Richardus Eko Indrajit (Lahir di Jakarta, 24
Januari 1969) atau Eko Indrajit adalah seorang akademisi
dan pakar teknologi informatika asal Indonesia. Selain dikenal sebagai pakar
teknologi, Eko Indrajit merupakan seorang pendidik, narasumber berbagai
seminar, lokakarya, dan penulis buku serta jurnal yang telah dipublikasikan di
dalam maupun luar negeri.[1] Kini,
ia tercatat sebagai salah satu anggota Pengurus Besar PGRI dan menjadi
Ketua PGRI Smart
Learning Center and Character (PSLCC) yang berpusat di Gedung Guru Indonesia,
PB PGRI, Jalan Tanah Abang III/24 Jakarta Pusat.[2]
Eko Indrajit menempuh pendidikan sarjana di Institut Teknologi
Sepuluh November (ITS) Surabaya, Indonesia. Ia melanjutkan pendidikan
di berbagai macam universitas di luar negeri seperti Harvard University (Amerika
Serikat), Maastricht
School of Management (Belanda), Leicester
University (Inggris), STIKOM London School of
Public Relations (Indonesia), dan Master of Information
Technology Swiss-German University (Indonesia). Gelar Doctor of Bussines
Administration diperolehnya dari the University of the City of Manyla
(Filipina) dan The
University of Information Technology and Management (Polandia).
Ia dikukuhkan sebagai guru besar bidang Komputer di Perbanas Institute.
Eko Indrajit menikah dengan Lisa
A.Riyanto anak bungsu dari penyanyi legendaris Indonesia A.Riyanto dan
dikaruniai empat orang anak.
Karier
Selepas menempuh pendidikan di luar negeri, ia pernah bekerja
di sebuah perusahaan multinasional seperti Price Waterhouse, Prosys Bangun
Nusantara, Renaissance Indonesia, Jakarta Consulting Group, Soedarpo
Informatika Enterprise, dan IndoConsult Utama. Lalu, ia mendirikan perusahaan
konsultan teknologi informasi independen yang banyak membantu banyak perusahaan
swasta maupun pemerintah. Eko Indrajit juga pernah menjadi Staf Khusus Menpora
Republik Indonesia (2013-2014).
Ia adalah ketua pertama ID-SIRTII (Indonesia Security
Incident Response Team on Internet Infrastructure. Selain itu, pernah menjabat
sebagai Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Komputer (APTIKOM)
seluruh Indonesia selama dua periode 2006-2010, dan 2010-2014.[5] Eko
Indrajit juga pernah menjadi Sekretaris Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) Kemendikbud Ia juga pernah tergabung
dalam Asosiasi Piranti Lunak Telematika Indonesia sebagai Ketua Bidang
Sertifikasi, Faculty Member Bank Indonesia Institute, International
Association of Software Architect,[9] Ketua
Tim Pakar IT Kementerian Pertahanan Republik Indonesia.[10] Ia
juga pernah menjabat sebagai Ketua Komite Sertifikasi Sektoral Bidang
Telematika BSNP.
Kiprah Eko Indrajit dalam dunia pendidikan tercatat sebagai
akademisi yang mengajar di berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Selain itu,
ia juga menjadi Guru Besar Bidang Komputer Perbanas Institute[12]. Kini Eko
Indrajit menjabat Rektor Universitas Pradita,[13] Jakarta.
Kiprahnya dalam dunia pendidikan tidak hanya di ruang kelas
dalam universitas, namun terjun pula dalam berbagai program peningkatan
kompetensi guru. Ia bergabung dalam Persatuan Guru
Republik Indonesia (PGRI) organisasi guru terbesar di tanah air dan
menginisiasi PGRI Smart Learning Center and Character, perangkat kelengkapan
organisasi PGRI yang bertugas melakukan pengembangan profesi guru dan
pendidikan karakter berbasis teknologi dan informasi.
Portal Publikasi karya beliau :
·
Publikasi tercatat Google Scholar
·
Publikasi tercatat Buku di Perpustakaan Nasional
·
Publikasi tercatat Google Scholar
·
SINTA Indonesia (Indeks Publikasi Ristek)
·
PenghargaanSunting
·
Prestasi Kepemimpinan Bidang Keamanan Informasi Asia-Pasifik (ISLA) ISC2
·
Lifetime Achievement Award Dirjen Kominfo
Publikasi Buku beliau sangat banyak dan menjadi rujukan
banyak perguruan tinggi termasuk dari luar negeri. Sebagian besar berbahasa
Inggris baik d bidang pendidikan, management maupun tehnologi. Beberapa buku
yang ada antara lain :
1. Indrajit,
Richardus Eko, dan Mudafiatun Isriyah. (2020). Implementasi Social
Presence dalam Bimbingan Online: Dalam Konteks Perspektif Komunikasi Personal,
Interpersonal, dan Impersonal. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
2. Indrajit,
Richardus Eko, dan Jamila K. Baderan. (2020). Design Thinking: Membangun
Generasi Emas dengan Konsep Merdeka Belajar. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
3. Indrajit,
Richardus Eko, dan Yulius Roma Patandean. (2020). Generasi Muda Indonesia
menghadapi Transformasi Dunia. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
4. Indrajit,
Richardus Eko, dan Agus Yuwono. (2020). Pengantar Konsep Dasar Design
Thinking: What, Why, Where, When, Who, and How. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Saya yakin teman-teman semua sudah banyak mendengarkan para
narasumber hebat yang merupakan para penulis. Dan saya harap virus menulis
mereka telah menular ke dalam diri teman-teman sekalian, agar anda semua
menjadi penulis yang hebat.
Pada dasarnya, setiap manusia dilahirkan dengan kemampuan
menulis - sama seperti halnya kita diajarkan untuk bisa membaca. Tinggal
masalah memupuk keinginan untuk mau menulis atau tidak.
Secara tidak sadar,
Bapak dan Ibu itu setiap harinya sudah menulis berhalaman-halaman. Coba
direnungkan kembali, dari pagi sampai malam itu berapa kalimat yang anda buat
untuk menjawab WA, SMS, email, dan lain sebagainya. Singkat kata, anda semua
sudah memilki modal untuk menulis.
Banyak orang yang
bingung ingin menulis apa. Menurut saya, anda bisa menulis apa saja yang anda
mau. Bukankah Oom Jay sudah mengajarkan cara ngeblog? Di sana kita bisa cerita
mengenai kehidupan sehari-hari, pengalaman yang dialami, perasaan yang sedang
berkecamuk dalam hati, keinginan untuk melakukan sesuatu, dsb.
Jadi, tulislah suatu hal yang anda SUKAI dan KUASAI. Itu
intinya. Kalau kita menuliskah sesuatu yang kita sukai dan kuasai, maka semua
akan mengalir dengan mudah.
Beliau memaparkan bahwa buku pertamanya dulu sangat
sederhana. Isinya adalah 50 kumpulan konsep yang beliau dapatkan dari 50 buku
berbeda. Setiap konsep direpresentasikan dalam satu gambar. Dan setiap gambar
beliau jelaskan dalam 4 halaman. Dan ternyata bukunya menjadi best
seller. Sungguh diluar dugaan beliau.
Tentu saja tulisan beliau adalah sangat bermutu, baik dari
susunan kata, ide aslinya dan pendapatnya yang sangat mudah diikuti. Membuat
tulisan dalam bentuk buku dan menjadi best seller jelas salah satu faktornya
karena ditulis oleh seseorang yang sangat berpengalaman. Seseorang yang rajin membaca
sejak kecil dan sangat luas pembedaharaan pengetahuannya. Sangat menguasai
bahasa asing termasuk bahasa tehnik. Itulah ciri beliau.
Dari rajin membaca, maka terbentuklah ketrampilan melekatnya
dan mengiringinya yaitu ketrampilan menulis, dan ketrampilan berbicara (dan
berdebat/berargumentasi). Itulah sebabnya beliau juga sangat menyukai menulis
puisi lama gurindam. Karena gurindam mengajak berpikir dan berlogika dalam
bahasa yang singkat.
Lihat riwayat hidup singkatnya seperti dituturkannya dalam
webinar dengan tema : “Dari Tulisan Blog Menjadi Buku Bermutu.” Di waktu kecil
sudah senang membaca buku majalah anak-anak, melihat gambar-gambar dan ikut
lomba puisi. Ketika akil baligh suka main catur, mengisi TTS, main sulap, suka
berdebat, suka lagu lama, menulis karya musisi Indoensia.
Ketika remaja, dipaksa membaca dan menulis oleh keadaan. Disekolahnya wajib
membuat sinopsis. Bukan buku tipis, biasanya novel dan roman lama seperti Siti
Nurbaya, aktif mengisi konten di majalah
dinding sekolah, membuat puisi dan pantun, dan memberi les komputer.
Ketika Pemuda, aktif menulis di majalah komputer nasioanal ,
majalah kemahasiswaan dan koran
setempat.
Ketika dewasa tertantang memberikan kontribusi. Apalagi dalam
perkuliahan sebagian besar masih menggunakan buku impor berbahasa Inggris dan
mahal. Krisis diperguruan tinggi itu membuatnya menulis terjemahan atas
buku-buku tehnologi untuk membantu kuliah mahasiswa.
Akhirnya sampai pada tahap berikutnya ketagihan menulis,
sehingga ingin hidup seribu tahun lagi. Betapa tidak sudah ratusan karya buku
dan bentul digital yang sudah mendunia. Diakui oleh universitas luar negeri.
Berkah menulis menjadi banyak tawaran mengajar dimana-mana dan mengantarkannya
bisa bepergian keberbagai dunia.
Apalagi saat ini semangat menulisnya tidak pernah luntur,
justru dengan membawa bendera PGRI beliau mengajak guru untuk ikut serta menulis
buku. Beliau memberi tantangan menulis bersama beliau dalam program Ekoji Akademi.
Produk akhirnya adalah buku yang diterbitkan oleh penerbit mayor Andi
Publishing.
Beliau menjelaskan bagaimana cara menulis buku dalam Program
Ekoji Akademi diantaranya:
1. Langkah pertama adalah Subscribe Ekoji Channel, dan
Browsing video-video yang ada di dalamnya. Pilihlah tema yang paling menarik
perhatian kita . Lebih dari 70 video dengan berbagai topik hangat di bidang
pendidikan dan tehnologi terkini.
2. Langkah Kedua, setelah mendapatkan tema yang menarik anda,
konsultasikan dengan bu Aam untuk memastikan BELUM ADA guru-guru yang
menuliskan buku dengan tema atau judul serupa sebelumnya. Karena saat ini sudah
angkatan ke 5 jadi sudah ada 4 angkatan sebelumnya lengkap dengan judul
bukunya.
3. Langkah Ketiga, setelah memastikan tema tersebut,
dengarkan kembali video beliau tersebut untuk mendapatkan butir-butir utama
pembahasannya.
4. Langkah Keempat, buatlah DAFTAR ISI, dimana di dalamnya
terdiri dari 6 bagian, masing-masing menceritakan mengenai: What, Why, Where,
When, Who, dan How. Contohnya adalah jika kita tertarik dengan
GAMIFICATION, maka daftar isinya terdiri dari 6 bagian, yaitu: (i) Apakah yang
dimaksud dengan gamification (ii) Mengapa gamification penting dan dibutuhkan?
(iii) Dimana konsep gamification dapat diterapkan? (iv) Kapan saat yang tepat
untuk mengadopsi gamification (v) Siapa saja yang perlu terlibat dalam
menerapkan gamification? (vi) Bagaimana mengembangkan materi pembelajaran
berbasis gamification?
5. Apabila keempat langkah itu bisa kita
lakukan dalam SEMINGGU, maka kita adalah calon potensial untuk
menerbitkan buku di Penerbit ANDI.
Kami para peserta pelatihan menulis gelombang ke 18 sangat
senang mengikuti ajakan beliau bergabung dalam tantangannya angkatan ke 5 diberi
nama bertema "May In Love"
Beliau mengatakan "Selama proses, saya, pak Joko,
dan mbak Dwinita dari Penerbit Andi akan menemani anda berproses via wa
May-in-Love yang sedang dipersiapkan oleh Aam. Pokoknya sampai bukunya jadi".
Disela-sela paparannya beliau mengajak kami berkeliling
menuju google trends untuk menuliskan apakah judul yang kita buat
masuk dalam kategori trendi atau tidak.
Di Penghujung waktu, beliau menutup kuliah hari ini beliau
memberikan closing statement,
"Nenek Moyang mengatakan; Ala bisa karena biasa, tak
kenal maka tak sayang. Kalau kita berfikir kita tidak bisa, maka kita tidak
akan pernah bisa. Namun, kalau kita berfikir, dengan kemauan dan kerja keras
kita pasti bisa.-maka anda akan bisa".
Semoga kami bisa mengikuti tantangan Prof. Ekoji kali ini
untuk menulis buku bersamanya. Aamiin. Salam Literasi.
Blitar, 11 Mei 2021
By. hariyanto
Resume : Ke-14
Tema :
Program Menulis Buku Mayor Ekoji Akademi
Narasumber : Prof. R Eko Indrajit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar