PENTIGRAF
DAN PREDIKSI
Oleh
: Hariyanto
Karya pentigraf
merupakan karya sastra unik. Cerita dan kisahnya dibuat sangat singkat. Sumber
dan ide ceritanya bisa dari kisah nyata, bisa dari pengalaman, atau bahkan
fiksi belaka. Tetapi satu ujungnya bahwa pentigraf adalah karya fiksi.
Karena sifatnya
fiksi maka penulis boleh menambahkan imajinasi di dalamnya. Karena disitulah
justeru letak sastranya. Ada tokoh , ada konflik yang muncul dan ada twist
yaitu pemecahan atas masalah dengan tidak diduga.
Cerita dalam
tiga paragraf ini, sering diangkat dari fakta. Para penulis pemula biasanya
menggambarkan fakta apa adanya ( termasuk saya
hehehe). Padahal sebenarnya dalam pentigraf dituntut fakta itu dibalut
dengan nilai sastra dan imajinasi. Ciri menuliskan fakta biasanya dilihat dari
urutan kisahnya.....sangat berurutan dan kisahnya seperti apa adanya. Masih
bersifat deskriptif..... Beda dengan pentigraf yang sudah diisi
imajinasi......maka kucing pun bisa menjadi seperti manusia
(personifikasi). Satu kejadian bisa
menjadi banyak cerita.
Apa hubungannya
prediksi dengan pentigraf. Karena alur cerita pentigraf biasanya juga mempunyai
misi memprediksi satu hal, yaitu ujungnya seperti apa. Akhirnya akan menjadi
apa.....maka tentu setiap penulis pasti akan merasakannya. Setidaknya mempunyai
pengalaman, bahwa yang ditulisnya akan menuju kepada satu titik kebenaran arah
kisahnya.
Saya menuliskan
pentigraf pada tanggal 11 September 2021 berjudul : “ Bagai Telur di Ujung Jagung.” Mengisahkan seorang peternak ayam yang demo
saat Presiden Jokowi berkunjung ke kotaku Blitar Selaasa 7 September 2021).
Pendemo itu ditangkap Polisi sebelum sukses menyampaikan aspirasinya. Padahal
isi poster yang dibawanya kalimat santun sebuah permintaan: agar Pemerintah
menurunkan harga jagung.( begini isi lengkapnya 'Pak Jokowi Bantu Peternak Beli Jagung
dengan Harga Wajar Telur Murah'.)
Saya sebenarnya
ingin menuliskannya secepatnya pentigraf itu dengan satu keyakinan, bahwa
pendemo yang “gagal” membentangkan posternya justeru akan menjadi viral dan
akan diperhatikan pihak istana. Karenanya saya bikin satu lagi pentigrafnya
pada tanggal 12 September dengan judul ,” Parto Demo Jagung.” Entah karena
pentigraf ini ( penulisnya GR ...heheheh) atau karena hal lain ending dari demo
itu hari ini muncul banyak beritadi
situs detik.com memberitakan Soroto dkk diundang ke Istana Presiden hari ini
untuk dialog langsung dengan Bapak Jokowi. Antara lain {
Judul 1 : Suroto
Minta Maaf karena Bentangkan Poster, Jokowi Justru Berterima Kasih
Judul 2. Potret
Pertemuan Jokowi dan Suroto Peternak yang Diamankan Gegara Poster
Judul ke 3 Suroto,
Peternak yang Diamankan Saat Jokowi ke Blitar Hari Ini Tiba di Jakarta
Dan ada banyak
judul serupa pada hari ini 15 September 2021
Dari kejadian
ini saya merasa wah......walau pun peeistiwa ini semata bukan karena pentigraf
saya. Sebagai penulis saya merasa senang, karena saat menulis pentigraf waktu
itu saya sudah mempunyai keyakinan sebelumnya. Bahwa peristiwa yang dianggap
gagal saat itu ( Kunjungan Presiden Jokowi Ke Blitar 7 September 2021) pasti
akan viral dan justeru akan menjadi perhatian pihak istana. Jika saat ini
terjadi....maka artinya pentigraf saya bisa memprediksi.
