Kamis, 19 Agustus 2021

Tiga Tempat Wisata The Best Sejarah Bung Karno di Kota Blitar

 

Tiga Tempat Wisata The Best Sejarah Bung Karno di Kota Blitar

Oleh : Drs. Hariyanto

 

Gambar 1. Istana Gebang, Makam Bung Karno dan Perpustakaan Proklamator Bung Karno merupakan satu kesatuan tempat wisata sejarah yang menarik di kota Blitar.

 

            Ada tiga tempat yang “hebat” sebagai tujuan  tempat wisata di kota Blitar, yang berhubungan erat dengan sejarah Bung Karno, Presiden pertama Republik Indonesia. Disamping nilai historisnya tinggi  dari sisi pengunjung 3 tempat wisata ini tergolong  3 besar yang dikunjungi wisawatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.yaitu: 1) Makam Bung Karno, 2) Perpustakaan Proklamator Bung Karno dan 3) Istana Gebang, tempat tinggal Bung Karno.

            Sekarang mari kita mulai dengan 3  wisata the best di Kota Blitar

1)      Makam Bung Karno

            Tidak terlalu sulit jalan menuju Makam Bung karno, karena memang letaknya strategis dalam wilayah kota kecil Blitar (hanya 3 kecamatan saja) Sementara Bus Pariwisata atau mobil pribadi biasanya parkir di kompleks parkiran resmi PIPP ( Pusat Informasai Pariwisata dan Perdagangan) , Dari sana penumpang bus akan disambung angkutan becak, atau jalan kaki sekitar 1 km.

            Jam buka dari Makam Bung Karno adalah mulai dari pagi pukul 07.00 wib hingga sore pukul 17.00 wib, dibuka setiap hari termasuk akhir pekan dan hari libur nasional. Di tempat ini pengunjung tidak akan dikenakan biaya tiket masuk sama sekali alias gratis, namun hanya perlu membayar biaya parkir saja. Kompleks Makam Bung Karno seluas 1,8 ha ini berada sekitar 4 km ke arah utara dari Pusat Kota, tepatnya di Jl. Ir Soekarno di Kelurahan Bendogerit 49 Kecamatan Sananwetan dan berada persis di sisi jalan raya. Lokasinya mudah diakses baik dari stasiun Kereta Api Blitar maupun Terminal Bus.

            Bangunan utama yang berupa cungkup makam Bung Karno, dilengkapi dengan bangunan-bangunan pendukung yaitu; Gapura Agung, Masjid dan Bangsal.  Ada juga bangunan pelengkap yang terdiri rumah pengurus makam, tempat peristirahatan umum, halaman parkir, dan pertamanan. Bangunan yang berbentuk rumah Joglo, didirikan dengan kayu jati pilihan yang penuh ukiran khas Jawa sangat indah  dinamakan Astono Mulyo. Lantainya berbahan  batuan marmer yang didatangkan dari daerah Tulungagung. Keindahan dan kesejukan tempat Makam tersebut membuat peziarah  betah disana, disamping khusuk berdzikir sambil mendoakan arwah Proklamator Bangsa Indonesia dan ayah bundanya.

Di dalam Astono Mulyo ada tiga makam yaitu makam Ayahanda R. Soekeni Sosrodirdjo dan Ibunda Ida Ayu Nyoman Rai. Di tengahnya adalah makam beliau Bung Karno ditandai dengan batu pualam hitan bertuliskan “Disini dimakamkan Bung Karno Proklamator Kemerdekaan dan Presiden Pertama RI, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia”. Makam ini setelah dipugar diresmikan oleh presiden Soeharto pada 21 Juni 1979. Sejak itu orang ramai berziarah kemakam Bung Karno, dan selalu meningkat jumlah kunjungannya dari tahun ke tahun.

            Ditinjau dari jenis ziarah ke Makam Bung Karno ada 3 macam ziarah umumnya, yaitu ziarah politik, ziarah spiritual . dan ziarah biasa termasuk petinggi militer Panglima TNI. Sebagai  ziarah politik, maka mereka politikus yang akan mencalonkan diri sebagai Calon Presiden (Capres) akan kesana seperti Megawati (Pilpres 2004), Joko Widodo (Pilpres 2014), dan Prabowo Subianto (Pilpres 2019). Jumlah "peziarah politik" diperkirakan sebanyak 400 hingga 500 ribu tiap tahunnya.

            Jenis kedua peziarah merupakan peziarah spiritual, yang sebagian besar menganut agama Islam. Ziarah ini merupakan wujud penghormatan orang yang telah meninggal, sesuai dengan tradisi Jawa mengunjungi makam orang-orang tertentu, seperti makam Wali Songo. Diperkirakan bahwa puluhan ribu orang mengunjungi makam Soekarno setiap tahunnya dengan alasan ini. Setiap tahunnya, juga ada tradisi ziarah dari Panglima TNI pada tanggal 18 September (hari jadi TNI). Di luar ziarah, makam tersebut juga merupakan destinasi wisata yang cukup populer untuk turis biasa.

Menurut data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Blitar, ada sekitar 1.500 pengunjung kompleks makam setiap harinya sepanjang tahun 2019, dan kompleks tersebut merupakan penggerak ekonomi setempat sebagai penarik turis yang cukup penting.  Walaupun saat ini di masa pandemi pengunjung turun menjadi sekitar 300 prang perhari.

2)      Perpustakaan Proklamator Bung Karno

Jika Makam Bung Karno di resmikan pada 21 Juni 1979 oleh Presiden Soeharto, maka kompleks Makam Bung Karno berupa Perpustakaan dengan berbagai fasilitas lainnya diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada 3 Juli 2004.

            Sudah lebih dari 15 tahun bangunannya masih nampak eksotis, indah dipandang mata dan terawat sehingga cocok dengan wisata kekinian, baik wisata studi tentang Bung Karno, wisata religi maupun wisata keluarga. Semuanya tempat itu  boleh dikunjungi siapa saja tanpa dipungut biaya,

            Pendirian Perpustakaan Bung Karno digagas oleh Drs. H. Djarot Saiful Hidayat MS., Walikota Blitar periode 2000-2010. Beliau menginginkan untuk generasi mendatang memperdalam Nasionalisme Indonesia yang kokoh untuk membendung arus paham globalisasi. Beliau juga mencita-citakan untuk menjadikan Blitar sebagai “dapur nasionalisme” Indonesia. Perpustakaan Bung Karno diharapkan menjadi wahana untuk “menyegarkan” pemikiran ideologis Bung karno khusunya tentang Pancasila, Trisakti dan masa depan Nasionalisme Indonesia            ( Perpustakaan Keprisidenan Bung Karno, Gagasan Yang Melandasi ; IL. Krisdarjono dan tim : 2010)

            Perpustakaan Bung Karno dibangun berdasarkan perhitungan cermat, baik arsitektur, tata letak, serta simbul-simbul yang dikaitkan dengan Bung Karno dan Bangsa Indonesia. harus lebih tinggi karena derajat dan urutannya. Sehingga titik nol bangunan keseluruhan Perpustakaan harus direndahkan, hasilnya bangunan kelihatan lebih rendah dibanding Makam Bung Karno. Pintu masuk utama Perpustakaan menuju makam harus dibuat satu poros mata angin seperti bangunan Keraton  Yogyakarta Utara Selatan.

Karena itu jika kita masuk dari pintu utama Selatan , lurus ke Utara  akan melewati 21 pilar yang ditengahnya ada kolam. Dari pintu utama itu poros jalan melalui 3 tahapan yang dalam ungkapan Jawa disebut “purwo, madyo, wasono”, pengunjung akan melalui pintu utama masuk dan berjalan seperti tahapan tapak  kehidupan Bung Karno termasuk kehidupan kita umumnya.

            Layaknya perpustakaan modern, maka disana juga sudah lengkap koleksi dari khuusu, umum, referensi, anak remaja, serial, langka , memorable, multi media, dan sumber elektronik. Jam buka layanan juga full selama 7 hari seminggu antara jam 08.00 – 16.00 WIB. Selama masa pandemi Covid 19 sejak Maret 2020 beberapa cara layanan peminjaman buku diubah. Selain menggunakan protokol kesehatan juga ada layanan baru,” Anda pesan, kami antar.” Jadi pembaca bisa memesan pinjam buku melalui WA khusus dan akan diantar bukunya sampai rumah.

