Rabu, 26 Januari 2022

MENGENAL PUISI 2.0 FASE CEREBRUM




Oleh Hariyanto

SALAM LITERASI

Kali ini penulis mengajak pembaca mengenal satu lagi fase dalam puisi 2.0 yang langsung dari gurunya Dr. Endang Kasupardi. Ada beberapa fase dalam puisi 2.0 ini dan salah satunya adalah fase cerebrum. Apa dan bagaimana puisi ini mari kita sama-sama menyimak uraian singkat di bawah ini.

 

PUISI cerebrum adalah puisi yang mendokumentasikan berbagai peristiwa sekarang dan masa lampau. Puisi ini disusun merujuk pada hal-hal kecil yang tidak diperhatikan orang lain  ( catatan penulis....masih konsisten bicara fokus pada satu hal....bahkan bagian terkecil dari satu obyek)

 

Namun walaupun memperhatikan hal kecil penulis harus mampu mengungkapkan dengan detil atas sesuatu yang disusunnya. ( catatan penulis. Disinilah letak pentingnya untuk pembelajaran ke siswa, yaitu belajar menguraikan satu hal secara lebih detail, dari satu obyek yang dilihatnya. Ini akan mengasah siswa pada sisi belajar “pemahaman”)

 

P2.0 pada Fase Cerebrum menggunakan bahasa sebagai ungkapan untuk memperlihatkan daya nalar dan menunjukkan sikap bahwa yang dilihatnya itu memiliki pengaruh besar pada dirinya.

 

Ciri utama P2.0 fase cerbeum, ditunjukkan dengan dua paragraf yang seolah olah berbeda namun saling melengkapi. (catatan penulis, jelas ada hubungan erat antara 2 paragraf tersebut....tidak harus sebab akibat....tetapi bisa sinkron)

 

Contoh puisi fase cerebrum

 

REFORMASI

Oleh. Endang Kasupardi

 

atari oranye

ikan koi di aquarium

hanya mengecap tak dapat teriak

keruh

 

tahun itu 1998

pohon beringin

depan rumah

roboh

 

----

 

BULAN TETAP SEMBUNYI

Oleh, Endang Kasupardi

 

selepas hujan

hanya

menyisakan tetes air jatuh

pada kardus

aku hanya mendengar suara popcorn dipasak

saat semua warung sudah

tutup

 

 

dan malam ini penulis juga mencoba membuatnya. Terlepas betul tidaknya itu urusan nanti. Karena yang penting saat ini membuat sebanyak-banyaknya dulu puisinya......baru nanti bicara kualitasnya....demikian secuil pesan sang guru puisi 2,0  Dr. Endang Kasupardi.

 

Inilah karya penulis malam ini (campuran...ada yang 2 paragraf ada yang masih tunggal)

 

HUJAN MALAM

Oleh. Hariyanto

 

rintisnya membasah

dingin

tetes hujan berselimut kabut

memecah cahaya

 

semalaman

tanah padas runtuh

menyisakan duka

di balik gemuruh

 

26.01.22

 

 

DUKA SIANG INI

Oleh. Hariyanto

 

matahari meredup

berlindung

di balik mendung

 

bisikan angin

mengabarkan duka

banjir rendam jiwa

menggigil meruntuhkan

rumah dan pepohonan

 

26.01.22

 

 

 

SALATLAH

Oleh. Hariyanto

 

salat

salatlah

jangan ditunda

 

tatkala tubuh kaku

terbujur

hening

jiwa merintih

penuh sesal

di sela shaf

salat peziarah

 

26.01.22

 

KERUPUK

Oleh. Hariyanto

 

renyah

getas

bergemeretak

lebur di gilas gigi

 

saat api

melalap bangunan

asap hitam

berhambur

remuk

puing di tengah abu

 

18.11.2021

 

LIPATAN LIDAH

Oleh. Hariyanto

 

Pencuri !

pencuri !

berduyun orang menjadi

garang

 

kakek tak berdaya

meregang nyawa sia-sia

lidah melipat serapah

menjadi

sebilah pedang tajam

 

26.01.22

 

PENCURI

Oleh. Hariyanto

 

sebuah barang

pemberian

seorang dermawan

 

ada tangsan

di balik jeruji besi kpk

termiskinkan tujuh turunan

didenda negara

 

Blitar, 26.01.22

SEMOGA BERMANFAAT

SALAM LITERASI

Hariyanto

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar