Minggu, 28 Februari 2021

Reaksi Survey Literasi, Cukuplah Membaca dan Menulislah untuk Sebuah Keajaiban

 


Reaksi dalam negeri dengan adanya hasil survey tentang literasi tersebut telah merubah arah baru dalam bidang pendidikan. Peraturan Mendikbud tentang Budi Pekerti tahun 2015 menyantumkan adanya Gerakan Membaca Buku selama 15 menit sebelum pembelajaran.

Satu tahun kemudian tahun 2016 dicanangkan adanya GLN (Gerakan Literasi Nasional) yang dipersiapkan untuk menggerakkan literasi di dalam negeri dengan 3 jalur yaitu GLS (Gerakan Literasi Sekolah)  , Literasi Keluarga dan Literasi Masyarakat.

Walau pun serasa lambat jalannya, namun kegiatan guru-guru dalam belajar dan berliterasi akhir-akhir ini menujukkan gejala yang sangat bagus. Banyak guru yang sudah memiliki Blog, dan menulis buku. Selebihnya giat menggerakkan siswanya membaca dan menulis, secara terus menerus.

Kemendikbud cukup jeli membaca arah zaman, antara lain mendasar pada hasil-hasil survey Internasional. Dengan keterbelakangan literasi dalam minat baca dan Literasi Bahasa dan Matematika, maka arah kurikulum pun semakin tajam. Program-program mengarah langsung pada literasi. Sebut saja program AKM (Assement Kompetensi Minimum) yang menghujam pada Literasi Baca Tulis dan Numerasi. Termasuk adanya survey karakter untuk memantau keterlaksanaan penanaman Budi Pekerti di Sekolah.

Kemendikbud juga bergerak cepat dengan menghadirkan berbagai program untuk guru, seperti Guru Belajar, Guru Penggerak, Guru Berbagi. Berbagai kemudahan mengakses ilmu bagi guru dan kemudahan saling berkolaborasi untuk membentuk karakter yang diperlukan di abad 21 dikemas dengan sangat baik. Semua kembali kepada Guru Pebelajar, yang semestinya Belajar Sepanjang Hayat. Penuh semangat, penuh karya, penuh inovasi dan selalu berbagi terutama untuk sesama dan kemajuan siswanya.

Hasil Survey luar negeri menujukkan “kegentingan” atau kedaruratan Literasi. Sudah seharusnya semua bergerak semangat sebagai reaksi terhadap masalah ini. Semua itu harus disadari oleh seluruh guru dan pegiat literasi lainnya. Galakkan membaca di kalangan siswa , keluarga dan masyarakat. Bangkitkan minat membaca dengan semangat tinggi. Hubungkan semua kegiatan dengan kegiatan menulis, Maka membaca akan menemukan pasangannya yang serasi dalam berbagi bentuk dan dimensi. Karena menulis sebenarnya memiliki dimensi luas sebagai ajang dari ekspresi diri. Produk tulisannya menjadi warisan abadi dari satu sisi kebudayaan.

Zaman telah berubah, kini fasilitas tehnologi begitu memanjakan manusia. Ingin membaca saat ini tidak ada alasan lagi tidak mempunyai buku. Ribuan bahkan jutaan judul buku menarik dalam bentuk digital dalam berbagai genre tersedia dalam kota kecil Android. Silakan berkunjung ke Perpusnas dan download aplikasinya maka segala macam bacaan siap dibaca dimana pun berada. Tinggal asses internet yang diperlukan, dan terpenting kemauan membaca dari manusianya.

Membacalah dan lalu menulislah. Begitulah tak henti-hemtimya Om Jay memberikan semangat keteladanan seperti dalam salah satu tulisannya

“Tulisan ini saya buat sebagai bahan renungan dan refleksi buat saya, agar melakukan koreksi diri dan terus memperbaiki diri setiap hari. Pesan saya,  membaca dan menulislah setiap hari lalu buktikan apa yang terjadi.” Lalu lanjutnya :

 

“Akhirnya membaca adalah makananku dan menulis adalah minumanku. Setelah mengikuti kegiatan, biasanya saya menuliskannya.  Ikatlah ilmu dengan cara menuliskannya. Itulah pesan Khalifah Ali Bin Abi Thalib yang saya baca dari berbagai sumber. 

Tulisan ini saya buat sebagai bahan renungan dan refleksi buat saya, agar melakukan koreksi diri dan terus memperbaiki diri setiap hari. Pesan saya,  membaca dan menulislah setiap hari lalu buktikan apa yang terjadi.”

Percayalah hal itu. Karena Om Jay telah membuktikannya.  SALAM LITERASI.

 

Blitar, 28 Februari 2021

Alhamdulillah sudah menulis ke 28 harinya

Hariyanto _ Blitar

    NPA PGRI  13170200445

Sabtu, 27 Februari 2021

Guru Mulia karena Karya, Membaca dan Menulis Satu Kucinya

 


Hari Jumat malam , 26 Februari 2021, Ibu Umi Rosidah berbagi inspirasi dan berbagi tips  dalam menulis dan meraih prestasi. Materi dengan  tema “Menjadi Guru yang Senang Menulis dan Meneliti”, beliau sampaikan di depan ratusan guru seluruh Indonesia alam acara rutin Belajar Menulis bersama Om Jay melalui WA. Acara murah meriah alias gratis ini benar-benar memberikan manfaat jika diikuti dengan serius, karena pematerinya adalah orang-orang atau guru berprestasi. Seperti malam itu Ibu Rosidah dari Kabupaten Kediri dengan sederet prestasi diantaranya juara Inobel Tingkat Nasional 2017, Melalui karya-karya tulis, beliau berhasil meraih Juara INOBEL Tingkat Nasional tahun 2017, dan 2018 mendapat kesempatan selama 21 hari short course di Jepang. Juara Apresiasi Guru Inspiratif, Kemendikbud tahun 2020.

Menurut beliau, salah satu motivasi terkuatnya adalah “guru mulia karena karya.”  Yang melecutnya untuk selalu belajar dan berkarya. Hal ini telah dibuktikannya dengan karya bukunya lebih dari selusin baik buku solo maupun tunggal. Bahkan ketika sedang sakit saat di negeri Jepang, beliau justeru mampu menulis sebuah novel.  Intinya beliau ingin memberikan motivasi malam itu bahwa guru harus memberikan contoh selalu belajar dengan selalu membaca dan menulis. Karena menulis itu juga satu bentuk karya guru. Beliau mencontohkan menulis berdasarkan penelitian, juga hasil diskusi dan pengalaman orang. Sehingga banyak karyanya selain antologi puisi juga hasil-hasil penelitian.

Guru harus mulia dengan karya, Karena dengan berkarya berarti guru sudah satu langkah lebih dekat untuk menjadi juara. dan yang lebih penting lagi guru adalah  teladan, jika guru terus belajar, maka peserta didiknya juga kan terus belajar. jika gurunya berhenti belajar maka peserta didiknya tidak akan pernah berkembang menjadi lebih baik, Tetapi janganlah kita berkarya hanya untuk menjadi juara, karena bisa jadi kita akan menghalalkan segala cara dan kecewa jika kita gagal menjadi juara. Berkaryalah untuk anak didik kita, meskipun kita gagal kita akan terus berkarya karena mendidik adalah bagian dari hidup kita

Aktivitas membaca merupakan modal utama untuk menjadi seorang penulis. dengan membaca akan memperkaya khasanah keilmuan kita, sehingga kita dapat melakukan sintesis dan menyajikan tulisan yang berkualitas sesuai dengan sudut pandang kita sendiri dan bukan hasil duplikasi.

Kenapa kita perlu menulis??

Karena dengan menulis serta melakukan penelitian inilah, telah mengantarkan beliau pada berbagai kegiatan lomba di  tingkat nasional sejak tahun 2015 . Karena menulis ini beliau mendapat kesempatan bertemu dengan bapak ibu guru hebat inspiratif  dari berbagai penjuru di tanah air. Karena menulis bertemu tokoh-tokoh  hebat, beremu bapak Menteri bapak Presiden serta mendapatkan pengalaman-pengalaman yang sangat luar biasa,

Beliau menyatakan bahwa banyak orang yang ingin menjadi penulis, akan tetapi hanya sedikit yang berhasil mewujudkannya. Karena, dalam menulis itu banyak sekali kendala. Berikut kendalanya menurut Bu Umi. 

1.      Merasa tidak ada bakat,

2.      Sulit memunculkan ide,

3.      Tidak suka menulis,

4.      Sulit menerima kritik

5.      Tidak ada waktu untuk menulis.

 

Semua itu bisa diatasi jika kita mempunyai motivasi kuat berlatih dan berlatih secara terus menerus. Karena menulis pada dasarnya adalah sebuah ketrampilan. Semakin banyak berlatih akan semakin mudah melakukannya. Selain itu, kita harus memiliki komitmen yang kuat dalam menulis. Sehingga kita akan selalu ada waktu untuk menulis. Intinya kita harus konsisten. Begini penjelasannya ketika ditanyakan cara menjaga konsistensi menulis.

“Untuk menumbuhkan konsistensi menulis cara yang bisa kita lakukan hanya satu yaitu terus menulis, berusahalah untuk menulis setiap hari, walaupun hanya satu paragraf atau 2 paragraf hingga menulis menjadi karakter hidup kita. bisa kita contoh Om Jay, Konsistensinya sungguh luar biasa, beliau sudah membuktikan dengan menulis setiap hari maka menulis bukan suatu hal yang sulit lagi. jika kita sudah konsisten 1 atau 2 paragaraf kita naikkan menjadi satu lembar atau dua lembar setiap hari dan seterusnya, insyaallah kita bisa konsisten dengan menulis.”

Betapa bagusnya motivasi malam itu.

Beliau juga memberikan 4 tips  menjadi penulis yang baik, yakni kita harus melakukan hal-hal berikut. Membaca, diskusi, lihat dan rasakan, dan sosialisasi. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut maka kita akan semakin kaya ilmu, pengetahuan, dan wawasan. Selain itu, perbendaharaan kata yang kita kuasai pun akan semakin bertambah. Sehingga semakin banyak pula hal-hal atau ide-ide yang dapat kita tuangkan dalam sebuah karya berbentuk tulisan.

Statemen beliau di akhir pertemuan dengan  motivasi ampuhnya ,” Guru Mulia karena Karya.” Pesannya jangan pernah berhenti berkarya dan menginspirasi peserta didik kita, dalam bentuk apa pun karya itu. Jika semua dilakukan dengan sungguh, insyaalllah akan menemukan kesuksesan. Guru adalah teladan bagi anak di masa depan.

Acara belajar bersama Om Jay tentang menulis seperti ini dilaksanakan seminggu 3 kali dengan nara sumber berbeda-beda. Saat ini sudah mencapai 17 gelombang, yang rencana akan berakhir di Bulan Maret. Biasanya tugas meresume materi dilanjutkan menuliskan resumenya dalam blog pribadinya. Hingga pada akhirnya jika terkumpul sedikitnya 20 resume bisa dijadikan sebuah buku. Artinya peserta juga mendapatkan piagam lulus belajar bersama Om Jay dan PGRI.

Blitar, 27 Februari 2021

 

Oleh Hariyanto – Blitar

NP PGRI 13170200445

Hasil Membaca 25 Februari 2021


Salam Literasi.

Anak-anak inilah hasil membaca kalian pada hari Kamis 25 Februari 2021. Yang sudah membaca dan melaporkannya disini berarti sudah melakukan kegiatan literasi dengan sangat baik. Sudah mau belajar dengan media HP Android , sudah mau membaca buku cerita tentang hal baik. Kami Tim Literasi Berseri SDN Turi 1 mendoakan kalian , semoga menjadikan kalian kelak sebagai anak yang sukses. Aamiin.

Salam Literasi

Ketua Tim GLS  Turi Berseri

Hariyanto


Jumat, 26 Februari 2021

GLN GLS dalam Fokus Literasi Baca Menulis

 




Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan GLN (Gerakan Literasi Nasional) pada tahun 2016 sebagai induk gerakan literasi secara nasional untuk menyinergikan berbagai program dan kegiatan lintas sektor.

GLN merupakan bagian dari implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti. Pada tahun 2017 Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) ditunjuk sebagai koordinator GLN.

Banyak pembaca yang tidak asing lagi dengan istilah Gerakan Literasi Nasional (GLN). Meskipun demikian, tidak sedikit yang masih bertanya-tanya: apa sebenarnya GLN itu? Maklum, istilah ini memang relatif baru.

Pertanyaannya mengapa baru tahun 2016 program GLN diluncurkan. Bagaimana sejarah gerakan literasi kita zaman dulu ? Apa yang menjadi latar belakang semua ini ?

Dalam buku Panduan GLN mengutip beberapa data terkait. Data IPM yang dirilis Badan Program Pembangunan PBB/United Nations Development Program (UNDP) misalnya menunjukkan bahwa IPM Indonesia pada tahun 2013 hanya berada di peringkat 108 dari 187 negara; jauh di bawah negara ASEAN lainnya. Survei lain tentang literasi yang dilakukan Central Connecticut State University pada tahun 2016 juga menempatkan Indonesia dalam posisi cukup memprihatinkan, yaitu urutan ke-60 dari 61 negara.

Melengkapi beberapa survei di atas, Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI)/Indonesia National Assessment Programme (INAP) yang mengukur kemampuan membaca, matematika, dan sains bagi anak sekolah dasar juga menghasilkan kesimpulan yang menunjukkan bahwa kemampuan anak-anak Indonesia sangat lemah. Secara nasional, yang berada pada kategori kurang perbidang adalah: matematika (77,13%; membaca (46,83%); dan sains (73,61%).

Ini hasil-hasil survey yang menyimpulkan bahwa negara kita masih harus kerja keras membenahi literasi.

Bagaimana sejarah literasi kita zaman dulu. Harus diakui dengan penemuan candi Borobudur dan candi lain serta adanya prasasti, juga buku-buku kuno seperti Sutasoma, Arjuna Wiwaha, menunjukkan bahwa pada zaman kerajaan kuno dulu telah ada kemajuan dalam bidang literasi, baik mengenai simbul maupun tulisan.

DI zaman RA Kartini, juga membuktikan bahwa di masa penjajahan Belanda ditahun 1800 an beliau sudah mampu menuliskan surat-surat berisi curahan pemikiran dalam bahasa Belanda. Dan di masa awal kemerdekaan sekitar 14 maret 1948, dicanangkanlah program Pemberantasan Buta Huruf (PBH) walau kondisi masih dalam keadaan darurat perang . Dalam pelaksanaan PBH yang darurat tersebut, ternyata kegiatannya dapat terlaksana di 18.663 tempat, dengan melibatkan 17.822 orang guru dan 761.483 orang murid. Sementara itu penyelenggaraan secara swadaya juga dilakukan di sekitar 881 tempat dengan melibatkan 515 orang guru dan 33.626 murid. Setidaknya dari program tersebut dapat menekan angka 90% buta huruf menjadi 40%. ditahun 1960an. Selanjutnya itu , Persiden Sukarno kembali mengeluarkan komado: bahwa Indonesia harus terbebas dari buta-huruf hingga tahun 1964. Hasilnya luar biasa pada tahun 1964 sebagian besar penduduk Indonesia usia 13 – 45 menjadi melek aksara huruf.

Di masa perjuangan kemerdekaaan para negarawan kita seperti Sukarno Hatta membuktikan bahwa mereka seorang literat. Seorang yang rajin membaca, bahkan bisa dijuluki “kutu buku” sekaligus pandai menulis. Mereka juga selalu mengisi hari-harinya dengan membaca buku dan menulis walau pun di penjara.

Bung Hatta ketika dibuang ke Digul Merauke daerah pelosok sekali saat itu membawa berkoper-koper buku sebagai sahabat sejatinya. Bung Karno ketika di penjara Sukamiskin juga membaca dan menghasilkan karya Indonesia Menggugat. Begitu nyata contoh literasi terjadi saat itu.

Namun pada akhirnya harus diakui, ketika sampai sekarang terus dijalankan gerakan literasi dengan berbagai program,  kita masih menghadapi yang namanya rendahnya minat membaca.

Rendahnya minat  membaca ini berakibat malasnya orang mendalami informasi sekaligus menyuburkan adanya hoax di masyarakat. Hasil survey yang diumumkan tentang ucapan nitizen Indonesia saat ini dianggap paling kasar di dunia, boleh jadi ini salah satu sumbernya.

Dalam kondisi seperti itu Pemerintah saat ini menggalakkan GLS Gerakan Literasi Sekolah, Literasi Masyarakat melalui TBM, serta Literasi Keluarga. Dan untuk menghasilkan gerakan yang maksimal maka perlu dilakukan kerjasama yang baik antar semua pegiat literasi diberbagai sektor tersebut. Untuk itulah GLN lahir, mewadahi, mengkoordinasikan dan memberikan berbagai pedoman praktis untuk gerakan literasi di Indonesia.

Hasil studi PISA 2018 yang dirilis pada Selasa (3/12/2019) menunjukkan bahwa untuk kategori kemampuan Membaca, Indonesia berada pada peringkat peringkat ke-74 dari 79 negara. Untuk kategori Matematika, Indonesia berada di peringkat ke-73 dengan skor rata-rata 379. Pada bidang Sains, Indonesia berada di peringkat ke-71, yakni dengan rata-rata skor 396.

Penjelasan hasil survei PISA merinci bahwa di Indonesia hanya 30% peserta didik mencapai kemampuan level 2 dalam membaca, padahal rerata negara OECD adalah 77%. Untuk membaca di level 5, rerata negara OECD di 9% sedangkan Indonesia 0%

Pada bidang Matematka, hanya sekitar 28% saja anak Indonesia yang mencapai level 2, sementara rerata negara OECD adalah 76%. Pada level 5, rerata negara OECD berada pada angka 11%, sedangkan Indonesia hanya 1%. 

Untuk sains, jumlah siswa Indonesia yang mampu mencapai level 2 hanya 40%, jauh kalah dibandingkan rerata negara OECD yang berjumlah 78%. Tidak ada siswa Indonesia yang mencapai level 5, padahal rerata negara OECD mencapai 7%.

Dibandingkan dengan hasil survei 2015, capaian tersebut mengalami penurunan. Pada survei tersebut, secara berturut-turut skor Membaca, Matematika, dan Sains adalah 397, 386, dan 403. Tragisnya, skor untuk Membaca mengalami penurunan terendah, bahkan lebih rencah dari skor tahun 2012 yaitu 396.

Survei di atas memperlihatkan secara jelas posisi indeks literasi Indonesia di antara negara-negara berkembang. Namun lebih dari itu, data yang dihasilkanya sekaligus menerangkan kepada kita bahwa kemampuan ilmu-ilmu dasar peserta didik Indonesia sangat memprihatinkan. Bahkan untuk bidang kemampuan membaca (sebagai fondasi bagi literasi lain), anak-anak Indonesia masih cukup jauh tertinggal.  

Karena itu sebagai kesimpulan atas keadaan itu sebagai guru setidaknya mulai serius menggerakkan literasi sekolah (GLS) di tempat masing-masing dengan berbagai cara sesuai situasi dan kondisi. Fokuslah pada literasi dasar membaca, yang dikaitkan dengan menulis. Karena dari kegiatan ini jika dikerjakan serius akan mencakup literasi media ( seperti penggunaan HP) dan Numerasi seperti menjumlah halaman bacaan, dan literasi kewarganegaraan. Terpenting lagi bahwa muara literasi membaca adalah kebagusan budi pekerti. Berkata dan menulis pun menjadi terarah dan terukur, tidak suka hoax, dan tidak suka berkata dan menulis dengan bahasa kasar.  Semoga hal ini segera disadari oleh para guru kita. Aamiin.

Blitar, 26 Februari 2021

 

Oleh Hariyanto – Blitar

NPA PGRI 13170200445

 

Kamis, 25 Februari 2021

Kisah Menulis Darik Patidusa untuk Sisipan Bukuku


 








Sambil menyelam minum air dan dapat ikan. Itulah ibarat orang yang beruntung secara beruntun. Itu pula yang alhamdulillah saya rasakan hari ini. Betapa tidak secara tidak sengaja saya membaca di WA perihal lomba cipta puisi oleh Media Guru bertemakan Literasi dan Pendidikan. Cocok dan persis dengan tema buku yang hendak saya ikutkan lomba ini. Menulis 28 hari di blog untuk menerbitkan buku.

Saya pun dengan perasaan gembira hati mencoba mengikuti lomba tersebut. Maunya sambil bersantai mungkin merenungkan sebentar untuk mendapatkan ide terbaiknya, mendadak setengah terkejut, tertulis deadline lomba hari ini jam 23.59 WIB.  Wah, tidak bisa tidak harus bisa.

Puisi apa yang cocok. Setelah selama ini mengamati penyair di tulisan blog YPTD ini ternyata ada puisi baru Darik (dasa larik) yang ditulis konsisten oleh Sudomo pencetus Darik. Itu pun saat ini ditulis berkali-kali dengan isi karakter siswa dengan sangat bagus susunan lariknya.

Berbekal sedikit pengalaman menulis darik dan belajar dari sang empunya, saya pun tidak ragu ingin menirukannya. Hasilnya memang luar biasa. Tulisan itu mengalir lancar dan jadilah beberapa darik.....Karena dibatasi 2 halaman saja tidak boleh lebih, ketika masih ada halaman kosong saya sisipi dengan puisi patidusa dibelakangnya. Sehingga istilah puisinya menjadi “Puisi Darik-Patidusa,” yang kali ini saya beri judul “Kisah Berliterasi.”

Puisi ini juga saya maksudkan untuk mengisi salah satu halaman calon buku saya, karena temanya sama, dan juga untuk mengimbangi karya non fiksi agar ada bumbu-bumbunya puisi di dalamnya. Mohon doanya para sahabat pembaca yang terhormat, agar puisi Darik Patidusa saya ini bisa lolos lomba.

Berikut ini tulisan saya yang saya maksudkan.

Puisi Darik Patidusa  # Kisah Berliterasi

@ by hariyanto

.

Berliterasi

Sungguh luhur

Sungguh bermartabat

.

Jika mampu maknai

Jika mampu pahami

Makna dalam kandungannya

.

Bukan untuk kita Guru

Mengajar untuk pembelajaran siswa

Menuntun pada jalan terang

Nun jauh melompati zaman

..

Literasi baca lalu menuliskannya

Dasar dari pembuka pengetahuan

Penjunjung martabat tingginya insani

Menuju derajat agung pada-Nya

.

Lalu kemudian beramal

Torehkan ilmu manfaat

Ilmu berbakut ketaqwaan

.

Literasi pembuka

gelapnya kebodohan

.

Bacalah

.

Tulislah

Atas Nama-Nya

Atas Nikmat-Nya

.

Atas nama Literasi

Pendidikan oleh Guru

Guru bersama siswanya

.

Berbaur Gerakan Literasi Sekolah

Membentuk pribadi karakter terpuji

Membuka wawasan kemampuan diri

Memberikan nilai tambah kebermaknaan

.

Berpacu

Warnai Literasi

Dunia pendidikan

.

Maju bersama keluarga

Maju bersama masyarakatnya

Maju bersama bangsanya

.

Literasi harus mewarnai generasi

Membalut rapi kesiapan diri

Menyongsong abad depan nanti

Jiwa Pancasila harus terpatri

.

Literasi

Baca Tulis

Mendasari semua aspeknya

Numerasi, Media, Finansial, Kewargaannegara

Menyatu dalam kepribadian agung

Terampil membaca menulis

Mengeja kritis

Literat

 

Blitar, 25 Februari 2021

Oleh. Hariyanto – Blitar

NPA PGRI 13170200445

 

1.     Link YPTD : https://terbitkanbukugratis.id/hariyanto/02/2021/kisah-membuat-puisi-darik-patidusa-untuk-sisipan-bukuku/

2.     Link Blog Pribadi :

 

Membuat Puisi Darik Patidusa Kisah Berliterasi

 




Alhamdulillah di kesempatan Kamis Menulis hari ini, diberikan tantangan amat bebas. Karena kita disuruh mengamati gambar, ada jagung sudah dipotong kecil-kecil, mentimun disayat kecil-kecil dan kacang panjang juga dipotong kecil-kecil, dan semangkok berisi 2 telur ayam siap digorang. Saya membayangkan akan ada masakan sayur asam siang ini. Uh betapa segarnya makan siang nanti. Dan berlauk telur goreng...... Sayang digambar tidak kelihatan cabe untuk sambal terasinya. (Mungkin cabe sedang mahal ya)

Ide pun bergulir, secara tidak sengaja melihat halaman Media Guru kok ada lomba cipta puisi diundur, karena pesertanya masih kurang 200 an. dari target 1000 guru penyair. Temanya cocok dengan buku yang saya persiapkan yaitu Literasi dan Pendidikan. Tetapi begitu melihat DL nya, "asem," eh maaf alhamdulillah harus dikirim hari ini 25 Februari 2021 jam 23.59 WIB. 

Sudahlah sayur asem saya lupakan dulu.

Saya pun mencoba menulis puisi darik dengan tema tersebut. Kebetulan pikir saya. Kan mudah dituangkan dalam puisi Darik......puisipun saya  susun, Wah lancar sekali. Dibatasi 2 halaman saja tidak boleh lebih tapi masih ada halaman sisa....saya pun gabungkan dengan patidusa. Paslah genap 2 halaman ukuran kertas A 4 font arial ukuran 12 margin normal. Alhamdulillah selesai.

Sekarang setiap menulis Darik saya terbayang pencetusnya Mazmo salah satu admin Lagerunal. Maka dalam tulisan singkat di FB MediaGuru saya sisipkan " sambil memperkenalkan puisi Darik ."

Tulisan ini pun rencana saya sisipkan dalam  buku saya nanti. Harapannya, dalam buku yang mengulas karya nonfiksi.....harus disisipi puisi agar ada variasi dan penyegaran.  Semoga harapan itu terjadi. Aamiin.

Sahabat semua disini. Inilah puisi Darik yang saya tulis malam ini. Mohon doanya agar bisa lolos di lomba Media Guru itu nggih. 

Salam Literasi


Puisi Darik Patidusa  # Kisah Berliterasi

@ by hariyanto

.

Berliterasi

Sungguh luhur

Sungguh bermartabat

.

Jika mampu maknai

Jika mampu pahami

Makna dalam kandungannya

.

Bukan untuk kita Guru

Mengajar untuk pembelajaran siswa

Menuntun pada jalan terang

Nun jauh melompati zaman

..

Literasi baca lalu menuliskannya

Dasar dari pembuka pengetahuan

Penjunjung martabat tingginya insani

Menuju derajat agung pada-Nya

.

Lalu kemudian beramal

Torehkan ilmu manfaat

Ilmu berbakut ketaqwaan

.

Literasi pembuka

gelapnya kebodohan

.

Bacalah

.

Tulislah

Atas Nama-Nya

Atas Nikmat-Nya

.

Atas nama Literasi

Pendidikan oleh Guru

Guru bersama siswanya

.

Berbaur Gerakan Literasi Sekolah

Membentuk pribadi karakter terpuji

Membuka wawasan kemampuan diri

Memberikan nilai tambah kebermaknaan

.

Berpacu

Warnai Literasi

Dunia pendidikan

.

Maju bersama keluarga

Maju bersama masyarakatnya

Maju bersama bangsanya

.

Literasi harus mewarnai generasi

Membalut rapi kesiapan diri

Menyongsong abad depan nanti

Jiwa Pancasila harus terpatri

.

Literasi

Baca Tulis

Mendasari semua aspeknya

Numerasi, Media, Finansial, Kewargaannegara

Menyatu dalam kepribadian agung

Terampil membaca menulis

Mengeja kritis

Literat

 

Blitar, 25 Februari 2021


Rabu, 24 Februari 2021

Hasil Membaca Rabu 24 Februari 2021

 Salam Literasi,

Anak-anak tak terasa hampir sebulan kita semua menjalani kebiasaan membaca buku cerita. Ini kebiasaan yang baik Anak-Anak. Tolong terus dilakukan dengan niat untuk belajar sambil untuk hiburan ya. Kali ini kami tim GLS Berserti melaporkan hasil kegiatan membaca kalian hari ini Rabu 24 Februai 2021.

Salam Literasi

Ketua Tim GLS Berseri

Hariyanto


Proloog Literasi dan GLS di Indonesia



 Pengertian Literasi dalam Wikipedia adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa. 

Dalam bahasa latin disebut sebagai literatus yang berarti orang belajar. Kemudian, di dalam kamus online Merriam – Webster, dijelaskan bahwa literasi adalah kemampuan atau kualitas melek aksara dimana di dalamnya terdapat kemampuan membaca, menulis dan mengenali serta memahami ide-ide secara visual.

Intinya adalah pengertian literasi merujuk kepada adanya pembelajaran yang mengarah kepada kemampuan membaca dan menulis untuk pemahaman suatu ide.

Dalam perkembangannya pengertian ke arah membaca dan menulis dianggap istilah terlalu sempit sehingga muncul istilah literasi digital, literasi numerasi, literasi finansial dll. Seperti Sebagai contoh, PISA (Programme for International Student Assesment) yang dikoordinasikan oleh OECD telah mengategorikan literasi menjadi (a) literasi keilmu-alaman (scientifical literacy), (b) keberaksaraan matematis (mathematical literacy), dan (c) literasi membaca (reading literacy). Sedangkan  UNESCO menyatakan adanya literasi informasi dan literasi media. 

Di Indonesia menerapkan adanya  5 jenis  Literasi dasar yang terdiri atas baca tulis, numerasi, sains, digital, finansial, budaya dan kewargaan merupakan bagian dari kecakapan abad XXI. Bersama dengan kompetensi dan karakter, ketiga hal tersebut akan bermuara pada pembelajaran sepanjang hayat.

Di Indonesia, pada awalnya literasi dimaknai 'keberaksaraan' dan selanjutnya dimaknai 'melek' atau 'keterpahaman'. Pada langkah awal, “melek baca dan tulis" ditekankan karena kedua keterampilan berbahasa ini merupakan dasar bagi pengembangan melek dalam berbagai hal. Pemahaman literasi pada akhirnya tidak hanya

merambah pada masalah baca tulis saja, bahkan sampai pada tahap multiliterasi.

Apa yang dimaksud multiliterasi ?

Multiliterasi dimaknai sebagai keterampilan menggunakan beragam cara untuk menyatakan dan memahami ide-ide dan informasi dengan menggunakan bentuk-bentuk teks konvensional maupun bentuk-bentuk teks inovatif, simbol, dan multimedia (Abidin, 2015).

Menurut Word Economic Forum (2016), peserta didik memerlukan 16 keterampilan agar mampu bertahan di abad XXI, yakni fondasi literasi atau literasi dasar

Berikut adalah Tabel 2.1 yang memaparkan kecakapan abad XXI tersebut.

 


Sementara untuk pembentukan budi pekerti dan karakter GLS diarahkan kepada nilai-nilai Pancasila, disamping 16 nilai di tabel. Nilai tersebut tercantum dalam tabel berikut :

 



Gerakan Literasi Sekolah (GLS) telah digulirkan mulai Maret 2016 oleh Kemendikbud merupakan salah satu pilar gerakan literasi bangsa ini disamping Literasi Keluarga dan Literasi Masyarakat. GLS menerima tugas menanamkan pondasi kuat tentang literasi dasar dan ketrampilan abad XXI serta karakter yang baik untuk menyambut masa depan siswa. Tugas itu begitu penting sehingga menjadi tugas mulai bagi guru dan siapa saja yang menggerakkan literasi di sekolahnya. Inilah tantangan kebaikan di masa kini, dimasa sulit di tengah penggunaan Android yang kurang terarah dan budaya baca yang rendah . 

Tujuan Literasi  secara umum :

1. Membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan cara membaca berbagai informasi bermanfaat.

2. Membantu meningkatkan tingkat pemahaman seseorang dalam mengambil kesimpulan dari informasi yang dibaca.

3. Meningkatkan kemampuan seseorang dalam memberikan penilaian kritis terhadap suatu karya tulis.

4. Membantu menumbuhkan dan mengembangkan budi pekerti yang baik di dalam diri seseorang.

5. Meningkatkan nilai kepribadian seseorang melalui kegiatan membaca dan menulis.

6. Menumbuhkan dan mengembangkan budaya literasi di tengah-tengah masyarakat secara luas.

7. Membantu meningkatkan kualitas penggunaan waktu seseorang sehingga lebih bermanfaat.

Tujuan Gerakan Literasi Sekolah :

1. menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran berbudaya literasi.

2. membentuk warga sekolah yang literat dalam hal: 

a. baca tulis, b. numerasi, c. sains, d. digital, e. finansial, f. budaya dan kewargaan.

Manfaat Literasi antara lain :

1. Menambah perbendaharaan kata “kosa kata” seseorang.

2. Mengoptimalkan kinerja otak karena sering digunakan untuk kegiatan membaca dan menulis.

3. Mendapat berbagai wawasan dan informasi baru.

4. Kemampuan interpersonal seseorang akan semakin baik.

5. Kemampuan memahami makan suatu informasi akan semakin meningkat.

6. Meningkatkan kemampuan verbal seseorang.

7. Meningkatkan kemampuan analisis dan berpikir seseorang.

8. Membantu meningkatkan daya fokus dan kemampuan konsentrasi seseorang.

9. Meningkatkan kemampuan seseorang dalam merangkai kata yang bermakna dan menulis.

Demikian sekilas Literasi di Indonesia dan pengantar Gerakan Literasi Sekolah. Semoga tulisan ini menambah keyakinan akan pentingnya GLS di setiap sekolah. Aamiin.


Blitar, 24 Februari 2021

Oleh  Hariyanto – Blitar

1. Link YPTD  : https://terbitkanbukugratis.id/hariyanto/02/2021/proloog-literasi-dan-gls-di-indonesia/

2. Link Blog Pribadi : 

NPA PGRI. 13170200445


Hasil Membaca Kalian Selasa 23 Februari 2021

 Salam Literasi Anak-Anak

Selamat bagi kalian semua yang masih semangat ikut kegiatan membaca buku setiap hari. Semoga menjadi anak yang cerdas nantinya. Aamiin. Anak berbakti kepada Guru, Bapak Ibunya.

Kali ini ada siswa kelas 1 yang rajin sekali. DI kala lainnya tidak membaca dia membaca sendirian......namanya Muhammad Farid Adinata. Ini yang patut dicontoh. Tidak disuruh pun tetap membaca. Karena membaca memang untuk kebutuhan sendiri anak-anak. Untuk hiburan juga untuk menambah ilmu. Membacalah

Demikian terimakasih

Salam Literasi

Ketua GLS Berseri

Hariyanto




Selasa, 23 Februari 2021

Menyusun Daftar Isi Otomatis dengan Bantuan MS Word

 


          Alhamdulillah malam ini setelah terngiang-ngiang akan pesan H. Thamrin Dahlan, saya bisa menyelesaikan draf Daftar Isi dan Prakata. Ini menyangkut waktu yang semakin mendekati dead line Lomba Menulis Blog Om Jay.

          Begini pesan yang motivatif itu . “Kepada  Teman Teman Guru tetap semangat mencapai target 28 posting di website YPTD terbitkanbukugratis.id.  Sebagai persiapan menerbitkan buku, kira nya dari sekarang disiapkan Judul Buku, Kata Pengantar, Daftar Isi, dan Sinopsis. Kumpulkan tulisan tersebut dalam 1 file format word.” 

          Malam ini berkat video Bapak  Yulius Roma Patandean di Channel  beliau(https://www.youtube.com/watch?v=eePQwyHAcjw&feature=youtu.be saya bersyulur bisa menyelesaikan dengan mudah menggunakan apliakssi WS.

Disamping itu saya juga mengintip video channel Promingo Studio https://www.youtube.com/watch?v=4k2pr7116P0

Saya mengucapkan terimakasih atas ilmu mereka, semoga mereka semakin sukses.

          Calon  buku saya adalah menceritakan gerakan literasi sekolah agar sukses dari langkah sederhana. Berangkat dari pertemuan dengan sahabat guru penggerak literasi yang sukses duluan, saya berani menuliskan hal ini seiring rintisan GLS disekolah kami. Apresiasi terhadap guru literat antara lain Mr. Bams, julukan dari Bambang Pruwanto guru penggerak Literasi SMP Taruna Bakti Bandung, Emi Sudarwati dari guru SMP Bojonegoro dan Rince Wiki Utami dari SDIT Darul Maza Jatiasih di Bekasi Jawa  Barat. Apresiasi juga kami sampaikan kepada Om Jay yang selalu mefasilitasi pertemuan guru kreatif dengan guru seluruh Indonesia.

Sementara calon  judul bukunya “Menggerakkan Literasi SekolahMengangkat Martabat Siswa(Kasus Memulai Gerakan Literasi di Masa Pandemi Covid 2021)

Malam ini saya telah menyelsaikan prakata, sedangkan Kata Pengantar saya berharap sekali Om Jay dan Penggerak Literasi hebat lainnya bisa memberikannya.

Inilah prakata saya malam ini. Semoga tulisan saya ini benar-benar menemukan takdirnya menjadi sebuah buku yang bermanfaat . Aamiin.

PRAKATA

Dengan penuh rasa syukur Kepada Allah SWT. Penulis mempersembahkan karya ini kepada pembaca khususnya Guru dan Penggerak Literasi Sekolah .

          Buku ini terlahir karena keprihatinan penulis melihat gejala mundurnya minat baca di kalangan siswa sekolah kami di SD. Menurut hasil survey Lembaga dunia ditemukan fakta data  evaluasi Programme for International Student Assesment (PISA tahun 2012 bahwa minat baca kita sangat rendah.

          Sebagai Guru kami menginginkan adanya perubahan keadaan itu melalui gerakan literasi Baca Tulis di sekolah. Langkah yang kami ambil bersama guru lainnya adalah memulainya di tengah situasi sulit , masa Pabdemi Covid 19 yang sudah setahun melanda ini.

          Dengan berbekal mencari pengalaman sahabat yang sukses dalam gerakan literasi di sekolahnya, penulis bertemu dengan banyak guru yang inspiratif. Guru yang sukses telah bergabung dengan gerakan belajar bersama Om Jay julukan seorang guru bernama Wijaya Kusumah.

          Guru-Guru Inspiratif telah ditampilkan Om Jay dihadapan guru se Indonesia melalui WA dan saluran You Tube, antara lain Bambang Purwanto (Mr Bams) guru penggerak literasi di SMP TarunaBakti Bandung, Emi Sudarwati guru pemenang Inobe penggerak literasi di SMP di Bojonegora,  Rince Wiki Utami dari SDIT Darul Maza Jatiasih di Bekasi Jawa  Barat. Beliau adalah seorang Kepala Sekolah yang sukses mengantar siswanya berlliterasi dengan “Gerobak Cerdasnya.” Mutiara-mutiara itulah yang ingin kami rangkai ,menjjadi gerakan literasi di sekolah kami.. Harapannya bisa juga dikembangkan di sekolah lain. Aamiin.

                             

Blitar, 23 Februari 2021

Oleh. Hariyanto _NPA PGRI 13170200445

 

 

1; link YPTD https://terbitkanbukugratis.id/hariyanto/02/2021/menyusun-daftar-isi-otomatis-dengan-bantuan-ms-word/

2’ Link blog pribadi