Jangan salah
sangka dulu dengan istilah titian keledai. Memang tidak enak menyebut keledai
hewan yang sering dikonotasikan dungu. Apalagi melewati jembatan atau titian
tentu sangat beresiko jadinya. Tetapi istilah ini bukan berdiri sendiri
melainkan menyatu “Titian keledai.” Dalam bahasa Belanda diistilahkan jembatan
keledai atau Ezelsbruggetje,
sedangkan menurut bahasa latin disebut pons asinorum.
Jembatan keledai dipopulerkan oleh Tan Malaka sebagai cara
untuk memudahkan mengingat sesuatu. Pada saat itu, banyak founding fathers bangsa
bersembunyi dan menghindari pengejaran dari Belanda dan Jepang. Maka, dibuatlah
metode-metode untuk mempermudah mengingat kata-kata dan kalimat panjang karena
cukup mustahil membawa banyak buku untuk menulis. Itulah sebabnya, tokoh-tokoh
seperti Tan Malaka, Moh. Hatta, Bung Karno dan KH Hasyim Asy’ari sering kali
mengandalkan ingatan dan
hafalan dalam membuat tulisan.
Dari Wikipedia disebutkan bahwa jembatan keledai adalah cara untuk
mengingat atau menghafalkan sesuatu yang digunakan dalam bidang pendidikan.
Jembatan keledai sering berupa kata atau suku kata yang ditambahkan pada
susunan kata yang ingin dihafal agar terbentuk kalimat dengan arti yang menarik
atau masuk di akal. Salah satu contoh yang paling populer adalah singkatan
"mejikuhibiniu" untuk mengingat warna pelangi: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu.
Penggunaan jembatan keledai berdasarkan asumsi bahwa otak manusia
terdiri dari dua jenis, ingatan "alami" dan ingatan
"buatan." Ingatan alami merupakan bakat sejak lahir dan digunakan
dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan ingatan buatan dibangun dengan cara
belajar dan bisa dilatih dengan menggunakan teknik jembatan keledai.
Jembatan keledai bisa digunakan untuk mengingat daftar yang panjang dan
sulit diingat hanya dengan ingatan alami, misalnya dalam mengingat unsur kimia, anatomi, taksonomi, tata bahasa dan
rumus matematika.
Dalam kenyataan sehari-hari kita sering mendengar istilah seperti Jabodetabekpunjur adalah
sebuah akronim dari Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi-Puncak-Cianjur, yaitu sebuah
wilayah metropolitan Jakarta. Atau jika belajar sejarah ada istilah
Supersemar = Surat Perintah Sebelas Maret. Dalam belajar kimia misalnya; Unsur
Golongan 1A (Alkali)
1. H = Hidrogen
2. Li = Lithium
3. Na = Natrium
4. K = Kalium
5. Rb = Rubidium
6. Cs = Cesium
7. Fr = Fransium
Maka dapat diberikan jembatan keledainya dengan berbagai variasi seperti
:
·
HerLiNa
Kawin Roberto Carlos Frustasi
·
Hari
Libur Naik Kereta Rombongan Cisarua FR
·
HaLINA
Kabur RoBin CemaS FRustasi
·
Hari
Libur Nanti Kita Robohkan Cadas Firaun
Sekarang
kalau belajar pembekalan haji, atau istilahnya manasik haji, ada istilah yang
sangat populer untuk mengingat langkah dan rukun haji dan umroh disana. Karena
di tengah jutaan jamaah yang ada disana, maka kemampuan mengingat sangat penting,
agar tidak bingung nantinya.
Seperti
umroh, yaitu kegiatan yang dilakukan bersamaan ibadah haji, namun juga bisa
dilakukan di luar bulan haji. Menurut bahasa umroh berarti ziarah. Menurut
istilah berarti mengunjungi Baitullah (ka’bah) dengan melakukan thawaf, sai dan
cukur. Maka Titian keledai yang terkenal adalah IHTHOSAKUR .
IH :
artinya Ihrom termasuk niat
Tho :
Thowaf mengelilingi Ka’bah
Sa : Sa’i
yaitu berlari-lari kecil dari bukit Shofa ke Marwa sebanyak 7 kali.
Kur :
Cukur, memotong rambut sedikirnya 3 helai.
Lain
halnya jika umroh wajib digabung dengan haji, maka ada titian keledai : IH-WU-MAMUZMIN-LON-THOIF-SAKUR.
Dengan
cara dilagukan berulang-ulang, maka insyaAllah pembelajaran ini akan melekat
lama diingatan kita.
IH = Ihron dengan niat
WU =
Wukuf di Arofah
MAMUZMIN = Mabit di Mudzalifah dan Mina
LON = Melontar Jumroh
THOIF =
Thowah Ifadoh
SAKUR = Sai dan Cukur.
Jika
rukun dan kewajiban diatas dilalui dengan baik, maka lengkap sudah jamaah dapat
dipanggil sebagai Haji dan Hajjah.
Tulisan
ini untuk memberi jalan mudah kepada
kita semua agar nantinya dapat memperlancar ibadah di tanah Arab, yaitu Madinah
dan Mekkah.
Semoga
kita semua dimudahkan memenuhi undangan dari Allah swt memenuhi panggilan-Nya,
Aamiin.
Semoga Pandemi
Covid 19 ini akan segera berakhir. Aamiin.
Blitar 28
Desember 2020
Wah dapat ilmu baru nih, makasih titian keledainya...
BalasHapusSemoga bermanfaat, terimakasih atas kunjungannya Bu salam sukses
Hapus