Pentigraf Kue Angka 8 Enak Tenan

 

Parto sangat berkesan dengan salah satu pembawa acara di TV swasta Nasional yang suka berkeliling Nusantara dan mau bekerja keras yang di dampingi wanita cantik berkain sarung atau berkebaya sambil masak. Endingnya  menikmati hasil masakannya dengan nikmat sekali. Tentu sudah tahu kan arahnya yaitu menuju pada seorang tokoh yang plontos, begitulah acara itu dikemasnya.

Bukan saja menarik karena melihat pemandangan indah di pedesaan, di pantai atau di sungai jernih, bahkan di hutan kecil namun juga totalitas tokohnya untuk berperan, seperti memanjat kelapa, memarut kelapa, menumbuk kopi, memikul hasil panen, mengendari sepeda, atau bersepeda motor di medan sulit. Pokoknya seru. Kalau pun sedang praktek di pabrik tahu, dia pun memikul kedelai dari gudangnya, sampai mencuci dan membawa ke penggilingan sampai jatuh bangun ( action barangkali)...Lalu mengaduknya di dapur yang panas, sama hal ketika membuat dodol, mengaduk berjam-jam, persis juga mengaduk masakan rendang.

Kali ini Parto sedang duduk di pematang sawah dekat kampungnya. Di bawah rerumpunan bambu udara begitu sejuk. Keringat yang membasahi bajunya perlahan mulai  mengering dihembus angin sejuk. Sekeranjang rumput untuk sapinya sudah ada di sampingnya. Dia tersenyum sendirian, “ Ini Bang kuenya,” Parto gelagapan karena tidak diduga seorang gadis bersarung dan kebaya merah menghampirinya dengan sepiring kue coklat warnanya. Kue itu berbentuk angka delapan dengan taburan wijen yang tampak seperti kemilaunya permata. Ini seperti kue khas Lombok buatan isterinya, tapi siapa cewek ini ya? Seolah dia sedang berperan di stasiun Televisi dan di samping kue ada segelas kopi hitam kental. Hmmm nikmatnya, dia pun mulai mengunyah kuenya sambil mengangguk-anggukkan kepalanya. Paimin temannya yang kebetulan lewat keheranan melihat Parto tersenyum sendirian sambil menggigit rumput di bawah rumpun bambu.

 

@ Blitar, 7 Januari 2021