Oleh: Hariyanto
Di kampung Mahardika yang sejuk dan tenang, hidup seorang kakek bernama Sarno, veteran tua yang pernah bertaruh nyawa melawan penjajah Belanda demi kemerdekaan Indonesia. Setiap bulan Agustus, semangat perjuangannya bangkit kembali. Dengan tongkat dan suara lantang, ia berkeliling kampung, mengetuk pintu demi pintu, mengingatkan warga untuk mengibarkan bendera Merah Putih. Baginya, bendera itu bukan sekadar kain, melainkan lambang pengorbanan dan harga diri bangsa. Namun, zaman telah berubah. Banyak warga, terutama anak muda, mulai menganggapnya cerewet dan kuno.
Suatu pagi menjelang 17 Agustus, Kakek Sarno tertegun melihat sebuah bendera hitam bergambar tengkorak berkibar di halaman rumah cucunya, Raka. Dadanya sesak, pikirannya melayang ke masa perang, ketika melihat bendera musuh berarti ancaman. Dengan langkah gemetar, ia mendatangi rumah itu, bersiap menegur keras. Raka menyambutnya dengan senyum dan berkata, “ Tenang Kek. Ini bukan pemberontakan. Ini bendera bajak laut dari anime One Piece. Merah Putih tetap saya kibarkan di atasnya.” Kakek Sarno terdiam, mencoba memahami dunia yang sedang berubah.
Malam harinya, Raka mengajak sang kakek ke lapangan kampung. Di sana, anak-anak muda membuat mural besar , Merah Putih berdampingan dengan simbol One Piece, bertuliskan “Kemerdekaan adalah kebebasan memilih.” Kakek Sarno menatap mural itu lama, lalu tersenyum. Ia sadar, semangat perjuangan tak mati, ia hanya berganti rupa, mengikuti zaman, tapi tetap berakar pada cinta tanah air.
semangat perjuangan tak mati, ia hanya berganti rupa, mengikuti zaman, tapi tetap berakar pada cinta tanah air.....
BalasHapusIndah nian!!!!
Keren Cak.Har
BalasHapus