Sabtu, 24 Mei 2025

Pentigraf " Guru di Tengah Sarang Penyamun"

 


Oleh : Hariyanto 

Setiap pagi, Bu Rina berjalan melewati gang sempit penuh sampah dan suara gaduh terminal. Di sekolah tempat ia mengajar, tas siswa sering hilang, uang saku raib, bahkan beberapa orang tua enggan melepas anaknya belajar di lingkungan yang dianggap berbahaya. Pasar besar di sebelah sekolah menjadi sarang pencopet, dan hampir setiap hari ada perkelahian di gang belakang. Tapi Bu Rina tidak gentar. Baginya, setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang baik, terlepas dari tempat mereka dibesarkan.

 

Tahun demi tahun, ia tidak hanya mengajar, tetapi juga membentuk karakter. Ia mengajarkan disiplin, memberi ruang untuk anak-anak bermimpi lebih besar, dan mengajarkan keberanian. Pelan tapi pasti, satu per satu siswa mulai berubah. Mereka tak lagi terpengaruh lingkungan, mulai membela diri ketika digoda untuk ikut mencopet, bahkan beberapa berani menegur orang dewasa yang bertindak tidak benar. Polisi yang dulu sering datang karena laporan pencurian, kini datang untuk melihat perubahan yang terjadi.

 

Saat perayaan kelulusan, seseorang menghampiri Bu Rina. Pemuda itu membawa sebungkus nasi, tersenyum malu-malu. "Bu, dulu saya anak yang suka mencuri di terminal. Tapi sekarang, saya buka warung kecil sendiri. Karena Ibu, saya percaya saya bisa jadi lebih baik." Bu Rina tidak bisa menahan airmatanya, hatinya sesak rasa  penuh syukur menyadari bahwa perubahan besar telah terjadi.  

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar