KISAH BUKU LARON CAK
ININ YANG INSPIRATIF
Oleh : Hariyanto
Belajar dari sebuah kata pengantar
buku bisa menambah wawasan pada bidang keilmuan tertentu. Pada kesempatan ini
penulis ingin mengajak pembaca memahami lebih dalam tentang “puisi 2,0” dari
kata pengantar Sang Penggagas Puisi 2.0 dalam mengantar buku “LARON,” karya Cak
Inin Mukminin. Ada kesamaan dari kedua orang tersebut yakni penulis buku adalah
seorang guru SMP di Lamongan, Bapak Endang Kasupardi juga seorang guru di
Garut. Karena mereka juga seorang guru
penulis, bisa disebut dengan istilah teacherwriter.
Cak Inin ini salah satu contoh penulis
yang gigih dalam belajar sesuatu, termasuk puisi 2.0 ini. Di usia 57 tahun
beliau menulis 57 puisi 2.0 yang diberinya judul “LARON.” Bagaimana beliau
mampu menuliskan semua itu, perjuangannya dapat dikatakan luar biasa. Karena
sesungguhnya beliau belajar semua itu dari membaca artikel blog pribadi saya’
hariyanto.17.blogspot.com’ yang saya beri nama blognya “Pendidikan dan Literasi.”
Ketika itu saya selalu menuliskan pengalaman belajar menulis puisi 2.0 dari
waktu-kewaktu selama hampir 3 bulan. Beliau selalu membaca dan memberikan
komentar, hingga satu saat saya berhasil mengumpulkan naskah puisi 2.0 sebanyak
200 buah. Beliau pun berkomentar bahwa dirinya benar-benar sudah terkena virus
literasi puisi 2.0 dan ingin juga menulis buku ; sehingga terwujudlah buku “LARON”
tersebut.
Karena itu beliau juga saya abadikan
dalam tulisan saya di blog sebagai “Penulis yang Inspiratif.” Buku saya
akhirnya terbit dengan judul “Merakit Asa,” buku beliau terbit dengan judul ‘”LARON,”
dalam waktu hampir bersamaan yaitu di awal tahun 2022. Hubungan kami selama ini
sangat baik karena selalu bekerjasama dalam menulis buku antologi puisi 2.0
secara rutin setiap tahunnya.
Kembali pada bahasan ini, sejatinya
kata pengantar dalam buku “LARON’” adalah mirip penjelasan seorang guru atau
dosen yang sedang memberikan teorinya. Karena itu bagi pembaca yang sedang
mempelajari hal menulis puisi 2.0 sangat relevan membacanya sampai tuntas.
Selamat membaca dan semoga bermanfaat.
PUISI LOGIKA
Endang Kasupardi,
Ini hanya awal pembicaraan
mengenai puisi 2.0.
Sebuah
penelitian dengan masalah penelitian tentang pembelajaran puisi menjadi topik
mendasar sehingga jelas terlihat lapangan masalah yang akan menjadi bahasan.
Pada
awalnya, Puisi 2.0 adalah sebuah pemikiran tentang bagaimana memberikan
pembelajaran puisi pada siswa SMP, agar mereka mampu membuat puisi dengan fokus
berbeda antara siswa satu dan lainnya. Hanya itu. Alasan tersebut berdasar pada
keseragaman tema puisi yang dibuat siswa secara umum, hanya berkisar tentang
sosok ibu, sosok bapak, membantu orang
tua, dan jasa guru.
Kisaran
pembelajaran puisi seperti itu, hanya mengembangkan rasa yang dimiliki siswa.
Sementara pengetahuan, dan keterampilan, sering terabaikan. Padahal tema lain
yang bisa menjadi sumber penyusunan puisi masih banyak dan berada disekitar
siswa itu sendiri.
Berbagai
pemikiran mendasar belajar puisi bagi siswa menjadi kajian, identifikasi, dan
permenungan, agar cara siswa memahami, mampu menyusun puisi dapat dilaksanakan
dalam proses belajar mengajar.
Kemudian
membuat perbandingan dengan puisi yang terdapat pada buku sumber, sungguh
memiliki kualitas yang entah berapa lama siswa menghasilkan karya sebagus dalam
buku sumber tersebut.
Berawal
dari kualitas tentang penyusunan puisi, kemudian panjang pendeknya, dan
identifikasi lain menjadi pertimbangan sehingga pada akhirnya, harus ada
pembatasan jumlah kata bagi mereka para pembelajar, fokus bahasan pun harua
menjadi pilihan, dan menetapkan gaya bahasa yang akan digunakan, serta ungkapan
dari logika objek pada rasa yang dituangkan.
Pertimbangan itulah,
yang kemudian menjadi type-type saat menyusun puisi 2.0.
Kemudian
hari puisi 2.0 tidak hanya perlu dipahami oleh siswa sebagai subjek pembelajaran,
namun jiga bagi guri sebagai pengelola kelas dalam pembelajaran.
Puisi 2.0 menjadi
dasar pemahaman siswa dan guru untuk menyusun puisi yang berkualitas dan panjang
seperti dalam buku sumber pelajaran.
Kini
puisi 2.0 sudah berkembang dan banyak digemari karena singkat dan fokus tanpa
menyita waktu untuk mengedit, dan hal lain.
Seperti puisi karya
Cak Inin berikut ini;
LARON
ribuan
Laron
beterbangan
berebut
cahaya
rela
sayapnya tercerabut
jatuh
sujud
Rumah Syiar Tlanak,
1211202.20.37
Karya : Cak Inin
Mukminin
Puisi yang sudah
bagus dan fokus. Menggambarkan tentang seekor Laron yang terbang memburu
cahaya. Dekat. Ada disekitar cahaya. Lalu sayapnya jatuh.
Puisi
yang fokus pada satu objek. Tidak hanya ungkapan, tapi dapat dibuktikan.
Sebenarnya seperti itu. Tapi, saat disusun menjadi sebuah puisi kita seolah
dibawa pada kenyataan untuk dimaknai. Puisi yang bagus, kalimat yang disusun
sudah membawa pembacanya untuk merenung tentang Kuasa Allah SWT.
Maka, melalui tulisan
ini, saya mendukung dan bahagia, karena penulis sudah menunjukkan kualitas dengan
bahasa logika melalui P2.0.
Saya
pun merasa terharu. Terima kasih pada penulis yang sudah mampu mewujudkan
keseriusannya dalam menulis Puisi 2.0.
Akhirnya, saya harua
mengucaokam selamat pada Cak Inin, teruslah berkarya, dan bahagia.
Bagi pembaca, saya
pun merekomendasikan agar buku ini selain untuk dinikmati juga akan menjadi
sarana instrospeksi tentang kehidupan dan pembelajaran.
Terima kasih.
Dr. Endang Kasupardi,
M.Pd.
(Penggagas Puisi 2.0)
Blitar, 22 Desember
2022
Salam
HARIYANTO
# teriring ucapan
SELAMAT HARI IBU, semoga para ibu selalu berbahagia. Aamiin.
Terima kasih Cak Har atas bimbingannya kepada saya untuk bisa menulis puisi 2.0 tanpa berguru ke penggagas langsung. Katena dimana ada NIAT KUAT, dan sungguh FOKUS di situ ada JALAN.
BalasHapusSangat menarik
BalasHapusSubhanallah! Sama-sama penulis hebat, yang membuat dan yang membaca, keren abis! Terima kasih! Sungguh memberi inspirasi!
BalasHapus