Senin, 09 Juni 2025

Pentigraf : Wajah-Wajah Kusut




Oleh : Hariyanto

 

HP di tangan Barjo bergetar, mengusik pikirannya yang sudah kalut. "Barjo, bagaimana bisa kamu seceroboh ini? Viral! Gerakan menentang penambangan makin menggila!" Suara di seberang terdengar penuh amarah, disertai dentuman meja yang menggema seperti longsoran bukit. Barjo terdiam, keringat dingin mengalir di pelipisnya. Kesalahannya kini membesar, menjadi badai yang tak bisa dihentikan.

 

Sekali lagi, ia harus turun gunung melobi pejabat di Ibukota dan para penguasa di lapangan. Gelombang protes bergaung dari penjuru negeri, menyuarakan kehancuran pulau kecil yang dulu indah dan megah. "Stop penambangan nikel!" spanduk bertebaran, meneriakkan harapan yang dulu juga pernah ia miliki.

 

Di tengah kerumunan, Barjo menangkap bayangan dirinya di kaca mobil yang melintas. Wajahnya semakin kusut, garis-garis lelah makin menegas, seakan mencerminkan tanah yang tergerus oleh keserakahan. Kemiskinan masih membayangi, sementara tekanan dari bos besarnya menghimpit tanpa ampun. Ia bukan lagi pejuang kemajuan, melainkan pion yang terjebak dalam permainan yang menghancurkan ; baik bagi pulau itu maupun dirinya sendiri.

 

Bagu Loteng, 9 Juni 2025

 






Sumber : Kompas TV, 7 Juni 2025

Tidak ada komentar:

Posting Komentar