Oleh Hariyanto
Kali ini kita akan membahas satu sosok lagi yang
inspiratif yaitu Efrizal seorang guru dari Pariaman Kota Tabuik Sumatera Barat.
Beliau menuliskan karyanya di grup WA Puisi 2.0 yang dijalanai selama hamper 3
bulan .Sebuah karya menumentalnya
berjudul “Mata Pena Bicara.” Lahir bersama penulis di grup belajar
bersama Puisi 2.0 sejak Pebruari 2023. Tercatat ada 2 penulis buku puisi 2.0 lahir
dari grup WA belajar Puisi 2.0 yaitu Bu Kanjeng dengan buku “Pesona Cakrawala
Aksara,” dengan 171 puisi 2.0 yang saat itu saling mengejar tulisannya bersama
Efrizal
Buku
“Mata Pena Bicara” yang terdiri dari 250 puisi 2.0 yang berkisah tentang banyak
hal. Seperti orang bernapas, begitu mengalir udara bebas keluar masuk dan
berirama, namun tidak banyak dirasakan
oleh orang, namun tercatat indah dalam untai puisi Efrizal. Maka tulisan indah
yang disusun dengan bangunan kata yang tidak lebih 20 kata ini menjadi sebuah
tuturan kisah hidup atau gambaran langkah kehidupan pada moment kejadian
tertentu.
Begitu sederhana, hal yang ditemuinya
sehari-hari jika ditulis dalam bentuk puisi akan menjadi kisah hidup, walau
bukan seperti buku harian atau otobiografi. Seperti layaknya orang berjalan
Efrizal begitu menikmati hidup dengan menangkap berbagai moment di sekitarnya.
Seperti dalam 2 puisinya di awal buku ini Mata Pena Bicara. Seolah menegaskan
bahwa dari mulut yang terdiam atau telinga yang tertutup, namun mata pena bisa
berkisah banyak hal. Dari sini maka mengalirlah kisah selanjutnya begitu
lancar.
Ratusan judul puisinya menggambarkan
kejeliannya berkisah...walau dalam judul yang sama namun ada sisi lain yang
dikisahkannya. Mata Pena Bicara, dan Dentingan masing-masing diceritakan dalam
2 puisi yang berbeda, Laskar Sosial 1,2
, Bika 1, 2 dan Dendang 1, 2, seolah
menggambarkan asal penulis dalam judul puisinya Pariaman Kota Tabuik. Di saat
Ramadhan 1444 H tiba maka lebih dari selusin puisi menggambarkan suasana
ramadhan tersebut di bagian akhir buku ini.
Itulah kisah IMAGINASI seseorang
terhadap satu objek atau peristiwa sekitarnya. Dan berikut ini adalah kupasan
tentang Imaginasi oleh Sang Pengagas Puisi 2.0 Dr. Endang Kasupardi, M/.Pd
dalam kata pengantarnya pada buku “Mata Pena Bicara.”Semoga menginspirasi. Aamiin. Selamat mncermati.
GERAK IMAJINASI DALAM PUISI
Oleh : Endang Kasupardi
Imajinasi tidak hanya
kekuatan berpikir tapi ada ruh rasa yang mengisi pikiran. Sehingga pikir memiliki
kekuatan rasa. Secara teori Imajinasi adalah daya pikir untuk membayangkan atau
menciptakan gambar kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang.
Maka, definisi ini akan terasa hanya ada kulitnya saja tanpa isi yang bergizi
bagi keseluruhan makna imajinasi.
Imajinasi dalam puisi
mengokohkan Puisi sebagai karya sastra tulis dan lisan yang di dalamnya
berisikan pikiran, perasaan, pesan, dan imajinasi penyair.
Imajinasi tidak perlu
dibatasi panjang pendeknya sebuah tulisan, sebab tulisan yang sudah lengkap
dengan pikiran dan perasaan, sekalipun pendek memiliki gema dan makna yang
menyentuh ketinggian, dan mengakar pada kedalaman.
Paling tidak, puisi
2.0 pada buku ini sebanyak 250 buah, berusaha dan bekerja keras mencapai
imajinasi dalam puisi ini.
Puisi di bawah ini misalnya, gerak imajinasi sudah jelas dan
arah pun sudah ditunjukkan. Kita simak
MATA PENA BICARA. 1
walau
mulut diam
telinga
selalu mendengar
walau
diri kaku
mata
selalu mengawasi
walau
membisu
hati
tidak bungkam
mata
pena bicara
Puisi yang berjudul
mata pena bicara 1 ini sudah memasukan imajinasi jiwa dan raga.
Raga diimajinasikan
sebagai sebuah kekakuan atau kita sebut Patung. Namun ditengah mematung ini,
ruh tetap berfungsi, berjalan sebagaimana mestinya.
Mulut kaku, tapi ia
masih menyimpan apa yang akan dibicarakan, telinga kaku tapi masih mendengarkan,
seluruh badan kaku tapi fungsi ruhnya tetap berjalan dan mencari celah untuk
dituangkan dan ia berimajinasi kemudian menuangkan pada mata pena yang mewakili
dirinya.
Imajinasi ini
kemudian menjadi penting karena kemudian akan melahirkan berbagai perumpamaan
yang tidak mengibaratkan dirinya sendiri dalam mengungkapkan isi pikiran dan
perasaan.
250 puisi 2.0 pada
buku ini menggambarkan imajinasi sudah bekerja, tinggal menguatkan imajinasina
sebagai milik penulis pada buku ini.
Selamat bung Efrizal,
Garut, Medio Mei 2023
Dr.
ENDANG KASUPARDI, M.Pd
Pemerhati
Budaya, Bahasa, Sastra, dan Penggagas Puisi 2.0
Blitar, 23 Desember 2023
Salam
HARIYANTO
Keren Pol Pak Afruzal . Kanjut Cah Har
BalasHapusTerimakasih atas kunjungannya Cak Inin, salam
Hapus