Jumat, 22 Desember 2023

Belajar dari Kata Pengantar (2) KISAH BUKU LARON CAK ININ YANG INSPIRATIF


KISAH BUKU LARON CAK ININ YANG INSPIRATIF

 

 

Oleh : Hariyanto

          Belajar dari sebuah kata pengantar buku bisa menambah wawasan pada bidang keilmuan tertentu. Pada kesempatan ini penulis ingin mengajak pembaca memahami lebih dalam tentang “puisi 2,0” dari kata pengantar Sang Penggagas Puisi 2.0 dalam mengantar buku “LARON,” karya Cak Inin Mukminin. Ada kesamaan dari kedua orang tersebut yakni penulis buku adalah seorang guru SMP di Lamongan, Bapak Endang Kasupardi juga seorang guru di Garut.  Karena mereka juga seorang guru penulis, bisa disebut dengan istilah teacherwriter.

          Cak Inin ini salah satu contoh penulis yang gigih dalam belajar sesuatu, termasuk puisi 2.0 ini. Di usia 57 tahun beliau menulis 57 puisi 2.0 yang diberinya judul “LARON.” Bagaimana beliau mampu menuliskan semua itu, perjuangannya dapat dikatakan luar biasa. Karena sesungguhnya beliau belajar semua itu dari membaca artikel blog pribadi saya’ hariyanto.17.blogspot.com’ yang saya beri nama blognya “Pendidikan dan Literasi.” Ketika itu saya selalu menuliskan pengalaman belajar menulis puisi 2.0 dari waktu-kewaktu selama hampir 3 bulan. Beliau selalu membaca dan memberikan komentar, hingga satu saat saya berhasil mengumpulkan naskah puisi 2.0 sebanyak 200 buah. Beliau pun berkomentar bahwa dirinya benar-benar sudah terkena virus literasi puisi 2.0 dan ingin juga menulis buku ; sehingga terwujudlah buku “LARON” tersebut.

          Karena itu beliau juga saya abadikan dalam tulisan saya di blog sebagai “Penulis yang Inspiratif.” Buku saya akhirnya terbit dengan judul “Merakit Asa,” buku beliau terbit dengan judul ‘”LARON,” dalam waktu hampir bersamaan yaitu di awal tahun 2022. Hubungan kami selama ini sangat baik karena selalu bekerjasama dalam menulis buku antologi puisi 2.0 secara rutin setiap tahunnya.

          Kembali pada bahasan ini, sejatinya kata pengantar dalam buku “LARON’” adalah mirip penjelasan seorang guru atau dosen yang sedang memberikan teorinya. Karena itu bagi pembaca yang sedang mempelajari hal menulis puisi 2.0 sangat relevan membacanya sampai tuntas. Selamat membaca dan semoga bermanfaat.

PUISI LOGIKA

Endang Kasupardi,

 

Ini hanya awal pembicaraan mengenai puisi 2.0.

Sebuah penelitian dengan masalah penelitian tentang pembelajaran puisi menjadi topik mendasar sehingga jelas terlihat lapangan masalah yang akan menjadi bahasan.

Pada awalnya, Puisi 2.0 adalah sebuah pemikiran tentang bagaimana memberikan pembelajaran puisi pada siswa SMP, agar mereka mampu membuat puisi dengan fokus berbeda antara siswa satu dan lainnya. Hanya itu. Alasan tersebut berdasar pada keseragaman tema puisi yang dibuat siswa secara umum, hanya berkisar tentang sosok ibu, sosok bapak,  membantu orang tua, dan jasa guru.

Kisaran pembelajaran puisi seperti itu, hanya mengembangkan rasa yang dimiliki siswa. Sementara pengetahuan, dan keterampilan, sering terabaikan. Padahal tema lain yang bisa menjadi sumber penyusunan puisi masih banyak dan berada disekitar siswa itu sendiri.

Berbagai pemikiran mendasar belajar puisi bagi siswa menjadi kajian, identifikasi, dan permenungan, agar cara siswa memahami, mampu menyusun puisi dapat dilaksanakan dalam proses belajar mengajar.

Kemudian membuat perbandingan dengan puisi yang terdapat pada buku sumber, sungguh memiliki kualitas yang entah berapa lama siswa menghasilkan karya sebagus dalam buku sumber tersebut.

Berawal dari kualitas tentang penyusunan puisi, kemudian panjang pendeknya, dan identifikasi lain menjadi pertimbangan sehingga pada akhirnya, harus ada pembatasan jumlah kata bagi mereka para pembelajar, fokus bahasan pun harua menjadi pilihan, dan menetapkan gaya bahasa yang akan digunakan, serta ungkapan dari logika objek pada rasa yang dituangkan.

Pertimbangan itulah, yang kemudian menjadi type-type saat menyusun puisi 2.0.

Kemudian hari puisi 2.0 tidak hanya perlu dipahami oleh siswa sebagai subjek pembelajaran, namun jiga bagi guri sebagai pengelola kelas dalam pembelajaran.

Puisi 2.0 menjadi dasar pemahaman siswa dan guru untuk menyusun puisi yang berkualitas dan panjang seperti dalam buku sumber pelajaran.

Kini puisi 2.0 sudah berkembang dan banyak digemari karena singkat dan fokus tanpa menyita waktu untuk mengedit, dan hal lain.

Seperti puisi karya Cak Inin berikut ini;

 

LARON

 

ribuan Laron

beterbangan

berebut cahaya

rela sayapnya tercerabut

jatuh

sujud

 

Rumah Syiar Tlanak, 1211202.20.37

Karya : Cak Inin Mukminin

Puisi yang sudah bagus dan fokus. Menggambarkan tentang seekor Laron yang terbang memburu cahaya. Dekat. Ada disekitar cahaya. Lalu sayapnya jatuh.

Puisi yang fokus pada satu objek. Tidak hanya ungkapan, tapi dapat dibuktikan. Sebenarnya seperti itu. Tapi, saat disusun menjadi sebuah puisi kita seolah dibawa pada kenyataan untuk dimaknai. Puisi yang bagus, kalimat yang disusun sudah membawa pembacanya untuk merenung tentang Kuasa Allah SWT.

Maka, melalui tulisan ini, saya mendukung dan bahagia, karena penulis sudah menunjukkan kualitas dengan bahasa logika melalui P2.0.

Saya pun merasa terharu. Terima kasih pada penulis yang sudah mampu mewujudkan keseriusannya dalam menulis Puisi 2.0.

Akhirnya, saya harua mengucaokam selamat pada Cak Inin, teruslah berkarya, dan bahagia.

Bagi pembaca, saya pun merekomendasikan agar buku ini selain untuk dinikmati juga akan menjadi sarana instrospeksi tentang kehidupan dan pembelajaran.

Terima kasih.

 

Dr. Endang Kasupardi, M.Pd.

(Penggagas Puisi 2.0)

 

 

Blitar, 22 Desember 2022

Salam

HARIYANTO

 

# teriring ucapan SELAMAT HARI IBU, semoga para ibu selalu berbahagia. Aamiin.

3 komentar:

  1. Terima kasih Cak Har atas bimbingannya kepada saya untuk bisa menulis puisi 2.0 tanpa berguru ke penggagas langsung. Katena dimana ada NIAT KUAT, dan sungguh FOKUS di situ ada JALAN.

    BalasHapus
  2. Subhanallah! Sama-sama penulis hebat, yang membuat dan yang membaca, keren abis! Terima kasih! Sungguh memberi inspirasi!

    BalasHapus