Minggu, 14 Maret 2021

Pentigraf Bu Sri Perawat Taman

 

 

Orang pasti tidak menyangka kalau beliau seorang guru, karena setiap pagi sebelum pembelajaran beliau melepas sepatu, berganti sandal biasa dan dengan sebuah pisau memangkas beberapa daun di  taman sekolah depan kelas. Pekerjaan itu dilakukan setiap hari bahkan setiap waktu kosong ketika istirahat atau pas jam kosong. Semua tanaman di sekolah seolah menjadi taman di rumahnya sendiri. Semua tidak lepas dari sentuhan tangannya.

 

Pandangan  Anton siang ini mengarah pada pot bunga di depannya. Lama duduk di kursi teras kantor, sambil mengamati pot bunga Kuping Gajah. Daunnya yang lebar ada 5 buah, masih hijau namun kelihatan suram. Tanah di bawahnya juga mulai mengering kurang siraman air. Hemmm,....dia merasa bersalah telah berpikir salah tentang Bu Sri. Buang-buang waktu, selalu berkutat dengan tanaman. Dia pun sering menyindir dengan pekerjaannya yang tidak perlu. Biarkan saja, kenapa harus dirawat kan ada penjaga sekolah. Itu yang sering disarankan kepada Bu Sri 5 bulan lalu, yang kini sudah pensiun.

 

Hari ini seperti ada sesak penyesalan di dada Anton. Kepala Sekolah muda itu memperhatikan daun Kuping Gajah benar-benar  menjadi kusam. Rumput pun mulai tumbuh disela akar, tidak banyak memang tetapi mengganggu pemandangan. “Maafkan saya Bu Sri.” Anton mendesah panjang. Dia sangat menyesal hari ini. Beliau bagaikan dewi Sri penjaga tanaman padi, yang baru dia sadari.

 

Blitar, 13 Maret 2021

@by hariyanto - blitar

20 komentar:

  1. Ceritanya sedih tapi menginspirasi. Namanya sama denganku🤭

    BalasHapus
  2. akan merasa kehilangan apabila sudah tidak ada

    BalasHapus
  3. Luar biasa dedikasi Ibu Sri
    Pak Anton sebagai kepala sekolah muda harus lebih banyak belajar lagi

    BalasHapus
  4. Kalau sudah tidak dekat kita baru terasa.

    BalasHapus
  5. Untuk menetupi penyesalan belajarlah dari apa yg Bu Sri pelajari

    BalasHapus
  6. Tidak ada yang sia-sia sebuah kegiatan jika dilakukan dengan ikhlas. Ayooo Anton rawat daun kuping gajahnya, agar subur kembali

    BalasHapus
  7. Mengingatkan saya sama seseorang teman guru yang telaten sama tanaman di sekolah.

    BalasHapus
  8. Waduh... Cerpennya sangat menyanyat hati emak, keren... tulisannya

    BalasHapus
  9. Langkah kecil yg dianggap remwh kadang baru disadari ketika sudah tak ada yg melakukannya

    BalasHapus
  10. Menyesal kemudian tiada arti. Tapi masih bisa diperbaiki

    BalasHapus
  11. cerita yang menarik dan menginspirasi

    BalasHapus