PENTIGRAF KISAH
PELARIAN
Oleh :
Hariyanto
Sungguh situasi Pandemi Covid 19
yang diawali Maret 2020 lalu telah membawa ketakutan bagi banyak warga.
Terlebih lagi pada diri Parto yang saat ini merasa dikejar-kejar oleh Satgas
Covid di Kampungnya. Dia merasa tidak aman dan tetap ingin berlari dan berlari
menghindari pengejaran itu.
Entah sudah sampai daerah mana dia
berlari. Satu tujuannya dia tidak mau ditangkap Satgas untuk diisolasi. Kabar
terakhir dirinya disebut-sebut sebagai warga yang terkonfirmasi reaktif. Dia
harus diisolasi. Dia harus dibawa ke tempat khusus bersama orang-orang lainnya
yang menderita. Susah sedih dan sepi demikian gambaran buruk tentang isolasi
itu. Karenanya dia memilih meninggalkan rumah dan kampungnya.
Dalam kisah perjalanannya kali ini dia merasa sampai
di sebuah tempat yang asing. Di hadapannya ada sebuah rumah joglo model kuno,
dengan halaman luas dan pintu lebar. Parto merasakan capek luar biasa dan
bermaksud menginap di rumah itu. Seseorang mengaku tuan rumahnya berpakaian
adat Jawa memakai blangkon menyambutnya dengan ramah. Parto pun disambut dengan
sajian makanan. Perutnya yang lapar memaksanya untuk langsung menyantapnya. Perutnya
terisi dia pun tersenyum. “Syukurlah sudah sadar,” terdengar suara isterinya.
Parto membuka matanya perlahan dan
dilihatnya selang infus menancap di tangannya. Dua hari lalu warga menemukan
Parto pingsan di cungkup makam kampung sebelah.
Blitar, 29 Agustus 2021
#edisi_ pandemicovid19
Tidak ada komentar:
Posting Komentar