Minggu, 12 Maret 2023

KOLEKSI PUISI 2.0 58 -65




oleh. Hariyanto

Alhamdulillah dari banyak inspirasi jadilah beberapa puisi 2.0. Terakhir perjalanan malam saya dari kota Blitar ke Bandara Juanda Waru Sidoarjo juga menimbulkan kesan yg bisa ditorehkan jadi puisi. Sampai tatkala merasakan syahdunya salat subuh berjamaah bersama para calon penumpang dari berbagai daerah dan akan ke berbagai tujuan. Kesungguhan mereka menegakkan salat membuat aku terharu.....

Kali ini perjalanan saya ke Bandara Juanda Waru Surabaya bukan untuk naik pesawat, melainkan menjemput putri saya Dyah Sfifah Andari yang mau pulang dari kampung Nkniknya di Lombok. 

Kepulangannya juga dalam rangka menghadiri acara wisuda di UIN yang sempat tertunda 1 tahun karena alasan Covid 19. 

Hari ini Ahad, 12 Maret 2023, dengam mobil travel berangkat dari Blitat tepat pukul 24.00 dan sanpai di Bandara  pukul 03.15 WIB.

rencana acara wisuda digelas Sabtu depan 18 Maret 2013.

Semoga puisi- puisi kali ini dapat menghibur pembaca sekalian. Aamiin

BULAN SEMALAMAN

@ Hariyanto


Malam baru saja datang

wajahmu cerah

membawa mimpi indah

dari celah-celah daun jendela


subuh

meninggalkan wajah pucat

di langit Barat


Blitar, 9 Maret 1023

# p. 2.0

58



HUJAN

@ Hariyanto


berdenting

di atap nyaring

lagu Cinta

menggelora rindu


bertautnya asa

tetes air ke bumi

menjemput hari

pada tunas-tunas baru 


Blitar, 9 Maret 2023

P.2.0

59



BECAK TUA

@ Hariyanto



terparkir merana

di pinggir trotoar

menunggu sepi

dalam senyum

dia melihat becaknya

menjadi bentor

di jalan beradu balap

melawan ojol


Blitar, 9 Maret 2023

P.2.0

60


PERJALANAN  MALAM

@ hariyanto


dengusan napas berat

menghela mata jaga

menembus pekatnya malam

kuda-kuda jepang terbang

melalap lampu-lampu jalanan

berpacu melipat jarak

sebelum pagi


Waru juanda, 

Pagi 12 maret 2023

P.2.0

61

[12/3 04.09] Hariyanto: JALAN-JALAN PAGI

@hariyanto



udara segar iringi langkah kaki


bintang masih bersinar terang

memberi salam

sunyi


rona merah ufuk timur

melukis siluet 

burung bernyanyi


Waru, 12 Maret 2023

P. 2.0

62

[12/3 04.15] Hariyanto: LANGIT PAGI 

@hariyanto


bulan merah di langit barat

merona penuh pesona

sisa kelana semalam

sebelum kembali ke peraduan


aku berharap 

pesonamu muncul kembali


Waru  12 Maret 2023

P. 2.0

63

[12/3 04.40] Hariyanto: SALAT SUBUH DI BANDARA


serentak jamaah merunduk

sujud pada-Nya

di tengah deru pesawat

yang bergegas

terbang ke langit

membawa doa

para jamaah

subuh


Waru, 12 Maret 2023

P. 2.0

64

[12/3 04.56] Hariyanto: PASRAH

@hariyanto



semua menyatu

tunduk sujud pada ilahi

seperti debu

tak sama asalnya

melayang

ke satu arah


semua kembali 

pada-Nya


Waru, 12 Maret 2023

P. 2.0

65

Jumat, 10 Maret 2023

KUMPULAN PUISI 2.0 edisi 52 - 57

 



Oleh Hariyanto

Dengan perlahan-lahan puisi 2.0 ini saya tuliskan seiring berjalannya hari......tidak setiap hari memang namun sedikitnya mengendapkan sekian ide dan berusaha menuliskannya sesegera.mungkin.....

Jika lama waktu berselang tidak.menulis puisi ada banyak faktor dan alasan.....

Ada kesibukan tugas sekolah, ide yang buntu,  badan kurang fit, dan lain-lain.

Tapi alhamdulillah bagaimana pun alasannya saya berusaha  untuk bisa.menulis....apa pun bentuk tulisannya. Puisi, artikel atau pentigraf contohnya.

Di tengah suasana nifsu syaban adalah saat bulan  purnama, sekaligus tanda bulan ramadhan kurang 15 hari lagi.....

Dari sini muncul.idenya.....dalam bentuk.tulisan puisi 2.0

Selamat menikmati semoga terhibur....

NIFSU SYABAN

Oleh Hariyanto



bulan begitu bundarnya

terang kilaunya

tepat di atas kepala

jatuh

di sebuah surau

dzikir pun berlumuran cahaya



blitar

8 Maret 2023

#P 2.0  

#52




ANAK YATIM

@hariyanto



hilang satu mata

lepas satu pegangan

tali asuhan

lunglai

di tengah Cadas

terhuyung

di antara jurang

danau berlumpur



blitar, 8-3-2023

#P 2.0

# 53



SATU USAPAN

@hariyanto


hanya satu usapan

di kepala anak yatim


membuka asa

menurunkan rahmat-Nya

menutup duka


di saku-saku celana kusam

dan sepatu bututnya


Blitar 8 Maret 2023

P. 2.0

# 54



PENYAIR

@haryanto


dia tuliskan sajak duka

di atas batu-batu hitam

untuk mengenang hari

pada sepi

sekalipun tahu

tak ada orang membacanya


Blitar 8 Maret 2023

# P 2.0

# 55



DOA

@harIyanto


doa tetua

bagai kilatan cahaya

pada ujung daun kelapa

memantik memantulkannya

melesat

ke langit tujuh


Blitar 8 Maret 2023

# P 2.0

#56



WAKTU ISTIRAHAT

@haryanto



sorak-sorai

di antara senyuman


anak-anak di kelas 

berhamburan

melempar senyum

menendang tawa

dan bola pun berbenturan

di kaki-kaki kecil

saat istirahat tiba


Blitar 8 Maret 2023

# P 2.0

# 57

Rabu, 01 Maret 2023

Mengenal Puisi 2.0 dan Tingkatannya 123 (bagian ke-1)




 oleh : Hariyanto

                Puisi adalah cara dalam mengungkapkan pikiran, perasaan seseorang tenatng satu hal. Ungkapan itu biasanya dalam bentuk tulisan dengan gaya bahasa tertentu dan pilihan kata untuk menciptakan keindahan dan kedalaman maknanya.

Puisi 2.0 memiliki ciri khusus yaitu jumlah kata di dalamnya tidak lebih dari 20 kata, belum termasuk judul. Jika ditulis kurang dari 20 kata tidak menjadikan masalah.  Kesederhanaan bentuk puisi 2.0 ini dimaksudkan bahwa puisi ini dapat dijadikan sebagai media pembelajaran, baik untuk mengungkapkan sesuatu maupun untuk menulis puisi lebih panjang bentuknya. Hal ini bisa diberlakukan untuk pelajar maupun non pelajar. Karena sesungguhnya, sesederhana apa pun bentuk puisi, seperti puisi 2.0 ini menjadi tidak mudah menuliskannya  pada awalnya.  Disinilah puisi 2.0 tampil sebagai media pembelajaran, menjembatani kesulitan menulis menjadi kemudahan menulis puisi.

                Puisi 2.0 adalah sama seperti jenis puisi lainnya, yang mungkin hanya berbeda dalam jumlah puisinya. Namun, ada beberapa hal yang menjadikan puisi 2.0 ini yang agak membedakan adalah dalam tehnik penulisannya. Seperti biasa tehnik penulisan ini biasanya diatur oleh penggagasnya, dalam hal oleh Dr. Endang Kasupardi, seorang pendidik dari Garut yang menggariskan antara lain : 1) Jumlah kata dibatasi hanya 20 kata, 2) Memiliki satu fokus objek yang disusun  menjadi puisi, 3) Menggunakan satu  atau dua gaya bahasa yang  jelas,  4) Penulis harus benar-benar mendudukkan dirinya dalam puisi, apakah sebagai    orang   pertama, kedua, atau ke tiga. 5) Mengutamakan 60% pikiran dan mengungkapkan 40% perasaan melalui objek nyata yang dimanipulasikan. 6) Adanya data dan fakta sehingga dapat  ditelusuri keberadaanya. 7) Isi puisi semua menggunakan hurup kecil,  karena kata yang dipakai hanya sebagai  kutipan     dari kenyataan, kecuali judul semua menggunakan huruf capital.  8) Topik. Tema, puisi 2.0 diambil dari diri   penulis dan atau lingkungan penulisnya.

                Ciri lainnya yang menonjol adalah ; dalam puisi ini harus mempunyai fokus 1 obyek dalam satu puisi. Satu sudut pandang. Sehingga diperlukan latihan untuk menulis secara utuh dan konsisten seperti judulnya.

                Seperti dikemukakan oleh Dr. Endang Kasupardi puisi 2.0 mempunyai tingkatan tertentu, yang menggambarkan fase tertentu, serta tingkatan konsentrasi penulisnya dalam mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Ada 9 fase yang diperkenalkan beliau dengan tujuan agar seseorang penulis puisi 2.0 tidak terjebak pada fase tertentu saja, agar pembelajarannya bisa berpindah-pindah sesuai dengan variasi yang ada.  Fase tersebut adalah :

1)      Fase Individualis ; bagi penulis adalah cara ia mengungkapkan apa yang ada di dalam pikiran/perasaan sendiri. Sifatnya subyektif.  Dia menulis yang dia rasakan/pikirkan tanpa memikirkan orang lain menikmati atau tidak.

Contoh :

JANGAN MEMBENCI HUJAN

janganlah membenci hujan

saat

debu hilang

dari muka

daun

 

janganlah membenci huja

saat berja;lan

tanpa

payung

 

2. Fase Natural

Disebut juga fase obyektif.  Penulis hanya mengatakan apa yang dilihat baik melalui pikiran, perasaan  yang terkait dirinya terhadap suatu peristiwa. Tulisannya banyak berbentuk kalimat keterangan.

 

Contoh;
PINTU

 

ukiran sisi melekat pada jati

ada kaca kecil

di sudut atas

tengah

 

dan

pegangannya

lupa

menyimpan

kunci

 

 

3. Fase TEAR/Ratapan

Puisi yang mengandung kesedihan mendalam, kadang disertai dengan tangisan sambil terbata-bata mengisahkan pengalaman nyata (fisik) dan abstrak (batin).

Contoh :

DUA MALAM

 

malam semakin

dingin

sejak embun

mulai nampak

di ujung daun

capung belum beranjak

dari pusara

dan tanah

merah

 

 

(Bersambung)

 

Blitar, 1 Maret 2023

Hariyanto