            Begitu masuk pintu utama dari Selatan, maka akan terlihat sebuah patung Bung Karno yang sedang duduk membaca sebuah buku,  Patung itu merupakan bagian dari seluruh arsitektur Perpustakaan. Untuk patung  desain  dirancang oleh G. Sidharta dari Yogjakarta. Terbuat dari perunggu dengan berat 8 kuintal (penanda bulan 8/Agustus). Pesannya : Bangsa Indonesia suka membaca seperti Bung Karno .Ada patung lain serupa saat ini di depan Plaza Manahan  Kota Solo, di Stasiun Kereta Api Blitar dan Di Kantor Pemkot Blitar.

            Ada Ruang Memorabilia (Museum kecil) di perpustakaan tersebut. Hampir semua pengunjung dipastikan mampir di museum apabila hendak berziarah ke Makam Bung Karno, karena pintu masuk dari Selatan menuju makam selalu melewatinya.. Museum ini disebut juga ruang Memorabilia. Di dalam museum ada koleksi lukisan, foto-foto Bung Karno, bendera, mata uang bergambar Bung Karno,  Baju Jas dan koper Bung Karno  dan beberapa patung. Banya hal menarik disana seperti lukisan Bung Karno yang seolah berdegup jantungnya serta pandangan matanya mengikuti pengunjungnya. Disana juga ada Gong perdamaian yang desainnya cantik pantas untuk berselfi.

 

3)      Istana Gebang

Istana Gebang adalah rumah kediaman mantan Presiden Soekarno di Kota BlitarJawa Timur. Rumah ini berada di Jalan Sultan Agung Blitar, sekitar 2 kilometer dari Makam Bung Karno. Setiap tanggal 6 Juni, hari kelahiran Bung Karno, di rumah ini diselenggarakan acara memperingati hari lahir Bung Karno. Biasanya diisi dengan  acara kesenian gamelan atau wayang kulit.

Israna Gebang merupakan saksi bisu yang sangat bersejarah yang berkaitan dengan Ir. Soekarno, berupa rumah tua yang dahulu menjadi kediaman orang tua sekaligus rumah masa kecil bagi beliau. Masyarakat lebih mengenal tempat ini dengan sebutan Istana Gebang, Istana masa kecil yang turut mengantar kesuksesan beliau, sang proklamator sekaligus presiden pertama kita Ir. Soekarno. Istana Gebang terletak di kelurahan Bendo Gerit, Kecamatan Sanan Wetan, Kota Blitar.

Banyak wisatawan luar Blitar yang tak tahu menahu dengan kediaman ini. Rumah tua ini yang berkaitan erat dengan Bung Karno karena menjadi tempat istirahat di masa kecilnya. Asal usul rumah ini berawal dari Sang Ayahanda Bung Karno yaitu R.Soekeni Sosrodihardjo yang dipindahkan tugaskan dari Mojokerto ke Blitar. Beliau menjabat sebagai Guru Sekolah Guru Laki-Laki (Normal Jongens School) yang sekarang bernama SMAN 1 Blitar.

Dulunya, Istana Gebang ini tidak begitu dikenal, karena rumah tersebut masih dimiliki dan dikuasai oleh ahli waris atau kerabat Bung karno. Namun, kini rumah tua tersebut telah dimuseumkan dan diserahkan kepada Pemkot Blitaruntuk dikelola dan  dapat dikunjungi wisatawan.

            Sebelum memasuki rumah (Istana Gebang), kita akan disuguhkan dengan patung Bung Karno di depan rumah. Selanjutnya, disambut bangunan tua yang terawat dengan baik.Ciri khas perumahan masa lalu dengan aksen Belanda cukup kental di setiap sudutnya. Arstitektur unik ini ternyata berasal dari pemilik terdahulunya  seorang warga Belanda CH. Porteir,  pegawai kereta api di Blitar.

            Nuansa khas zaman dulu jelas terasa saat memasuki setiap ruangannya. Hampir setiap ruangan dilengkapi dengan perabotan yang masih utuh. Mulai dari ruang tamu yang masih utuh dengan kursi-kursi kayu anyaman hingga kamar tidur tamu yang tertata rapi. Daya tarik lain hadir dari kamar Sang Proklamator yang masih tertata seperti aslinya. Rapi dengan sprei putih dan tudung kamar tidur.

            Selain kamar Bung Karno, tempat istirahat Ibundanya pun tak kalah menarik perhatian. Ruangan tersebut dilengkapi dengan cermin rias besar dan kamar mandi dalam. Halaman belakang lengkap dengan sumur tuanya dan berbagai ruangan lainnya. Sangat bersih, wangi, dan tertata rapi. Disana juga terpampang kenangan dalam foto ketika Bung Karno pulang ke Blitar tahun 1965 dan sungkem mohon doa restu ibunda, terasa sangat mengharukan.

            Kita juga dibuat takjub ketika memasuki dapur.  Ruangan ini dilengkapi dengan perabotan lengkap. Ada pemanggang roti, toples, alat penggorengan, lemari es, lemari kuno, sepeda kuno, hingga meja makan yang tertata seperti aslinya.

Rumah masa kecil presiden pertama Indonesia memiliki beberapa ruangan. Ada rumah induk, bangunan belakang, rumah keluarga cikal bakal, paviliun, dapur, rumah pembantu, balai kesenian, bekas kandang kuda, bekas lumbung padi dan garasi yang masih menyimpan mobil sedan Merzedez Bung Karno yang beliau gunakan saat berkunjung ke Blitar.

            Saat ini Istana Gebang juga dilengkapi duplikat Gong Perdamaian yang ada di pojok utara halaman timur. Gong ini aslinya ada juga di kompleks Perpustakaan Bung karno, dan bisa untuk tempat berfoto. Sementara di bagian barat bangunan sudah tersedia beberapa warung makan dan kuliner, berhalaman luas sekaligus parker bus dan mobil pengunjung.

            Sementara wisata budaya yang berkaitan dengan Bung Karno di kota Blitar  yaitu adanya peringatan setiap bulan Juni sebagai Bulan Bung Karno. Ada berbagai event digelar di bulan Bung Karno, antara lain malam tirakatan sebelum 1 Juni, dilanjutkan Gerebeg Pancasila, Membawa gunungan lima diarak dari aloon-aloon ke makam Bung Karno dilanjutkan Kenduri Pancasila di area Perpustakaan Proklamator Bung Karno. Pada setiap tanggal 21 Juni juga ada event “Haul Bung Karno” dengan acara seperti, Semaan Al Quran, Doa Lintas Agama, Manaqib dan  Tabarok, Yasiin Tahlil dan diakhir dengan acara 1000 tumpeng yang digelar disepanjang jalan depan makam sampai Istana Gebang dengan panjang sekitar 2 km. Acara pawai dan 1000 tumpeng tahun 2020 dan 2021 ini tidak digelar karena adanya Pandemi Covid 19.

 

Blitar, 19 Agustus 2021

Catatan :

  •       Sampai hari ini 19 Agustus 2021 ke 3 tempat wisata itu masih ditutup karena adanya PPKM dan kondisi Pandemi Covid 19
  •         Diantara ke 3 tampat itu ditengah-tengahnya ada Taman Kebon Rojo yang amat rindang dan pepohonan yang tinggi, sejuk di bawahnya dan gratis tiketnya. Letakntya sekitar 100 meter dari Istana Gebang. Saat ini juga masih ditutup.
  •         Ada masjid unik baru  yaitu Masjid Ar Rahman, sekitar 200 meter dari Makam Bung Karno menjadi tempat singgah sekaligus ibadah bagi banyak wisatawan, dengan arsitektur indah mirip masjid Nabawi di Madinah.  Saat ini juga masih ditutup.
  •        Artikel ini adalah bagian tulisan dari buku Antologi “ Pesona Nusantara : Khazanah Wisata Sejarah dan Wisata Alam Indonesia.”

 

Blitar, 23 Desember 2020

Sumber :

6 komentar:

  1. Sayang sekali ya Pak, krn pandemi keindahan tempat2 wisata itu gak bisa dinikmati..

    BalasHapus
  2. Tulisannya lengkap. Bung Karo. Bliar bumi Bung Karno

    BalasHapus
  3. Wah, saya juga kagum dengan sosok Bung Karno! Sampai sekarang, saya rasa belum ada yang menandingi beliau dari segi kewibawaannya dan karakter kuatnya. Lebih bagus memang tulisan ini dilengkapi dengan foto, hehe..

    BalasHapus
  4. Tulisan yang sangat informatif, Pak Har. Selamat berkarya.

    BalasHapus
  5. Belum kesampaian berkunjung ke Blitar, sementara jalan-jalan virtual aja dulu di sini 😁

    BalasHapus