Tiga Tempat Wisata The Best Sejarah Bung
Karno di Kota Blitar
Oleh :
Drs. Hariyanto
Gambar 1. Istana Gebang,
Makam Bung Karno dan Perpustakaan Proklamator Bung Karno merupakan satu
kesatuan tempat wisata sejarah yang menarik di kota Blitar.
Ada
tiga tempat yang “hebat” sebagai tujuan tempat wisata di kota Blitar, yang berhubungan erat
dengan sejarah Bung Karno, Presiden pertama Republik Indonesia. Disamping nilai
historisnya tinggi dari sisi pengunjung
3 tempat wisata ini tergolong 3 besar
yang dikunjungi wisawatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.yaitu: 1) Makam
Bung Karno, 2) Perpustakaan Proklamator Bung Karno dan 3) Istana Gebang, tempat
tinggal Bung Karno.
Sekarang
mari kita mulai dengan 3 wisata the best
di Kota Blitar
1)
Makam Bung Karno
Tidak
terlalu sulit jalan menuju Makam Bung karno, karena memang letaknya strategis
dalam wilayah kota kecil Blitar (hanya 3 kecamatan saja) Sementara Bus Pariwisata atau mobil pribadi
biasanya parkir di kompleks parkiran resmi PIPP ( Pusat Informasai Pariwisata
dan Perdagangan) , Dari sana penumpang bus akan disambung angkutan becak, atau
jalan kaki sekitar 1 km.
Jam
buka dari Makam Bung Karno adalah mulai dari pagi pukul 07.00 wib hingga sore
pukul 17.00 wib, dibuka setiap hari termasuk akhir pekan dan hari libur
nasional. Di tempat ini pengunjung tidak akan dikenakan biaya tiket masuk sama
sekali alias gratis, namun hanya perlu membayar biaya parkir saja. Kompleks
Makam Bung Karno seluas 1,8 ha ini berada sekitar 4 km ke arah utara dari Pusat
Kota, tepatnya di Jl. Ir Soekarno di Kelurahan Bendogerit 49 Kecamatan
Sananwetan dan berada persis di sisi jalan raya. Lokasinya mudah diakses baik dari
stasiun Kereta Api Blitar maupun Terminal Bus.
Bangunan
utama yang berupa cungkup makam Bung Karno, dilengkapi dengan bangunan-bangunan
pendukung yaitu; Gapura Agung, Masjid dan Bangsal. Ada juga bangunan pelengkap yang terdiri rumah
pengurus makam, tempat peristirahatan umum, halaman parkir, dan pertamanan. Bangunan yang berbentuk
rumah Joglo, didirikan dengan kayu jati pilihan yang penuh ukiran khas Jawa
sangat indah dinamakan Astono Mulyo.
Lantainya berbahan batuan marmer yang
didatangkan dari daerah Tulungagung. Keindahan dan kesejukan tempat Makam
tersebut membuat peziarah betah disana,
disamping khusuk berdzikir sambil mendoakan arwah Proklamator Bangsa Indonesia
dan ayah bundanya.
Di dalam Astono Mulyo
ada tiga makam yaitu makam Ayahanda R. Soekeni Sosrodirdjo dan Ibunda Ida Ayu
Nyoman Rai. Di tengahnya adalah makam beliau Bung Karno ditandai dengan batu
pualam hitan bertuliskan “Disini dimakamkan Bung Karno Proklamator Kemerdekaan
dan Presiden Pertama RI, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia”. Makam ini setelah
dipugar diresmikan oleh presiden Soeharto pada 21 Juni 1979. Sejak itu orang
ramai berziarah kemakam Bung Karno, dan selalu meningkat jumlah kunjungannya
dari tahun ke tahun.
Ditinjau dari jenis
ziarah ke Makam Bung Karno ada 3 macam ziarah umumnya, yaitu ziarah politik,
ziarah spiritual . dan ziarah biasa termasuk petinggi militer Panglima TNI.
Sebagai ziarah politik, maka mereka politikus yang akan
mencalonkan diri sebagai Calon Presiden (Capres) akan kesana seperti Megawati (Pilpres 2004), Joko Widodo (Pilpres 2014), dan Prabowo Subianto (Pilpres 2019). Jumlah "peziarah politik"
diperkirakan sebanyak 400 hingga 500 ribu tiap tahunnya.
Jenis
kedua peziarah merupakan peziarah spiritual, yang sebagian besar menganut agama Islam. Ziarah ini merupakan wujud penghormatan orang yang telah meninggal, sesuai dengan tradisi Jawa mengunjungi makam orang-orang tertentu,
seperti makam Wali Songo. Diperkirakan bahwa puluhan ribu orang
mengunjungi makam Soekarno setiap tahunnya dengan alasan ini. Setiap
tahunnya, juga ada tradisi ziarah dari Panglima TNI pada tanggal 18 September (hari jadi
TNI). Di luar ziarah, makam tersebut juga merupakan destinasi wisata yang
cukup populer untuk turis biasa.
Menurut data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kota Blitar, ada sekitar 1.500 pengunjung kompleks makam setiap harinya
sepanjang tahun 2019, dan kompleks tersebut merupakan penggerak ekonomi
setempat sebagai penarik turis yang cukup penting. Walaupun saat ini di
masa pandemi pengunjung turun menjadi sekitar 300 prang perhari.
2)
Perpustakaan Proklamator Bung Karno
Jika Makam Bung Karno di resmikan pada 21
Juni 1979 oleh Presiden Soeharto, maka kompleks Makam Bung Karno berupa
Perpustakaan dengan berbagai fasilitas lainnya diresmikan oleh Presiden
Megawati Soekarnoputri pada 3 Juli 2004.
Sudah
lebih dari 15 tahun bangunannya masih nampak eksotis, indah dipandang mata dan terawat
sehingga cocok dengan wisata kekinian, baik wisata studi tentang Bung Karno,
wisata religi maupun wisata keluarga. Semuanya tempat itu boleh dikunjungi siapa saja tanpa dipungut
biaya,
Pendirian
Perpustakaan Bung Karno digagas oleh Drs. H. Djarot Saiful Hidayat MS.,
Walikota Blitar periode 2000-2010. Beliau menginginkan untuk generasi mendatang
memperdalam Nasionalisme Indonesia yang kokoh untuk membendung arus paham
globalisasi. Beliau juga mencita-citakan untuk menjadikan Blitar sebagai “dapur
nasionalisme” Indonesia. Perpustakaan Bung Karno diharapkan menjadi wahana
untuk “menyegarkan” pemikiran ideologis Bung karno khusunya tentang Pancasila,
Trisakti dan masa depan Nasionalisme Indonesia ( Perpustakaan Keprisidenan Bung Karno,
Gagasan Yang Melandasi ; IL. Krisdarjono dan tim : 2010)
Perpustakaan
Bung Karno dibangun berdasarkan perhitungan cermat, baik arsitektur, tata
letak, serta simbul-simbul yang dikaitkan dengan Bung Karno dan Bangsa
Indonesia. harus lebih tinggi karena derajat dan urutannya. Sehingga titik nol
bangunan keseluruhan Perpustakaan harus direndahkan, hasilnya bangunan
kelihatan lebih rendah dibanding Makam Bung Karno. Pintu masuk utama
Perpustakaan menuju makam harus dibuat satu poros mata angin seperti bangunan
Keraton Yogyakarta Utara Selatan.
Karena itu jika kita masuk dari pintu utama Selatan , lurus ke Utara akan melewati 21 pilar yang ditengahnya ada kolam. Dari pintu utama itu poros jalan
melalui 3 tahapan yang dalam ungkapan Jawa disebut “purwo, madyo, wasono”,
pengunjung akan melalui pintu utama masuk dan berjalan seperti tahapan
tapak kehidupan Bung Karno termasuk
kehidupan kita umumnya.
Layaknya
perpustakaan modern, maka disana juga sudah lengkap koleksi dari khuusu, umum,
referensi, anak remaja, serial, langka , memorable, multi media, dan sumber
elektronik. Jam buka layanan juga full selama 7 hari seminggu antara jam 08.00
– 16.00 WIB. Selama masa pandemi Covid 19 sejak Maret 2020 beberapa cara layanan
peminjaman buku diubah. Selain menggunakan protokol kesehatan juga ada layanan
baru,” Anda pesan, kami antar.” Jadi pembaca bisa memesan pinjam buku melalui
WA khusus dan akan diantar bukunya sampai rumah.
Begitu
masuk pintu utama dari Selatan, maka akan terlihat sebuah patung Bung Karno
yang sedang duduk membaca sebuah buku, Patung itu merupakan bagian dari seluruh
arsitektur Perpustakaan. Untuk patung
desain dirancang oleh G. Sidharta
dari Yogjakarta. Terbuat dari perunggu dengan berat 8 kuintal (penanda bulan
8/Agustus). Pesannya : Bangsa Indonesia suka membaca seperti Bung Karno .Ada
patung lain serupa saat ini di depan Plaza Manahan Kota Solo, di Stasiun Kereta Api Blitar dan Di
Kantor Pemkot Blitar.
Ada
Ruang Memorabilia (Museum kecil) di perpustakaan tersebut. Hampir semua
pengunjung dipastikan mampir di museum apabila hendak berziarah ke Makam Bung
Karno, karena pintu masuk dari Selatan menuju makam selalu melewatinya.. Museum
ini disebut juga ruang Memorabilia. Di dalam museum ada koleksi lukisan,
foto-foto Bung Karno, bendera, mata uang bergambar Bung Karno, Baju Jas dan koper Bung Karno dan beberapa patung. Banya hal menarik disana
seperti lukisan Bung Karno yang seolah berdegup jantungnya serta pandangan
matanya mengikuti pengunjungnya. Disana juga ada Gong perdamaian yang desainnya
cantik pantas untuk berselfi.
3)
Istana Gebang
Istana Gebang adalah rumah kediaman
mantan Presiden Soekarno di Kota Blitar, Jawa Timur. Rumah ini berada di Jalan Sultan Agung
Blitar, sekitar 2 kilometer dari Makam Bung Karno. Setiap tanggal 6 Juni, hari kelahiran Bung Karno, di rumah ini
diselenggarakan acara memperingati hari lahir Bung Karno. Biasanya diisi dengan acara kesenian gamelan atau wayang kulit.
Israna Gebang merupakan saksi bisu yang
sangat bersejarah yang berkaitan dengan Ir. Soekarno, berupa rumah tua yang
dahulu menjadi kediaman orang tua sekaligus rumah masa kecil bagi beliau.
Masyarakat lebih mengenal tempat ini dengan sebutan Istana Gebang, Istana masa
kecil yang turut mengantar kesuksesan beliau, sang proklamator sekaligus
presiden pertama kita Ir. Soekarno. Istana Gebang terletak di kelurahan Bendo
Gerit, Kecamatan Sanan Wetan, Kota Blitar.
Banyak wisatawan luar Blitar yang tak tahu
menahu dengan kediaman ini. Rumah tua ini yang berkaitan erat dengan Bung Karno
karena menjadi tempat istirahat di masa kecilnya. Asal usul rumah ini
berawal dari Sang Ayahanda Bung Karno yaitu R.Soekeni Sosrodihardjo yang
dipindahkan tugaskan dari Mojokerto ke Blitar. Beliau menjabat sebagai Guru
Sekolah Guru Laki-Laki (Normal Jongens School) yang sekarang bernama SMAN 1
Blitar.
Dulunya, Istana Gebang ini tidak begitu
dikenal, karena rumah tersebut masih dimiliki dan dikuasai oleh ahli waris atau
kerabat Bung karno. Namun, kini rumah tua tersebut telah dimuseumkan dan diserahkan kepada
Pemkot Blitaruntuk dikelola dan dapat dikunjungi wisatawan.
Sebelum
memasuki rumah (Istana Gebang), kita akan disuguhkan dengan patung Bung Karno
di depan rumah. Selanjutnya, disambut bangunan tua yang terawat dengan
baik.Ciri khas perumahan masa lalu dengan aksen Belanda cukup kental di setiap
sudutnya. Arstitektur unik ini ternyata berasal dari pemilik terdahulunya seorang warga Belanda CH. Porteir, pegawai kereta api di Blitar.
Nuansa
khas zaman dulu jelas terasa saat memasuki setiap ruangannya. Hampir setiap
ruangan dilengkapi dengan perabotan yang masih utuh. Mulai dari ruang tamu
yang masih utuh dengan kursi-kursi kayu anyaman hingga kamar tidur tamu yang
tertata rapi. Daya tarik lain hadir dari kamar Sang Proklamator yang masih
tertata seperti aslinya. Rapi dengan sprei putih dan tudung kamar tidur.
Selain
kamar Bung Karno, tempat istirahat Ibundanya pun tak kalah menarik perhatian.
Ruangan tersebut dilengkapi dengan cermin rias besar dan kamar mandi dalam.
Halaman belakang lengkap dengan sumur tuanya dan berbagai ruangan lainnya.
Sangat bersih, wangi, dan tertata rapi. Disana juga terpampang kenangan dalam foto ketika
Bung Karno pulang ke Blitar tahun 1965 dan sungkem mohon doa restu ibunda,
terasa sangat mengharukan.
Kita
juga dibuat takjub ketika memasuki dapur. Ruangan ini dilengkapi dengan
perabotan lengkap. Ada pemanggang roti, toples, alat penggorengan, lemari es,
lemari kuno, sepeda kuno, hingga meja makan yang tertata seperti aslinya.
Rumah masa kecil presiden pertama Indonesia
memiliki beberapa ruangan. Ada rumah induk, bangunan belakang, rumah keluarga
cikal bakal, paviliun, dapur, rumah pembantu, balai kesenian, bekas kandang
kuda, bekas lumbung padi dan garasi yang masih menyimpan mobil sedan Merzedez Bung Karno yang beliau gunakan saat
berkunjung ke Blitar.
Saat
ini Istana Gebang juga dilengkapi duplikat Gong Perdamaian yang ada di pojok utara
halaman timur. Gong ini aslinya ada juga di kompleks Perpustakaan Bung karno,
dan bisa untuk tempat berfoto. Sementara di bagian barat bangunan sudah
tersedia beberapa warung makan dan kuliner, berhalaman luas sekaligus parker
bus dan mobil pengunjung.
Sementara wisata budaya
yang berkaitan dengan Bung Karno di kota Blitar yaitu adanya peringatan setiap bulan Juni
sebagai Bulan Bung Karno. Ada berbagai event digelar di bulan Bung Karno,
antara lain malam tirakatan sebelum 1 Juni, dilanjutkan Gerebeg Pancasila,
Membawa gunungan lima diarak dari aloon-aloon ke makam Bung Karno dilanjutkan
Kenduri Pancasila di area Perpustakaan Proklamator Bung Karno. Pada setiap
tanggal 21 Juni juga ada event “Haul Bung Karno” dengan acara seperti, Semaan
Al Quran, Doa Lintas Agama, Manaqib dan
Tabarok, Yasiin Tahlil dan diakhir dengan acara 1000 tumpeng yang
digelar disepanjang jalan depan makam sampai Istana Gebang dengan panjang
sekitar 2 km. Acara pawai dan 1000 tumpeng tahun 2020 dan 2021 ini tidak
digelar karena adanya Pandemi Covid 19.
Blitar, 19 Agustus 2021
Catatan :
- Sampai hari ini 19 Agustus 2021 ke 3 tempat wisata itu masih ditutup karena adanya PPKM dan kondisi Pandemi Covid 19
- Diantara ke 3 tampat itu ditengah-tengahnya ada Taman Kebon Rojo yang amat rindang dan pepohonan yang tinggi, sejuk di bawahnya dan gratis tiketnya. Letakntya sekitar 100 meter dari Istana Gebang. Saat ini juga masih ditutup.
- Ada masjid unik baru yaitu Masjid Ar Rahman, sekitar 200 meter dari Makam Bung Karno menjadi tempat singgah sekaligus ibadah bagi banyak wisatawan, dengan arsitektur indah mirip masjid Nabawi di Madinah. Saat ini juga masih ditutup.
- Artikel ini adalah bagian tulisan dari buku Antologi “ Pesona Nusantara : Khazanah Wisata Sejarah dan Wisata Alam Indonesia.”
Blitar, 23 Desember 2020
Sumber :
Sayang sekali ya Pak, krn pandemi keindahan tempat2 wisata itu gak bisa dinikmati..
BalasHapusSemoga Pandemi segera berakhir.
BalasHapusTulisannya lengkap. Bung Karo. Bliar bumi Bung Karno
BalasHapusWah, saya juga kagum dengan sosok Bung Karno! Sampai sekarang, saya rasa belum ada yang menandingi beliau dari segi kewibawaannya dan karakter kuatnya. Lebih bagus memang tulisan ini dilengkapi dengan foto, hehe..
BalasHapusTulisan yang sangat informatif, Pak Har. Selamat berkarya.
BalasHapusBelum kesampaian berkunjung ke Blitar, sementara jalan-jalan virtual aja dulu di sini 😁
BalasHapus