Oleh. Hariyanto
Tawa canda memecah
Ruangan pun meriah
Penuh dengan letupan kata
Lucu dan manja
Seribu ekspresi tercipta
Dalam seribu liuk
Antara tubuh dan suara
Berceloteh tentang dirinya
Menjadi manusia hebat
Penyanyi hebat
Petinju kuat
Hakim bijak
Ulama dan guru bernasihat
Orangtua bertutur kata
Tangisnya menghias pintanya
Yang harus dipenuhi
Untuk menggaris nasib
Di kemudian hari
Kosa katanya dihambur
Di tengah lunglai menjelang tidur
Sambil merengek berumbak
Di atas pundak Bapak
Atau dibelaian Ibu
Sambil menunjuk waktu
Saat terlelap
Menyambut mimpi.
Tidur katamu
Tutup pintu
Daaaa....
Ada mimpi indah
Di selimut hangat
Terimakasih Bapak Ibu
Dan semua saja
Yang mengantar firman-Nya
Di antara bermainnya hari ini
Puji syukur ya Rabbi
Aku menjadi buah hati
Yang sangat disayangi
Lindungilah tidurku malam ini
Rabbi.....
Sang Cucu tertelap
Malaikut pun tersenyum
Diberinya selimut mimpi
Menemani lelapnya
Tidur malam ini.
(Blitar,
31 01 2022)
Salam literasi..sehat selalu tuk cucunya dn keluarga..
BalasHapusSalam literasi juga Bu. Terimakasih
HapusMantap kalau sudah berpuisi, Pak Hary
BalasHapusTerimakasih Bu. Salam literasi
HapusCucu pun bs dipuisikan. Memang Pak Har.... Top...
BalasHapusTerimakasih Bu Mien
HapusPuisi nan indah..selamat bermimpi
BalasHapusEsok kan dapati senyum mentari
Menjemput hari yang lebih berarti
Salam literasi
Wah mantap Bu. Salam literasi
Hapusenak ya dibacanya....
BalasHapusSambil membaca sejarah pak Cip
HapusWah, puisinya keren mengalir indah.
BalasHapusTerimakasih Ambu. Salam literasi
HapusMasya Allah. Adem ayem
BalasHapusTerimakasih Bung Padil. Salam
HapusKehangatan dalam sebuah keluarga yang dituangkan dalam sebuah puisi. Sejuk dibaca dan mengalir dengan indah.
BalasHapusHem. Terimakasih Bung Rizky. Salam
HapusBerbahagia kumpul bersama keluarga. Menjadi sebuah puisi yang keren.
BalasHapusTerimakasih Bu Suyati. Salam
Hapus