Oleh : Hariyanto
Setiap pagi, Bu Rina berjalan melewati gang sempit
penuh sampah dan suara gaduh terminal. Di sekolah tempat ia mengajar, tas siswa
sering hilang, uang saku raib, bahkan beberapa orang tua enggan melepas anaknya
belajar di lingkungan yang dianggap berbahaya. Pasar besar di sebelah sekolah
menjadi sarang pencopet, dan hampir setiap hari ada perkelahian di gang
belakang. Tapi Bu Rina tidak gentar. Baginya, setiap anak berhak mendapatkan
pendidikan yang baik, terlepas dari tempat mereka dibesarkan.
Tahun demi tahun, ia tidak hanya mengajar, tetapi juga
membentuk karakter. Ia mengajarkan disiplin, memberi ruang untuk anak-anak
bermimpi lebih besar, dan mengajarkan keberanian. Pelan tapi pasti, satu per
satu siswa mulai berubah. Mereka tak lagi terpengaruh lingkungan, mulai membela
diri ketika digoda untuk ikut mencopet, bahkan beberapa berani menegur orang
dewasa yang bertindak tidak benar. Polisi yang dulu sering datang karena
laporan pencurian, kini datang untuk melihat perubahan yang terjadi.
Saat perayaan kelulusan, seseorang menghampiri Bu
Rina. Pemuda itu membawa sebungkus nasi, tersenyum malu-malu. "Bu, dulu
saya anak yang suka mencuri di terminal. Tapi sekarang, saya buka warung kecil
sendiri. Karena Ibu, saya percaya saya bisa jadi lebih baik." Bu Rina
tidak bisa menahan airmatanya, hatinya sesak rasa penuh syukur menyadari bahwa perubahan besar
telah terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar