan usahakan saling bekerja sama diantara semua guru, bahkan diantara sesama sekolah sekitar, atau bahkan saat ini bisa dengan sekolah yang sudah sukses melaksanakan. Internet telah menghilangkan batasan jarak dan ruang waktu, tergantung kesepakatan. Itulah indahnya kolaborasi yang diharapkan hadir dan hidup di zaman serba canggih ini.

            Semoga GLS di sekolah kita semua berjalan sukses. Aamiin. Salam literasi.

 

 

@Blitar, 27 Januari 2021



@Blitar, 27 Januari 2021

Senin, 25 Januari 2021

Bismillah Program GLS Turi 1 Berseri Dimulai




A.       Pengertian

Literasi sekolah dalam konteks Gerakan Literasi Sekolah (GLS) adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis dan/atau berbicara.

Tujuan dari GLS secara umum adalah untuk menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam GLS agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. Sasaran GLS yaitu Pendidik, Kepala Sekolah, Tenaga Kependidikan di SD, dan Peserta Didik. Di Tahun 2021 ini kami seluruh Guru dan Tenaga Kependidikan bekerja sama dengan paguyuban dan Komite sekolah bertekad  memulai program Gerakan Literasi Sekolah Turi 1 Berseri. Arti Berseri disini adalah sesuai dengan “branding sekolah” yang artinya Berliterasi – Sopan – Eksotis – Rapi – Indah.  Berseri Ber juga diartikan  : Berprestasi, Berakhlak Mulia, Berwawasan Lingkungan.

 

B.       Tahapan Pelaksanaan GLS  TURI 1 BERSERI

1.      Penumbuhan minat baca melalui kegiatan membaca 15 menit (Permendikbud No 23 Tahun 2015) melalui pembiasaan.

2.      Meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan, melalui pengembangan. ( Buku Non Pelajaran)

3.      Meningkatkan kemampuan literasi di semua mata pelajaran melalui pembelajaran. ( Buku Pelajaran)

 

C.       Langkah-langkah Kegiatan

1.      Membaca 15 menit sebelum pelajaran dimulai

a.       Membaca nyaring, Guru/Pustakawan/Kepala SD/Relawan membacakan buku/bahan bacaan dengan nyaring (isi format catatan Guru setelah membacakan buku/bahan bacaan).

b.      Membaca dalam hati, kegiatan membaca 15 menit diberikan kepada peserta didik tanpa gangguan (isi format catatan peserta didik setelah membaca dalam hati)

2.      Menata sarana dan lingkungan kaya literasi seperti Perpustakaan SD, sudut baca kelas, area baca, UKS, kantin, dan kebun sekolah.

3.      Menciptakan lingkungan kaya teks.

4.      Memilih buku bacaan di SD. Dalam situasi Pandemi Covid 19 siswa diperkenankan pinjam buku ke Perpustakaan Sekolah seminggu sekali. Siswa juga disediakan bacaan non pelajaran, dongeng dan lainnya yang bisa diakses dari WEB Sekolah yaitu  : https://sdnturi01.blogspot.com/2021/01/tahun-2021-ayo-kita-mulai-gerakan.html

5.      Keterlibatan publik. Jadi keberhasilan GLS Turi 1 Berseri memerlukan kerjasama dari semua pihak, terutama yang berkaitan dengan sekolah dan anak-anak.  (Kelurahan, Komite, Perpustakaan Daerah, BUMN sekitar sekolah dsb)

 

D.      Pembentukan Tim Literasi Sekolah

1.      Anggota Komite Sekolah

2.      Orangtua Murid/Wali Murid

3.      Pustakawan dan Tenaga Kependidikan

4.      Guru Kelas, Guru Mata Pelajaran lain

5.      Relawan Literasi/Elemen Masyarakat lain

 

E.     Pelaksanaan secara umum :  Dalam situasi Pandemi ini pelaksanaan GLS Turi Berseri akan dilaksanakan secara daring, siswa membaca di rumah baik membaca secara langsung bukunya maupun melalui web sekolah. Setelah membaca siswa diharapkan mengisi ke form, tentang judul buku , pengarang dan jumlah berapa halaman yang sudah dibaca. Dan ada catatan hal menarik yang dibaca.

Form akan diberikan setiap hari dengan jadwal  :

Senin, Selasa, Rabu, Kamis  : Membaca buku non pelajaran.

Jumat   : survey Karakter

CATATAN ; JADWAL SEWAKTU-WAKTU BISA BERUBAH

“ Semoga Gerakan Literasi Turi 1 Berseri dapat terwujud. Mohon dukungan dan kerjasama semua guru dan siswa serta paguyuban,  Aamiin. “

                                                                       Blitar, 25 Januari  2021

  

Jumat, 22 Januari 2021

Menghindari Bencana dengan 5 Cara Agama

 


Bencana Alam merupakan satu hal yang selalu berdampingan dengan manusia dan karenanya menimbulkan berbagai tanggapan terhadapnya. BNPB mencatat sebanyak 185 bencana terjadi sepanjang 1 hingga 21 Januari 2021. Bencana hidrometeorologi masih mendominasi jumlah bencana hingga minggu keempat Januari tahun ini.  Bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor dan puting beliung mendominasi kejadian bencana. Seperti Ebiet G. Ade yang menyanyikan syair lagunya “ Mengapa di tanahku terjadi bencana? Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita.Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa. Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang.”

Kita masih bersyukur seperti dalam lirik lagu di atas masih dikaitkan dengan Tuhan, tentu sebaliknya kita tidak mengharap sebaliknya. Karena dalam satu kejadian bencana, kadang ada orang tetap menganalisa dengan keberadaan hukum alam semata, sebab akibat dalam putaran logika. Dan tidak ada kaitannya dengan doa. Seolah tidak ada pendekatan keagamaan yang boleh dikaitkan dengan adanya musibah bencana. Padahal sebenarnya akibat bencana adalah tekanan batin dan kejiwaan yang tergoncang. Tentu obat terampuhnya adalah berdoa dan berserah diri padaNya. Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rajiun. Itulah salah satu upaya dalam beragama.

Berikut sedikitnya ada 5 cara melalui agama disamping upaya pencegahan mitigasi bencana dll. Dari Republika, disebutkan bahwa ada lima cara agar penderitaan yang dialami umat manusia diangkat Allah SWT. 

Pertama, bertakwa kepada Allah SWT, yang maksudnya adalah seorang Muslim haruslah menjalankan apa yang diperintah Allah SWT. Ketaatan ini dilakukan dalam kondisi apapun termasuk saat sedang mengalami kesusahan. Kedua, adalah dengan berdoa. Ibn al-Qayyim mengatakan, "Doa adalah salah satu obat yang paling berguna. Doa adalah musuhnya malapetaka. Doa itu menyembuhkan, mencegah, dan mengangkat atau meredakan malapetaka. Ketiga, yakni perbanyak memohon ampun kepada Allah SWT. Memohon ampunan berarti memohon keamanan dari keadaan yang berkesusahan. Allah SWT berfirman: 

وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَأَنْتَ فِيهِمْ وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ "Tetapi Allah SWT tidak akan menghukum mereka, selama engkau (Muhammad) berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan menghukum mereka, sedang mereka (masih) memohon ampunan." (QS Al-Anfal: 33). 

Keempat, yaitu sholat dengan khusyu, sampai Allah SWT membebaskan dari bala. Hal ini sebagaimana kisah yang diriwayatkan Aisyah RA di mana saat itu terjadi gerhana yang membuat banyak orang ketakutan untuk melaksanakan sholat. Lalu Rasululullah menyerukan untuk melakukan sholat berjamaah.

Kelima, adalah bersedekah. Amalan ini menjadi hal terpenting yang dapat meringankan malapetaka yang menimpa seorang Muslim. Ibn al-Qayyim mengatakan, amalan sedekah ini bahkan bisa menghilangkan malapetaka dari orang yang tidak beriman dan pelaku kejahatan.

Marilah kita mengirimkan doa Al Fatihah untuk saudara-saudara kita diberbagai tempat di Tanah Air ini yang sedang dilanda bencana dan musibah. Semoga Allah segera memberikan jalan keluarnya. Aamiin.

 

@Blitar, 22 Januari 2021

 

Kamis, 21 Januari 2021

Pentigraf Buku Putih Antologi Wisata



Kerjasama sesama guru untuk menulis bersama sebuah buku yang dikenal dengan buku antologi ternyata mengasyikkan dan memperluas wawasan. Kerjasama kerennya disebut kolaborasi merupakan istilah ampuh yang bisa diterapkan untuk satu kebaikan. Di dalam kerjasama itu memiliki kesamaan tujuan, karena telah ditentukan temanya, juga dari sudut yang berbeda karena berbeda latar belakang dan asalnya. Apalagi kolaborasi saat ini menulis buku dengan tema : Wisata Sejarah atau Tempat Unik dari seluruh Nusantara.

Sudah beberapa kali saya mengikuti proyek menulis buku antologi. Jangan diasumsikan proyek pembangunan jalan yang ada dananya cukup, proyek disini yang misi tertentu dengan kumpulan orang bekerja sama kali ini proyek menulis buku. Yang ada  justru dananya cupet tapi menghasilkan karya besar. Dari jumlahnya sekitar 15 orang, 38 orang sampai diatas 100 orang pernah saya ikuti. Dari kerjasama dengan sesama guru sampai dosen yang bergelar doktor. Dari buku bergenre puisi, pentigraf, pantun, artikel, saya ikuti yang penting semua itu sesuai kemampuan dan latar pendidikan.

Kali ini saya ikut dan setor naskah sekitar akhir Desember 2020, dan tanggal 20 Januari 2021 belum genap sebulan buku sudah ada di tangan saya. Alhamdulillah, begitu cepatnya sebuah kolaborasi menghasilkan sebuah produk. Saya membayangkan beginilah ampuhnya suatu kerjasama dalam kebaikan. Tekanan pada kata kebaikan harus distabillo karena kerja sama yang keliru tujuannya bisa berbahaya. Bekerja sama dengan 30 orang tanpa pernah kenal langsung bahkan dari mana asalnya semua menyatu dalam menuliskan alam indah dari daerahnya masing-masing. Saya sendiri menuliskan wisata sejarah 3 tempat berkaitan Bung Karno di Kota Blitar. Buku ini dikuratori Rita Wati S.Com seorang Guru juga penulis aktif blog, saya kenal beliau melalui grup WA Belajar Menulis bersama Om Jay. Beliau juga penulis buku “25 Tutorial Tools Pembelajaran Daring dan Luring.” yang selalu sigap membantu sesama guru menulis, dan menerbitkannya menjadi buku. Buku bersampul putih ini merupakan karya antologiku yang ke-sebelasanlah. Anehnya dari sebelas karya itu satu yang ‘lose” yaitu buku solo. Nothing To Lose, Everything to Gain, barangkali beberapa karya antologi inilah saya berharap , bermimpi, berdoa semoga menjadi loncatan meraih karya lebih besar lagi : menulis buku solo. Aamiin.

                                               

@Blitar, 21 Januari 2021

# Terimakasih Bu Rita yang telah melibatkan saya dalam kolaborasi menulis antologi  “Pesona Nusantara.”  Pentigraf ini sekaligus laporan bahwa bukunya sudah saya terima kemarin 20 Januari 2021, bahkan hari ini buku itu sudah diserahkan   ke Ibu Kiky Deputy Produk Wisata dan MICE Kementrian Pariwisata.

#Wow .....lose, bak melihat dari tempat tinggi saja kita bisa melihat Keindahan Indonesia dari buku ini.

 





  

Rabu, 20 Januari 2021

Selayang Pandang Pentigraf dan Buku Bersampul Merah

 


Menulis pentigraf tidak bisa lepas dari aturan main seperti yang digariskan oleh penggagasnya Prof. Tengsoe Tjahjono, seorang Penyair dan Dosen Universitas Negeri  Surabaya.

Garis umum yang selama ini  penulis ketahui adalah pentigraf merupakan akronim dari Cerpen Tiga Paragraf. Lebih khusus lagi ciri tiga paragraf tersebut jumlah kata dibatasi paling banyak 210, ini dimaksudkan jika dituliskan cukup selembar kertas ukuran A4. Ceritanya dibuat seringkas mungkin dengan berbagai variasi alur, atau dialog yang juga dibatasi dengan  aturan satu kalimat langsung dianggap satu paragaraf.

Dalam group FB KPI (Pentigraf Kampung Indonesia), yang kini anggotanya lebih dari 2,7 ribu orang dibuat sejak 17 April 2016 ada aturannya sebagai berikut :

Group ini adalah group para penulis yang khusus menulis #pentigraf yaitu cerpen tiga paragraf. Pentigraf sebenarnya termasuk dalam kategori fiksi mini, hanya mininya dibatasi dengan konsep 3 paragraf:

Ciri-cirinya:

1. Panjang tulisan adalah 3 paragraf, Sekitar 210 kata.

2. Paragraf harus mengikuti pengertian paragraf yang benar. Satu paragraf, satu gagasan pokok.

3. Secara teknis penulisan di komputer: satu paragraf, satu kali ENTER.

4. Sebagai cerpen, pentigraf juga memiliki ciri-ciri narasi yaitu: a. ada alur (dalam alur ada konflik), b. ada tokoh yang menggerakkan alur, c. ada topik, persoalan yang dialami tokoh, d. ada latar (entah waktu, ruang, keadaan), entah latar fisik maupun latar rohani, d. selalu ada kejutan yang tak bisa diduga pembaca.

Demikian serba ringkas tentang pentigraf. Selamat berkarya.

Selain penjelasan mengenai pentigraf, ada beberapa hal yang harus dipatuhi oleh seluruh warga Kampung Pentigraf Indonesia saat mengunggah tulisan di group ini.

1. Tulisan yang diunggah hanya cerpen tiga paragraf, bukan tulisan lain.

2. Tidak boleh mengangkat tulisan yang berbau SARA, apalagi bernada provokasi.

3, Tidak boleh unggah jualan, jualan apa saja. Kecuali unggah buku-buku pentigraf karya sendiri sebagai wujud kreativitas yang pantas diapresiasi.

Siapa saja yang melanggar ketentuan tersebut akan dikeluarkan dari group dan di-block.

Terima kasih.

Seoul, 7 Juni 2016

Salam,

 

Berita gembiranya, kini sudah banyak guru yang pandai menulis pentigraf, baik di blog pribadi maupun blog umum, seperti Gurusiana. Bahkan banyak pula yang sudah menerbitkan kumpulan pentigrafnya.

 

Buku dengan sampul merah menyala, bergambar seorang lesu duduk bak terdakwa dalam kasus korupsi adalah buku kumpulan pentigraf bertema “korupsi”.   Judulnya “ Hanya Nol Koma Satu.” Buku  yang ditulis oleh 108 pentigrafis dan ada sebanyak 258 pentigraf menceritakan berbagai ragam bentuk korupsi di masyarakat.  Kitab ini lahir dalam rangka menyongsong ulang tahun ke 5 , lungstrum Kampung Pentigraf Indonesia.

 

Hebatnya.....( tidak menyombong lho!) dalam buku ini nama saya di dalamnya, sebagai salah satu pentigrafis, walau pun hanya melampirkan 1 karya pentigraf saja berjudul “KTP Sakti.” Ceritanya begini Akhir November 2020, seorang teman mengabarkan bahwa ada tawaran menulis bareng pentigraf di KPI, padahal deadlinenya tinggal beberapa hari. Penulis harus mengirimkan 4 karya pentigraf,.....saya pun mengirimkan 4 buah ternyata lolos 1 buah. Alhamdulillah dengan 1 karya pun nama saya bersandingkan dengan para pentigrafis terkenal  dari seluruh Indonesia, dan juga dari penemu pentigraf Prof. Tengsoe Tjahjono. Tahu rahasianya ?  Itu semua bermodalkan “KTP Sakti” milik saya. Dengan ini pula buku setebal 306 halaman itu terbit tidak sampai 2 bulan sudah sampai di tangan saya.

 

@Blitar, 20 Januari 2021



Selasa, 19 Januari 2021

Menjawab Tantangan Alur dan Penokohan

 

# SelasaBerbagi

               

Setelah melihat contoh tantangan dari Blog beliau Pak Sudomo saya berusaha mengikuti alur melalui tabel contohnya. Saya copas dan langsung saya isi “cerita” versi saya. Ternyata ceritanya bisa mengalir seolah mau terjadi di depan mata kisahnya. Cukup seru dan menarik ilmunya. Terimakasih Pak Sudomo yang telah berbagi ilmu hari ini.

Di tantangan pertama saya mengikuti saja tetapi tidak mengerjakan tugasnya, namun ilmu “premis” cukup mengesankan. Sehingga sekarang hampir di awal kisah saya berusaha membuat premis, yang seperti rangkuman tetapi cluenya masih disembunyikan.

Semoga tantangan kali ini tulisan tugas ini sesuai harapan “Pak Gurunya”. Aamiin.

 Alur/Plot #SelasaBerbagi

Unsur Alur/Plot          Uraian

Pengenalan Cerita     Sukardi, seorang Kepala Sekolah Dasar di kota kecil yang selalu ingin membuat sekolahnya maju dengan berbagai idenya.

Awal Konflik   Dalam satu rapat guru Sukardi membeberkan program baru gerakan literasi sekolah. Karena yang dihadapi banyak guru senior seperti Bu Tatik 2 tahun lagi pensiun langsung menyatakan tidak setuju. Guru lainnya tampak juga menunjukkan ketidak setujuan itu. Pak Broto yang tinggal 2 bulan pensiun tenang saja.

Menuju Konflik          Kepala Sekolah tetap bersikeras akan menjalankan programnya, tetapi sekali lagi dengan alasan usia dan tidak mampu IT Bu Tatik menentang keras. Guru muda seperti Bu Nani tidak mau berpendapat cenderung tidak mau karena segan dengan guru senior. Pandemi Corona juga dijadikan alasannya.

Konflik Memuncak atau Klimaks     Bu Tatik balik menuduh Kepala Sekolah sengaja membuat “sulit” guru dan membuat pusing guru yang sudah tua. Pak KS emosi dan meladeni tuduhan itu dengan mengatakan tidak beralasan. Rapat memanas dan terbelahlah dua kubu  di rapat itu yang menentang dan yang diam, dalam arti abstein.

Penyelesaian atau Ending    Pak Broto dengan bijaksana, memberikan jalan tengah agar kelasnya Bu Tatik yang tidak setuju untuk sementara tidak diberlakukan program itu.Pak Broto juga berusaha menjernihkan suasana akan pentingnya persatuan untuk memajukan sekolah. KS menerima dan tetap akan menjalankan GLS nya dengan pengecualian kelas 2 dengan walinya Bu Tatik

 

Penokohan

Tokoh

Nama Tokoh

Watak Tokoh

Protagonis

Sukardi

Kepala Sekolah SD yang idealis dengan banyak program barunya, selalu ingin membuat sekolah maju.

Antagonis

Bu Tatik

Guru senior yang tinggal 2 tahun lagi pensiun yang pendapatnya selalu ingin dituruti..

Tritagonis

Broto

Guru yang tinggal 2 bulan pensiun berwawasan luas, memberi solusi atas keributan

Figuran

Nani

Guru baru yang cenderung tidak berani berpendapat untuk ide kemajuan sekolahnya

 

Catatan dari suhu. ( saya copy dari blog beliau)

·         Watak tokoh bisa ditulis dengan satu atau lebih cara penokohan (analitik, penggambaran fisik dan perilaku tokoh, lingkungan tokoh, tata bahasa tokoh, jalan pikiran tokoh, atau penggambaran oleh orang lain);

·         Semakin lengkap watak dituliskan, akan semakin memudahkan dalam menjabarkan karakter dalam cerita pendek.

Demikian contoh jawaban tantangan dalam #SelasaBerbagi edisi 19 Januari 2021.

Semoga bermanfaat!


@Blitar, 19 Januari 2021