Senin, 09 Juni 2025

Materi : Menulis Pentigraf Zoom RVL dan GBL 26 Mei 2025


Materi PPT Pentigraf 26 Mei 2025…bismillah

 

MENULIS PENTIGRAF DAN MENYAJIKANNYA

Cerpen Tiga Paragraf yang Padat dan Bermakna

Pelatihan Menulis Pentigraf Grup RVL dan GBL Senin , 26 Mei 2025

 

Oleh : Drs. H. Hariyanto

 

1.      Apa Itu Pentigraf ?

Pentigraf  adalah karya sastra fiksi “Cerpen Tiga Paragraf” yang  digagas oleh Dr. Tengsoe Tjahjono dari Unesa Surabaya.

Ciri-Ciri Pentigraf:

* Mengangkat satu tema, satu tokoh sentral, dan satu alur cerita

* Terdiri tepat dari tiga paragraf, tanpa penambahan atau pengurangan

* Panjang tulisan sekitar 210 kata

* Setiap paragraf mengandung satu gagasan utama dan satu kalimat langsung (dialog)

* Memiliki ciri khas berupa plot twist di akhir cerita

* Elemen terdiri alur, tokoh, latar dan tema  bersatu padu

 

2.      Struktur Pentigraf :

Paragarf ke 1 : Abstraksi  atau  Pengenalan awal  

Abstraksi adalah pengenalan cerita atau pengenalan peristiwa. Abstraksi pada pentigraf hanya terdiri dari beberapa kalimat di awal paragraf dan disampaikan secara padat, jelas dan tidak berbunga-bunga.Bisa juga diisi pengenalan konflik .

Paragraf ke 2 Komplikasi  atau konflik

Komplikasi adalah munculnya konflik atau peristiwa. Komplikasi diletakkan di bagian tengah paragraf pertama dan akhir paragraf kedua. Dibandingkan abstraksi, komplikasi memiliki porsi lebih panjang. Alasannya karena di bagian ini harus memuat peristiwa dan klimaks.

Paragraf ke 3 Resolusi  atau twist 

 Struktur pentigraf yang terakhir adalah resolusi atau penyelesaian masalah. Resolusi diletakkan di paragraf terakhir. Dalam penulisan pentigraf, amanat cerita disampaikan secara tersirat, atau tidak langsung. Disini bisa dikatakan tempatnya refleksi diri. Tujuannya agar penulis bisa mengambil Pelajaran atau nilai di dalamnya. . Tambahkan kalimat jeda dramatis.

 

3.    Kedudukan Pentigraf dalam Karya Sastra

Dalam dunia sastra Prosa fiksi ada tiga

1. Novel

2. Novelet

3. Short story

        A. Short sort story

        B. Long short story

Pentigraf ini bagian dari short short story atau fiksi mini. Pentigraf bagian dari fiksi mini.

4.      Proses  Menulis Pentigraf

Dalam proses menulis Pentigraf menurut Tengsoe Tjahjono (2020) dalam buku Berumah dalam Sastra 3 dapat disejajarkan dengan seorang tukang kayu. Untuk membuat produknya seorang tukang kayu memerlukan bahan , lalu alat untuk mengolah bahan lalu produk berupa kursi meja, alat dapur dsb,

Dalam proses menulis bahan iru berupa

1. Pengalalaman realitas

2. Peristiwa

3. Pengalaman hidup

4. Fenomena

Semua itu disebut  REALITAS FAKTUAL

Dari bahan kemudian berdasarkan pengalaman, kecerdasannya dan kemampuannya kemudian megolahnya menjadi tulisan. Hal itu memerlukan alat yag dimiliki setiap manusia yang disebut KEMAMPUAN dan KETRAMPILAN BAHASA.

Setelah diolah REALITAS FAKTUAL itu menjadi REALITAS BARU, yaitu REALITAS IMAJINASI. Begitulah proses  perjalanan menulis Pentigraf.

