DUKA PANDEMI
Oleh :
Hariyanto
Negriku dan
dunia diamuk badai
Diusia 76
tahun duka pandemi sampai
Meluluh
jiwa mengalirkan air mata berderai.
.
Korban
satu-satu berjatuhan
Tidak
mengenal siapa pun bergantian
Menanti sedih
menahan duka di satu antrean
Di barak
bergilir, siang datang malam jadi kenangan.
Di kampung
kentong bertalu berkali-kali
Tanda kabar
duka datang kembali
Suaranya
mendayu sedih sekali
Lubang bumi
kembali digali
Menuju
kampung azali
.
Bunyi sirine
memecah langit seperti berdentam
Hari ini awan
putih berubah menjadi kelam
Jiwa tenang
pergi lagi sejak tadi malam
Buliran air
mata jatuhi wajah suram
Dinding
kuburan mencekam
Kesedihan
selimuti alam.
.
Ya Rabbi ampunilah
kesalahan dan khilaf ini
Tatkala
nafsu menjerat erat makhluk insani
Berilah satu
ilham di dada atas nama nurani
Satukanlah
semua dengan yang kami yakini
Agar kami
menghirup lagi segarnya harmoni
.
Engkaulah
sumber segala kekuatan dahsyat
Hamba tak
berdaya hamba bermunajat
Penuh harap
menjadi pribadi kuat
Melawan
virus ‘tuk sehat.
.
Corona dan
segala ketakutan jiwa
Menjadi
ujian cobaan istimewa
Semoga
manusia bertaqwa.
-==o0o==-
Blitar, 18
Agustus 2021
#edisi
prihatin pandemi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar