Rabu, 11 Januari 2023

PARADE 3 PENTIGRAFKU HARI INI ANTARA LOLOS dan TIDAK

 

        






Proyek menulis pentigraf di KPI ( Kampung Pentigraf Indonesia) menjadikan saya senang menulis cerpen 3 paragraf. Namun untuk mencatatkan diri sebagai yang terpilih dalam buku antologinya tidak mudah. Setidaknya pada tahun 2022 di proyek akhir tahun dengan tema pentigraf ruang saya belum berhasil lolos. Pada pengumuman 10 Januari 2023, karya saya tertanggal 27 September 2022 belum lolos.Itu artinya aku harus belajar lebih cermat lagi. Ada beberapa hal yang bisa menjadikan karya pentigraf tidak lolos kurasi. Prof. Tengsoe Tjahjono sang penemu pentigraf menyebutkan antara lain :


1. Pada umumnya karya pentigraf sudah bagus karena: a. Sudah memenuhi format pentigraf. B. Materi 'ruang' sudah dihadirkan secara memadai sebagai latar konflik, sebagai pemicu lahirnya persoalan, dan sebagai bagian yang tidak bisa dipisahkan dari alur.


2. Terdapat pula pentigraf yang tidak berhasil sbg karya sastra karena: a. Hanya bercerita (ada alur, tokoh, latar, dan tema) tetapi tidak mampu melukiskan/ menggambarkan/ mengekspresikan secara artistik/ estetik, b. Tidak ada konflik yang terungkap jelas, c. Tidak ada ketakterdugaan pada ending, dan d. Alur digarap secara datar, dan e. Persoalan yang diangkat masih sangat sederhana.


Semoga catatan ini bermanfaat untuk pembelajaran.


Terima ksh.

Salam 3 Jari



PENTIGRAF BUKAN SEKADAR CERITA


Pentigraf adalah karya sastra. Oleh karena itu bahan pentigraf bukan hanya cerita. Seorang pentigrafis tidak cukup bermodalkan alur, tokoh, latar, tema, dan sudut pandang saat menulis pentigraf. Jika hanya bermodalkan unsur-unsur itu dapat dipastikan pentigrafnya akan monoton dan membosankan.

Apa yang mesti dimiliki oleh seorang pentigrafis? Selain unsur-unsur narasi itu, seorang pentigrafis harus lihai mengemas, mengonstruksi, atau mengaransemen bahan-bahan itu.
Saya ambil contoh pentigraf Ken Agnibaya berikut ini.

KATAK YANG MEMECAHKAN TEMPURUNG


Ibarat katak dalam tempurung, begitulah aku selama ini. Kupuja suamiku seolah surgaku di telapak kakinya. Kulayani sepenuh hati saat pulang kerja, kusiapkan hidangan pagi pun kecupan mesra sebelum memulai harinya. Cukup sudah semesta bagiku menjadi ibu rumah tangga. Tak ingin aku bekerja demi menuruti pinta belahan jiwa.

Sayang disayang, hari ini semua berbeda. Di tengah malam buta aku ditelpon. Suamiku mengalami kecelakaan. Lukanya tak parah, lecet-lecet saja. Namun deritaku yang tak terkira karena ada perempuan lain bersamanya. Terungkap sudah. Aku sang katak memecah tempurungku, memelototi dunia.

Tanpa banyak berucap, kutinggalkan suamiku yang diam gagu. Tak ada pembelaan darinya karena semua terlalu nyata. Aku pulang ke rumah, kukemas barang sekenanya. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Kebahagiaanku masih bisa diselamatkan. "Mas, akhirnya kutemukan alasan cerai," suara telponku memecah derai tawa lelaki di seberang sana. Bujang abadi itu masih menungguku, setelah terpisahkan perjodohan bertahun-tahun lalu.

Kampung, November 2021.


Sebenarnya bahan pentigraf itu sederhana: seorang lelaki kecelakaan saat dengan perempuan lain yang tentu saja bukan istrinya. Berita seperti sering kita baca di medsos atau kita tonton di televisi.

Jika pentigraf disusun seperti cerita yang terbaca di medsos tentu tidak akan menarik sebagai sebuah karya sastra. Ken Agnibaya telah mengaransemennya sedemikian rupa. Paragraf pertama tentang istri yang berbakti kepada suami. Terkesan sebagai istri yang sangat baik. Paragraf kedua sang suami kecelakaan saat sedang dengan perempuan lain. Nah, yang menarik terletak di paragraf ketiga. Kecelakaan itu memuluskan jalan istri untuk bercerai, apalagi mantan pacar yang masih membujang setia menunggu. Akhir yang tak terduga.

Nah, beberapa pentigraf yang dikirim ke Proyek Pentigraf Ruang banyak yang hanya memiliki cerita namun lemah dalam mengemasnya. Karena itu betapa pentingnya kita untuk terus membaca karya pentigraf dari para pentigrafis lain. Dengan cara itu kita diam-diam belajar.

Selamat menunggu pengumuman Pentigraf Ruang malam ini.

Salam 3 Jari
Tengsoe Tjahjono


Nah belajar dari catatan itu saya mencoba merevisi karya saya yang tidak lolos, karena ada harapan dari Tengsoe Tjahjono bahwa karyanya boleh dikirim kembali setelah direvisi dan dikurasi ulang. Kesempatan emas inilah saya gunakan hari ini untuk merevisi ulang. Hasilnya adalah saya menghubungi seorang pentigrafis senior, berkonsultasi dan diskusi tentang beberapa kelemahan yang ada dan cara meubahnya. Jrenggg... jadilah karya siang ini dengan berbagai sentuhan. Saya berharap ketiga karya ini lolos semua mendampingi 100 pentigrafis yang sudah lolos sebelumnya. Semoga , aamiin.

Berikut karya revisi saya. Mohon doa dan dukungannya agar karya ini lolos seleksi nggih. 

1.     Dari Sebuah Laci dan Parfum Istriku

 Oleh ; Hariyanto

 

Udara AC terasa lebih dingin dari biasanya. Badanku menggigil. Ini pertama kalinya aku memasuki ruangan serba kaca. Baru aku ketahui belakangan bahwa kaca itu tembus pandang dari sebuah sisinya. “ Bapak santai dulu di sini, jika ingin minum teh atau kopi panas ada di meja sudut. Kami akan tinggalkan Bapak untuk sementara waktu ....,” ucapan ramah itu sedikit menghangatkan suasana.

            “Ya Allah, kuatkanlah hatiku, sabarku, dan bebaskan dari segala kesulitan .” Seluruh ucapan dan doa sudah aku habiskan di ruangan penyidik KPK barusan. Ucapan-ucapan untuk menjelaskan kebenaran sambil melawan dinginnya udara ruangan.

            Kupakai baju orange dengan segunung malu dan sesal. Membiasakan diri dengan ruangan sempit dan kumuh. Panas tanpa AC seperti rumah dan kantorku dulu. Rekaman percakapan korupsi dana mega proyek di daerah tak lagi dapat kulawan. Kuakhiri catatan harianku malam ini tentang peristiwa sepuluh tahun lalu itu. Aku memandang langit-langit kamar sel, merindukan bau wangi parfum mahal istriku yang selalu dimintanya, yang membuatku melakukan semuanya.  Dia, tak pernah menjengukku sedari awal dulu, 10 tahun lamanya.

Blitar, 11 Januari 2023

 

2.     Sebuah Episode di Ruang Kelas 

Oleh : Hariyanto

    Sejarah pemberontakan Sudanco Supriyadi terhadap Jepang menggema di kelasku . Anak-anak memperhatikan dengan serius seolah ikut di dalamnya. “Peristiwa itu terjadi di sini anak-anak!” ucapku tegas dengan telunjuk tangan mengarah ke lantai kelas.

    Suasana kelas hening sejenak saat kuambil kapur di meja. Tiba-tiba kesenyapan itu terpecah., “ Tidaaaak, lariii....” teriak Jupri sambil tangannya menunjukkan ke atas. Ia pingsan.

      Di ruang UKS Jupri menceritakan melihat pasukan Jepang sedang mengejar pemberontak. Bunyi senapan dan mesiu Jepang membuatnya histeris. Kejadian hari ini adalah kesekian kalinya, di dalam kelas berbentuk bangsal rumah sakit, berplafon baja, berjendela kayu jati, dan berjeruji besi. Di atas pintu tertulis 'Dibangun pada tahun 1911’ dalam bahasa Belanda.

Blitar, 11 Januari 2023

--===o0o===--

 

3. Sesudut Senyum

Oleh : Hariyanto

 

        “Sumi, keputusanku sudah bulat!” kalimat-kalimatnya membuatku limbung dan hampir tak sadarkan diri. Talak adalah sebuah kata menyakitkan yang membuatku kehilangan harga diri. Aku ditalak tanpa kesalahan, hanya karena menikahi seorang gadis yang baru dikenalnya.

 

        Puluhan tahun setelah peristiwa itu, kuinjakkan lagi kaki ke lantai keramik yang kupilih dulu. Beberapa orang pelayat memandangiku dan bersalaman. Sebagian lainnya berbisik-bisik.  Aku berusaha sedikit tersenyum sekedar menunjukkan muka ramah. Ya, mereka tahu akulah ratu di rumah ini dulu.

 

        "Maafkan dia ya, Sum," ucap mantan kakak iparku sambil berurai air mata. Dia menyilahkanku duduk di samping jenazah yang tertutup kain putih. Aku diam. Masih tak kusangka ia mengakhiri hidupnya dengan gantung diri setelah ditinggalkan istri mudanya. Kisahnya tak seantik bisnis barang antik yang kami bangun bersama sebelum akhirnya ia membuangku. Kupandang jenazah itu dengan sedikit tersenyum. Senyum yang hanya Tuhan dan aku yang tahu maknanya.

 

Blitar, 11 Januari 2023

 

 

 

PROFIL PENULIS :

 

 










Drs. Hariyanto. Saat ini menjadi guru di SDN Turi 1 Kota Blitar. Menyukai tulisan artikel Pendidikan , Puisi dan Pentigraf. Pengalaman menulis beberapa buku antara lain
:   Karya buku  pertamanya  Antologi “ PPDB  Zonasi; Dilema Pendidikan Indonesia” (2020) buku Antologi Pentigraf   bersama KPI (Kampung Pentigraf Indonesia) antara lain  :   “Hanya Nol Koma Satu,” (2020) ; “Nama-Nama yang Dipahat Di Batu Karang,”    dan   terbaru  3  “Sekian Jalan Menuju Pasar  (2021)
Di tahun 2021 menulis buku tunggal “ Menggerakkan Literasi   Sekolah   Mengangkat Martabat    Siswa.”     dan .” Kiat Sukses Menulis Buku, Belajar dari Para Guru.” Buku “Kisah 40 Hari Menulis Pentigraf’” adalah buku solo ke 3.  buku ke  4, “Seri Guru Menulis; 100 PENTIGRAF  KLASTER BICARA.” Pada tahun 2022 menulis buku ke 5 : “ Merakit Asa Puisi 2.0,” dan ke-6 buku antologi : “Artikel BEST PRACTICE Para Juara.”

Email   : Hariyanto.sentul1@gmail.com 

WA  ; 089518958898

Fb   : Hariyanto

Blog   : https://hariyanto17.blogspot.com

 

 

 

 

RESENSI BUKU : Menggali Emas dari Bukit Ertsberg ke Bukit Gasberg

 



Judul buku                  : Grasberg

                                     # Penambangan Tembaga dan Emas di Pegunungan Irian Jaya                                                                        pada Endapan yang Paling Terpencil di Dunia

Penulis                          : George A Mealey

Penerjemah Indonesia  : Rachman Wiriosudarmo

Penerbit                        : Freeport-McMoran Copper&Gold Inc. New Erleans,  LA

ISBN  nomor              :  0-9652890-1-x

Dicetak                         : PT. Jayakarta Agung Offset, Jakarta

Tebal buku                   : 384 halaman

Tahun                          : 1999               

 

Buku ini terbitan 1999, dan sangat lama yaitu 24 tahun  jika dilihat dari tahun ini 2023. Tetapi buku ini sangat istimewa. Buku Ekslusif yang pernah saya miliki dan saya baca. Bukan hanya bentuk fisiknya dengan hard cover mewah, desain rapi ,  font yang berkelas, mirip buku zaman Hindia Belanda dan kertas yang tebal berkualitas lebih 80 gram warna kekuningan. Bukan karena usang kertasnya tetapi model kertas yang membuat mata sejuk jika membacanya.

Buku ini tergolong langka. Buku  hadiah pemenang Lomba Menulis Guru di tahun 2000 se Kabupaten Mimika. Seluruh peserta lomba diberikan hadiah buku tersebut dan merupakan cetakan baru di Indonesia kala itu ( 2000 ) dari edisinya di tahun 1999. Tidak sembarang orang dapat memilikinya. Buku ini diberikan kepada para tamu terbatas di Perusahaan Freeport. Kami saat berserta sekitar 21 guru diberikan kesempatan wisata Tambang dari Kota Timika menuju Kota Kuala Kencana dan naik ke Tembagapura, lalu sempat diajak keliling di tempat penggalian dengan truck raksasa, dan di tempat pengolahan batuan. Perjalanan kami ke area tambang di Puncak Jaya Pegunungan Sudirman itu sangat nyaman karena menggunakan Bus khusus dengan tenaga besar. Melewati punggung-punggung gunung yang jelannya berkelok-kelok dihiasai jurang di kanan –kiri jalan yang kadang menyempit dan melebar.

Perjalanan menuju Grasberg dan Ertsberg seperti saat ini tidak sama dengan perjalanan Dozy pada tahun 1936 lalu; sang penemu “cebakan” biji Ertsberg, sebuah kata dalam bahasa Belanda artinya “Gunung Bijih”.  Oleh Dozy seorang geolog yang berhasil melakukan ekspidisi ke Puncak itu dibuatlah sketsa dengan pensil , beliau juga menyimpulkan bercah warna biru dan hijau pada dindingnya adalah biji tembaga. Keberadaannya di puncak gunung yang tinggi ( sekitar 4900 dpl) dan juga diliputi salju maka Dozy pun berkata ,” Saya menyadari tidak banyak yang dapat dilakukan orang karena tidak ada jalan, tidak ada pelabuhan, dan juga tidak ada pabrik. Eertsberg bagaikan gunung emas di bulan.”

Penemuan cebakan tembaga dan emas ini berada di tempat yang sangat tinggi, dengan medan yang sulit dicapai, sehingga untuk mencapai puncaknya saat itu harus melewati tebing dengan disandari pohon yang ditalikan ke tebingnya. Bersama beberapa pembantunya orang Dayak yang akhirnya membuat tangga kasar dari beresiko tinggi. Curah hujan hampir sepanjang tahun membuat kesulitan berlipat untuk menaiki tebingnya. Kisah-Kisah penemuan Etsberg dan pendakian puncak jaya ini ternyata menjadi bagian yang sangat menarik dari buku ini. Sangat menegangkan dan menantang, persis dalam adegan film-film petualangan arkheolog Indiana Jones. Karena ternyata rintisan jalan dan sejarah penemuannya membutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa.

Buku ini cukup tebal untuk dibaca, namun jika sudah membaca pada bab I seperti tersihir untuk terus membacanya sampai tuntas. Hal yang menegangkan ada pada bagian I Penemuan Etsberg yang berdekatan dengan Grasberg yang menjadi judul buku ini. Mengapa Ertsberg disebut lebih dahulu ? Karena Ertsberglah ditemukan pertama kalinya dan ditambang sebelum akhirnya menambang juga Gazberg.

Agar tidak membingungkan apa saja cakupan isi buku ini berikut daftar isinya yang disusun seperti pasal-pasal hukum.  

Bagian 1 Penemuan dan Resiko

1. Freeport dan Irian Jaya

2.. Penemuan Ertsberg

3. Membangun tambang

Bagian 2  Krisis dan Ekspansi

4  Era bawah tanah

5. Era Grasberg

6. Menuju 115.000 ton per hari

Bagian 3 Bisnis Pertambangan

7. Menambang bijih tembaga

8. Eksplorasi

9. Penggunaan dan penjualan tembaga

Bagian 4 Sumber Daya dan Masa Depan

10. Pengelolaan lingkungan

11. Hubungan Masyarakat

12. Timika dan Kota Baru

13. Masa Depan

Secara umum bahasan buku ini jika ditilik dari daftar isinya, seperti laporan jurnal sebuah perusahaan. Mungkin hal ini bisa dibenarkan untuk sebuah perusahaan Multi Nasional seperti Freeport McMoran yang kini menjadi nama FI  (Freeport Indonesia). Tetapi jika dibaca pada bab 1 dan 2 makan buku ini bisa menjadi buku referensi sejarah. Sejarah sebuah pendakian untuk penemuan cebakan ( kbbi  =  bahan tambang)  Erstberg dan Grasberg. Untuk saat ini kedua area inilah yang telah dan sedang ditambang dengan seluruh kekuatan manusia melalui tehnologinya.

Bagaimana tidak dalam hitungan puluhan tahun saja area Esrtberg dan Grasberg yang ditambang sejak tahun 1967 sudah meninggalkan lubang menganga. Itu yang tampak dipermukaaan, tetapi  ditahap selanjutnya penambangan itu terjadi di bawah tanah. Jadi secara faktual sebenarnya Puncak Jaya itu sudah terpotong puncaknya sekaligus seudah keropos dalamnya. Bagaimana ini bisa terjadi, tehnologilah yang berbicara.

Peresmian pengolahan Esrtberg pada tahun 1973 oleh Presiden Suharto sekaligus menandai beroperasinya tambang dan mulai berproduksi.

Tambang dengan lokasi terpencil dan di atas gunung adalah satu-stunya di dunia yang ada di Papua ini. Dalam sejarahnya lokasi ini disebut wilayah New Guinea. Pulau yang besar ini terpisah menjadi dua di masa kolonial, saat itu Jerman dan Inggris menguasai bagian Timur dan Belanda bagian Barat. Ketika Indonesia menyatakan kemerdekaannya di tahun 1945 Belanda belum mau melepaskan Irian Jaya atau New Guinea Barat, karena mengklaim etnis Papua tidak sama dan bukan bagian dari Nusantara. Baru pada tahun 1963 Belanda menyerahkannya ke Pemerintahan Indonesia setelah melalui referendum. Pada saat Pemerintah terjadi peralihan presiden dari Sukarno ke Suharto, maka langkah pragmatis membangun ekonomi Suharto adalah menandatangani kontrak karya I dengan Freeport Mc Moran di tahun 1967, merupakan sejarah pertama kalinya menerapkana Penanaman Modal Asing. Hal itu berlangsung sampai saat ini 2023. Kontrak karya tahun 1991 diperbarui setelah ditemukannya Grasberg sehingga area penambangan menjadi sangat luas dibanding sebelumnya. Dikabarkan kontrak karya berakhir di tahun 2041. Kepemilikan saham pun saat ini diberitakan manjadi 51 persen melebihi porsi dari Mc Moran. Hal ini sangat jauh dibanding tahap awal dulu kepemilikan saham Indonesia hanya 10 persen.

Begitulah cerita operasional tambang ada pada bagian 2 dan 3, Sementara pada bagian 4 adalah pengembangan kota dan sumber daya . Ada capaian penting dalam kehadiaran Pt Freeport di Mimika yaitu adanya pembangunan Kota Baru yang kemudian diubah namanya oleh Presiden Suharto pada peresmiannya 15 Desember 1995 menjadi Kuala Kencana. Kota ini unik yaitu dibangun dengan tetap memeliharan keasrian lingkungan , di bawah pepohonan dan sebagian hutan, serta aliran sungai yang alami. Bangunan dan peralatannya dibangun dengan peralatan modern, jadilah Kuala Kencana sebagai Kota modern di tengah hutan. Disana ada fasilitas pusat pembelanjaan modern, sampai sekolah bertaraf internasional. Dukungan sarana kesehatan ada rumahsakit Internasional, Bandara bertaraf International yang siberi nama salah seorang tokoh Moses Kilangin.

Flash Back ke bagian 1 dan 2, sejarah adanya perusahaan raksasa Freeport yang mengolah dan menambang Tembaga Emas dan Perak ini berawal dari keyakinan seorang geolog muda Jean Jaques Dozy dalam ekspidisinya 1936  berhasil mendekati kawasan Ertsberg dan membuat petanya pada ketinggian 3800 dpl. Cebakan Ertsberg diyakini mengandung biji tembaga. Pada tahun 1959 seorang Amerika manager eksplorasi Freeport Sulphur Forbes K Wilson menemuinya dan meyaikini atas penemuan Dozy. Impian itu terwujud setelah Forbes K Wilson menjadi presiden Freeport Mineral dan menambang temuan Dozy tersebut.

Peristiwa ini adalah bukti bahwa keyakinan atas ilmu pengetahuan, bertemuan keyakinan dengan pengusaha dan pengalaman tambang di berbagai belahan dunia di Cilli dll maka apa yang dianggap mimpi berhasil terwujud. Potensi besar yang ditemukan Dozy digambarkan  “. Eertsberg bagaikan gunung emas di bulan.” Karena begitu sulitnya medan.

Banyak nama-nama berasal dari Belanda seperti Puncak Carstensz merupakan puncak gunung Pegunungan Sudirman yang selalu bersalju di tengah jalur khatulistiwa. Hal itu ditemukan oleh Kapten kapal laut Jan Carstensz yang menyusuri Pantai Selatan New Gunie yang sering melihat pemandangan itu, sehingga namanya diabadikan disana. Pemerintah Belanda saat itu juga mendambakan kebanggaan bahwa seorang Belanda  berhasil menjadi orang pertama mendaki puncak bersalju itu. Akhirnya berhasilnya seseorang bernama Lorentz.

Pada tahun 1907 Belanda melakukan ekspidisi besar-besaran untuk menyelidi lebih dalam bagian barat New Guinea. Karena itu dikerahkan pasukan bersenjata berjumlah 800 orang dan memakan waktu 7 tahun dengan memakan biaya 5,5 juta Golden. Keadaan di lapangan yang dihadapi sangat ganas sehingga 79 orang meninggal.  Ekspidisi ini pada tahun 1915 menghasilkan peta New Guinea cukup telioti  skala 1 ; 1 juta.

Pada tahun 1909 Lorentz bergabung dalam ekspiidisi pemerintah berama J.W Van Nouhuys dan letnan D Habbema dan dikawal  61 tentara dan 82 orang Dayak dari Kalimantan sebagai pembawa barang. Lorentz berhasil mendaki puncak Trikora (Wilhemina) yang saat itu bersalju diketinggian 4730 meter.

Ekspidisi lainnya dilakukan oleh perkumpulan Ornitologis( Ilmuwan Burung) dipimpin Walter Goodfellow dan ternyata gagal mencapai puncak Kegagallan ekspidisi ini lebih banyak disebabkan hujan dan banjir yang tiada hentinya, hujan lebat dan penyakit. Selain itu besarnya rombongan sebanyak 400 orang menyebabkan kesulitan perbekalan. Dari 400 orang hanya 15 orang yang mampu sampai berakhirnya akspidisi selama 15 bulan.  Anggota ekspidisi yang terserang malaria, beri-beri dan disentri  atau pnemonia dikirim pulang atau mati di lokasi.

Meskipun ekspidisi Inddris mengalami kegagalan, namun disisi lain berhasil membawa pulang 2.200 kulit burung berasal dari 225 spesies, banyak diantaranya spesies baru dalam ilmu pengetahuan, berpeti-peti penuh berisi contoh.  reptil dan seranggga. Rawling dan E Marshall juga berhasil membuat peta daerah setempat dengan skala 1 ; 250.000.  Semua cerita ini menggambarkan betapa gigihnya seseorng dengan dasar pengetahuannya. ( saat itu tahu 1910-1912)

Pada akhirnya penemuan Grasberg terjadi setelah 15 tahun kemudian diolah sejak ditemukannya Ertsrberg. Letaknya hanya 3 kilometer saja. Menurut pandangan geologi konvensional Grasberg yang ditemukan Dozy 50 tahun lebih yang lalu hanya berisi endapan tembaga porifori berkadar rendah. Namun di tahun 1996 ditemukan kenyataan bahwa Grasberg mengandung deposit sebesar 1,76 milyar batuab biji berkada 1,11 persen  tembaga, sedangkan lainnya kandungana emas tinggi sebanyak 49 juta troy ons.  Ini adalah permata paling besar dan berkilau dalam mahkota Freeport  ( hal. 137) .

Karena ini pula maka adalah menjadi pemandangan aneh juga jika kita bisa melihat alat-alat berat bisa didatangkan di puncak gunung dengan ketinggian di atas 400 meter. Roda truk yang berdiameter 3 meter, atau mesin penggiiling batuan raksasa di sana, dan alat berat lainnya. Semua itu ada karena kemajuan tehnologi. Dengan kondisi ini pula, pengiriman material hasil tambang dikirim dari Puncak Gunung sampai pelabuhan melalui pipa. Dalam material yang dihaluskan kemudian digelontor air dan diberi tekanan tertentu sampailah di pelabuhan besar.  Material dalam bentuk konsntrat siap dikapalkan ke berbagai negara.

 Di dalam buku ini juga banyak disisipkan foto zaman dulu, seperti perahu ekspidisi, peta-peta coretan Dozy, Foto pesawat Amerika yang pertama mendarat di lembah Baliem di danaunya. Foto pesawat Siberkey yang membawa Dozy dkk berhasil melihat tonjolan batuan yang kelak dinamakan Erstberg dan Gasberg di peta coretannya. Buku ini secara keseluruhan menggambarkan betapa manusia sangat gigih mendapatkan sesuatu dengan penuh keyakinan yaitu pengetahuan dan tehnologi.

Naskah tesis atau laporan Dozy yang sudah berdebu di perpustakaan ditemukan oleh orang yang yakin dan bermodal hal itulah yang mengantar berdirinya tambang multi nasional PT Freeport Indonesia. Cebakan biji ini sebenarnya ada dalam perut bumi di sepanjang Pegungan Puncak  Sudirman......bahkan dalam peta menyambung dengan pegunungan di Papua Nugini. Bagaimana keadaannya setelah habis kontrak tahun 2041 nanti. Inilah tantangannya bagi pemuda Indonesia.

 

Blitar, 11 Januari 2023

Hariyanto

 

 

 


Selasa, 03 Januari 2023

Parade Puisi P 2.0 Meniti Matahari

 


PARADE PUISI 2.0 

MENITI MATAHARI

Oleh : Hariyanto

 

semburat kuning di langit timur

menandai guratan wajah

bocah yang memecah tangis

di tengah deru langkah

kaki telanjang

ibu mendekap

keranjang

 

03 Jan.2023

 

 

MUTASI

Oleh . Hariyanto

 

hidup  bak roda

memutar nasib

pada gerigi hari-hari

 

otot lunglai menghela angin

menggenggam harapan

berjatuhan

 

di sini dan di sana

 

03 Jan 2023

 

 

CUACA EKSTRIM

Oleh. Hariyanto

 

daun pintu berdebum

berkali-kali

 

air laut pasang

mendesah badai

 

hujan deras

bercampur salju

mengaduk musim

daun di ranting bergoyang

keheranan

 

 

03 Jan 2023