Kacang Lupa Kulitnya.
@pentigraf_ hariyanto
Takdir Sang Maha Kuasa tidak bisa
ditolak dalam keadaan apa pun. Kita sebagai hamba-Nya sering tidak bisa menduga
kejadian akhir seseorang. Apa yang kita anggap buruk bisa jadi baik baginya,
atau sebaliknya.
Kali ini menyangkut 3 anak yang
hidup dalam keluarga yang “broken.” Sang ayah menikah lagi dan kini mempunyai anak masih kecill. Problem terjadi karena
ketiga anaknya harus tinggal bersama dalam satu rumah kecil. Untuk mengurangi
beban keluarga akhirnya ke 2 anaknya ditiipkan kepada Saudara ayahnya. Satu lainnya
masih tinggal bersama sang ayah dan keluarga barunya.
Dua anak peremouan
diikutkan bibinya yang hidupnya bertani. Dalam keluarga petani maka pekerjaan
sehari-hari adalah ke sawah. Ikut menanam padi, menyiangi, sampai masa panen
tiba, menjemur padi dan menggiling padi. Akhir cerita sang Bibi tidak terlalu
memperhatikan pendidikan keponakannya. Lulus SD selesai dan berbanding terbalik
dengan saudara lakinya sempat lulus SPG dan menjadi Guru PNS di kampungnya.
Maka di saat dewasa anak perempuan yang belum bisa membaca, bernasib baik
bersuamikan orang terpandang dalam arti ekonomi cukup. Mereka semua tampak
bahagia. Hanya ibu tirinya merasa kecewa merasakan anak asuhnya sebagai kacang
lupa kulitnya.
Blitar, 22 Agustus 2021
Hariyanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar