Oleh : Hariyanto
BESI BETON YANG TERTINGGAL
Ada
rumah baru model masa kini berlantai 2 dan terlihat sangat mewah di kampungku.
Pemilihan cat dindingnya sangat serasi antara coklat muda dan tua sehingga
sangat menarik bagi yang melihatnya.
Jono sang pemilik rumah rupanya
mempunyai masalah yang tidak banyak diketahui orang, bahkan isterinya sendiri.
Sebagai pegawai biasa gajinya tentu tidak cukup membiayai rumah sebagus itu.
Jono terlilit utang pada banyak rentener. Sepengetahuan isterinya dia hanya
berhutang pada satu bank saja namun belakangan banyak penagih hutang ke
rumahnya.
Anehnya Jono tidak seperti orang
kebanyakan, biasa saja dan tidak tampak stress walau pun sering didatangi
penagih utang, Perhatiannya justru sering tertuju pada sebuah besi beton ukuran
8 di plafon lantai 1 yang tidak terbalut semen saat pengecoran, Besi itu
berbentuk lengkungan membentuk lubang yang anehnya seperti memanggil-manggil
Jono di setiap malam. Jono pun kerap menghampiri ruangan dapur tempat besi
beton tadi. Sampai satu malam penduduk menyaksikan sesuatu yang ganjl di atas
atap rumahnya sebuah bola api yang terpental-pental dan menghilang. Sejurus
kemudian terdengar bedebum seperti benda berat terjatuh di rumahnya. Ada
teriakan aneh suara Jono. Rupanya Jono berteriak kesakitan sehabis terjatuh
dari tali yang putus yang terikat pada besi beton, tempat percobaan bunuh
dirinya. Sejak saat itu Jono menjadi sulit diajak bicara . Kabar terakhir
keluarganya memasukkannya ke RSJ.
Blitar, 20 Januari 2024
Setelah membaca pentigraf ini pembaca mungkin
bertanya, bagaimana ide atau sumber ceritanya didapat ?
Jawaban dari pertanyaan itu, sangat luas.
Kehidupaan sehari-hari, hasil percakapan, pengalaman nonton film dan lain-lain
merupakan sumber cerita. Tinggal kepekaan seseorang untuk menemukannya, itulah
hal yang perlu dilatih secara terus menerus.
Lalu apakah cerita di atas termasuk karya
fiksi atau non fiksi ?
Penggagas Pentigraf, Dr. Tengsoe Tjahjono
menjelaskan bahwa karya pentigraf dalam berbagai bentuk variasinya adalah tetap
disebut karya fiksi.
Ada hal penting yang digaris bawahi ketika
cerita dilabeli berdasar “kisah nyata”; bisa jadi karya cerita tertentu
termasuk pentigraf adalah berdasar kisah nyata.. Untuk membedakan hal tersebut
tadi malam Abah Khoiri menjelaskan dengan sangat tepat tatkala menanggapi
pertanyaan atau pernyataan Pak D Susanto.
Begini lengkapnya
“Cerita pendek bisa diolah dari fakta dan
imajinasi. Jika kisah nyata penuh, itu bukan cerpen dg imajinasi, malainkan tak
jauh beda dg fakta yg dinarasikan (ada yg menyebutnya 'narrative nonfiction').”
Pentigraf kedudukannya adalah seperti kalimat
pertama Abah Khoiri, yaitu cerita pendek (bahkan sangat pendek 210 kata) bisa diolah
dari fakta dan imajinasi. Jadi pentigraf adalah produk karya (sastra) yang
diolah dari sumber kisah nyata (salah satu sumber cerita) dipadukan dengan
imajinasi.
Dalam hal ini Tengsoe Tjahjono memberikan
arahan bahwa tugas penulis BUKAN SEKEDAR MEMINDAHKAN realitas faktual ke dalam
teks sastra, tetapi MENGOLAH DAN MENGANGKAT realitas faktual tersebut menjadi
realitas baru, yaitu realitas imajinatif. Realitas baru itu lebih bernilai,
lebih kaya, dan lebih dalam maknanya.
(Berumah dalam Sastra 3 : hal. 22)
Siapa pun penulis pentigraf atau calon
pentigrafis mampu memahami arti kalimat di atas, pasti akan mendapatkan
kepuasan menulis pentigrraf, karena sudah menulis sebuah realitas baru, yang
tadinya diangkat dari fakta di lapangan yang ditemuinya. Pastinya tidak sama
walau mungkin ada kemiripan. Pastinya ada nilai lebih yang ingin ditonjolkan,
selain bisa dinikmati pembaca. …
Sekarang tebaklah pentigraf saya di atas,
apakah berdasarkan fakta, atau sudah diolah ? Pentigraf ini adalah salah satu
karya penulis yang diajukan pada 20 Januari 2024 kemarin dan akan dikurasi oleh
penggagasnya.
Bagi seorang yang sudah menemukan jawabannya
pasti akan mudah menulis pentigraf. Saya doakan pembaca artikel ini akan menjadi
seorang pentigrafis yang sukses. Aamiin.
*) Pentigrafis = sebutan untuk seorang penulis pentigraf.
Blitar, 29 Januari 2024
Tidak ada komentar:
Posting Komentar