Oleh : Hariyanto
Berdasarkan
Keputusan Mendikbudristek Nomer 262/M/2022 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, Dan Teknologi Nomor 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam
Rangka Pemulihan Pembelajaran. Selain
memuat Beban Belajar siswa juga memuat Beban seorang guru yang melaksanakan
kumer antara lain :1.) merencanakan pembelajaran atau pembimbingan; 2.)
melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan; 3.) menilai hasil pembelajaran
atau pembimbingan; 4.) membimbing dan melatih peserta didik; dan 5.) melaksanakan tugas tambahan yang melekat
pada pelaksanaankegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.Kegiatan pokok
melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan harusmemenuhi beban kerja guru
paling sedikit 24 (dua puluh empat) jam tatap muka per-minggu dan paling banyak
40 (empat puluh) jam tatap muka per-minggu.
Khusus
Point 3) menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan saat ini istilah dalam
kumer adalah assesmen. Masalah assesmen ini sangat penting bagi seorang guru.
Bagi guru yang sudah berpengalaman tentu bukan menjadi masalah dengan assesmen,
namun penerapan di lapangan maalah ini sering jadi persoalan. Bukan karena
adanya berbagai macam assesmen, namun ketrampilan menggunakan assesmen sesuai
dengan tujuannya itu juga penyebabnya.
Untuk membantu para guru, khususnya
bagi guru yang melaksanakan kumer pada kelas 1 dan 4 saat ini harus mengetahui
berbagai istilah penilaian. Penilaian yang disebut assemen ini perlu dipahami
sekaligus dipratikkan dengan benar, agar pembelajaran dan pelaporan hasil
belajar siswa sesuai sasaran. Berikut beberapa penjelasan tentang assesmen.
Asesmen Formatif dan Sumatif
Sesuai dengan tujuannya, asesmen
dapat dibedakan menjadi asesmen formatif dan asesmen sumatif.
Definisi Asesmen Formatif
Penilaian atau asesmen formatif
bertujuan untuk memantau dan memperbaiki proses pembelajaran, serta
mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran. Sesuai dengan tujuannya, asesmen
formatif dapat dilakukan di awal dan di sepanjang proses pembelajaran.
Melalui
asesmen ini, guru dapat mengidentifikasi kebutuhan belajar murid, hambatan atau
kesulitan yang mereka hadapi, serta untuk mendapatkan informasi perkembangan
murid. Informasi tersebut kemudian dijadikan umpan balik baik bagi murid maupun
guru.
Bagi murid,
asesmen formatif berguna untuk berefleksi, dengan memonitor kemajuan
belajarnya, tantangan yang dialaminya, serta langkah-langkah yang perlu ia
lakukan untuk meningkatkan terus capaiannya. Hal ini merupakan proses belajar
yang penting untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Bagi guru,
asesmen formatif berguna untuk merefleksikan strategi pembelajaran yang
digunakannya, serta untuk meningkatkan efektivitasnya dalam merancang dan
melaksanakan pembelajaran. Asesmen ini juga memberikan informasi tentang
kebutuhan belajar muridnya.
Agar asesmen
dapat bermanfaat bagi murid dan guru, beberapa hal yang perlu diperhatilan guru
dalam merancang asesmen formatif di antaranya adalah sebagai berikut:
Asesmen formatif tidak berisiko
tinggi (high stake). Asesmen formatif dirancang untuk tujuan pembelajaran dan
tidak seharusnya digunakan untuk menentukan nilai rapor, keputusan kenaikan
kelas, kelulusan, atau keputusan-keputusan penting lainnya.
Asesmen
formatif dapat menggunakan berbagai teknik dan/atau instrumen. Suatu asesmen
dikategorikan sebagai asesmen formatif jika tujuannya adalah untuk meningkatkan
kualitas proses belajar.
Asesmen
formatif dilaksanakan bersamaan dengan proses pembelajaran yang sedang
berlangsung sehingga asesmen formatif dan pembelajaran menjadi suatu kesatuan.
Asesmen
formatif dapat menggunakan metode yang sederhana, sehingga umpan balik hasil
asesmen tersebut dapat diperoleh dengan cepat.
Asesmen
formatif yang dilakukan di awal pembelajaran akan memberikan informasi kepada
guru tentang kesiapan belajar murid. Berdasarkan asesmen ini, guru perlu
menyesuaikan/memodifikasi rencana pelaksanaan pembelajarannya dan/atau membuat
diferensiasi pembelajaran agar sesuai dengan kebutuhan murid.
Instrumen
asesmen yang digunakan dapat memberikan informasi tentang kekuatan, hal-hal
yang masih perlu ditingkatkan oleh murid, serta mengungkapkan cara untuk
meningkatkan kualitas tulisan, karya, atau performa yang diberi umpan balik.
Dengan demikian, hasil asesmen tidak sekadar sebuah angka.
Definisi Asesmen Sumatif
Penilaian
atau asesmen sumatif pada jenjang pendidikan dasar dan menengah bertujuan untuk
menilai pencapaian tujuan pembelajaran dan/atau Capaian Pembelajaran (CP)
murid, sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan/atau kelulusan dari satuan
pendidikan. Penilaian pencapaian hasil belajar murid dilakukan dengan
membandingkan pencapaian hasil belajar murid dengan kriteria ketercapaian
tujuan pembelajaran.
Sementara
itu, pada pendidikan anak usia dini (PAUD), asesmen sumatif digunakan untuk
mengetahui capaian perkembangan murid dan bukan sebagai hasil evaluasi untuk
penentuan kenaikan kelas atau kelulusan. Asesmen sumatif berbentuk laporan
hasil belajar yang berisikan laporan pencapaian pembelajaran dan dapat
ditambahkan dengan informasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Asesmen
sumatif dapat dilakukan setelah pembelajaran berakhir, misalnya pada akhir satu
lingkup materi (dapat terdiri atas satu atau lebih tujuan pembelajaran), pada
akhir semester, atau pada akhir fase. Sementara khusus pada akhir semester,
asesmen sumatif bersifat pilihan.
Asesmen
sumatif bisa dilakukan pada akhir semester jika guru merasa masih memerlukan
konfirmasi atau informasi tambahan untuk mengukur pencapaian hasil belajar
murid. Sebaliknya, jika guru merasa bahwa data hasil asesmen yang diperoleh
selama 1 semester telah mencukupi, maka tidak perlu lagi dilakukan asesmen pada
akhir semester. Hal yang perlu ditekankan, untuk asesmen sumatif, guru dapat
menggunakan teknik dan instrumen yang beragam, tidak hanya berupa tes, namun
dapat menggunakan observasi dan performa (praktik, menghasilkan produk,
melakukan projek, atau membuat portofolio).
Umpan balik dari asesmen hasil akhir
ini (sumatif) dapat digunakan untuk mengukur perkembangan murid, untuk memandu
guru merancang aktivitas pada pembelajaran berikutnya.
Pada
Kurikulum Merdeka, guru diharapkan untuk lebih banyak mengutamakan asesmen
formatif, untuk mendapatkan umpan balik dan mengetahui perkembangan murid.
Namun, asesmen sumatif juga tetap digunakan untuk mengetahui ketercapaian
tujuan pembelajaran.
Teknik Asesmen
Setelah tujuan dirumuskan, guru
memilih dan/atau mengembangkan instrumen asesmen yang sesuai.
Instrumen
asesmen dapat dikembangkan berdasarkan teknik penilaian yang digunakan oleh
guru. Berikut adalah beberapa contoh teknik asesmen yang dapat diadaptasi untuk
melakukan asesmen formatif maupun sumatif:
Observasi
Penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan melalui pengamatan perilaku secara berkala. Observasi dapat
difokuskan untuk semua murid maupun per individu. Observasi juga dapat
dilakukan dalam tugas atau aktivitas rutin/harian.
Kinerja
Penilaian yang menuntut murid untuk
mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuannya ke dalam berbagai macam
konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Asesmen kinerja dapat berupa
praktik, menghasilkan produk, melakukan projek, atau membuat portofolio.
Projek
Kegiatan penilaian terhadap suatu
tugas yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan, yang
harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.
Tes tertulis
Tes dengan soal dan jawaban yang
disajikan secara tertulis, untuk mengukur atau memperoleh informasi tentang
kemampuan murid. Tes tertulis dapat berbentuk esai, pilihan ganda, uraian, atau
bentuk-bentuk tes tertulis lainnya.
Tes lisan
Pemberian soal/pertanyaan yang
menuntut murid untuk menjawabnya secara lisan, dan dapat diberikan secara
klasikal (dilakukan untuk seluruh kelas/kelompok besar) ketika pembelajaran.
Penugasan
Pemberian tugas kepada murid untuk
mengukur pengetahuan, serta memfasilitasi murid memperoleh atau meningkatkan
pengetahuan.
Portofolio
Kumpulan dokumen hasil penilaian,
penghargaan, dan karya murid dalam bidang tertentu, yang mencerminkan
perkembangannya secara menyeluruh (holistis) dalam kurun waktu tertentu.
Demikian
penjelasan singkat tentang assesmen dalam kumer. Semoga dengan pengetahuan ini
bisa membantu guru untuk melaksanakan assesmen lebih variatif.
Sumber : Platform Merdeka Mengajar, (PMM)
Blitar, 1 Agustus 2022
Hariyanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar