Rabu, 31 Maret 2021

Hasil Membaca Rabu 31 Maret 2021 : SELAMAT 34 Siswa Rajin Membaca !




 SALAM LITERASI

Sekali lagi selamat, setelah kemarin turun 18 Siswa saja Rajin Membaca, hari ini meningkat lagi menjadi 34 siswa. Ini belum terhitung 11 siswa kelas 1 yang membaca langsung dihadapan gurunya. Ya mereka membaca buku cerita bergambar. Mereka amenggunakan waktu 15 menit saja, jika dirasa kurang mereka bisa meneruskan membacanya di rumah masing-masing.

Begitulah kegiatan LITERASI di SDN Turi 1 Kota Blitar hari ini. Kegiatan seperti ini dilakukan setiap Hari Senin sampai Kamis. DI masa Pandemi Covid 18 ini sebagian besar kegiatan membaca buku cerita dilakukan secara on line. Siswa membaca buku digital berupa pdf dari web sekolah. Ada lebih dari 100 judul buku yang bisa dipilih bebas. Setelah membaca siswa mengisi form laporan kegiatan membaca. Berisikan nama, kelas, absen, judul buku, halaman awal dan akhir serta jumlah halaman yang dibaca. Ada beberapa siswa yang memilih meminjam buku verita di Perpustakaan Sekolah secara langsung untuk kemudian dibaca di rumah. Kegiatan ini sudah berlangsung sejak akhir Januari 2021 sampai saat ini. Data siswa yang membaca buku cerita terrekam dalam Drive. Hasil Kegiatan membacanya juga dilaporkan di WEB Sekolah.

Kegiatan seperti ini diharapkan dapat menumbuhkan minat membaca siswa, sehingga terbentuk karakter siswa rajin membaca buku dengan senang hati. 

Hari ini luar biasa ada 34 siswa Rajin Membaca yang telah direkam datanya di Drive. Siswa membaca menunjukkan kemajuan dalam hal jumlah halaman yang dibacanya semakin banyak. Hari ini muncul nama Diego Pratama kelas 3  paling banyak 54 halaman dibacanya, disusul  Chantika kelas 5 dengan 46 halaman, lalu Desta kelas 4 (45 halaman) lalu Safrina dan Raditya kelas 4 masing-masing 43 lembar, Aurel, Eva, Nabila lumayan antara 25 - 37 . SELAMAT ya Semuanya. Semoga semua menjadi siswa yang pintar dan selalu berbakti kepada Orangtua dan Gurunya. Aamiin

Sekian dulu laporan membacanya. Tetap semangat dan Rajin Membaca !


SALAM LITERASI

TIM GLS Turi Berseri

Ketua - Drs. Hariyanto

Menumbuhkan Jiwa Literasi Siswa Sejak Dini

 


Ketika Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di mulai,  jangan dilupakan memberi tugas membaca buku cerita 15 menit sebelum pembelajaran. Ini adalah tugas literasi. Ini pun masih tahap awal, yaitu tahap pembiasaan membaca untuk menumbuhkan minat baca. Seperti dalam Permendikbud No. 23 Tahun 2015. Lalu disusul dengan gerakannya di tahun 2016 dan seterusnya hingga kini, seolah mengisyaratkan “jangan pernah dilupakan tugas membiasakan siswa membaca buku cerita (non pelajaran).” Ini seperti remeh tapi bukan remehan, karena  bisa membentuk karakter siswa yang unggul nantinya.

Tugas seperti ini sudah dijelaskan dengan tuntas dalam peraturan tersebut yang sebenarnya menjadi salah satu permen yang mengatur Penumbuhan Budi Pekerti bab mendorong minat baca.

Selanjutnya dalam buku “ Panduan Gerakan Literasi Sekolah di SD.” Di sampulnya tertulis...”menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan ekosistem sekolah yang diwujudkan dalam gerakan literasi sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.”

Untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat diperlukan segala ketrampilan dan sikap karakter yang memadai sesuai zamannya. Karakter yang diperlukan di abad ke 21, yang sebenarnya sudah disatukan ke dalam Kurikulum 2013 yaitu ketrampilan 4 K  ( Berpikir kritis, Kreaatif, Komunikasi, Kolaborasi) . Ada 4 butir Nawacita yang barkait erat dengan literasi : modal pembentukan SDM yang berkualitas, produktif dan berdaya saing, berkarakter dan nasionalis.

Pengertian literasi  dalam GLS harus dipahami secara utuh : yaitu kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain  membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/atau berbicara. ( Panduan GLS di SD, Kemendikbud 2016)

Tahapan GLS ada 3 :1) Pembiasaan, 2) Pengembangan, 3) Pembelajaran.

Tahap 1 ; dengan cara menumbuhkan minat baca melalui membaca 15 menit

Tahap 2 : meningkatkan kemampuan melalui menanggapi buku pengayaan,

Tahap 3 : menggunaakan buku pengayaan untuk pembelajaran di semua mata pelajaran.

Untuk sukses di tahao 1 kuncinya adalah memperkenalkan siswa sejak dini, membiasakan membaca buku cerita, atau dibacakan, atau diberi dongeng oleh gurunya. Intinya siswa diajak gembira dengan membaca. Setelah tercipta kebiasaan membaca  maka dilanjutkan kepada “tahap pengembangan.”  Tahap pengembangan menurut kami adalah masuk tahap 2 dan 3, karena siswa dibentuk dan dipandu serta belajar menuliskan banyak hal setelah membaca. Dari menanggapi, mereview, meresume, membuat pertanyaan, membuat kata indah, mengartikan kata dll. Semua itu tergantung situasi dan kondisi di sekolah.

Tujuan akhir GLS adalah menjadikan ekosistem sekolah yang literat. Hal ini tidak mudah karena harus dilakukan oleh semua warga sekolah secara serentak saling membantu. Kesamaan konsep ini sangat dibutuhkan.

Bagaimana situasi sekolah literat itu  ? Inilah sedikit gambaran umumnya :

1.     Menyenangkan dan ramah

2.     Semua warga sekolah beremphati, peduli dan menghargai sesama;

3.     Menumbuhkan semangat ingin tahu dan cinta pengetahuan

4.     Membuat warga sekolahnya mampu berkomunikasi dan bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.

5.     Mewadahi semua partisipasi seluruh warga sekolah termasuk lingkungan sekitarnya.

 

Bapak Ibu Guru selamat berliterasi. Salam Literasi, pikirkanlah yang terbaik buat anak didik semuanya melalui gerakan literasi sekolah. rut Lakukan dengan senang, siswa akan senang, lakukan dengan  konsisten agar tercipta karakater membaca bagi siswanya.

 

Blitar, 31 Maret 2021

By . hariyanto

Hasil Membaca Selasa 30 Maret 2021 : SELAMAT 5 Siswa Membaca 50 Lembar

 SALAM LITERASI

Anak-anak. Ada yang  istimewa kali  ini. Jumlah pembaca rajin turun lagi dari kemarin 34 siswa hari ini 19 siswa. Mungkin banyak yang lupa ya...atau karena listrik padam semalam. Semoga semuanya kembali lagi.

Anak-anak. Hari ini Tim Literasi semakin bangga dan gembira melihat ada 5 siswa yang membaca sampai 50 lembar halaman buku cerita : Mereka adalah

1. Eva S Putri kelas 4

2. Michael Bintari kelas 4

3. Chantika kelas 5

4. Farel kelas 5

5. Hamdhan kelas 5

Meskipun masih harus ditanyakan menulis angka 50 itu jumlah yang benar-atau belum namun sudah berusaha. KIta berharap itu betul terjadi.

Semoga semua ini bisa memberi semangat kepada siswa lainnya. 

Semoga anak-anak semakin rajin menjadi anak pintar

 Aamiin

SALAM LITERASI

TIM GLS TURI BERSERI

Ketua

Drs. Hariyanto



Selasa, 30 Maret 2021

Ayo Ikut Menulis Antologi tentang Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

 


Alhamdulillah tidak bisa dibayangkan rasa bahagia ini mendapatkan kabar buku sudah selesai dicetak. Buku solo perdana bagi saya, yang diterbitkan oleh penerbit YPTD (Yayasan Pusaka Thamrin Dahlan) di Jakarta, sebuah yayasan yang mendedikasikan diri dibidang literasi dengan menerbitkan buku secara gratis.

Kabar ini disampaikan oleh Ketua Umum YPTD Haji Thamrin Dahlan melalui WA Grup, bahwa ada 27 buku yang diterbitkan bersamaan siap dikirim mulai Senin 29 Maret 2021. Terbitnya buku ini merupakan keiinginan terbesarku sejak tahun 2020 lalu, tahun yang sulit bersamaan Pandemi Covid 19. Sekaligus tahun berkah karena mempertemukanku dengan berbagai komunitas menulis, seperti Gurusiana, Om Jay Belajar Menulis PGRI, KSGN, Lagerunal, dll. Semuanya saling memberikan manfaat intinya berhasil menjadi wadah pembelajaran menulis dan sekaligus menerbitkan buku walau pun bentuk antologi. Ada sekitar 10 judul buku antologi berhasil aku tulis bersama sahabat guru lainnya selama kurun waktu 1 tahun 2020.

Itu semua berkah silaturahmi. Karena pada dasarnya kita mampu menulis buku antologi walau pun dengan sahabat berjauhan yang tidak pernah kita kenal sebelumnya.

Buku solo perdana saya berjudul ,”Menggerakkan Literasi Sekolah Mengangkat Martabat Siswa (Mengawali di Masa Pandemi Covid 19).” Buku ini berisi kumpulan pengalaman sukses sahabat guru penggerak literasi sekolah dari berbagai tingkatan SD, SMP, SMA di berbagai sekolah. Tulisan ini juga memberikan gambaran strategi program agar bisa berjalan walau di masa Pandemi, program Literasi Sekolah. Buku ini ditulis dengan bahasa sederhana dan dengan gambaran cara praktek sederhana. Sehingga isinya menawarkan program yang sedapat mungkin diterapkan diberbagai wilayah Indonesia.

Buku ini rencana kita launching di April 2021, dengan harga normal 65 ribu rupiah, Namun jika preeorder melalui form : https://forms.gle/HMaL7v7oz68mjxiT9  

dapat dibeli dengan harga 50 ribu rupiah.

Ada juga tawaran menulis Antologi, untuk bisa mendapatkan buku ini secara gratis. Tawaran itu dapat di lihat di link berikut :

https://hariyanto17.blogspot.com/2021/03/ayo-menulis-antologi-tentang-gerakan.html

 

Batas tawaran menulis antologi ini adalah 25 April 2021 jam. 23.59 WIB.

Ayo segera ikut. Ditunggu partisipasinya.

 

Blitar, 30  Maret 2021

By. hariyanto

 

Senin, 29 Maret 2021

AYo Menulis Antologi Tentang Gerakan Literasi Sekolah 2021


 

Sahabat Literasi

Memaknai hari Pendidikan 2 Mei 2021 kali ini, yuk kita membuat buku antologi bertema

Menggerakan Literasi Sekolah untuk Kemajuan Bangsa. Mari berpartisipasi dengan mendaftarkan diri di link ini  :  http://bit.ly/Pndftrn_MenulisGLS

Kurator  Hariyanto  dan Editor:   Bu Kanjeng Sri Sugiastuti

Gerakan Literasi Sekolah telah digaungkan sejak tahun 2015, dalam Permendikbud No, 23 Tahun 2015 tentang Penanaman Budi Pekerti ada aturan siswa membaca buku non pelajaran 15 menit sebelum pembelajaran. Sejak itu Gerakan Literasi Sekolah dilaksanakan diberbagai sekolah. Dengan segala bentuk dan jenisnya semua berangkat dari langkah awal pengembangan minat baca. 

Nah Sahabat Kepala Sekolah, Guru dan Pegiat Literasi di seluruh negeri ini termasuk para akademisi peneliti masalah GLS. Kami mengajak menuliskan kisahnya, contoh praktek baik dalam Gerakan Literasi Sekolah dengan segala modelnya agar dapat diterapkan di  sekolah lain yang  memerlukannya. Tuliskan pengalaman , model praktis atau panduan dari satu sekolah atau lembaga pendidikan yang inspirtatif. Mari kita tuliskan dalam kumpulan antologi, “ Menggerakkan Literasi Sekolah untuk Kemajuan Bangsa.”

TULISAN PASTI TERBIT. ( InsyaAllah Sebelum 2 Mei 2021)

 Syarat dan ketentuan naskah:

1. Peserta seluruh Pegiat Literasi Sekolah. ( Kepala Sekolah, Guru, Dosen, Peneliti) 


2.Jumlah peserta fleksibel.


3. Peserta mengirim naskah maksimal  5  halaman A4.  Minimal 3 halaman  sudah dengan profil penulis. 


4. Ditulis dalam format: TNR 12, spasi 1.5, rata kanan kiri, margin normal.


5. Silahkan klik pendafataran melalui link  : http://bit.ly/Pndftrn_MenulisGLS


6. Deadline pengumpulan naskah 25 April 2021 pukul 23.59 WIB.


7. Kirim naskah ke email:   Hariyanto.sentul1@gmail.com  dengan subjek:  Gerakan Literasi Sekolah


8. Tulis biodata singkat dalam bentuk narasi, maksimal 100 kata PLUS foto. Cukup nama domisili,aktifitas, alamat blog, medsos, nomor WA dan surel.


9. Tema Menggerakkan Literasi Sekolah  tidak mengandung unsur SARA dan LGBT


10. Merupakan karya sendiri dan orisinil, belum pernah diikutsertakan dalam perlombaan apapun.


11. Sesudah mengirim naskah,  konfirmasi transfer ke nomor Bea administrasi  150  ribu belum termasuk ongkir Ke Norek BRI   745101000473500( Sri Sugiastuti)   ATAU   MANDIRI 1300013208775 belum termasuk ongkir dari Solo. 


12. Penulis mendapatkan 3 buku, 1) Buku  Antologi Menggerakkan Literasi Sekolah untuk Kemajuan Bangsa .  dan 2) Buku berjudul “ Menggerakkan Literasi Sekolah Mengangkat Martabat Siswa,” karya Drs. Hariyanto dan,  3) Buku   Karya Sri Sugiastuti,M.Pd.


13. Program buku Antologi ini berada di bawah pengawasan ibu Sri Sugiastuti Selamat Berkarya Silahkan Klik       https://chat.whatsapp.com/GfR8YEjwdHx1pb4SMGuXDl

 BURUAN BERGABUNG, RASAKAN SENSASINYA BERSAMA PEGIAT LITERASI NUSANTARA,PASTI TERBIT


SALAM LITERASI


Blitar, 29 Maret 2021

Hasil Membaca Senin 29 Maret 2021 : SELAMAT 34 Siswa Hari Ini Rajin Membaca

 Salam Literasi

Alhamdulillah, Puji Syukur kepada Allah swt. hari ini jumlah anak yang rajin membaca mengalami kenaikan luar biasa,  Dari biasanya sekitar 20 an menjadi 34. Hal ini menandakan bahwa sebenarnya semuanya BISA dilakukan dengan sabar dan sedikit demi sedikit.

Coba kita perhatikan sejenak. Jumlah halaman yang dibaca juga semakin meningkat, ada yang membaca 60 halaman sekaligus, seperti Michael Diego Pratama yang membaca Buku Cerita berjudul Tanah Papua. Luar Biasa. Diego memang rajin membaca. Hampir setiap hari setor laporan form ini dengan jumlah halaman yang semakin banyak. Lau ada nama Eva Septia Putri  yang membaca buku Pangeran Saputra dengan jumlah  45 lembar. Kenzi Ozora 20 lembar,  Stiven Vicky Saputra dengan 19 halaman. Gista Titis 17 lembar ; semuanya kelas 3. Luar biasa. Semoga prestasi ini dapat dipertahankan bahkan bertambah terus, Semoga hal ini juga bisa membuat semangat teman lainnya. Aamiin.

Siswa kelas 3 yang aktif dan rajin membaca lainnya Fachrul 11 lembar. Cindy dan Dinar Puspitasari 9 lembar, Kheezya ada 8 lembar. Hebat semua sudah kelihatan kesungguhannya membaca. 

Sementara kelas 2 ada 2 anak Satria dan Diego. Kelas 1 masih belum ada setoran. Variasi membaca ini sebenarnya bisa saja dibacakan oleh gurunya, siswa mengembangkan atau menulis kesan, atau kata yang diingtatnya. Semoga kelas bawah segera menyusul.

Sementara di kelas 4 ada nama-nama yang membaca banyak antara lain, Marcheline Bintari  (50 lembar) , Radit dan Raditya, Safrina Naila Arkrana (37 lembar), Desta (27 lembar), Arya Vico (19 lembar) Elsa Puitri (10 lembar) Selamat bagi siswa kelas 4 yang rajin membaca di atas 10 lembar. Kalian hebat semua. Yang belum sempat tingkatkan lagi ya !

Di kleas 5 ada nama Bunga Wahyu Safira sudah berhasil membaca sebanyak 63 lembar. Selamat untuk Bunga rekor tertinggi hari ini. Disusul, Chantika (17 lembar) 

Vania (15 lembar) , Farel 12 lembar dan Revcan 10 lembar. Selamat untuk kalian semua.Tetap semangat rajin membaca. Tingkatkan terus jumlah membacanya. Semoga semua siswa rajin membaca menjadi anak pintar, hormat Orangtuanya serta Gurunya, Aamiin. 

 Program ini sudah berjalan 2 bulan menampakkan perkembangan luar biasa  dari dulunya di tahap awal  banyak yang sekedar membaca 1 lembar saja, kini meningkat

banyak sekali. Setelah 2 bulan ini.. Bapak Ibu Guru bisa mempertimbangkan ke arah pengembangan membaca, yaitu dengan adanya tagihan atau suruhan misalnya membuat pertanyaan, membuat resume, menuliskan kembali kalimat yang menarik. Atau mengartikan kata-kata. Banyak variasi pengembangan yang bisa dibuat untuk kemajuan siswa. Semoga kita bisa membimbingnya, maju bersama siswanya. Aamiin. 

Salam Literasi

Tim GLS Turi Berseri

Drs. Hariyanto


Dasar Hukum Menggerakkan Literasi Sekolah

 

Satu kali  beberapa guru mempersoalkan dasar hukum GLS dalam praktik di sekolah. Mereka masih saja meragukan keabsahan menggerakkan minat baca di kalangan siswa dan warga sekolah lainnya. Mereka masih beranggapan bahwa Gerakan Literasi Sekolah adalah program tambahan yang memberatkan guru dan siswa. Program itu tidak ada dalam kurikulum dan anggapan lainnya yang intiya pragram GLS ini kurang penting.

Di tengah gencarnya kami menggerakkan literasi sekolah masih saja ada beberapa guru bertanya demikian, tentu ini satu “mental block” yang perlu diselesaikan. Hal ini dapat melemakhkan gerakan literasi sekolah yang sudah berjalan bahkan yang baru akan dimulai. Semua harus klirr. Guru harus yakin, secara fisik maupun mental.

Untuk menjelaskan persoalan ini kepada guru sebenarnya mudah saja. Karena sebenarnya GLS ini sudah sering disosialisasikan bersama Kurikulum 2013 beberapa tahun lalu.  GLS menjadi program yang menempel dalam penerapan Kurikulum 2013. Kurukulum yang adaptif terhadap perubahan dan mengantisipasi perubahan zaman terutama di abad 21. Rerata  guru sudah mendapatkan materi tentang Kurikulum 2013 tersebut.

Namun justeru itu menunjukkan bahwa kenyataan bahwa dalam Kurikulum menempel juga Gerakan Literasi Sekolah dan Karakter tidak banyak diketahui oleh para guru. Mungkin ini disebut “Kurikulum Ngumpet.” Namun karena ada permendibud dan selipan karakter dari Nawa Cita serta muatan karakter Pancasila, semua jelas tertulis, dan terbukti tidak “ngumpet.”

Sebenarnya awal mula adanya GLS adalah  terbitnya Permendikbud No. 23 Tahun 2013 Tentang Penumbuhan Budi Pekerti (PBP) yang di dalamnya juga mengatur tentang membaca bukunon pelajaran 15 menit sebelum pembeljaran, dalam rangka menggalakkan minat baca dan menjalankan ada progran literasi baca-tulis.  Selanjutnya dalan Revisi Kurikulum 2013 akhrinya dicantumkan Pendidikan Karakter dan Gerakan Literasi Sekolah sebagai satu kesatuan program yang ada di K 13 tersebut.

Bertemunya GLS dan Pendidikan Karakter dalam satu wadah Kurikulum 2013 bukan tanpa alasan. Masih dengan hasil temuan PIRLS dan PISA 2009 dan 2012 menemukan bahwa ketrampilan memahami bacaan menunjukkan kompetensi siswa tergolong rendah. Penelitian tahun 2016 pada kelas IV juga menunjukkan hasil sama.  Itu jadi alasan utamanya. Alasan kedua adalah rekomendasi dari kesuksesan seseorang di abad ke 21 diperlukan ketrampilan baru antara lain : 4 K yaitu : Berpikir kritis, Kreativitas, Komunikasi, Kolaborasi. Berpadunya unsur literasi yang terdiri dari 6 macam literasi dan ketrampilan abad 21 serta pembentukkan karakter baik tersusun menjadi 16 rekomendasi dari  World Economic Forum (2016) untuk menjadikan perubahan kearah lebih baik.

Keenam belas kecakapan itu tersusun dalam tabel berikut :



Sumber : Desin Induk GLS, 2019

Jadi secara filosofi GLS itu sangat kuat landasannya. Karena bertujuan untuk mengangkat martabat siswa. Membimbing siswa pada membaca untuk mamahami isi bacaan pada gilirannya akan melahirkan generasi kritis. Yang mampu memecahkan persoalan hidupnya.

Secara hukum Permendikbud no 23 Tahun 2015 menjadi peraturan yang sangat jelas bahwa untuk mendorong tumbuhkan minat baca siswa diadakan gerakan membaca buku non pelajaran 15 menit sebelum pembelajaran.

Pertanyaannnya sudahkah para guru sadar akan pentingnya membaca buku 15 menit tersebut. Semoga pemahaman ini akan mendorong guru lebih rajin lagi menggerakkan literasi sekolah. Aamiin.

Bagi jiwa seorang pendidik, sudah saatnya meyakini bahwa ada hubungan erat kegiatan membaca buku dan ketrampilan menulis yang pada akhirnya mengarah pada pemahaman pada isi bacaan.  Itu saja sudah cukup untuk membantu siswa mendorong siswa membaca dengan senang hati.

 

Blitar, 29 Maret 2021

By. Hariyanto