Jumat, 11 Juli 2025

Pentigraf : Dentuman, Warung Kopi di Tengah Candaria


 

Oleh : Hariyanto

 

Warung kopi Pak Ridwan mendadak jadi tempat sidang rakyat. Para bapak duduk melingkar, membahas tragedi hajatan minggu lalu: satu jendela rumah pecah, satu ayam mati mendadak, seorang kakek tertimpa genteng tepat  di kepalanya. Semua gara-gara sound horeg yang disebut warga sebagai "kilat dalam bentuk speaker". “Itu bukan hiburan, itu senjata sonik!” seru Bang Ujang sambil menyeruput kopi hitam, tak sadar ampasnya nyaris masuk hidung.

 

Pakde Warto menimpali, “Kalau dulu hajatan cuma bikin telinga berdenging, sekarang bikin genteng ikut joget!” Gelak tawa pecah. Bahkan bocah-bocah yang mengintip dari luar ikut tertawa saat Pak Ridwan cerita pelanggan kehilangan gigi palsu gara-gara getaran  sound horeg.

 

Namun tiba-tiba sebuah peristiwa terjadi saat bersamaa tawa mereda. Gelas-gelas di atas meja mulai bergoyang. Kopi tumpah, kursi bergeser sendiri. Wajah-wajah panik berhamburan keluar warung pak Ridwan. Bang Ujang teriak, “Sound horeg balik lagi!” Orang-orang pun pada berlarian keluar rumah, sambil berteriak kepanikan. Lama mereka baru menyadari, setelah terduduk lemas di tepi jalan bahwa telah terjadi gempa yang cukup keras. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar