Sabtu, 31 Juli 2021

KISAH KEMERDEKAAN KITA

 




KISAH KEMERDEKAAN KITA

Oleh : Hariyanto

.

Sungguh kemerdekaan itu sangat mahal berasa

Sisakan cerita heroik  pahlawan bangsa

Pada lembaran catatan doa dan asa.

.

Dentuman meriam rentetan tembakan

Korban pun tergeletak  berjatuhan 

Gugur bersimbah darah cucuran

Berubah harum wewangian.

.

Penjajah berwajah bengis angkara murka

Mereka tak rela melihat bangsa ini merdeka

Diikatnya kata merdeka dengan jerat erat petaka

Penuh nafsu dan ketamakan menguras negeri seketika

Hingga berakhir menyisakan  duka lara  mengiris luka.

.

Penjajah menyerang kembali dan negeri terkoyak 

Tatkala kemerdekaan empat lima mereka tolak

Mereka mengepung dan merampas hak

Melawan bambu runcing parang dan tombak

Ayo maju serang dan terjang begitu teriak

Jiwa merdeka pun bangkit meronta berontak

.

Merdeka atau mati

Pertaruhan  harga diri sejati

Agar bangsa Indonesia tegak sakti

Dalam naungan alam bebas penuh arti

Pahlawan pun  rela gugur dalam bakti

.

Ribuan pahlawan gugur di medan perang

Lainnya gigih bertahan dan menyerang

Meski luka pantang mengerang

Sebelum penjajah hengkang.

.

Kini bersyukur kita rengkuh indahnya mentari

Para pahlawan telah persembahkan negeri

Simbul patriotisme di sanubari

.

-o0o-

.

 

Blitar Bumi Bung Karno, 31 Juli 2021

@Hariyanto_puisi telelet

#edisi_kemerdekaan RI

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Jumat, 30 Juli 2021

Karangan Bunga dari Sahabat SPG 83

Karangan Bunga dari Sahabat SPG 83

#hariyanto






Karangan bunga biasanya diucapkan oleh para sahabat dan koleganya, termasuk keluarganya yang biasanya dari jauh untuk mengiring jenazah sebagai bukti hormat yang begitu dalam kepada sesama. Memang bentuknya biasa seperti bunga, itu jika terbuat dari kertas, namun ada juga yang asli bunga. Sederhana sekali namun mempunyai tujuan yang sangat dalam yaitu rasa duka dari hati yang dalam.

Banyak kenangan dan candaan bersama beliau, baik ketika disekolah maupun jauh setelah berkeluarga. Kisah-kisah dihukum guru olah raga menjadi bahan lelucon yang menyenangkan. Atau kisah berhadapan dengan Kepala Sekolah yang jarang tersenyum....heem. Atau ketika bersama guru seni lukis. Semua itu menjadi cerita antar teman yang benar-benar membekas, seolah menarik waktu puluhan tahun dalam canda ria saat ini. Karena itu betullah jika hadits Rasulullah Muhammad SAW baha silaturahmi dapat memperpanjang umur. Jika bersama teman lama seolah waktu tidak pernah akan berhenti.....senang dan bahagia saja rasanya, walau pahit pengalaman masa lalu., namun menjadi kenangan manis masa kini.

Beliau H. Juweni adalah seorang siswa yang punya kelebihan di bidang matematika saat itu. Tidak heran jika beliau masuk  juga ke dalam Jurusan MA, Matematika IPA di SPG dulu. Saya yang mengenal beliau ketika duduk sebangku di SMP. Pelajaran Matematika selalu cepat dipahami begitu guru selesai menjelaskan. Begitu juga jika ada soal maka dengan cepat diselesaikannya.

Namun ketika dewasa sempat bercanda bahwa teori matematika yang demikian banyakknya termasuk Sin cosinus, adalah sesuatu yang tidak digunakan dalam kehidupan ini. Memang setidaknya untuk keseharian bagi masyarakat kebanyakan. Memang begitulah faktanya. Paling yang digunakan ya penjumlahanm penguranganm perkalian dan pembagian.

Beliau orangnya “humble” dan senang bergaul dengan siapa saja. Walau masuk dalam jurusan MA di SPG namun beliau dikenal hampir seluruh siswa seangkatan tahun 1983. Apalagi ketika beliau sedang pulang ke Jawa ke rumah orangtuanya ( dari Kalimantan, rumah saat ini); selalu mengundang sahabatnya untuk berkumpul, setidaknya silaturahmi sambil makan bersama.

Dalam beberapa kesempatan tatkala ada acara sekolah dengan biaya yang cukup besar beliau sering juga menjadi donaturnya. Saya juga ingat ketika masjid di kampung saya sedang dibangun, beberapa kali beliau berdonasi untuk pembelian keramik maupun ketika pemasangan kubah. Walau tidak banyak namun sudah menjadi prasasti yang berharga.

Murdijanto salah satu sahabatnya, menggagas pemberian kenangan bunga kertas sebagai tanda ikut berduka  cita, atas nama seluruh sahabat SPG 1983.

Selamat Jalan Kang Ju, yang saat ini juga sebagai Haji Juweni. Semoga mendapatkan tempat yang indah di Surga-Nya. Aamiin. Doa kami menyertaimu.

 

Blitar, 30 Juli 2021

Hariyanto_Blitar

 



Kamis, 29 Juli 2021

PLECING KANGKUNG LOMBOK

 




 

Plecing Kangkung Lombok

#hariyanto_opini

 

Dari gambar foto yang unik itu terlihat sajian makanan siap santap. Makanannya terlihat sangat menggugah selera makan, karena kelihatan baru di masak dan masih segar. Lihatlah sayur tulang daging sapi bersantan, atau gurami bakar, dan segelas es kelapa segar berwarna hijau. Di sisi jauh ada kerupuk udang...lalu sayur hijau lainnya.....ya itulah plecing kangkung khas Lombok yang sangat enak. Dengan butiran kacang gorengm serta dibalut sambal tomat dan terasi yang sangat sensasional. Pedass sekali.

Dari sekian banyak makanan tersaji itu maka fokus saya ada pada sepiring plecing kangkung Lombok. Siapa pun yang pernah merasakan sensasi plecing itu jelas akan fokus di sini. Karena plecing lombok itu khas sekali.

Gambar itu jelas berada di Lombok karena latar belakang tempatnya di sebuah bangunan khas “berugak” yang dilengkapi tirai bambu. Berugak merupakan tempat khas di lombok yang biasanya ada di halaman setiap rumah untuk berbagai keperluan, disamping untuk menerima tamu , melepas lelas juga tempat untuk makan bersama keluarga.

Plecing Kangkung Lombok adalah salah satu kuliner khas Pulau Lombok yang berbahan utama kangkung  dengan sambat tomat. Pelecing Kangkung Lombok sangat digemari oleh para pemburu kuliner karena memiliki cita rasa istimewa. Di gambar itu kelihatan sambal tomatnya menutupi sayur kangkung Lomboknya. Mengapa saya tekankan kangkung lombok. Karena disinilah kekhasan kangkung lombok terasa beda sensasinya dengan kangkung daerah lain. Ini bukan bicara kedaerahan lho, tetapi fakta kangkungnya benar-benar lembut alias tidak keras, berbatang besar dan panjang, berdaun lebar. Lalu jika dimasak dengan tepat warna hijaunya sungguh menggugah selera.

Karena kangkung lombok ini khusus, maka jarang sekali ditemukan di daerah lain.

Plecing kangkung lombok ini ada sejarah uniknya. Begini kisahnya pada zaman dahulu kala di Lombok hidup lah seorang putri sangat cantik. Akan tetapi tidak ada satu pun pria yang mengetahui kecantikan putri ini.

Karena dalam keseharian putri selalu menutupi wajahnya menggunakan kain. Dalam kerajaan sang putri terdapat seorang juru masak yang sangat terkenal dengan masakan lezatnya.

Hingga pada akhirnya juru masak pun penasaran seperti apa wajah sang putri sebenarnya. Sehingga dia punya cara dan menciptakan sebuah resep masakan lezat demi mewujudkan rasa penasaran nya tersebut.

Saat penyajian nya di hadapan sang putri dia sengaja mendongakkan wajahnya dan mempersilahkan untuk mencoba masakan tersebut. Yang akhirnya juru masak pun sekarang sudah mengetahui bagaimana wajah asli dari beliau ini.

Sekarang dimana kita dapat menikmati “plecing kangkung lombok” ini. Hampir di setiap restoran atau rumah makan di NTB dari Lombok,  Sumbawa, dan  Bima, biasanya menyajikan makanan ini. Tapi jangan salah paham, biasanya plecing kangkung lombok ini disajikan bersanding dengan ayam bakar taliwang yang juga sangat enak rasanya, lembut teksturnya, terasa pedasnya bumbunya. Dan bukan karena ayamnya yang enak, tetapi plecing kangkung lombok sungguh memang sangat menggugah selera dan bikin kangen sepanjang masa.

 

Blitar, 28 Juli 2021

Hariyanto

 

Rabu, 28 Juli 2021

SELAMAT JALAN SAHABAT


 


SELAMAT JALAN SAHABAT

(sepenggal doa untuk almarhum H. Juweni  sahabat sebangku)

@hariyanto_puisi

 

 

Setelah sekian lama tiada kabar

Tiba-tiba kabar duka

Mengharu  Grup WA  sahabat

Yang ditinggalkannya

 

Kesederhanaanmu adalah jiwamu

Melekat erat dalam pribadi anak desa

Tunduk patuh pada ibunda tercinta

Dalam abdi tulus sepenuh hati

 

Sang Bunda pun memberikan doa

Pada kemudahan jalan hidupnya

Mengantar sukses si anak desa

Yang menyabit padi dan  rumput sapinya

 

Bekas-bekas karung beban di bahunya

Tak pernah hilang menjejak cerita

Calon guru yang tak pernah mengajar

Berburu waktu dan  memikul beban keluarga

 

Menangis, adalah cerita pilumu

Namun derai airmatanya tertahan

Di batu tantangan hidup yang mendera

Membuatnya tak sempat tersenyum

 

Sesungguhnya restu sang Bunda

Begitu sering engkau cerita

Adalah inspirasi paling berharga

Dalam seluruh denyut hidupnya

 

Ketika lolos Calon Polisi menemui takdirnya

Pemenang diantara seribu peserta

Mengantar senyum pertama  bersama sang Bunda

Ridha-Nya telah ditunaikan bersama Bundanya.

 

Kepahitan hidup di masa kecilnya

Telah menempa jiwanya sekokoh batu hitam

Seperti hitamnya bebatuan di Watu kosek

Tempat jiwa raganya di tempa.

 

Tugasnya di Bumi Kalimantan

Bersama sang isteri dan dua putrinya

Telah memahat prasasti hidupnya

Berguna bagi sesama

 

Ketika ke Tanah Jawa selalu saja sahabatmu

Kau panggil dan bertemu dalam tali silaturahmi

Kau sapa siapa saja yang dikenalnya

Kau tebar senyum kesabaran

 

Percayalah sahabat, engkau manusia beruntung

Karena sahabatmu semua hanya mampu memandangmu

Dalam kilau mutiara cemerlang

Yang terlanjur tersebar di hati mereka

 

Aku percaya, sahabatku sudah di Surga-Nya

Selamat jalan Kang Juweni

Masih kuingat keramik masjid di kampungku

Terpahat namamu,

di balik baju ini juga ada lukisan batikmu.

 

Terimakasih sahabat.

Semoga seluruh jejak langkahmu di Jawa

Saat menjenguk kampung tercinta

Menjadi saksi indah di Surga-Nya. Aamiin.

 

Blitar, 28 Juli 2021

Hariyanto

#edisi doa untuk almarhum sahabatku HAJI JUWENI

 

 


 

" Di balik baju ini ada lukisan baikmu."


Terimakasih sahabat. Semoga berbahagia di Surga-Nya. Aamiin.   ( Sahabat  sebangku di SMP )

Selasa, 27 Juli 2021

JADILAH GURU KREATIF DENGAN BLENDED LEARNING

 


JADILAH GURU KREATIF DENGAN BLENDED LEARNING 

#Hariyanto_ulasan pendidikan


SALAM LITERASI

Sudah lebih 1 tahun pembelajaran di sekolah berlangsung secara daring ( dalam jaringan) ada beberapa pembelajaran secara luring (luar jaringan).

Ada banyak hal baru dalam PBM daring, antara lain perubahan dari kelas nyata menjadi kelas maya. Dri PTM menjadi bertemu melalui media. 

Banyak alat daring yang di rekomendasikan antara lain menggunakan akun pembelajaran untuk guru dan siswa ; belajar.id. Akun ini resmi dan bisa sikron masuk dapodik dan SIM PKB. Jadi akun ini cukup baik untuk digunakan. Karena dalam akun itu bisa digunakan dengan berbagai apliasi sepeti meet, classroom dll.

Disini diberi alternatif kelas berbalik. Ketika PBM sinkron bertemu guru langsung, guru banyak menerangkan konsep,  dan ketika Asinkron harus dibalik cara dan tehniknya harus ditonton beberapa hari sebelumnya lalu diskusi. Karena bahan dan materi sudah diberikan secara video yang dibuat beberapa hari sebelumnya. Jika dalam belajar daring dengan moda asinkron siswa hanya mendengar dan menonton dan menanggapi secara on line dan mendiskusikan.  Karena wajah guru muncul maka dalam model daring bisa dilangsungkan tanyajawab. Guru menjelaskan video yang bisa dicorat coret dan diubah jadi format pdf, bisa dishare ke siswa untuk dipelajari lebih lanjut, materi yang sudah dicorat-coret penjelasan guru.

Beberapa aplikasi pembelajaran juga harus dikenalkan ke guru, agar berbagai aplikasi digunakan secara tepat. ...Transformasi tehnologi dan kebutuhan manusia berubah semua. Dulu kebutuhan pokok cukup Sandang pangan Papan, sekarang tambah Colokan dan Internet. Guru juga harus ber transpformasi digital....yaitu merubah dirinya menjadi kepompong di masa pandemi dengan belajar penuh, ketika pandemi selesai maka guru sudah menjadi kupu-kupu.

Untuk lebih jelasnya penjelasan ini bisa ditonton videonya berikut 
https://www.youtube.com/watch?v=hUjq2y2nZ80




 

BULAN KESIANGAN





BULAN KESIANGAN

@hariyanto_puisi

 

Bulan kesiangan

Tampak tersenyum malu di antara awan putih

Dan birunya jumantara

Wajahnya memutih pucat

tersapu siang yang terlanjur datang

perlahan mengurungnya tak berdaya

persis

ribuan wajah pucat

di barak rumah sakit darurat

tak berdaya menghirup tabung O 2

ventilatornya berkata

tenanglah siang sudah datang

gelembung di dalamnya desiskan dendang

hilanglah duka datanglah harapan

bersama mentari yang mulai meninggi

Butiran gelembung air berputar kencang

mengantar senyum yang mengembang

 

 

Blitar, 27 Juli 2021

#hariyanto

  

Senin, 26 Juli 2021

Terus Belajar Berkarya Puisi

 



Terus Belajar Berkarya Puisi

@hariyanto_kisah literasi


Alhamdulillah, setelah sekian banyak menulis puisi, baru kali ini mendapat pujian "Bagus.." dari seoang Profesor pegiat Literasi, dosen UNESA Much, Khoiri. Beliau membina banyak  grup WA khusus literasi. Beranggotakan para penulis baik pemula maupun senior yang mempunyai tujuan sama, berliterasi. Mencoba berkarya dalam sebuah komunitas yang sama tujuannya berliterasi. Di dalamnya ada satu komitmen berlatih sebisanya setiap hari menulis sesuai dengan minat dan bakatnya. Berbagai genre tulisan boleh ditulis sebagai karya dan beberapa mendapatkan penilaian untuk lebih sempurnanya karya sesuai kaidahnya. 

Saya ikut gabung grup WA beliau bernama RVL  (Rumah Virus Literasi) beberapa bulan yang lalu.  Virus disini buka dalam arti virus penyakit seperti Corona 19 atau sejenisnya, tetapi sebagai virus yang positip, yaitu yang mampu menyebarkan literasi ke dalam jiwa pelakunya maupun pembacanya. Walau tidak ada kewajiban menulis setiap hari di sana, tetapi sebagai ajang berlatih saya berusaha menulis rutin setiap hari. Cara menulis pun saya upload di blog pribadi saya sebelum saya upload di grup WA RVL. Hal seperti ini dilakukan oleh sebagian besar anggota grup. Bagi yang senior ada list wajib menulis sesuai jadwalnya. Bagi anggota lain bukan kewajiban tetapi optional (op) begitu kita diberi tanda sebagai penulis op di RVL yang di list setiap hari.

Menulis puisi bukan bakat saya yang sebenarnya. Karena sejak SMP saya memang sedikit minat namun belum merasa berhasil, jika dibanding teman sebangku yang mampu lolos dimuat dimajalah kala itu. Minat saya sebenarnya menulis sebuah artikel khusus di bidang pendidikan. Hal ini saya buktikan saat saya kuliah di IKIP Negeri Malang selama 1983 - 1988 di media kampus koran "KOMUNIKASI." Beberapa artikel pendidikan saya sempat dimuat di koran kampus itu. Bahkan saat mahasiswa itu tulisan artikel pendidikan saya sempat dimuat di koran Suara Indonesia di Malang dan Surabaya Post Surabaya. Kabar terakhir kedua koran itu sudah almarhum saat ini.

Di tahun 2020 saya berusaha menekuni blog lagi sekaligus bangkit menulis. Alhamdulillah berhasil menulis sebuah buku berjudul ." Menggerakkan Literasi Sekolah Mengangkat Martabat Siswa" tepatnya di Maret 2021 kemarin. Di tahun 2020 pula bangkit minat saya menulis puisi, sehingga beberapa puisi smpat terbit dalam buku antologi puisi. , “ Samudera dan Langit Biru.” bersama Alee Harsojo Madura dkk Desember tahun 2020, Lalu Puisi Resolusi 2021, Ibunda, dan Kartini terbit di awal tahun 2021. Proses itu saya lalui dengan harapan agar semakin bisa berkarya lebih baik dan baik lagi. Namun sepertinya puisi saya masih belum menemukan bentuk ideal, Saya masih penasaran untuk tersu belajar.

Di grup WA RVL Prof Much, Khoiri selalku pembina sekaligus mentor, beliau sudah menerbitkan lebih 66 buku karya beliau  dalam berbagai genre. Pengalaman study di luar negeri dalam bidang sastra. Genre puisi, cerpen dan artikel telah beliau kuasai dengan baik. Maka saya pun minta petunjuk beliau dalam hal penulisan puisi yang benar dan lebih praktir. Belaiu pun mengirimkan  beberapa naskah tulisan beberapa sastrawan dan contoh puisinya. Saya sangat berterimakasih akan bimbingannya beliau tersebut. Karena persoalan saya hadapi dalam membuat karya puisi adalah masih kurang dalam pemberian majas, gaya bahasa, dan pengembangan kosa kata yang tepat dan tajam. Saya pun berusaha terus untuk senantiasa memasukkan majas maupun diksi dan rima secara tepat. 

Beliau juga menjanjikan satu saat nanti akan mengadakan zoom khusus tentang menulis puisi. 

Semua itu mendorong semangat saya menulis puisi lebih baik lagi.

Kemarin malam tepatnya. Saya menuliskan puisi berjudul " KISAH SEORANG ANAK PANDEMI" yang tersinpirasi dari berita di TV tentang seorang anak di Kalimantan yang kedua orangtuanya meninggal dunia karena wabah Covid 19 ini. Kisah memilukan ini diangkat oleh Memteri Pariwisata Sandiaga Uno beberapa waktu lalu. Dalam puisi ini saya membayangkan betapa sedihnya anak tersebut. Dan membyangkan jadi hidup sendirian, lalu tinggal di rumah sederhana, yang biasa makan bersama di atas tikar pandan dengan makan sederhana seperti sayur bening. 

Tidak disangka karya puisi saya ini justeru mendapatkan pujian " Bagus.." dari Profesor. Alhamdulillah, semua itusaya jadikan lecutan diri untuk berkarya lebih baik lagi Kata-katanya singkat namun padat dan memotivasi. " Nah, puisi ini bagus Pak. Najas ada, simbul, atmosfir (imagery) juga ditampilkan......Lanjutkan untuk puisiyang lain Pak."

Mau tahu puisinya. Inilah puisi tersebut:

 

KISAH  SEORANG ANAK PANDEMI

#hariyanto_puisi

 

Seorang anak tiba-tiba menjadi yatim piatu

Kedua orangtuanya telah pergi selamanya

Kemarin pagi

 

Sebatang kara kini

Sang anak menatap langit sunyi

Pandemi menggores luka hatinya

Sekaligus melemparkannya dalam sepi

 

Ya Allah.....rindu kasih sayangnya

Belum hilang dari tikar pandan di depannya

Mereka duduk dalam senda gurau

Di tengah makan bersama

 

Kapan akan datang kembali

Senyum yang tersisa di atas tikar pandan

Di dalam mangkuk sayur bening

Yang selalu menyegarkan jiwanya

 

Malam itu semakin larut bersama angin dingin

Seorang anak tidur telungkup kaki

Dingin malam itu melipat sedihnya

Mengantar mimpinya, menemui ayah bunda.

 

 

Blitar, 25 Juli 2021

#hariyanto

#edisisedihmenatappandemi covid19


Alhamdulillah, saya pun  merasa tersanjung dengan pujian itu. Namun sekali lagi semua ini saya anggap sebagai lecutan diri untuk berkarya lebih baik lagi di masa depan seperti harapan beliau. Semoga Allah memudahkan jalannya. Aamiin.

#SALAM LITERASI

Blitar, 26 Juli 2021



Minggu, 25 Juli 2021

KISAH SEORANG ANAK PANDEMI

 

KISAH  SEORANG ANAK PANDEMI

#hariyanto_puisi

 

Seorang anak tiba-tiba menjadi yatim piatu

Kedua orangtuanya telah pergi selamanya

Kemarin pagi

 

Sebatang kara kini

Sang anak menatap langit sunyi

Pandemi menggores luka hatinya

Sekaligus melemparkannya dalam sepi

 

Ya Allah.....rindu kasih sayangnya

Belum hilang dari tikar pandan di depannya

Mereka duduk dalam senda gurau

Di tengah makan bersama

 

Kapan akan datang kembali

Senyum yang tersisa di atas tikar pandan

Di dalam mangkuk sayur bening

Yang selalu menyegarkan jiwanya

 

Malam itu semakin larut bersama angin dingin

Seorang anak tidur telungkup kaki

Dingin malam itu melipat sedihnya

Mengantar mimpinya, menemui ayah bunda.


Blitar, 25 Juli 2021

 @hariyanto

#edisi sedih menatap pendemi ini

Sabtu, 24 Juli 2021

Pentigraf TRAGEDI DAN SELFI

 

Pentigraf TRAGEDI DAN  SELFI

#hariyanto_pentigraf

 

Beberapa orang bergerombol di jalan pertigaan Kampung pagi itu. Semenjak truk besar datang subuh tadi ternyata mengundang keingintahuan warga Kampung itu. Sebuah truk besar menurunkan sebuah truk kecil  yang  diparkir di pinggiran pertigaan dengan body kepala truk tidak utuh lagi.

 

Semakin siang semakin banyak warga di sana. Beberapa orang memanfaatkan kondisi itu dengan selfi. Memang obyek yang unik itu sangat menarik untuk dijadikan obyek selfi. Hanya beberapa orang tidak mau melakukannya bahkan ngeri melihatnya, tentu sambil membayangkan betapa “dahsyatnya” benturan itu. Body kepala truk yang ringsek parah di bagian kiri akibat benturan keras telah membuat sopirnya meninggal dunia.

 

Tangisan sang ibu berderai ketika sebuah ambulans mengantar jenazah putranya. Putra keduanya baru saja puilang dari luar negeri setahun lalu sebelum memutuskan membeli sebuah truk untuk usaha barunya. Walau agak bandel ketika disuruh sholat dan mengaji sang ibu tetap sabar selama ini, Sebuah tas kecil ikut dikirimkan bersama jenazah berisi surat-surat mobl dan dan sejumlah uang. Sang ibu semakin tersedu ketika mendapati sebuah buku kecil “Belajar Sholat, dan Belajar Mengaji.” dii dalamnya. Sang Ibu terpana melihat lipatan foto selfi putranya di depan truknya yang masih utuh. Sang putra lagi tersenyum seperti kemarin sore sebelum berangkat.

 

Blitar, 24 Juli 2021

@Hariyanto_pentigraf

Jumat, 23 Juli 2021

PASRAH

 

gambar ; republika.co.id

PASRAH

#hariyanto_puisidarik

 

Corona

Bebas kemana

Menyebar mendunia

 

Tak hirau batasan

Bangsa tua muda

Menyebar ancaman nyata

 

Ya Rabbi tabahkanlah kami

Kokohkan sabar dalam dada

Berakar kuat dalam hati

Agar kami kuat berdiri

 

Sehat

Keselamatan hidup

Cikal kebangkitan

 

Membubung semangat melawan

Pertempuran seru terjadi

Memadam api pandemi

 

Meski korban jatuh satu-persatu

Mengisi hari-hari mengantar sunyi

Kesenyapan itu menghentak sadar

Bersiap bekal menuju Tuhan

 

Allah

Maha Besar

Maha Perkasa

 

Maha Teliti kejadian

Setiap detik terekam

Noktah kehidupan manusia

 

Ya Allah Ampunilah kami

Tunjukkah jalan lurus lempang

Kuatkanlah kami ‘tuk melalui

Engkaulah sumber kekuatan akhirku

 

Blitar, 23 Juli 2021

@Hariyanto

#edisi _ pasrahpada-Nya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kamis, 22 Juli 2021

BUAR BUAL DAN BUSA

 


BUAR BUAL DAN BUSA

#hariyanto_puisiKamisMenulis

 

Setali tiga uang dalam buar bual dan busa

Jika orang sudah pegang uang

Belanja yang tidak perlu

Sekedar unjuk eksistensi

Walau tahu itu nafsu

 

Biar orang  tahu dirinya beruang

Pemurah dan penderma paling mulia

Atau terkenal seantero dunia

Viral

Dengan tas-tasnya brended

Sepatu impor

Assesoris percantik diri

Secantik mobil antik

Hiasi puluhan rumah mewahnya

 

Itu memang bisa terjadi pada mereka yang kaya

Bergelar sultan dan sejenisnya

Yang layak menyandangnya

 

Tetapi buar itu membutakan

Biar tak bergaji sultan

Inginnya melebihi angan

Di atas mimpinya

Yang tak pernah tersadar

 

Dari buar  keluar bualnya

Tentang negeri indah nan mewah

Tentang enaknya makan dan berdandan

Berpenampilan senyum merekah

Cerita pun tersebar

Di televisi dan media massa

Ditonton berjuta manusia tanpa kedip

Menganga bibirnya melihat busa

Dari sela celoteh mulut pembual

Penebar mimpi kosong

 

Busa itu semakin membesar

Menggelembung penuhi asa

Sebesar balon besar anak-anak

Terus mengembang dan mengembang

Sebesar gunung ...

 

Dia lakukan buar dalam segalanya

Membual dan menyebar busa

Terlanjur mengembang gelembung

Sebesar gunung ...

Dia lupa gelembungnya itu kosong

Tanpa isi kecuali mimpi

Gelembung itu membesar karena nafsunya

Yang hendak melahap semua yang dilihatnya

Dia lupa di balik semua itu

Ada yang terlupakan belanja

Untuk negeri indah yang sebenarnya

 

Blitar, 22 Juli 2021

@hariyanto

#edisi suakamargakatabuar

*) Buar  =  Definisi/arti kata 'buar' di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ark a suka menghamburkan uang; boros; royal:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BELAJAR DARING SELAMA PPKM DARURAT JULI 2021

BELAJAR DARING SELAMA PPKM DARURAota Blitar merupakan salah satu kota yang terkena dampak pemberlakukan PPKM (Pembatasan Pergerakan Kegiatan Masyarakat) Darurat 3 Juli 2021 sampai 20 Juli 2021 kemarin. Kegiatan ini berlanjut ke PPKM tahap ke 2 yaitu 21 Juli 2021 sampai 25 Juli 2021.

Kegiatan seperti ini memang tidak mengenakkan banyak pihak. Bagaimana tidak pergerakan dibatasi. Beberapa ruas jalan di kota ditutup, Bahkan akses ke Pasar pun ditutup untuk beberapa saat. Orang berjualan malam dibatasi sampai dengan jam 20.00 WIB. Mall ditutup. dan untuk dunia pendidikan.....aktivitas pemberlajaran kembali menggunakan moda DARING ( Dalam jaringan)

PPKM Darurat Jawa Bali melibatkan banyak kota Kabupaten dan bberapa Provinsi. 

Kegiatan belajar secara PTM ( Pertemua Tatap Muka) yang sudah diidamkan banyak pihak akhirnya harus ditiadakan dan kembali DARING yaitu belajar memperguanakan alat bantu internet. Melalui WA grup, Zoom, Form, Google Calssroom dan lainnya. Kegiatan ini menjadi kembali menantang guru memperguanakan media dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya kepada orangtua juga harus kembali ikut mengawasi dan membelajarkan putra purinya di rumah masing-masing. 

Hal ini sungguh tidak mudah. Sedikit sekali orangtua berlatar belakang pendidikan sebagai guru sehingga tidak paham harus bagaimana menghadapi putranya belajar. Disisi lain orangtua harus menyediakan alat bantu minimal HP Android serta jaringan internet. Apalagi jika orang tua harus sibuk bekerja......siapa lagi yang akan mengurus putra-putronya bekajar,  Inilah satu dilema.

Guru.....juga sangat dipusingkan dengan perilaku siswa yang tidak biasa belajar Daring. Belajar penuh dengan tanggung jawab atas dirinya sendiri terkadang menghadapi tantangan bahwa kedisipkinan siswa belum ada, Sehingga disipilin belajar sendiri juga sangat kurang. Komunikasi yang sulit menggunakan media belajar HP sering menjadi hambatan menanamkan karakter siswa dan menyampaikan tugas secara benar. Alhasil penggunaaan media belajar akhirnya kembali pada seluruh pihak, guru , siswa dan orang tua.  Guru yang tidak mau belajar dan meningkatkan skill dalam media belajar akan mengalamai kesulitan menghadapi pembeljaran Daring. Siswa pun demikian. Karena kurang pengtehuan tentang media  serta kurang kontrol atas media, maka media semestinya untuk belajar menjadi untuk bermain saja. 

Orangtua juga menjadi terbagi . Ada yang mereka sadar menyediakan media HP dan mendampinginya putranya belajar. Ada yang tidak mau tahu masalah kebutuhan belajar pitranya. Menyediakan HP dan  sinyalnya tidak pernah jadi priporitas. Ditambah lagi tidak ada pendampingan pada putranya. 

Sebagai guru di mana pun sekolahnya pasti ingin memberikan pembelajaran kepada siswanya secara maksimal. Karena itu setiap hari  efektif selalu diberikan tugas-tugas khusus kepada siswa. Para guru juga rajin membuat jurnal dan mempersiapkan banyak media. Berikut ini adalah beberapa gambaran belajar di SN Turi I kota Blitar selama pemberlakuan PPKM Darutat tersebut. Semogainformasi ini bisa menghilangkan   anggapan negatif tentang guru, yang dikiranya enak liburan saja setiap hari dan terima gaji. Guru tetap bekerja walau pun siswa di rumahnya. Inilah yang perlu disadari oleh para orangtua.



Rabu, 21 Juli 2021

KETIKA WAKTU BERLALU

 

KETIKA WAKTU BERLALU

#hariyanto puisi

 

Berpacu waktu

Empat tiga dua satu

Melesat jauhlah jarak itu

 

Ayo tarik dan tarik

Ide dan rencana  menarik

Susun dalam deret indah larik

Lewati bait rima dan diksi eksentrik

 

Meski baru mengawali sama sekali

Meski sulit merangkai irama dan rima berkali

Coba dan mencoba mengutak-atik kata

Agar rapi enak dipandang mata

Agar indah dieja rangkaian  kata

 

Detik detik waktu

Berlalu berlari dan maju

Siapa tak lari terkejar

Siapa tak lari terlindas

 

Waktu sungguh mengalir

Mencari muara indah pantai harapan

Kepada satu jalan pasti

 

Waktu  terus berlalu

Waktu mengajak setia

Merangkai harapan ke depan

Menembus batas abadinya

Saat itu sang waktu telah pergi

Berlalu jauh sekali

 

Di sini kita hidup sebagai petani

Menggali tanah menebur benih kebajikan

Memeram biji asa di dalam bongkah tanah

Dengan unsur hara kebajikan

Suburkan rantingnya yang bertunas di Surga

 

 

Blitar, 21 Juli 2021

#hariyanto_puisi

@edisi puisi yang belim selesai

 

 

 

 

 

 

 

Selasa, 20 Juli 2021

KUBURAN MALAM



GAMBAR; cnn.indonesia.com

Puisi Telelet KUBURAN MALAM

#hariyanto_puisi telelet

 

Memang sedih

Hati pun pedih

Jiwa-jiwa yang letih

 

Dua tahun bergulat dengan Corona

Di simpang jalan mengarah kesana

Fokus namun tak tahu kapan berakhirnya

Kecuali hari-hari penuh duka

 

Corona, membuat hati campur aduk satu

Menatap sesama kini terlihat hanya bisu

Tanpa senyum dan suara.....sendu

Mobilitas dikurangi agar tak laju

Kerumunan dihindari agar ramai dalam semu

 

Tapi akankah semua berakhir sirna

Ya Corona jadi ancaman nyata

Diakui ataupun tidak, bukan itu soalnya

Tetapi hari-hari berlalu penuh duka

Muka belakang, kanan kiri barat timur semua

Mengepung dengan cengkeraman kuatnya

 

Hari-hari adalah bukti adanya

Corona hadir di depan kita

Ambulan meraung sirinenya

Sahabat, tetangga dan orang tercinta

Begitu cepat tinggalkan kita

 

Desa dan Kampung pun lara

Hari-hari terasa begitu pedihnya

Berita-berita selalu berisi  penuh duka

Ganti berganti menjatuhkan kurbannya.

 

Cerita duka di kuburan malam

 jenazah di kubur di lubang dalam

Hari ini 5 jenazah telah di makam

 

Blitar, 20 Juli 2021

@hariyanto_puisi telelet

 

#edisi kampung berduka