 

5.      Proses Mengolah PENTIGRAF

Setelah bertemu objek berupa realitias factual pada umumnya aka nada kegelisahan dalam diri penulis,

Pikirannya bekerja , pertanyaan bermunculan. Jika penulis tidak gelisah atas objek yang diamati, tidak akan lahir tulisan yang baik

 

6.      PRODUK atau hasil tulisan PENTIGRAF

Sebagai REALITAS BARU , karya sastra tidak dapat persis dengan kenyataan. Semua itu terjadi karena sudah diolah penulis dengan pengalaman  dengan berbagai peristiwa yang memiliki nilai lebih kompletatif dan reflekstif, bahkan lebih luas dan kaya.

7.      Tugas Penulis PENTIGRAF

BUKAN SEKEDAR MEMINDAHKAN realitas factual ke dalam teks sastra, tetapi MENGOLAH DAN MENGANGKAT realitas faktual tersebut menjadi realitas baru, yaitu realitas imajinatif. .

REALITAS BARU itu lebih bernilai, lebih kaya , dan lebih dalam maknanya.

 

8.      CONTOH KASUS Pentigraf menggambarkan Fakta Faktual

Jika seorang penulis menemukan pemandangan seorng nenek yang tinggal di gubug reyot di pinggir kali , maka biasanya akan menuliskan fakta terebut sebagai fakta factual. Ini contohnya

NENEK SEBATANG KARA 

Penulis : xyz

    Di pinggir sungai yang airnya mengalir deras berdirilah sebuah gubug reot yang sangat memprihatinkan. Atapnya terbuat dari seng, terlihat bocor di sana-sini. Andaikan sungai itu meluap gubug itu pasti ikut hanyut diseret air. 

         Siapa penghuni gubug itu? Dia adalah seorang nenek tua yang tinggal sebatang kara. Orang-orang tak mengenali nenek itu. Mereka juga tidak tahu siapa keluarganya. Mungkin saja dia tidak mempunyai suami, apalagi anak. 

       Tiap hari nenek tua itu bekerjaa memungut barang-barang bekas di bukit saampah yang terletak tidak jauh dari gubugnya. Sungguh menyedihkan kehidupan nenek malang itu.

 

Tulisan ini juga disebut Pentigraf karena terdiri dari 3 paragraf, namun masih menuliskan FAKTA REALITAS, belum menjadikannya REALITAS BARU yang sudah diolah dengan Imajinas.. Jika diolah menjadi realitas baru maka  akan menjadi berubah judulnya : HUJAN TIGA HARI

 

9.      Contoh Pentigraf dengan REALITAS BARU

 

HUJAN TIGA HARI 

Penulis  : xyz

        “Aku masih kuat bekerja,” kata nenek tua itu ketika Yeny, petugas Dinas sosial, yang berusaha membujuknya untuk pindah ke tempat penampungan yang lebih layak. Kedua perempuan iu sama-sama memandang gubug di bantaran sungai tersebut, tentu dengan pikiran yang saling berbeda. Hujan turun sudah tiga hari ini. Air sungai pun sudah mencapai bibir. Gubug beratag seng yang bolong di sana-sini tak mampu bertahan dari gempuran air. Matras bekas, yang tak lagi berbentuk, basah. Bahkan, lantai tanah itu becek oleh genangan.

         “Hujan makin deras, Ibu. Ibu ikut kami saja,” bujuk Yeny sambil mengusap wajahnya yang basah oleh lelehan hujan. Nenek tua itu bersikukuh. Dia malah meringkuk di matras yang basah. Dalam batinnya terbentang kalimat: “Ini rumahku. Tak akan aku tinggalkan, apapun yang terjadi.” Yeny melirik petugas Dinas Sosial lainnya. Ada empat leki-laki bersamanya. Keempat laki-laki itu merangsek ke dalam, berusaha mebopong sang nenek. Nenek itu meronta. Setua itu tubuhnya terlihat perkasa. Tak mudah membetotnya dari matras lapuk yang sudah tak berbentuk itu. 

         Hujan turun sangat lebat. Suara gemuruh terdengar dari hulu. Dalam hitungan detik air sungai itu meluap, coklat dan keras menerjang. Yeny terkejut. Empat laki-laki itu berusaha memegang dan menyeret nenek tua itu sekuat tenaga, melawan terjangan air. Nenek itu lengket dengan matrasnya. Tak mudah. Pegangan itu pun terlepas. Hanya dalam satu tarikan napas gubug itu tersapu banjir. Berantakan jadi serpihan papan dan seng. Sebuah matras tua tampak timbul tenggelam. Entah, nenektua itu di mana. Yeny dan empat kawannya melongo di atas mobil Dinas Sosial. Dia menangis, “Aku telah gagal hari ini.” Hujan tidak makin reda. 

 

10.   REFLEKSI

Bandingkan sekarang antara realitas objektif dengan teks pentigraf “Nenek Sebatang Kara”. Tidak berbeda, bukan? Penulisnya  hanya memindahkan realitas faktual tentang kehidupan nenek tua ke dalam pentigraf.Penulis xyz belum MENGOLAHNYA menjadi sebuah realitas baru, realitas imajinatif. Penulis baru sebatas MELAPORKAN peristiwa atau keadaan,

Sekarang bandingkan !  Pentigraf “Hujan Tiga Hari” telah berubah menjadi sebuah realitas baru, sebuah realitas imajinatif. Pentigraf ini bukan sekadar transfer peristiwa. Penulis telah sungguh-sungguh MEMBANGUN, MEMBENTUK, MENCIPTA, MENGANGKAT pengalaman sehari-hari atau realitas objektif menjadi sebuah dunia baru yang memiliki NILAI LEBIH dibandingkan dengan pengalaman yang telah diamatinya.

Begitu seharusnya menyajikan Pentigraf yang cantik.

 

Berikut contoh ke 3 Pentigraf yang hanya memodifikasi “Fakta “ di beberapa bagian

Jansen Pengukir Angka dari Pegunungan Papua

Oleh : Hariyanto

 

 

Di pedalaman Papua, Jansen tumbuh di antara hutan lebat dan lereng gunung. Matanya selalu berbinar ketika melihat angka, dan tangan kecilnya begitu cekatan menghitung tanpa kalkulator. Pak Nursalam, guru yang datang dari Jawa, melihat bakat itu sejak awal. Ia tak hanya mengajarkan matematika, tetapi juga memberi harapan. Jansen bukan sekadar pintar ia memahami logika lebih cepat dibanding anak-anak lain. Setiap lomba cerdas cermat di kecamatan, namanya selalu  berada di puncak daftar juara.

 

Saat mendaftar ke SMP di kota, panitia penerimaan terkaget melihat hasil tes awalnya skor nyaris sempurna. Merasa perlu memastikan, mereka mengulang tes dengan ujian langsung. Jansen tetap unggul. Berita ini menyebar cepat, hingga pejabat kota dan provinsi turun tangan. Bantuan pendidikan mulai berdatangan ke desa kecilnya sekolah-sekolah diperbaiki, guru tambahan dikirim, dan anak-anak pedalaman mendapat akses lebih baik. Jansen, anak pegunungan, telah mengubah pandangan pemerintah.

 

Puluhan tahun berlalu, sebuah nama tertera di undangan seminar internasional: Prof. Jansen Nursalam, ahli matematika dunia dari Papua. Ia berdiri di mimbar, memulai pidatonya dengan senyum tenang. "Saya dulu hanya seorang anak yang menulis angka di tanah dengan ranting. Tapi satu guru percaya, dan hidup saya berubah."

 

 

Penjelasan :

 

Pentigraf  berjudul “Jansen Pengukir Angka dari Pegunungan Papua’”sejatinya kisah nyata, terutama gambaran pada paragraph 1 dan 2, yaitu fakta adanya siswa yang pintar dalam mata Pelajaran Matematika, hingga bisa selalu menang dalam perlombaan antar sekolah, Begita masuk SMP di kota saat itu ada seleksi test, dan sterusnya, Khusus pada paragraph ke 3 penulis baru menambahkan “faktor imajinasi” sehingga menjadi fakta baru yaitu fakta imajinasi. Amanah atau pesan yang ingin disampaikan adalah penghormatan seorang siswa terhadap gurunya yang luar biasa, hingga menyematkan nama gurunya di belakang nama dirinya, dan tetap mengenang gurunya ketika suda menjadi orang ternama.

 

TIPS PRAKTIS
1  Dalam membuat twist /kejutan pada paragraf ke 3  antara lain :

a.       Ciptakan Pratagonis yang salah.

b.       Arahkan pembaca kea rah yang salah

c.       Ciptakan efek dramatis pada paragraph terakhir

d.       Ciptakan narrator yang tak dapat dipercaya

e.       Ciptakan kejadian yang tidak terduga

f.        Ciptakan alur yang tidak selalu linier

g.       Ciptakan tokoh dengan watak yang tak bisa diduga

2. Sisipkan di setiap paragraph “kalimat Jeda Dramatis.” (termasuk  jawaban point c. di atas)

  Apa Kalimat Jeda Dramatis itu  ?  Kalimat  dramatis adalah kalimat yang memberikan ruang bagi pembaca untuk merasakan ketegangan, kejutan, atau refleksi dalam cerita. Biasanya muncul di akhir paragraf atau sebelum peristiwa besar terjadi.

 Fungsi Jeda Dramatis dalam Pentigraf

Meningkatkan suspense/ketegangan sebelum twist.

Memperkuat emosi tokoh dan memberikan kesan mendalam.

Mengarahkan pembaca ke kejutan yang akan datang.

Menekankan perubahan besar dalam cerita yang membuat twist lebih kuat.

 

 Contoh Jeda Dramatis dalam Pentigraf

1️ Jeda sebelum twist terungkap:

"Suara langkah mendekat. Bayangan hitam muncul di ambang pintu. Nafasnya tertahan—ia tahu, ini bukan orang biasa."

 Efek: Membuat pembaca tegang sebelum twist besar terjadi.

 

2.  Jeda emosional sebelum keputusan besar:

"Di tangannya, amplop putih itu bergetar. Ia bisa membukanya sekarang, atau membiarkannya tetap tertutup. Tapi, apa pun isinya hidupnya sudah berubah."

 Efek: Meningkatkan ketegangan sebelum pembaca mengetahui hasilnya.

 

 

TERIMAKASIH

 

SELAMAT BERLATIH, Semoga Bermanfaat. Aamiin

 

Bagu, Lombok Tengah, 26 Mei 2025

 

Biodata :

Drs. Hariyanto. Saat ini sebagai purna Guru sejak Februari 2024 lalu. Menyukai tulisan artikel Pendidikan , Puisi dan Pentigraf. Pengalaman menulis  buku antara lain :   Antologi “ PPDB  Zonasi; Dilema Pendidikan Indonesia” (2020) buku Antologi Pentigraf   bersama Tengsoe Tjahjono dkk antara lain  :   “Hanya Nol Koma Satu,” (2020) ; “Nama-Nama yang Dipahat Di Batu Karang,”    dan   “Sekian Jalan Menuju Pasar  (2021)

Di tahun 2021 menulis buku tunggal “ Menggerakkan Literasi   Sekolah   Mengangkat Martabat    Siswa.”     dan” Kiat Sukses Menulis Buku, Belajar dari Para Guru.” Buku “Kisah 40 Hari Menulis Pentigraf" adalah buku solo ke 3 &  4, “Seri Guru Menulis; 100 PENTIGRAF  KLASTER BICARA.” (2022)   buku ke 5 : “ Merakit Asa Puisi 2.0,”  ke-6 dan " Naik Tangga" adalah kumpulan Puisi 2.0 tahun 2023 serta "Belajar Menulis Puisi 2.0 dari Sang Guru."

HP. 089518958898    website  : hariyanto17.blogspot.com

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar