Kali ini saya mencoba membuat
resume video Ngaji Literasi edisi ke 4 yang
diasuh oleh Much. Khoiri si Blantik Literasi yang juga dikenal sebagai dosen Unesa pegiat literasi . Judulnya
sangat menarik yaitu Mengubah Dalih Menjadi Peluang:
Ada 5 point dalih yang bisa
diperdebatkan dan perlu diangkat disini. Dalih ini jika dituruti seperti sebuah
pembenaran untuk tidak menulis. Karena obrolan literasi identik dengan kegiatan
menulis, maka seorang penulis harus memiliki konsistensi tinggi dalam menulis.
Setidaknya punya semangat tinggi untuk menulis setiap hari. Tentu tidak sekedar
menulis, tapi menulis dengan penuh kesungguhan.
Inilah dalil yang sering muncul
dalam diri setiap orang :
1) Tidak punya
BAKAT. Hal ini harus diatasi dengan mindset bahwa semua orang punya bakat.
Semua orang bisa menulis. Intinya bakat itu ada pada setiap orang tetapi
melatih diri secara baik dan terus menerus akan memberikan hasil baik.
2) TIDAK ADA WAKTU.
Sering dikeluhkan waktu tidak ada atau terbatas. Semua orang memiliki waktu
yang sama sehari 24 jam. Setiap orang memiliki kesibukan. Maka sebenarnya
ketrampilan mengatur waktu itu penting. Misalnya sehari menyisihkan waktu
tertentu untuk menulis. Sesibuk apa pun kita komit mengatur waktu untuk
menulis. Setiap orang bisa berbeda. Seperti ilmu belajar. Belajar sedikit
setiap hari lebih baik dari pada belajar satu malam saja. Artinya kita bisa
melatih diri membiasakan diri menulis setiap hari walau pun waktu sedikit. Jika
10 menit saja sehari maka jika dihitung seminggu 7 hari dikali 10 menit menjadi
1 jam lebih 10 menit. Jika dikali sebulan, setahun maka akan menjadi lebih
banyak. Maka menulis itu termasuk di dalamnya mengelola waktu.
3) Tehnik
Menulis yang sulit. Sesuatu memang sulit pada awalnya. Namun jika kita berlatih
dalam menulis sebagai ketrampilan maka pada akhirnya manjadi mahir. Hal ini
juga berhubungan dengan NIAT. Jika niat kuat maka ketrampilan menulis menjadi
gampang. Kuncinya belajar dan praktek menulis dan menulis. Tulis saja lalu
setelah jadi maka tinggal di edit yang salah. Tehnik ini ampuh untuk menulis
secara umum, termasuk di dalamnya untuk menulis puisi. Saya pribadi mendapat
ilmu ini dari guru di SPG dulu bahwa menulis puisi setelah ditentukan tema dan
judul maka tulis saja, munculkan tulisannya dan akhirnya disunting, Diringkas,
ditambah atau dikurangi.
4) Kurang
fasilitas pendukung. Atau sedikit sekali. Seperti tidak punya latop yang
sebenarnya dizaman ini sudah bisa diganti dengan HP. Namun jika tidak ada HP
pakai pensil. Artinya banyak jalan menuju roma. Karena kenyataannya di tahun
80-an orang menulis menggunakan mesin ketik. Mesin ketik sebagai barfang mewah,
toh sekarang sudah bisa hilang digantikan dengan HP dan Latop. Sebelum itu
cukup dengan pensil atau pena. Jadi
alasan atau dalil tidak menulis karena kekurangan fasilitas pendukung itu harus
dibuang.
5) Kekurangan
IDE . Maka jawabannya adalah dengan banyak membaca baik yang tertulis maupun
tidak tertulis. Ada juga faktor pemicu atau pemaksa diri untuk menulis, harus
diciptakan. Misalnya semboyan “menulis setiap hari.” Ditulis dan ditempel di
pintu atau dimeja di tempat kerja kita dan terpenting ...dilaksanakan. Intinya
NIAT harus ada dan diperjuangkan dalam praktek. Jadi membaca dan adanya faktor
pemaksa bisa memunculkan IDE yang cemerlng untuk ditulis. Untuk memunculkan
tulisan harus berlatih seperti Wijaya Kusumah menulis dalam bukunya ,”Tulislah
Setiap Hari Buktikan Apa yang Terjadi.” Semboyan menulislah setiap hari harus
diperjuangkan, seperti dicontohkan Cak Emcho di video tersebut. Semboyan
menulislah setiap hari ditingkatkan menjadi “Write or Die.” Menulis atau Mati.
Menulislah sebelum mati. Awali menulis dengan niat kebaikan. Awali dengan
bismillah untuk menulis hal baik, insyaallah menjadi berkah
SEMOGA
BERMANFAAT.
Blitar, 26
Mei 2021
By.hariyanto
Malam gerhana
bulan total
Wah mantap lanjut Pak matur nuwun
BalasHapusTerimakasih Bu Kanjeng....Salam Literasi
HapusJeli melihat peluang ide, dengan me-resume video. Lanjutkan, Pak Har.
BalasHapusSambil mengasah lagi ingatan.....terimakasih juragan Literasi. Salam Literasi
HapusWah, terima kasih untuk resumenya. Mantap.
BalasHapusSama-sama Bu....Salam literasi
Hapus