Oleh; Hariyanto
Hari ini, Jumat, 16 Mei 2025 kita belajar dari karya Sriyatno yang
berjudul “ Anak adalah Amanat”. Kita akan membandingkan versi sebelum dan
sesudah revisi dari pentigraf tersebut. Harapannya kita bisa mengambil Pelajaran khususnya dalam
mengemasnya agar lebih menarik.
Pentigraf (Cerita Pendek Tiga Paragraf) tersusun maksimal 210 kata , namun tetap harus memenuhi unsur cerita yang utuh dengan ciri 1) Paragraf pertama: Pengenalan latar, karakter, atau konflik awal.2) Paragraf kedua: Pengembangan konflik, ketegangan, atau emosi.3) Paragraf ketiga: twist yang memberikan kesan mendalam. Biasanya ada kejutan.
Kekuatan utama pentigraf terletak pada kemampuannya menyampaikan pesan dengan ringkas tetapi tetap berkesan. Karena itu, setiap kata dalam pentigraf harus bermakna dan mendukung alur cerita.
Contoh
Versi Awal Pentigraf "Anak adalah Amanah"
Di awal semester, ada siswa baru. Namanya Rangga. Pindahan dari sekolah Jakarta. Satu bulan pertama, terlihat pendiam. Memasuki bulan kedua, ia mulai jahil dan membuat keonaran. Temannya tak mau menerimanya. Lebih parah lagi, membuat menangis gurunya. Karena ulahnya beberapa guru mulai kehilangan kesabaran. Namun, tidak demikian dengan Pak Sabar, wali kelas Rangga.
Pak Sabar memilih pendekatan berbeda. Baginya, Anak adalah Amanah. Tidak ada anak ‘nakal’, hanya butuh perhatian. Anak butuh arahan, bukan hinaan. Butuh bimbingan, bukan cacian. Ia mencoba amati di balik kenakalan Rangga. Ia mulai berbicara dari hati ke hati. Ternyata ada masalah di rumah. Pak Sabar mulai merangkul dengan kelembutan. Semua peristiwa di sekolah, dilaporkan pada orang tuanya via telepon. Harapannya ada sinergi, justru dicaci maki.
Akhirnya Pak Sabar mengundang orang tua ke sekolah. Dengan wajah sewot
dan berbicara kasar. Pak Sabar hadapi dengan sabar, _“Anak anugerah Tuhan.
Tanggung jawab utama adalah orang tua. Guru dan orang tua harus saling
kolaborasi dan sinergi,”_. Orang tua, tertunduk lesu. Menyesali dan menyadari.
Akhirnya orang tua mendukung apa yang dilakukan Pak Sabar. Pelan-pelan Rangga
diberi tanggung jawab di kelas maupun di rumah. Rangga mulai membuka diri.
Temannya mulai menerimanya. Meski prosesnya tidak instan, Rangga bisa
menyesuaikan diri di tempat barunya.
Versi awal pentigraf ini sudah cukup kuat dalam menyampaikan konflik dan
perubahan karakter. Namun, ada beberapa hal yang bisa diperbaiki:
1. Kurangnya ekspresi emosi dari Pak Sabar. Pentigraf ini bisa lebih menggugah jika
ditambahkan bagaimana perjuangan Pak Sabar menghadapi tekanan dari guru lain
dan orang tua.
2. Penyampaian pesan kurang dramatis . Konflik
dengan orang tua dapat diperkuat dengan jeda dramatis agar terasa lebih
mendalam.
3. Akhir
cerita beberapa tambahan kalimat jeda membuat efek penasaran pembacanya.
Bandingkan dengan edisi revisinya berikut :
Anak adalah Amanah
By: Sriyanto_
Di awal semester, ada siswa baru. Namanya Rangga. Pindahan dari sekolah Jakarta, awal bulan ia pendiam. Memasuki bulan kedua, kenakalannya muncul. Teman-temannya menjauh, bahkan gurunya menangis karena ulahnya. Beberapa guru mulai kehilangan kesabaran. Tapi tidak dengan Pak Sabar, wali kelas Rangga.
Pak Sabar memilih cara berbeda. Baginya, anak bukan nakal, hanya butuh perhatian. Ia tidak ingin menghukum, tapi mencari akar masalah. Setelah berbicara dari hati ke hati, ternyata ada luka yang Rangga bawa dari rumah. Pak Sabar mulai merangkul, melaporkan setiap perkembangan pada orang tuanya. Harapannya ada sinergi, tapi yang ia terima malah cacian.
Akhirnya, ia mengundang orang tua Rangga ke sekolah. Dengan wajah sewot dan suara kasar, orang tua menyanggah semua perkataan Pak Sabar. Tapi Pak Sabar tetap sabar. "Anak adalah anugerah Tuhan. Tanggung jawab utama ada di orang tua. Guru dan orang tua harus saling bekerja sama." Hening. Orang tua tertunduk. Sesal mulai muncul, kesadaran datang perlahan. Mereka akhirnya mendukung Pak Sabar. Rangga mulai diberi tanggung jawab, mulai membuka diri. Meski tidak instan, ia akhirnya menemukan tempatnya.
Simpulan
Revisi pentigraf bukan hanya soal menambah kata, tetapi memperkuat dampak emosional dan makna cerita. Dalam versi revisi "Anak adalah Amanah", kita bisa melihat bagaimana konflik lebih tajam, jeda dramatis lebih terasa, dan perubahan karakter lebih kuat pada tokoh-tokohnya, Pentigrafnya menjadi cantik. Salah hal yang bisa membantu membangkitan emosi pembaca adalah penempatan dan pemilihan kalimat “jeda dramatis.” Contohnya di atas “Hening….Orangtua tertunduk” Selamat berlatih
SEMOGA BERMANFAAT. Aamiin.
Bagu Loteng, 16 Mei 2025
Terima kasih Pak, atas ilmunya.
BalasHapusNggih Bu sami-sami. Salam
Hapus