Sabtu, 16 September 2023

ChatGPT Mampu Menulis Karya Puisi dalam Beberapa Detik

 




Oleh : Hariyanto

Benarkah AI chatGBT mampu menulis puisi secepat itu ?

Benar, dalam tempo kurang 10 detik chatGBT mampu menyajikan sebuah puisi sepanjang 5 bait dengan panjang setiap baitnya ada 4 baris. Contohnya adalah PUISI TENGAH MALAM ini :

PUISI TENGAH MALAM

 

Di tengah malam yang sunyi,

Bintang-bintang bersinar terang,

Seperti cahaya hati yang bersemi,

Dalam kegelapan yang tak berujung.

 

Malam ini, aku merenung sendiri,

Mendengarkan bisikan angin malam,

Mengalirkan kata-kata dalam jiwa,

Menyusun puisi yang penuh dengan lamunan.

 

Kata-kata terjalin indah seperti benang sutra,

Mengungkapkan rasa dalam-dalam,

Malam ini adalah waktu untuk merenung,

Di dalam dunia yang tenang dan hening.

 

Dalam gelapnya malam, ada keindahan yang terselip,

Seperti mimpi-mimpi yang tak terucapkan,

Puisi tengah malam adalah pelukanku,

Ketika dunia tidur dalam kelembutan.

 

Dalam diam, kata-kata datang bersama,

Mengalir seperti sungai yang tenang,

Malam ini, aku menulis puisi,

Untuk merayakan keindahan malam yang mendalam.

 

Kemudian ketika kita merasa tidak puas dengan puisi tersebut, maka mesin chat itu kita perintahkan untuk memperbarui lagi . Maka tekan tombol “regenerate”; dan dalam waktu sekitar 7 – 10  detik muncullah karya baru lagi . Contohnya berikut  ini :

 

2.

Tengah malam bersembunyi dalam gelap

Di bawah langit yang terhampar luas

Bintang-bintang berkilauan di atas sana

Seakan menyapamu dengan diamnya.

 

Di malam ini, rasa sunyi menghampirimu

Seperti gelap yang merayap dalam hatimu

Namun, jangan biarkan rasa itu menguasaimu

Karena malam juga punya keindahannya sendiri.

 

Di dalam malam, ada pesona yang tersembunyi

Suara angin yang pelan, menyusuri pepohonan

Gelombang samudra yang berbicara dalam bisikan

Malam ini, mereka menjadi sahabatmu.

 

Tengah malam bukanlah waktu untuk berduka

Tapi untuk merenungi dan berpikir dalam-dalam

Tentang hidup, cinta, dan impian yang membara

Di dalam hatimu yang penuh harapan.

 

Jadi, biarkan malam ini menjadi temanmu

Di tengah gelap, ada cahaya yang bersinaDi tengah sunyi, ada kata-kata yang terucap

Puisi tengah malam, menyiratkan makna yang dalam.

Coba kita bandingkan dari sisi bahasa dan pengertiannya pada 2 puisi ini,

Puisi Judul Tengah Malam

Analisa Bait ke 1 Puisi 1

 

Di tengah malam yang sunyi,

Bintang-bintang bersinar terang,

Seperti cahaya hati yang bersemi,

Dalam kegelapan yang tak berujung

Analisa Nait ke 1  Puisi 2

 

Tengah malam bersembunyi dalam gelap

Di bawah langit yang terhampar luas

Bintang-bintang berkilauan di atas sana

Seakan menyapamu dengan diamnya.

 

Analisa Bait ke 5 Puisi 1

 

Dalam diam, kata-kata datang bersama,

Mengalir seperti sungai yang tenang,

Malam ini, aku menulis puisi,

Untuk merayakan keindahan malam yang mendalam.

 

Analisa Nait ke 5  Puisi 2

 

Jadi, biarkan malam ini menjadi temanmu

Di tengah gelap, ada cahaya yang bersinar

Di tengah sunyi, ada kata-kata yang terucap

Puisi tengah malam, menyiratkan makna yang dalam.

 

 

 

Tujuan dari penyandingan 2 bait puisi ini adalah untuk melihat berbagai aspek kebahasaan. Bisa dari segi kosa kata maupun arti . Secara umum bahasa yang digunakan berbeda, tidak ada persamaan yang signifikan. Ini bisa kita artikan pembedaharaan kosa katanya cukup kaya. Penggunaan gaya bahasa ada menandakan puisi ini cukup bernilai. Mungkin cukup seperti ini saja penilaian itu, dan kita akan melihat puisi berikutnya. Hal penilaian lebih jauh misal penggunaan bahasa dan kata serta diksi yang tepat dan padat mungkin bagian dari pengembangan puisi itu sendiri.  Artinya produk mesin ini sepertinya masih ada “kekauan “ dalam diksimya.


Hal ini memang fakta, dalam waktu sekitar 21 – 30  detik dengan rata-rata 7- 10  detik perkarya puisi, maka kita bisa simpulkan jika ingin berkarya 100 karya puisi, diperlukan waktu 10 x 100 = 1000 detik/60  x 1 menit maka hasilnya adalah 16,66 menit.   Luar biasa kemajuan tehnologi.  Makanya ada saja youtuber membuka videonya dengan angka matematika seperti ini.....selama ini seseorang mampu membuat 1 karya puisi berapa lama ? 1 jam, 1 hari, 1 bulan  ? Jika 50 puisi 1 tahun ?   Kenyataannya tidak, jika saat ini kita nekerjasama dengan chatGBT. Analisa dengan waktu 10 detik perp 1 puisi maka dalam 16 menit, kita mampu membuat 100 puisi. Luar biasa mesinnya. Lalu Bagaimana kandungan puisinya. Sedikit analisa bahasa di atas dapat ditambahkan dengan kedalaman arti, dengan perbandingan puisi berikutnya:

 

Masih dengan judul yang sama sengaja saya ketik tanda lingkaran bertuliskan “regenerate” yang berarti diperbarui. Masih Puisi Tengah Malam yang ke 3 seperti berikut :

Tengah malam sunyi berbisik pelan,

Bintang-bintang bersinar di langit biru.

Di keheningan, hati merenung jauh,

Mencari makna dalam kegelapan malam.

 

Dalam gelap, mimpi pun berkembang,

Seperti bunga yang mekar di kegelapan.

Kisah-kisah tersembunyi pun terungkap,

Di antara bayangan dan cahaya bintang.

 

Tengah malam, dunia terasa berbeda,

Seperti dunia lain yang tak terjamah.

Di bawah cahaya bulan yang bersinar redup,

Hati ini terbuka untuk misteri malam.

 

Dalam hening, kita merenung dan bermimpi,

Mengarungi lautan pikiran yang dalam.

Tengah malam, saat kehidupan mereda,

Kita temukan kedamaian dalam pelukan malam.

 

 

Berikutnya puisi ke 4  “regenerate”

 

 

Di malam yang sunyi, bintang-bintang bersinar,

Seperti mata-mata cahaya, di langit yang begitu dalam.

Di bawah cahaya bulan yang bersinar lembut,

Aku merenung, hati ini tak bisa terbendung.

 

Tengah malam yang gelap, pikiran melayang jauh,

Ke tempat-tempat yang tak terjangkau oleh mata.

Di dalam keheningan, aku merenung dan berpikir,

Tentang kehidupan, cinta, dan semua yang hilang.

 

Tengah malam yang tenang, ku duduk seorang diri,

Menghirup udara malam yang begitu sejuk dan segar.

Aku merenung tentang mimpi-mimpi yang tak tercapai,

Dan semua harapan yang masih terpendam di dalam hati.

 

Tengah malam yang sunyi, ku tulis puisi ini,

Dengan kata-kata yang keluar begitu saja dari hati.

Malam ini, di bawah langit yang gelap dan tenang,

Aku merenung, dan puisi ini pun tercipta dalam hening.

 

Malam yang dalam, di malam yang begitu sunyi,

Puisi ini kutulis, sebagai ungkapan hati yang sepi.

Tentang kehidupan yang penuh misteri dan tanya,

Di tengah malam yang sunyi, aku merenung dan berpantun

 

Sampai 4 ini saja tidak saya teruskan lagi, walau jika diteruskan bisa lebih dari 10 puisi dengan judul yang sama. Setiap puisi saya hitung antara 7 – 10 detik dengan rata-rata 5 bait per bait ada 4 baris. Dari 4 puisi ini kita coba teliti lagi pada bait terakhirnya sebagai berikut :

Malam yang dalam, di malam yang begitu sunyi,

Puisi ini kutulis, sebagai ungkapan hati yang sepi.

Tentang kehidupan yang penuh misteri dan tanya,

Di tengah malam yang sunyi, aku merenung dan berpantun

 

Menurut penilaian saya penggunaan bahasanya masih cenderung panjang dan terlalu “resmi”  .Kata-katanya masih bisa diringkas dan dibuang pengulangan yang tidak perlu misal pada baris 1

Malam yang dalam, di malam yang begitu sunyi

( mungkin bisa ditulis Malam yang dalam, begitu sunyi)

 

Mengubahnya dengan cara menghilangkan beberapa bagian kata atau kalimat dapat disebut menyunting . Kegiatan ini sangat penting jika menulis puisi, bahkan diendapkan dulu tulisan puisinya baru disunting beberapa waktu kemudian untuk menghasilkan kata yang tepat, atau diksi.

Kita coba sunting 1 bait tersebut :

 

Malam yang dalam, di malam yang begitu sunyi,

Puisi ini kutulis, sebagai ungkapan hati yang sepi.

Tentang kehidupan yang penuh misteri dan tanya,

Di tengah malam yang sunyi, aku merenung dan berpantun

 

 Jadinya....

Malam yang dalam, begitu sunyi

Puisi ini kutulis

Tentang kehidupan yang penuh misteri

Di tengah malam yang sunyi kurenungi

 

Ternyata AI pembuat puisi bukan hanya Chat GPT. Ada Canva, Ada Catcut, Ada AI Rovoco dll, yang penggunaannya ada yang gratis ada yang berbayar. Kebetulan chatGPT ini versi gratisnya.

 

Pembaca yang ingin mencoba chatGPT dapat mendaftar dulu dengan email melalui link https://chat.openai.com/

Setelah terdaftar , masuk dengan login dan meulai dengan kolom seperti chat WA.....kita beri perintah dan AI akan menjawabnya.

 

Semoga bermanfaat.

 

 

Blitar, 16 September 2023

 

 

 


Jumat, 15 September 2023

ChatGPT Sumber Huru-Hara Baru: Ancaman atau Harapan ?

 




Oleh ; Hariyanto

Pekan ini ramai diberitakan tentang beberapa penulis di Amerika menggugat open AI pemilik robot chat berbasis kecerdasan buatan chat GPT. Open AI dituduh menyalah gunakan hasil karya mereka untuk melatih chat GPT. ChatGPT adalah sebuah chatbot AI berupa model bahasa generatif yang menggunakan teknologi transformer untuk memprediksi probabilitas kalimat atau kata berikutnya dalam suatu percakapan ataupun perintah teks. (Wikipedia)

Beberapa penulis ternama yang menggugat OpenAI bersama-sama adalah Michael Chabon, David Henry Hwang, Matthew Klam, Rachel Louise Snyder, dan Ayelet Waldman.

Berdasarkan dokumen gugatan di pengadilan federal San Francisco yang dikutip Reuters, para penulis menyatakan OpenAI menyalin hasil karya mereka tanpa izin untuk mengajarkan ChatGPT cara merespons perintah (prompt) manusia.

Gugatan dari sekelompok penulis tersebut adalah gugatan ketiga yang atas OpenAI, perusahaan yang didanai dan sebagian sahamnya dimiliki oleh Microsoft. Selain OpenAI, Microsoft, Meta, dan Stability AI juga menghadapi gugatan hak atas karya intelektual terkait metode pelatihan AI mereka.

OpenAI dan perusahaan pengembang AI lainnya menyatakan metode mereka sah karena mengikuti prinsip "fair use" (penggunaan yang wajar) menggunakan material yang dikumpulkan dari internet.

ChatGPT diluncurkan pada 30 November 2022 oleh OpenAI, pembuat DALL-E 2 dan Whisper AI. Awalnya layanan diluncurkan secara gratis, dengan rencana monetisasi layanan nanti. Pada 4 Desember 2022, ChatGPT sudah memiliki lebih dari 1 juta pengguna. Sejarah. awalnya  pada Desember 2015, Elon Musk, Sam Altman, dan para investor lainnya mengumumkan pembentukan OpenAI dan menjanjikan lebih dari US$1 miliar untuk usaha tersebut.

Kemunculannya sejak 2022 lalu itu ternyata mendapat respon positip dari seluruh dunia karena kemudahannya di akses disamping kecepatannya. Seiring perkembangannya tersebut ternyata banyak menimnbulkan benturan seperti gugatan para penulis Amerika tersebut.

Mengapa mereka para penulis menggugat ?

Karena mereka para penulis sudah menganggap robot AI telah mengambil beberapa bagian karya mereka dan menjiplaknya setelah dirangkum. Mereka menuduh Chat GPT bisa secara akurat merangkum hasil karya mereka kemudian menciptakan teks yang menjiplak gaya penulisannya. Jenis datanya bervariasi dalam jumlah besar seperti menggunakan  berbagai jenis teks, seperti artikel, buku, situs web, dan banyak lagi.

Karena hebohnya berita tersebut salah satu stasiun TV Swasta mengangkatnya topik yang menggigit  “ CHATGPT MAKIN EKSIS, SIAP BEGAL KARYA TULIS?” videonya pun semakin viral. Dalam acara livenya TV tersebut menghadirkan 2  narasumber yaitu Prof. Yusuf Irianto, guru besar FISIP Universitas Erlangga dan Ahmad Fuadi seorang Novelis muda  berbakat.

Dari pendapat mereka berdua ada kesamaan pendapat bahwa chatGPT adalah salah satu bentuk tehnologi, pada dasarnya untuk membantu tugas manusia. Maka sebagai alat tehnologi AI ini harus dianggap sebagai patner yang bisa membantu meringankan tugas-tugas kita. Bukan dianggap ancaman atau lawan. Karena kemajuan tehnologi pada dasarnya sesuatu yang pasti terjadi. Hal itu juga tergantung pada manusianya memandang, apakah hal itu sebagai sesuatu untuk kebaikan atau sebaliknya.

Setidaknya dampak negatif harus dihindari, seperti menganggap data yang disajikan sebagai data yang sudah matang. Harusnya tetap dianggap sebagai data mentah yang perlu diolah, sehingga jika terjadi pada mahasiswa di Perguruan Tinggi tidak boleh mengambil mentah-mentah lalu mengakui sebagai karyanya. Disamping itu tentu saja Perguruan Tinggi sudah memiliki perangkat tersendiri untuk memeriksa sebuah karya tulis dan ada nilai toleransinya atas kesamaan data yang ada untuk dianggap sebagai karya bukan plagiat.  Demikian ringkas penjelasan Prof. Yusuf Irianto, sedangkan Ahmad Fuadi menambahkan untuk tidak mengakuinya sebagai miliknya atas kutipan-kutipan yang didapat dari AI chatGPT.  Khusus untuk bentuk tulisan fiksi tentu akan lebih sulit lagi AI menirunya, karena ada nilai rasa, emosi untuk ada pada manusia dan keluar dari hati.

Sarannya kepada penulis lebih baik fokus pada kreativitasnya, pada emosional dirinya, personalitynya menyangkut gaya dan perasaan sesuai hatinya. Gunakan  chatGPT saat ide “menthok” agar  bisa dicarikan ide dasarnya lalu diolah.

Ganjang-ganjing atau huru-hara berita chatGPT yang mulai berkembang dan menimbulkan gejolak ini , Presiden Jokowi urun rembug, meminta warganya untuk  tidak takut AI,  karena manusia punya hati, mesin tidak punya.

Kesimpulan singkat adalah kita sebagai pengguna tehnologi AI seperti chatGPT harus tetap memperhatikan sisi positipnya. Gunakan hal itu untuk membantu kita mempercepat pekerjaan dan meningkatkan kualaitas diri. Jangan jadikan ancaman tetapi jadikan patner.  Besok kita coba sedikit mengeksplor kemampuan chatGPT dalam membuat puisi. (Bersambung)

Blitar, 15 September 2023