Bagi yang belum
sempat membaca pentigraf tersebut, berikut saya lampiran 2 pentigrafnya :
BAGAI TELUR DI
UJUNG JAGUNG (2)
Oleh :
Hariyanto
Siapa bilang nasib kritis selalu di ujung tanduk. Zaman sudah berubah. Pandemi Covid 19
turut berperan merubah tatanan. Mempercepat sekaligus memperlambat; antara dua
sisi. Mempercepat manusia memahami perubahan dan menyesuaikannya. Mempercepat
kolapsnya suatu usaha. Terlebih lagi jika usaha kecil, yang besar pun limbung
banyak pula yang gulung tikar. Nasib semua perusahaan dan usaha bagai telur di
ujung jagung, Itulah nyanyian peternak ayam.
Bukan keuntungan yang didapat ,
tetapi kerugian setiap harian. Bukan hanya ratusan tapi ratusan juta bahkan
lebih. Ada satu hal yang membuat peternak sering berdemo : “Turunkan harga
jagung!” begitu singkatnya tuntutannya. Jika harga jagung tidak terkendali maka
nasib peternak ayam petelur di ujung jagung.
Harga jagung turun, hanya itulah
permintaan peternak kecil. Yang menyiasati pakan pabrikan semakin mahal. Namun
apalah daya. Suara kami berhenti di poster yang tergulung. Tak pernah sempat
terbentang karena polisi keburu datang. Meringkus bersama kertas pajangan
tentang keluhan mahalnya jagung. Kami peternak berteriak, menahan nyeri atas
harga tidak terperi. Kami merugi dari hari ke hari. Kelangkaan jagung membuat
telur menjadi tidak cantik lagi. Kami ingin jagung berharga sewajarnya, karena
jagung ditanam di tanah sendiri. Peternak pun terus bernyanyi bernada elegi
menyayat hati. Sementara para pejabat pun sedang merapatkan masalah jagung
bersama pemilik perusahaan pakan. Begitulah selalu.
Blitar, 11
September 2021
PARTO DEMO JAGUNG (2)
Oleh : Hariyanto
Dia hanya ingin menyampaikan aspirasi sebagai peternak ayam
petelor. Sudah beberapa bulan terakhir
ini harga jagung naik lebih 2000 rupiah dari normalnya. Itu harga yang sangat
merugikan peternak. Kerugian yang sangat memukul usahanya.. Tinggal satu pilihannya, berhasil
bertahan atau gulung tikar. Parto ingin berdemo di depan Presiden saat
berkunjung di kotanya hari ini.
Buntutnya Parto ditangkap Polisi karena dianggap mengganggu
keamanan dan ketertiban. Terpaksa poster yang hendak dibentangkannya digulung
lagi, bahkan kini disita polisi. Meski tidak ditahan, langsung dipulangkan
tetapi suara peternak yang hendak diwakili Parto pupus ditengah jalan. Banyak
peternak kecewa. Parto tidak bisa berbuat apa-apa.
Berita viralnya ternyata sampai di istana Kepresidenan. Langkah
cepat dan revolusi pun diambil Pemerintah setelah Parto ditelpon pihak
istana. Jagung kini dijadikan program
prioritas pertanian bangsa. Program diversifikasi pangan utama setelah padi.
Setiap provinsi wajib meningkatkan produksi jagung, untuk stok pangan
nasional. Parto tersanjung sambil
membayangkan telur ayamnya sangat banyak. Dia lupa kalau di gudangnya se-ton
telornya belum diangkut karena tidak ada pembelinya. Dia lupa jika perusahaan pakan
raksasa akan menjadi pesaing utama dalam
konsumsi jagung untuk ayamnya.
Blitar, 12
September 2021
#prihatin jagung
Blitar, 15 September 2021
Semoga se-ton ayam parto segera di angkut terjual dan sebagian bisa di sumbangkan ke pesantren atau ke panti-panti.dari pada numpuk di gudang.
BalasHapusBetul Bu
HapusPentigraf dan prediksi menjadi pasangan serasi.
BalasHapusYa Bu.....untuk kebaikan
HapusTwistnya seton telur numpuk di gudang, bukan?
BalasHapusBetul Ambu
HapusPentigraf kritik sosial ya pak..apa apa hasil pertanian saat ini murah nilai jualnya...tdk sebanding dengan harga pakan, harga pupuknya ...
BalasHapusYa ...persis Bu. Peternak itu sangat tergantung pakan pabrik. Seandainya bisa bikin sendiri akan mandiri. Jagung bahan utamanya mahal atau.mwnghilang di pasar. Mau mandiri bagaimana jadinya .....problem yang harus dipecahkan....
Hapus