Pagi-pagi Parto sudah berdiri di tepi jalan dekat rumahnya.
Dia ingin sekali melihat kesibukan pagi hari setelah matahari terbit beberapa
menit lalu. DIa ingin tahu seberapa banyak orang lalu lalang di pagi hari.
Sekira satu jam lamanya berdiri , dia manggut-manggut sepertinya menemukan satu
kesimpulan yang sangat berarti.
Ya, dia baru saja menemukan satu kesimpulan uniknya bahwa
jalanan di depan rumahnya layak diperhitungkan sebagai jalan raya, layaknya
jalan tengah kota. Satu jam dia mengamati , sudah mencatat lebih seratus orang
mondar-mandir dari arah yang saling berlawanan. Sepeda motor lewat lebih dari
20. Dan mobil pengangkut sayuran lebih dari 5 . Kok banyak sekali orang lewat, bahan untuk rapat RT nanti sore, batinnya.
Malam hari, dia sudah mantap dengan usulannya. Ketua RT yang
memimpin rapat mulai masuk ruang
diskusi. Dari beberapa usulan sudah ditampung. Ada usul listrik masuk gang, penyemenan
gang, ada usulan tempat sampah setiap rumah dll. Tiba giliran Parto yang dengan
semangatnya mengusulkan pengaspalan jalan depan rumahnya. Alasannya jalanan
sudah mulai ramai dan ditambah data
catatannya hari ini. Spontan saja semua peserta rapat pada tertawa, Parto
menjadi kikuk dan salah tingkah. Pak RT pun mengingatkan, “ Betul Parto, hari
ini memang hari pasaran.” Parto langsung terdiam, sambil menepuk jidatnya.
Blitar, 28 November 2020
Tidak ada komentar:
Posting Komentar