Rabu, 15 September 2021

PENTIGRAF DAN PREDIKSI

 



PENTIGRAF DAN PREDIKSI

 

Oleh :  Hariyanto

 

Karya pentigraf merupakan karya sastra unik. Cerita dan kisahnya dibuat sangat singkat. Sumber dan ide ceritanya bisa dari kisah nyata, bisa dari pengalaman, atau bahkan fiksi belaka. Tetapi satu ujungnya bahwa pentigraf adalah karya fiksi.

Karena sifatnya fiksi maka penulis boleh menambahkan imajinasi di dalamnya. Karena disitulah justeru letak sastranya. Ada tokoh , ada konflik yang muncul dan ada twist yaitu pemecahan atas masalah dengan tidak diduga.

Cerita dalam tiga paragraf ini, sering diangkat dari fakta. Para penulis pemula biasanya menggambarkan fakta apa adanya ( termasuk saya  hehehe). Padahal sebenarnya dalam pentigraf dituntut fakta itu dibalut dengan nilai sastra dan imajinasi. Ciri menuliskan fakta biasanya dilihat dari urutan kisahnya.....sangat berurutan dan kisahnya seperti apa adanya. Masih bersifat deskriptif..... Beda dengan pentigraf yang sudah diisi imajinasi......maka kucing pun bisa menjadi seperti manusia (personifikasi).  Satu kejadian bisa menjadi banyak cerita.

Apa hubungannya prediksi dengan pentigraf. Karena alur cerita pentigraf biasanya juga mempunyai misi memprediksi satu hal, yaitu ujungnya seperti apa. Akhirnya akan menjadi apa.....maka tentu setiap penulis pasti akan merasakannya. Setidaknya mempunyai pengalaman, bahwa yang ditulisnya akan menuju kepada satu titik kebenaran arah kisahnya.

Saya menuliskan pentigraf pada tanggal 11 September 2021 berjudul  : “ Bagai Telur di Ujung Jagung.”  Mengisahkan seorang peternak ayam yang demo saat Presiden Jokowi berkunjung ke kotaku Blitar Selaasa 7 September 2021). Pendemo itu ditangkap Polisi sebelum sukses menyampaikan aspirasinya. Padahal isi poster yang dibawanya kalimat santun sebuah permintaan: agar Pemerintah menurunkan harga jagung.( begini isi lengkapnya  'Pak Jokowi Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar Telur Murah'.)

Saya sebenarnya ingin menuliskannya secepatnya pentigraf itu dengan satu keyakinan, bahwa pendemo yang “gagal” membentangkan posternya justeru akan menjadi viral dan akan diperhatikan pihak istana. Karenanya saya bikin satu lagi pentigrafnya pada tanggal 12 September dengan judul ,” Parto Demo Jagung.” Entah karena pentigraf ini ( penulisnya GR ...heheheh) atau karena hal lain ending dari demo itu hari ini muncul banyak  beritadi situs detik.com memberitakan Soroto dkk diundang ke Istana Presiden hari ini untuk dialog langsung dengan Bapak Jokowi. Antara lain {

Judul 1 : Suroto Minta Maaf karena Bentangkan Poster, Jokowi Justru Berterima Kasih

Judul 2. Potret Pertemuan Jokowi dan Suroto Peternak yang Diamankan Gegara Poster

Judul ke 3 Suroto, Peternak yang Diamankan Saat Jokowi ke Blitar Hari Ini Tiba di Jakarta

Dan ada banyak judul serupa pada hari ini 15 September 2021

Dari kejadian ini saya merasa wah......walau pun peeistiwa ini semata bukan karena pentigraf saya. Sebagai penulis saya merasa senang, karena saat menulis pentigraf waktu itu saya sudah mempunyai keyakinan sebelumnya. Bahwa peristiwa yang dianggap gagal saat itu ( Kunjungan Presiden Jokowi Ke Blitar 7 September 2021) pasti akan viral dan justeru akan menjadi perhatian pihak istana. Jika saat ini terjadi....maka artinya pentigraf saya bisa memprediksi.

Bagi yang belum sempat membaca pentigraf tersebut, berikut saya lampiran 2 pentigrafnya :

BAGAI TELUR DI UJUNG JAGUNG (2)

Oleh : Hariyanto

 

Siapa bilang nasib kritis selalu di ujung  tanduk. Zaman sudah berubah. Pandemi Covid 19 turut berperan merubah tatanan. Mempercepat sekaligus memperlambat; antara dua sisi. Mempercepat manusia memahami perubahan dan menyesuaikannya. Mempercepat kolapsnya suatu usaha. Terlebih lagi jika usaha kecil, yang besar pun limbung banyak pula yang gulung tikar. Nasib semua perusahaan dan usaha bagai telur di ujung jagung, Itulah nyanyian peternak ayam.

            Bukan keuntungan yang didapat , tetapi kerugian setiap harian. Bukan hanya ratusan tapi ratusan juta bahkan lebih. Ada satu hal yang membuat peternak sering berdemo : “Turunkan harga jagung!” begitu singkatnya tuntutannya. Jika harga jagung tidak terkendali maka nasib peternak ayam petelur di ujung jagung.

            Harga jagung turun, hanya itulah permintaan peternak kecil. Yang menyiasati pakan pabrikan semakin mahal. Namun apalah daya. Suara kami berhenti di poster yang tergulung. Tak pernah sempat terbentang karena polisi keburu datang. Meringkus bersama kertas pajangan tentang keluhan mahalnya jagung. Kami peternak berteriak, menahan nyeri atas harga tidak terperi. Kami merugi dari hari ke hari. Kelangkaan jagung membuat telur menjadi tidak cantik lagi. Kami ingin jagung berharga sewajarnya, karena jagung ditanam di tanah sendiri. Peternak pun terus bernyanyi bernada elegi menyayat hati. Sementara para pejabat pun sedang merapatkan masalah jagung bersama pemilik perusahaan pakan. Begitulah selalu.

 

Blitar, 11 September 2021

 

PARTO  DEMO JAGUNG  (2)

Oleh : Hariyanto

 

Dia hanya ingin menyampaikan aspirasi sebagai peternak ayam petelor. Sudah  beberapa bulan terakhir ini harga jagung naik lebih 2000 rupiah dari normalnya. Itu harga yang sangat merugikan peternak. Kerugian yang sangat memukul  usahanya.. Tinggal satu pilihannya, berhasil bertahan atau gulung tikar. Parto ingin berdemo di depan Presiden saat berkunjung di kotanya hari ini.

Buntutnya Parto ditangkap Polisi karena dianggap mengganggu keamanan dan ketertiban. Terpaksa poster yang hendak dibentangkannya digulung lagi, bahkan kini disita polisi. Meski tidak ditahan, langsung dipulangkan tetapi suara peternak yang hendak diwakili Parto pupus ditengah jalan. Banyak peternak kecewa. Parto tidak bisa berbuat apa-apa.

Berita viralnya ternyata sampai di istana Kepresidenan. Langkah cepat dan revolusi pun diambil Pemerintah setelah Parto ditelpon pihak istana.  Jagung kini dijadikan program prioritas pertanian bangsa. Program diversifikasi pangan utama setelah padi. Setiap provinsi wajib meningkatkan produksi jagung, untuk stok pangan nasional.  Parto tersanjung sambil membayangkan telur ayamnya sangat banyak. Dia lupa kalau di gudangnya se-ton telornya belum diangkut karena tidak ada pembelinya. Dia lupa jika perusahaan pakan raksasa  akan menjadi pesaing utama dalam konsumsi jagung untuk ayamnya.

 

Blitar, 12 September 2021

#prihatin jagung



Blitar, 15 September 2021

8 komentar:

  1. Semoga se-ton ayam parto segera di angkut terjual dan sebagian bisa di sumbangkan ke pesantren atau ke panti-panti.dari pada numpuk di gudang.

    BalasHapus
  2. Pentigraf dan prediksi menjadi pasangan serasi.

    BalasHapus
  3. Twistnya seton telur numpuk di gudang, bukan?

    BalasHapus
  4. Pentigraf kritik sosial ya pak..apa apa hasil pertanian saat ini murah nilai jualnya...tdk sebanding dengan harga pakan, harga pupuknya ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya ...persis Bu. Peternak itu sangat tergantung pakan pabrik. Seandainya bisa bikin sendiri akan mandiri. Jagung bahan utamanya mahal atau.mwnghilang di pasar. Mau mandiri bagaimana jadinya .....problem yang harus dipecahkan....

      Hapus