Orang pasti
tidak menyangka kalau beliau seorang guru, karena setiap pagi sebelum
pembelajaran beliau melepas sepatu, berganti sandal biasa dan dengan sebuah
pisau memangkas beberapa daun di taman
sekolah depan kelas. Pekerjaan itu dilakukan setiap hari bahkan setiap waktu
kosong ketika istirahat atau pas jam kosong. Semua tanaman di sekolah seolah
menjadi taman di rumahnya sendiri. Semua tidak lepas dari sentuhan tangannya.
Pandangan Anton siang ini mengarah pada pot bunga di
depannya. Lama duduk di kursi teras kantor, sambil mengamati pot bunga Kuping
Gajah. Daunnya yang lebar ada 5 buah, masih hijau namun kelihatan suram. Tanah
di bawahnya juga mulai mengering kurang siraman air. Hemmm,....dia merasa
bersalah telah berpikir salah tentang Bu Sri. Buang-buang waktu, selalu
berkutat dengan tanaman. Dia pun sering menyindir dengan pekerjaannya yang
tidak perlu. Biarkan saja, kenapa harus dirawat kan ada penjaga sekolah. Itu
yang sering disarankan kepada Bu Sri 5 bulan lalu, yang kini sudah pensiun.
Hari ini
seperti ada sesak penyesalan di dada Anton. Kepala Sekolah muda itu memperhatikan
daun Kuping Gajah benar-benar menjadi
kusam. Rumput pun mulai tumbuh disela akar, tidak banyak memang tetapi mengganggu
pemandangan. “Maafkan saya Bu Sri.” Anton mendesah panjang. Dia sangat menyesal
hari ini. Beliau bagaikan dewi Sri penjaga tanaman padi, yang baru dia sadari.
Blitar, 13 Maret 2021
@by hariyanto - blitar
Jika sudah tiada baru terasa.
BalasHapusBetul Bu....salam literasi
HapusCeritanya sedih tapi menginspirasi. Namanya sama denganku🤭
BalasHapusYa Bu.... terimakasih betul sama....
Hapusakan merasa kehilangan apabila sudah tidak ada
BalasHapusBetul sekali....
HapusLuar biasa dedikasi Ibu Sri
BalasHapusPak Anton sebagai kepala sekolah muda harus lebih banyak belajar lagi
Betul Bu
HapusKalau sudah tidak dekat kita baru terasa.
BalasHapusBetul Bu
HapusUntuk menetupi penyesalan belajarlah dari apa yg Bu Sri pelajari
BalasHapusBetul bu
HapusTidak ada yang sia-sia sebuah kegiatan jika dilakukan dengan ikhlas. Ayooo Anton rawat daun kuping gajahnya, agar subur kembali
BalasHapusSiap Bung Indra...jawab Anton
HapusMengingatkan saya sama seseorang teman guru yang telaten sama tanaman di sekolah.
BalasHapusBetul Bu. ..memang ada tokoh itu
HapusWaduh... Cerpennya sangat menyanyat hati emak, keren... tulisannya
BalasHapusLangkah kecil yg dianggap remwh kadang baru disadari ketika sudah tak ada yg melakukannya
BalasHapusMenyesal kemudian tiada arti. Tapi masih bisa diperbaiki
BalasHapuscerita yang menarik dan menginspirasi
BalasHapus