Rabu, 18 Agustus 2021

DUKA PANDEMI

 

Gambar : Kompas.com

 

DUKA PANDEMI

Oleh : Hariyanto

 

 

Negriku dan dunia diamuk badai

Diusia 76 tahun  duka pandemi sampai

Meluluh jiwa mengalirkan air mata berderai.

.

Korban satu-satu berjatuhan

Tidak mengenal siapa pun bergantian

Menanti sedih menahan duka di satu antrean

Di barak bergilir, siang datang malam jadi kenangan.

 

Di kampung kentong bertalu berkali-kali

Tanda kabar duka datang  kembali

Suaranya mendayu sedih sekali

Lubang bumi kembali digali

Menuju kampung azali

.

Bunyi sirine memecah langit seperti berdentam

Hari ini awan putih  berubah menjadi kelam

Jiwa tenang pergi  lagi sejak tadi  malam

Buliran air mata jatuhi  wajah suram

Dinding kuburan mencekam

Kesedihan selimuti alam.

.

Ya Rabbi ampunilah kesalahan dan khilaf ini

Tatkala nafsu menjerat erat makhluk insani

Berilah satu ilham di dada atas nama nurani

Satukanlah semua dengan  yang kami yakini

Agar kami menghirup lagi segarnya harmoni

.

Engkaulah sumber segala  kekuatan dahsyat

Hamba tak berdaya hamba bermunajat

Penuh harap  menjadi pribadi kuat

Melawan virus ‘tuk sehat.

.

Corona dan segala ketakutan jiwa

Menjadi ujian cobaan istimewa

Semoga manusia bertaqwa.

 

-==o0o==-

 

Blitar, 18 Agustus 2021

#edisi prihatin pandemi

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar