Tampilkan postingan dengan label literasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label literasi. Tampilkan semua postingan

Jumat, 09 April 2021

Ide Menulis : Bagaimana Menggalinya ?

 


Judul kuliah malam Rabu, 7 April 2021 Belajar Menulis Daring ,”Ide Menulis Bagi Guru.”    Dibawakan oleh     Wijaya Kusumah, S.Pd, M.Pd.   Beliau adalah seorang Teacher, Trainer, Writer, Motivator, Blogger, Fotografer, Father, Pembicara Seminar, Simposium, Workshop PTK dan TIK, Edupreneurship, Pendidikan Karakter Bangsa, Konsultan manajemen pendidikan, serta Praktisi ICT. Sering diundang di berbagai Seminar, Simposium, dan Workshop sebagai Pembicara/Narasumber di tingkat Nasional. Dirinya telah berkeliling hampir penjuru nusantara, karena menulis. Semua perjalanan itu ia selalu tuliskan di http://kompasiana.com/wijayalabs.

Omjay bersedia membantu para guru dalam Karya Tulis Ilmiah (KTI) online, dan beberapa Karya Tulis Ilmiah Omjay selalu masuk final di tingkat Nasional, dan berbagai prestasi telah diraihnya.

Untuk melihat foto kegiatannya dapat dilihat dan dibaca di blog http://wijayalabs.wordpress.com Hubungi via SMS : 0815 915 5515 atau kirimkan email ke wijayalabs@gmail.com atau klik hubungi omjay yg disediakan dalam blog ini, bila anda membutuhkan omjay sebagai pembicara atau Narasumber. Setidaknya data inilah cukup untuk mengenal beliau.

Malam itu beliau memaparkan bahwa ide itu penting dicari dan ditemukan. Dibutuhkan kepekaan dari seseorang untuk mempergunakan seluruh panca inderanya dalam menagkap suatu ide. Ide itu dapat ditemukan di sekliling kita. Jika seorang guru maka ide itu dapat ditemukan antara pada Kepala Sekolah, yang beliau pernah kagumi yaitu berjiwa penyayang dan mempunyai sifat seperti nabi dan mengayomi. Om Jay begitu julukan Wijaya Kusumah dibuat kagum kepada Kepala Sekolahnya sebagai pemimpin yang memiliki sifat kenabian seperti sidiq, tabligh, amanah, dan fathonah.

Ide juga bisa ditemukan melalui rekan kerja di sekolahnya. Beliau contohkan rekan kerja seorang guru Bahasa Indonesia bernama pak Ukim Komarudin. Beliaulah yang menggugah Om Jay untuk belajar menulis untuk pertama kalinya.  Seorang guru harus bisa  menulis, begitulah kata-kata  yang sangat memotivasi dan menginspirasiya hingga menggerakkan dirinya menjadi seorang penulis handal seperti saat ini.

Ide juga bisa didapat dari siswa sendiri. Pengalaman menemukan siswa yang bandel namun ternyata bisa berubah pada akhirnya. Karena siswa tersbut sukses menjadi seorang polisi dan menemuinya. Siswa tersebut terkesan dengan nasehat Om Jay bahwa untuk menjadi orang sukses di dunia dan akhirat, hendaknya selalu berdoa untuk kedua orang tuanya.

Ide juga bisa didapat dari keluarga kita sendiri.

Sebenarnya penjelasan Om Jay malam itu masih sangat berkaitan dengan pembahasan pada malam sebelumnya.. Intinya ide itu bisa diperoleh dari :

ü  Mendengar

ü  Melihat

ü  Mencium

ü  Mengecap

ü  Menyentuh

 

Penjelasan :

Mendengar (listen). Contoh: dalam perjalanan ke suatu tempat, kita mendengar percakapan tentang dampak kenaikan harga BBM. Maka kita bisa membuat tulisan yang berjudul: “Resahnya Kaum Susah

Melihat (look). Contoh: di lampu merah, kita melihat kaum fakir-miskin sedang meminta-minta.Maka kita bisa membuat tulisan yang berjudul: “Kepedulian Kita, Kebahagian Mereka

 

Mencium (smell). Contoh: masuk ke ruang pertemuan di sebuah hotel, langsung tercium bau wangi yang menyegarkan.

Maka kita bisa membuat tulisan yang berjudul: “Asah Ilmu Tak Lagi Membuat Jemu

Mengecap (taste). Contoh: saat berbuka puasa di warung tegal, cita-rasanya tak terkalahkan.

Maka kita bisa membuat tulisan yang berjudul: “Berbuka  Sehat, Berbuka Sederhana

 

Menyentuh (touch). Contoh: di dalam lingkungan sekolah, kita berpapasan dengan seorang pesuruh. Kita pun menyapa dan berjabat-tangan dengan pesuruh yang sudah mengabdi sekian lama. Genggaman tangannya yang kasar terasa lemah.

Maka kita bisa membuat tulisan yang berjudul:  Mereka yang Berjasa Tanpa Terasa

 

Bagaimana kita bisa mengolah ide dan menangkap ide, maka diperlukan kepekaan diri dan ketrampilan menulis. Hal itu dapat diperoleh dengan cara berlatih terus menerus. Artinya dilakukan dengan cara menulis dan menulis sesering mungkin. Bagi Om Jay yang sudah mahir menulis persoalam menangkap ide dari mana pun dengan cepat dapat diwujudkan menjadi tulisan. DI saat sakit sekalipun, yaitu saat beliau terinveksi virus Corona 19, justeru beliau berhasil menulis sebuah buku berjudul, “Awas Virus Corona Mengintai Anda.” Dimasa Pandemi juga berhasil menulis buku“Agar PJJ Tak Lagi Membosankan.” Semua itu berkat pengalaman dan ketrampilan yang sudah terasah. Semua itu berproses. Jadi tidak ada yang tiba-tiba

 

Setiap tulisan akan menemui takdirnya. Ada yang mempunyai banyak pembaca dan ada juga yang sedikit pembacanya. Om Jay berpesan kepada penulis pemula supaya tidak merasa sedih dan berkecil hati dengan tulisannya. Justru sebaliknya ini tantangan , jadikan tulisan kita dari yang biasa-biasa saja menjadi luar biasa.

Buku Om Jay, "Menulislah Setiap Hari dan Buktikan Apa Yang Terjadi," itu saja sudah menjadi petunjuk bahwa berdasarkan pengalaman beliau, menulis itu akan memberikan arti pada saatnya nanti. Beliau benar-benar telah mengalaminya. Berkat menulis beliau telah berkeliling Indonesia, bahkan sampai ke negeri Cina.

Saya bersyukur dapat bertemu dengan Om Jay dan bekerjasama, walau pun lewat dunia maya. Pertemuan saya dengan beliau pertama ketika  beliau mengadakan lomba blog nasional dalam rangka Bulan Bahasa dan Sumpah Pemuda 28 Oktober 2020. Itu membuat batu loncatan saya untuk menjadikan blog yang lama tidak terurus menjadi terisi kembali sampat saat ini. Pertemuan kedua, sekali lagi beliau mengadakan lomba blog untuk menulis buku di Februari 2021. Bekerja sama dengan YPTD (Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan) lomba ini benar-benar menghasilkan pemenang blog dalam arti mampu menulis selama 28 hari penuh setiap hari. Hasil tulisan di blog itu dijadikan satu , diolah dan diterbitkan menjadi buku ber ISBN. Alhamdulillah dalam kesempatan itu buku solo saya perdana dapat terbit melalui YPTD dan atas ide lomba Om Jay. Buku saya solo perdana berjudul ,” Menggerakkan Literasi Sekolah Mengangkat Martabat Siswa.” Alhamdulillah diberi pengantar oleh Om Jay. Terimakasih Om Jay.

Berbicara penggalian ide memang Om Jay jagonya. Siapa yang menemukan ide Belajar menulis lewat WA dan berhasil menelorkan puluhan penulis buku dari kegiatan itu. Om Jay. Dengan membawa bendera PGRI seolah Om Jay tidak pernah lelah menularkan virus menulisnya kepada ribuan guru seluruh Indonesia.  Bahkan obsesinya setiap guru memiliki blog ditargetkan sejuta blog. Itu semua dilakukan demi tersebarnya literasi dan demi lebih berdayanya guru. Salut akan ide-idenya Om Jay. Semoga mendapatkan Rahmat dari Allah SWT atas semua ide-idenya. Aamiin.

 

Hari / Tanggal             :  Rabu / 9 April 2021

Resume Ke                  :  2

Tema                            :  Ide Menulis Oleh Guru

Narasumber                 :  Wijaya Kusumah, M.Pd

Gelombang                  :  18

 Penulis                        :  Drs. Hariyanto

Minggu, 04 April 2021

Ingat Literasi Ingat Baca Yuk Baca



Saat-saat seperti ini, ingin rasanya menanamkan kebiasaan membaca itu kepada setiap siswa di sekolahku. Sayangnya kerja menumbuhkan kebiasaan baik itu, seperti membaca misalnya tidak bisa dilakukan secepatnya, kecuali dengan proses. Harus dilalui dengan sejumlah tahapan sedikitnya melatih sabar, melatih menggunakan waktu, melatih agar tidak bosan, melatih memilih bacaan, melatih mengerti isi bacaan, melatih manfaat membaca untuk kehidupan bahkan untuk belajarnya. SUngguh semua itu hanya bisa dilalui melalui sejumlah waktu, bisa memakan minggu, bulan bahkan tahun.

Gemas rasanya tangan ini seperti ingin cepat melihat hasilnya. Betapa melalui kecepatan membaca membuat siswa cepat menangkap makna. Cepat tahu arti, cepat mengerti, cepat memahami, dan akhirnya bisa mengartikan, menuliskan kembali, atau bahkan membelajarkan kepada sesama. Beberapa hal langsung bisa diterapkan untuk ketrampilan hidupnya.

Beberapa survey Nasional maupun internasional sudah terlalu sering kita dengar hasilnya, bahwa anak-anak kita masih rendah minat membacanya. Belum kebiasaannya, tetapi minatnya. Padahal sudah banyak ditemukan hubungan erat , antara pembentukan karakter dibalik kemampuan membacanya. Karakter untuk hidup di zamannya. Karakter untuk bisa bekerjsa sama dengan profesional, karakter untuk mencipta, bahkan untuk bekerja keras.

Upaya apa lagi yang akan kita berikan pada siswa kita seandainya kita guru ?

Sungguh amat disayangkan jika seorang guru tidak mengetahui "problem literasi" siswa saat ini. Sehingga kerap terjadi di sekolah beberapa guru "abai" terhadap program literasi. Mungkin literasi hanya dicantumkan dalam Permendikbud no. 23 Tahun 2015, sehingga tertumpuk berbagai macam agenda. Seperti istilahnya, pendidikan karakter yang tertumpuk di balik sejumlah mata pelajaran. Istilah kerennya "kurikulum ngumpet" atau hidden curriculum; memang tidaktertulis tetapi amat penting untuk dilaksanakan. Apalagi dalam penilaian karakter sering dipinggirkan hanya kepada guru Pendidikan Agama dan PPKn.

Literasi sekolah menjadi program yang terpinggirkan alias nomer dua. Masih beruntung jika ada lomba literasi sekolah, maka tiba-tiba prgram itu ada. Atau masih beruntung jika Kepala Sekolah mendukug program tersebut. Jika ada guru satu saja dan di dukung Kepala Sekolah maka program literasi bisa saja berjalan, dan ini banyak contoh dilapangan. Namun jika Kepala Sekolah tidak mendukungnya maka program ini biasanya selesai alias wassalam.

Program literasi membaca dan numerasi kini mencuat kembali setelah menjadi fokus dalam AKM (Assesment Kompetensi Minimal). Kedua hal ini ternyata dijadikan tolok ukur penguasaan siswa pada kempetensi minimum disekolahnya. Memang bukan bertujuan untuk menentukan lulus tidaknya siswa, tetapi capaian AKM menggambarkan sejumlah kompetensi yang benar-benar dikuasai siswa untuk bekal kehidupannya.

Literasi membaca didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks tertulis untuk mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia dan untuk dapat berkontribusi secara produktif kepada masyarakat. Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia.

Dasar dari gerakan literasi sekolah dan pencapaian AKM adalah sama yaitu memberikan bekal kemampuan siswa untuk membaca dan mengolah informasi secara benar. Disini literasi menemukan moment yang sangat penting untuk tetap dilaksanakan secara maksimal. Tidak boleh ragu, siswa harus segera mendapatkan "daya baca". Itu semua diawali dengan penumbuhan minat baca. Sudahkah bapak ibu guru menyediakan dan menfasilitasi buku bacaan cerita bagi mereka ?

Blitar, 4 April 2021

by. Hariyanto 

Jumat, 02 April 2021

Hasil Membaca Siswa Kamis 1 April 2021 : Selamat untuk 27 Siswa Rajin Membaca

 


Ini Anak-Anak Buku Karya Pak Guru, Maret 2021 : Judul Bukunya, " Menggerakkan Literasi Sekolah Mengangkat Martabat Siswa."



SALAM LITERASI

Terimakasih anak-anak, hari ini 27 anak masih rajin membaca. Siswa lainnya saya harap menyusul dan masuk ke daftar ini yaitu dengan cara mengisi formnya sehabis membaca buku cerita. Jangan lupa ya.

Oya. Kali ini SELAMAT untuk   Michael  Dheigo Pratama kelas 3  masih juara paling banyak membaca dengan jumlah halaman mencapai 67 lembar, Disusul Marchelin Bintari kelas 4 dengan 54 lembar, lalu Aurelia Calista Putri kelas 4 dengan 48 halaman dan Kharisma Aura Dewi kelas 4 dengan 47 halaman. Prestasi ini patut ditiru oleh semua siswa. Membacalah dengan senang hati. Maka semua akan berjalan dengan enak sekali. Bacalah dengan sebisa mungkin paham artinya dan jalan ceritanya, semakinlama semakin pintar kalian semua/

Semoga siswa di SDN Turi 1 kota Blitar ini tetap semangat membaca buku ya.

Semoga menjadi anak pintar, berbakti kepada kedua orangtua, dan Gurunya.  Aamiin


SALAM LITERASI

Tim GLS Turi Berseri

Ketua  Drs. Hariyanto


Kamis, 01 April 2021

BBB artinya Bukuku Baru Bati ( eh Tiba)


BBB alhamdulllah bukuku solo perdana baru tiba hari ini di sekolahku SDN Turi 1 Kota Blitar jam 10.00 an  pagi. Betapa bahagianya rasa hati ini. Sekian lama memendam harapan untuk bisa menulis buku sendiri alias solo. Hari ini karyaku berhasil di tangan. 

Terimakasih Pak Thamrin Dahlan dan timnya yang telah memfasilitasi penerbitan buku ini. Terimakasih Om Jay yang sudah mengadakan lomba menulis blog menjadi buku Februari 2021. Tanpa moment itu semua rasanya mustahil buku ini sampai terbit dan berada di tanganku saat ini.

Dengan halaman depan sampai xviii dan isi buku sampai 104 halaman, buku ini cukupan untuk dipandang. Tidak terlalu tipis dan tidak terlalu tebal. Pokoknya enak dipandang mata, apalagi covernya berwarna hijau dengan tema anak yang asyik membaca di alam bebas. Warna hijau adalah simbul alam bebas, di bawah jumantara, dan dikelilingi padang sawah serta sungai-sungai, atau bukit hijau, serta pepohonan rindang. Disanalah sang anak masih asyik membaca. Karena membaca adalah simbul literasi disamping menulis. Terima kasih Bang Ajinatha yang telah dengan sigap mempersiapkan cover cantiknya dengan gratisss tisss.  Istilah tambahan tisss tissss adalah istilah penekanan yang harus membuat orang percaya, betapa desain cantik cover ternyata dibuatkan secara gratis. Beliau adalah salah satu tim YPTD yang mendedikasikan diri dalam bidang disain cover. Semoga Allah membalasnya dengan hal yang lebih besar lagi. Aamiin.

Buku berjudul ," Menggerakkan Literasi Sekolah Mengangkat Martabat Siswa." (Mengawali di Masa Pandemi Covid 19) berisikan berbagai pengalaman KS dan Guru serta Pegiat litersi dalam menggerakkan Literasi Sekolah. Buku ini selain menampilkan kisah sukses juga memberikan dasar kuat untuk  menjalankan Gerakan Literasi Sekolah. 

Apalagi di masa Pandemi Covid 19 ini. Ketika pembelajaran diselenggarakan secara daring, maka usaha literasi pun banyak dilakukan dengan daring. Karena itu pengalaman ini dikemas dalam satu buku dan diharapkan secara mudah dapat diadopsi atau ATM (Amati, Tirukan, Modifikasi )  di tempat lainnya. 

Bagaimana caranya ? Sebenarnya sederhana. Ya semua diawali dengan cara sederhana. Ajak siswa pada tahapan lirerasi paling awal yaitu pembiasaan membaca. Disini penulis memraktekkan literasi dengan cara menyediakan 100 lebih bacaan  cerita anak bentuk digital. Siswa dapat melihat semua judul buku itu dan memilihnya untuk kemudian dimasukkan laporannya ke form. Tentang data diri dan judul buku serta jumlah halaman yang telah dibaca. Guru -guru ikut share link bacaan dan link form jurnalnya. Setiap hari Senin sampai Kamis kami lakukan sejak Februari 2021 kemarin. Walau pun naik turun jumlahnya namun ada kemajuan luar biasa pada akhirnya, Para siswa semakin kesini semakin banyak halaman buku yang dibacanya. Jika dulu banyak yang satu lembar, saat ini bisa mencapai 50 - 60 lembar. Saat ini memang masih terus pada tahap pembiasaan. Setelah ini kami masuk ke tahap selanjutnya yaitu pengembangan ; siswa dituintut berkarya.

Demikianlah Buku ini memberikan inspiriasi kepada GLS di sekolah. Buku ini pula banyak mengajarkan sesuai pengalaman pegiat literasi yaitu nilai kesabaran dan keuletan dalam mengelola GLS di sekolah. 

Saat ini buku ini ingin saya sebar ke banyak Guru dan KS serta pegiat literasi lainnya dengan cara mengajak menulis antologi tentang Menggerakkan Literasi Sekolah Mengangkat Martabat Bangsa.

Aturan tehnis menulsi antalogi yang akan ditutup tanggal 25 April 2021 ini ada disini.

Jika ingin masuk grup baru menulis antologi ini dapat ikuti link : https://chat.whatsapp.com/GfR8YEjwdHx1pb4SMGuXDl

Cukup mudah mengikutinya... Tuliskan pengalaman Bapak Ibu Guru dalam GLS di Sekolah masing-masing dalam naskah sepanjang 3 - 5 lembar ukuran A 4   font TNR 12, batas akhir 25 April 2021.

Niatkan tulisan ini untuk bisa memperkaya pengalaman diri dan dapat disebarkan ke sekolah lain nantinya.

Ayo segera daftarkan diri. Ditunggu naskahnya. 


Blitar, 1 April 2021

by. hariyanto






Rabu, 31 Maret 2021

Hasil Membaca Rabu 31 Maret 2021 : SELAMAT 34 Siswa Rajin Membaca !




 SALAM LITERASI

Sekali lagi selamat, setelah kemarin turun 18 Siswa saja Rajin Membaca, hari ini meningkat lagi menjadi 34 siswa. Ini belum terhitung 11 siswa kelas 1 yang membaca langsung dihadapan gurunya. Ya mereka membaca buku cerita bergambar. Mereka amenggunakan waktu 15 menit saja, jika dirasa kurang mereka bisa meneruskan membacanya di rumah masing-masing.

Begitulah kegiatan LITERASI di SDN Turi 1 Kota Blitar hari ini. Kegiatan seperti ini dilakukan setiap Hari Senin sampai Kamis. DI masa Pandemi Covid 18 ini sebagian besar kegiatan membaca buku cerita dilakukan secara on line. Siswa membaca buku digital berupa pdf dari web sekolah. Ada lebih dari 100 judul buku yang bisa dipilih bebas. Setelah membaca siswa mengisi form laporan kegiatan membaca. Berisikan nama, kelas, absen, judul buku, halaman awal dan akhir serta jumlah halaman yang dibaca. Ada beberapa siswa yang memilih meminjam buku verita di Perpustakaan Sekolah secara langsung untuk kemudian dibaca di rumah. Kegiatan ini sudah berlangsung sejak akhir Januari 2021 sampai saat ini. Data siswa yang membaca buku cerita terrekam dalam Drive. Hasil Kegiatan membacanya juga dilaporkan di WEB Sekolah.

Kegiatan seperti ini diharapkan dapat menumbuhkan minat membaca siswa, sehingga terbentuk karakter siswa rajin membaca buku dengan senang hati. 

Hari ini luar biasa ada 34 siswa Rajin Membaca yang telah direkam datanya di Drive. Siswa membaca menunjukkan kemajuan dalam hal jumlah halaman yang dibacanya semakin banyak. Hari ini muncul nama Diego Pratama kelas 3  paling banyak 54 halaman dibacanya, disusul  Chantika kelas 5 dengan 46 halaman, lalu Desta kelas 4 (45 halaman) lalu Safrina dan Raditya kelas 4 masing-masing 43 lembar, Aurel, Eva, Nabila lumayan antara 25 - 37 . SELAMAT ya Semuanya. Semoga semua menjadi siswa yang pintar dan selalu berbakti kepada Orangtua dan Gurunya. Aamiin

Sekian dulu laporan membacanya. Tetap semangat dan Rajin Membaca !


SALAM LITERASI

TIM GLS Turi Berseri

Ketua - Drs. Hariyanto

Menumbuhkan Jiwa Literasi Siswa Sejak Dini

 


Ketika Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di mulai,  jangan dilupakan memberi tugas membaca buku cerita 15 menit sebelum pembelajaran. Ini adalah tugas literasi. Ini pun masih tahap awal, yaitu tahap pembiasaan membaca untuk menumbuhkan minat baca. Seperti dalam Permendikbud No. 23 Tahun 2015. Lalu disusul dengan gerakannya di tahun 2016 dan seterusnya hingga kini, seolah mengisyaratkan “jangan pernah dilupakan tugas membiasakan siswa membaca buku cerita (non pelajaran).” Ini seperti remeh tapi bukan remehan, karena  bisa membentuk karakter siswa yang unggul nantinya.

Tugas seperti ini sudah dijelaskan dengan tuntas dalam peraturan tersebut yang sebenarnya menjadi salah satu permen yang mengatur Penumbuhan Budi Pekerti bab mendorong minat baca.

Selanjutnya dalam buku “ Panduan Gerakan Literasi Sekolah di SD.” Di sampulnya tertulis...”menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem sekolah yang diwujudkan dalam gerakan literasi sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.”

Untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat diperlukan segala ketrampilan dan sikap karakter yang memadai sesuai zamannya. Karakter yang diperlukan di abad ke 21, yang sebenarnya sudah disatukan ke dalam Kurikulum 2013 yaitu ketrampilan 4 K  ( Berpikir kritis, Kreaatif, Komunikasi, Kolaborasi) . Ada 4 butir Nawacita yang barkait erat dengan literasi : modal pembentukan SDM yang berkualitas, produktif dan berdaya saing, berkarakter dan nasionalis.

Pengertian literasi  dalam GLS harus dipahami secara utuh : yaitu kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain  membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara. ( Panduan GLS di SD, Kemendikbud 2016)

Tahapan GLS ada 3 :1) Pembiasaan, 2) Pengembangan, 3) Pembelajaran.

Tahap 1 ; dengan cara menumbuhkan minat baca melalui membaca 15 menit

Tahap 2 : meningkatkan kemampuan melalui menanggapi buku pengayaan,

Tahap 3 : menggunaakan buku pengayaan untuk pembelajaran di semua mata pelajaran.

Untuk sukses di tahao 1 kuncinya adalah memperkenalkan siswa sejak dini, membiasakan membaca buku cerita, atau dibacakan, atau diberi dongeng oleh gurunya. Intinya siswa diajak gembira dengan membaca. Setelah tercipta kebiasaan membaca  maka dilanjutkan kepada “tahap pengembangan.”  Tahap pengembangan menurut kami adalah masuk tahap 2 dan 3, karena siswa dibentuk dan dipandu serta belajar menuliskan banyak hal setelah membaca. Dari menanggapi, mereview, meresume, membuat pertanyaan, membuat kata indah, mengartikan kata dll. Semua itu tergantung situasi dan kondisi di sekolah.

Tujuan akhir GLS adalah menjadikan ekosistem sekolah yang literat. Hal ini tidak mudah karena harus dilakukan oleh semua warga sekolah secara serentak saling membantu. Kesamaan konsep ini sangat dibutuhkan.

Bagaimana situasi sekolah literat itu  ? Inilah sedikit gambaran umumnya :

1.     Menyenangkan dan ramah

2.     Semua warga sekolah beremphati, peduli dan menghargai sesama;

3.     Menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan

4.     Membuat warga sekolahnya mampu berkomunikasi dan bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.

5.     Mewadahi semua partisipasi seluruh warga sekolah termasuk lingkungan sekitarnya.

 

Bapak Ibu Guru selamat berliterasi. Salam Literasi, pikirkanlah yang terbaik buat anak didik semuanya melalui gerakan literasi sekolah. rut Lakukan dengan senang, siswa akan senang, lakukan dengan  konsisten agar tercipta karakater membaca bagi siswanya.

 

Blitar, 31 Maret 2021

By . hariyanto

Selasa, 30 Maret 2021

Ayo Ikut Menulis Antologi tentang Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

 


Alhamdulillah tidak bisa dibayangkan rasa bahagia ini mendapatkan kabar buku sudah selesai dicetak. Buku solo perdana bagi saya, yang diterbitkan oleh penerbit YPTD (Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan) di Jakarta, sebuah yayasan yang mendedikasikan diri dibidang literasi dengan menerbitkan buku secara gratis.

Kabar ini disampaikan oleh Ketua Umum YPTD Haji Thamrin Dahlan melalui WA Grup, bahwa ada 27 buku yang diterbitkan bersamaan siap dikirim mulai Senin 29 Maret 2021. Terbitnya buku ini merupakan keiinginan terbesarku sejak tahun 2020 lalu, tahun yang sulit bersamaan Pandemi Covid 19. Sekaligus tahun berkah karena mempertemukanku dengan berbagai komunitas menulis, seperti Gurusiana, Om Jay Belajar Menulis PGRI, KSGN, Lagerunal, dll. Semuanya saling memberikan manfaat intinya berhasil menjadi wadah pembelajaran menulis dan sekaligus menerbitkan buku walau pun bentuk antologi. Ada sekitar 10 judul buku antologi berhasil aku tulis bersama sahabat guru lainnya selama kurun waktu 1 tahun 2020.

Itu semua berkah silaturahmi. Karena pada dasarnya kita mampu menulis buku antologi walau pun dengan sahabat berjauhan yang tidak pernah kita kenal sebelumnya.

Buku solo perdana saya berjudul ,”Menggerakkan Literasi Sekolah Mengangkat Martabat Siswa (Mengawali di Masa Pandemi Covid 19).” Buku ini berisi kumpulan pengalaman sukses sahabat guru penggerak literasi sekolah dari berbagai tingkatan SD, SMP, SMA di berbagai sekolah. Tulisan ini juga memberikan gambaran strategi program agar bisa berjalan walau di masa Pandemi, program Literasi Sekolah. Buku ini ditulis dengan bahasa sederhana dan dengan gambaran cara praktek sederhana. Sehingga isinya menawarkan program yang sedapat mungkin diterapkan diberbagai wilayah Indonesia.

Buku ini rencana kita launching di April 2021, dengan harga normal 65 ribu rupiah, Namun jika preeorder melalui form : https://forms.gle/HMaL7v7oz68mjxiT9  

dapat dibeli dengan harga 50 ribu rupiah.

Ada juga tawaran menulis Antologi, untuk bisa mendapatkan buku ini secara gratis. Tawaran itu dapat di lihat di link berikut :

https://hariyanto17.blogspot.com/2021/03/ayo-menulis-antologi-tentang-gerakan.html

 

Batas tawaran menulis antologi ini adalah 25 April 2021 jam. 23.59 WIB.

Ayo segera ikut. Ditunggu partisipasinya.

 

Blitar, 30  Maret 2021

By. hariyanto

 

Senin, 29 Maret 2021

AYo Menulis Antologi Tentang Gerakan Literasi Sekolah 2021


 

Sahabat Literasi

Memaknai hari Pendidikan 2 Mei 2021 kali ini, yuk kita membuat buku antologi bertema

Menggerakan Literasi Sekolah untuk Kemajuan Bangsa. Mari berpartisipasi dengan mendaftarkan diri di link ini  :  http://bit.ly/Pndftrn_MenulisGLS

Kurator  Hariyanto  dan Editor:   Bu Kanjeng Sri Sugiastuti

Gerakan Literasi Sekolah telah digaungkan sejak tahun 2015, dalam Permendikbud No, 23 Tahun 2015 tentang Penanaman Budi Pekerti ada aturan siswa membaca buku non pelajaran 15 menit sebelum pembelajaran. Sejak itu Gerakan Literasi Sekolah dilaksanakan diberbagai sekolah. Dengan segala bentuk dan jenisnya semua berangkat dari langkah awal pengembangan minat baca. 

Nah Sahabat Kepala Sekolah, Guru dan Pegiat Literasi di seluruh negeri ini termasuk para akademisi peneliti masalah GLS. Kami mengajak menuliskan kisahnya, contoh praktek baik dalam Gerakan Literasi Sekolah dengan segala modelnya agar dapat diterapkan di  sekolah lain yang  memerlukannya. Tuliskan pengalaman , model praktis atau panduan dari satu sekolah atau lembaga pendidikan yang inspirtatif. Mari kita tuliskan dalam kumpulan antologi, “ Menggerakkan Literasi Sekolah untuk Kemajuan Bangsa.”

TULISAN PASTI TERBIT. ( InsyaAllah Sebelum 2 Mei 2021)

 Syarat dan ketentuan naskah:

1. Peserta seluruh Pegiat Literasi Sekolah. ( Kepala Sekolah, Guru, Dosen, Peneliti) 


2.Jumlah peserta fleksibel.


3. Peserta mengirim naskah maksimal  5  halaman A4.  Minimal 3 halaman  sudah dengan profil penulis. 


4. Ditulis dalam format: TNR 12, spasi 1.5, rata kanan kiri, margin normal.


5. Silahkan klik pendafataran melalui link  : http://bit.ly/Pndftrn_MenulisGLS


6. Deadline pengumpulan naskah 25 April 2021 pukul 23.59 WIB.


7. Kirim naskah ke email:   Hariyanto.sentul1@gmail.com  dengan subjek:  Gerakan Literasi Sekolah


8. Tulis biodata singkat dalam bentuk narasi, maksimal 100 kata PLUS foto. Cukup nama domisili,aktifitas, alamat blog, medsos, nomor WA dan surel.


9. Tema Menggerakkan Literasi Sekolah  tidak mengandung unsur SARA dan LGBT


10. Merupakan karya sendiri dan orisinil, belum pernah diikutsertakan dalam perlombaan apapun.


11. Sesudah mengirim naskah,  konfirmasi transfer ke nomor Bea administrasi  150  ribu belum termasuk ongkir Ke Norek BRI   745101000473500( Sri Sugiastuti)   ATAU   MANDIRI 1300013208775 belum termasuk ongkir dari Solo. 


12. Penulis mendapatkan 3 buku, 1) Buku  Antologi Menggerakkan Literasi Sekolah untuk Kemajuan Bangsa .  dan 2) Buku berjudul “ Menggerakkan Literasi Sekolah Mengangkat Martabat Siswa,” karya Drs. Hariyanto dan,  3) Buku   Karya Sri Sugiastuti,M.Pd.


13. Program buku Antologi ini berada di bawah pengawasan ibu Sri Sugiastuti Selamat Berkarya Silahkan Klik       https://chat.whatsapp.com/GfR8YEjwdHx1pb4SMGuXDl

 BURUAN BERGABUNG, RASAKAN SENSASINYA BERSAMA PEGIAT LITERASI NUSANTARA,PASTI TERBIT


SALAM LITERASI


Blitar, 29 Maret 2021

Dasar Hukum Menggerakkan Literasi Sekolah

 

Satu kali  beberapa guru mempersoalkan dasar hukum GLS dalam praktik di sekolah. Mereka masih saja meragukan keabsahan menggerakkan minat baca di kalangan siswa dan warga sekolah lainnya. Mereka masih beranggapan bahwa Gerakan Literasi Sekolah adalah program tambahan yang memberatkan guru dan siswa. Program itu tidak ada dalam kurikulum dan anggapan lainnya yang intiya pragram GLS ini kurang penting.

Di tengah gencarnya kami menggerakkan literasi sekolah masih saja ada beberapa guru bertanya demikian, tentu ini satu “mental block” yang perlu diselesaikan. Hal ini dapat melemakhkan gerakan literasi sekolah yang sudah berjalan bahkan yang baru akan dimulai. Semua harus klirr. Guru harus yakin, secara fisik maupun mental.

Untuk menjelaskan persoalan ini kepada guru sebenarnya mudah saja. Karena sebenarnya GLS ini sudah sering disosialisasikan bersama Kurikulum 2013 beberapa tahun lalu.  GLS menjadi program yang menempel dalam penerapan Kurikulum 2013. Kurukulum yang adaptif terhadap perubahan dan mengantisipasi perubahan zaman terutama di abad 21. Rerata  guru sudah mendapatkan materi tentang Kurikulum 2013 tersebut.

Namun justeru itu menunjukkan bahwa kenyataan bahwa dalam Kurikulum menempel juga Gerakan Literasi Sekolah dan Karakter tidak banyak diketahui oleh para guru. Mungkin ini disebut “Kurikulum Ngumpet.” Namun karena ada permendibud dan selipan karakter dari Nawa Cita serta muatan karakter Pancasila, semua jelas tertulis, dan terbukti tidak “ngumpet.”

Sebenarnya awal mula adanya GLS adalah  terbitnya Permendikbud No. 23 Tahun 2013 Tentang Penumbuhan Budi Pekerti (PBP) yang di dalamnya juga mengatur tentang membaca bukunon pelajaran 15 menit sebelum pembeljaran, dalam rangka menggalakkan minat baca dan menjalankan ada progran literasi baca-tulis.  Selanjutnya dalan Revisi Kurikulum 2013 akhrinya dicantumkan Pendidikan Karakter dan Gerakan Literasi Sekolah sebagai satu kesatuan program yang ada di K 13 tersebut.

Bertemunya GLS dan Pendidikan Karakter dalam satu wadah Kurikulum 2013 bukan tanpa alasan. Masih dengan hasil temuan PIRLS dan PISA 2009 dan 2012 menemukan bahwa ketrampilan memahami bacaan menunjukkan kompetensi siswa tergolong rendah. Penelitian tahun 2016 pada kelas IV juga menunjukkan hasil sama.  Itu jadi alasan utamanya. Alasan kedua adalah rekomendasi dari kesuksesan seseorang di abad ke 21 diperlukan ketrampilan baru antara lain : 4 K yaitu : Berpikir kritis, Kreativitas, Komunikasi, Kolaborasi. Berpadunya unsur literasi yang terdiri dari 6 macam literasi dan ketrampilan abad 21 serta pembentukkan karakter baik tersusun menjadi 16 rekomendasi dari  World Economic Forum (2016) untuk menjadikan perubahan kearah lebih baik.

Keenam belas kecakapan itu tersusun dalam tabel berikut :



Sumber : Desin Induk GLS, 2019

Jadi secara filosofi GLS itu sangat kuat landasannya. Karena bertujuan untuk mengangkat martabat siswa. Membimbing siswa pada membaca untuk mamahami isi bacaan pada gilirannya akan melahirkan generasi kritis. Yang mampu memecahkan persoalan hidupnya.

Secara hukum Permendikbud no 23 Tahun 2015 menjadi peraturan yang sangat jelas bahwa untuk mendorong tumbuhkan minat baca siswa diadakan gerakan membaca buku non pelajaran 15 menit sebelum pembelajaran.

Pertanyaannnya sudahkah para guru sadar akan pentingnya membaca buku 15 menit tersebut. Semoga pemahaman ini akan mendorong guru lebih rajin lagi menggerakkan literasi sekolah. Aamiin.

Bagi jiwa seorang pendidik, sudah saatnya meyakini bahwa ada hubungan erat kegiatan membaca buku dan ketrampilan menulis yang pada akhirnya mengarah pada pemahaman pada isi bacaan.  Itu saja sudah cukup untuk membantu siswa mendorong siswa membaca dengan senang hati.

 

Blitar, 29 Maret 2021

By. Hariyanto