Rabu, 09 Agustus 2023

Menulis PUTIBA

Oleh : Hariyanto

Putiba adalah akronim dari Puisi Tiga Bait. Tidak ada ketentuan pastinya dalam tatanan 3 bait itu. Untuk sementara puiisi yang kita tulis disusun atas 3 bait. Jika dalam bentuk bebas tentu tidak ada aturan khususnya berapa baris dalam satu bait. Namun jika ingin melihat pola yang teratur dan dilihat menjadi indah lay outnya maka bisa ditulis dengan model misal 333, dis etiap bait juga disusun 3 kata semua. 

Karena banyak variasi dan pilihan akan kemungkinan pola putiba, maka saya memilih bentuk pputiba bebas. Karenanya saya mencoba yang berpola 4 5 6  hitungan barisnya di setiap bait. atau 555. Pada akhirnya semua juga berpulang kepada penulisnya untuk menentukan tema sesuai permintaan kurator jika itu ingin menulis bersama dalam satu buku. 

Berikut ini adalah contoh PUTIBA yang saya tulis dalam rangka memenuhi ajakan menulis buku bersama(antologi)  yang dikuratori Tengsoe Tjahjono , seorang penyair sekaligus penggagas PUTIBA dalam hal puisi dan Pentigraf dalam hal Cerita  Pendek Tiga Paragraf serta PUTIBAR  = Puisi Tiga Baris. Ada lagi yang serba tiga gagagsan beliau yaitu TATIKA  (Certa Tiga Kalimat). Sementara ini saya masih bisa menulis Pentigraf dan Putiba. Kali ini tantangan Putiba adalah bertema Aku, Alam,  dan Kota 

Tantangan yang sudah diumumkan beberapa bulan lalu dan akan berakhir 15 Agustus 2023 nanti :



  1. MEMELUK SEJUK

@ Hariyanto

 

Bebatuan menghijau

Memagut lumut

Diantara dingin dan gemricik air

Di puncak gunung beratap langit

 

Langit membiru elang mengepak awan

Menjejak desir angin di padang gurun

Harapan bersandar di  ranting kering

Kapan fatamorgana berakhir bak sumur zam-zam tercipta

 

Ranting dan dedaunan bergesekan

Mengalun  dzikir merdu alam

                Gunung dan gurun menyatukan pesona

                Pantai sejuk tertiup debaran ombak lautan

 

Juli 2023

 

  1. DI MASJID NABAWI

@ Hariyanto

Indah cahaya malam hari

Berbinar di antara bintang di langit masjid Nabawi

Dari menaranya cahaya kata-kata saling menyapa

Di sejuta lampu ribuan belalang berterbangan

Diiringi dendang jengkerik yang memecah malam

 

 

Di depan Raudhah kata-kata khusyuk merangkai doa

seperti Rasul mendoakan keberkahan Madinah

Di samping punggawa Abubakar dan Umar

Salam Takzim Baginda Rasulullah

Kata-kata pun  menitip salam di samping mimbar berukir

 

Indahnya payung Nabawi mekar di senja hari

Di pelataran masjid tangan pun terbentang

Di atas sajadah kata-kata duduk merasakan hangat lantainya

sejuknya blower berembun  menyapa jamaah tak kenal lelah

               hingga azan maghrib langit menyeru Asma-Nya

 

Juli 2023

 

  1. DI MASJIDIL HARAM AKU HADIR YA ALLAH

@ Hariyanto

Ada Baitullah, Rumah-Mu ya Allah

Begitu agung dalam diamnya

Begita perkasa dalam tegaknya

Begitu anggun dalam jubahnya

 

Dalam pelukan kebesaran Masjidil Haram

Semua terasa sejuk oleh alunan indah

Nada-nada tilawah Al Quran bersama doa

yang menembus langit

di angkasa engkau kemilau bercahya

 

Pada  jejak-jejak kaki di putaran thawaf

Menggetarkan syaraf bersama darah pun bergegas lancar

ke arah dan nada yang sama di muara hayat

Saat Nabi Ibrahim memanggil datanglah wahai manusia

              gema suaranya terngiang sampai kini, dari sudut Masjidil Haram

Kaki-kaki berdebu pun berduyun dari sgala penjuru

(Aku sudah hadir di rumah-Mu ya Allah.....atas panggilan-Mu bisikku )

 

Blitar, 8 Agustus 2023