MENGENAL
PENTIGRAF : PERSONIFIKASI , FANTASI, DAN
MISTERI
Oleh.
Hariyanto
Sebagai karya sastra Pentigraf ( julukan Cerpen Tiga
Paragraf) adalah tampilan sebuah cerita pendek yang berusaha komplit mengandung
cerita : alur, penokohan, konflik cerita dan twist yaitu kejutan di akhir
cerita. Semua itu harus ditulis tidak boleh lebih 210 kata. Karena itu isi
sebuah ceritanya menjadi bermacam-macam. Simpel, orang menyebutnya. Cerita
pendek sekali.
Namun jika didalami ternyata batasan jumlah kata itu
terkadang membuat sulit. Bagaimana membuat kisah (berusaha) komplit dalam
bingkat kecil ?
Jawabnya adalah ....itulah seninya.
Jika sudah mempu menulis pentigraf....maka dia akan disebut
pentigrafis. Nah menjadi pentigrafis harus lihai membuat cerita “mini” menjadi
menarik dan penuh kejutan. Itulah tantangannya.
Lihatlah beberapa catatan Tengsoe Tjahjono penggagas
pentigraf, Dosen Unesa Surabaya sekaligus pendiri KPI (= Kampung Pentigraf
Indonesia) dalam mengumumkan hasil kuratornya terhadap ratusan karya pentigraf,
sering mengingatkan. Untuk pemula yang biasanya belum bisa lolos kurasi
disebutkan antara lain :
Karyanya ditulis melebihi 210 kata, dan karyanya masih
bersifat diskriptif, belum ada konflik.
Sedangkan catatan di kurasi pentigraf tema bebas ( November 2021) dari
kurator disebutkan serupa antara lain :
NASKAH PENTIGRAF TEMA BEBAS YANG LULUS KURASI
Setelah melalui proses kurasi yang cukup lama, akhirnya 115
pentigrafis dapat meluluskan karya pentigrafnya. Mengapa tidak lulus kurasi?
Ada beberapa sebab yang dapat disimpulkan, yaitu:
1. Hanya
berupa deskripsi fakta tanpa pengembangan yang bisa melahirkan fakta-fakta
baru.
2. Tanpa
konflik yang bisa mengajak pembaca bertanya dan berusaha mencari jawaban dalam
pentigraf yang dibacanya.
3. Bahasanya
nyaris seperti laporan, tidak mebangkitkan imajinasi pembaca.
4. Tak
ada kejutan yang mungkin terletak di paragraf kedua atau ketiga.
5. Kurang
berani melakukan eksplorasi dan eksperimen dalam memanfaatkan elemen-elemen
narasi.
Demikian beberapa catatan penting.
Teruslah menulis, teruslah belajar ‘menjadi’.
Selanjutnya dalam perkembangannya,
ternyata pentigraf yang pendek itu bisa dibuatlah sebuah cerita dengan berbagai
versi, misalnya nersi sejarah, versi fantasi dan misteri, dan personifikasi.
Semua itu tercipta karena adanya proses kreatif penulisnya. Karyanya bisa
dinikmati dan dapat dikatakan bisa untuk berbagi kebahagiaan.
Untuk memudahkan membedakan versi
pentigraf (dari sisi kontens dan cara penyajian) maka berikut 1) berciri gaya
bahasa personifikasi dengan contoh di bawah ini karya Febry Suprapto
BULAN PURNAMA
Oleh: Febry
Suprapto
Akhirnya aku bisa keluar rumah. Kesibukan mengerjakan tugas
kantor membuat majikanku lengah memperhatikanku. Aku segera menemui Jack di
tempat biasa kami bertemu memadu rindu. Malam itu bulan purnama. Kuserahkan
segalanya pada kekasih yang jantan dan tampan memesona itu.
Beberapa hari kemudian tubuhku mulai melemah. Aku malas
melakukan apa pun. Hanya makan dan tidur. Perutku mulai membesar. "Sudah
dibilang jangan keluar rumah kok keras kepala! Kalau sudah begini, siapa yang
repot?" bentak majikanku. Aku hanya terdiam menunduk sedih.
Ya, aku bunting lagi. Akibat pertemuan di malam purnama itu.
Yang paling menyedikahkanku, Jack tak pernah sekali pun menjengukku. Bahkan
info yang aku dengar, banyak kucing betina milik para tetangga yang bernasib
sama denganku. Huh, dasar pejantan play boy!
Pentigraf
Bondowoso, 05112021
2) Pentigraf Fantasi.
(=sebutan oleh Tengso Tjahjono) karya : Joko Setyo Hutomo
TRAGEDI DI KOTA TUA
Joko Setyo
Hutomo
Kota tua tempatku menikmati masa kecil ini masih seperti
dulu, lengang ketika malam telah datang. Penghuninya memilih membungkus diri
dengan selimut tebal, berlindung dari hawa dingin yang menggigit. Temaram lampu
penerangan di sepanjang perjalanan mudikku semakin mengesankan kesunyian. Kota
yang penuh kenangan, menyimpan sejarah perjuangan bangsa di masa lalu.
Di tengah guyuran hujan, sebuah mobil ambulans meraung-raung
di belakang mobilku. Aku melambat dan menepi memberikan jalan. Beberapa ratus
meter di depan, tampak pintu lintasan kereta mulai turun, tepat ketika ambulans
itu hendak melintas. Ambulans terus meraung. Petugas penjaga pintu lintasan
menunda menutup pintu, guna memberikan kesempatan. Tetapi ambulans tetap tak
beranjak. Aku terperangah menyaksikan mobil itu mogok, tepat di atas rel
kereta. Bagaimana mungkin bisa menolongnya, aku hanya seorang diri, juga tak
ada mobil lain yang bisa membantu.
Di kejauhan terlihat sebuah kereta melaju kencang, suara
terompetnya memekakkan telinga. Aku semakin panik. Kubayangkan tak lama lagi
kecelakaan hebat pasti terjadi. Mulutku terpekik ketika moncong lokomotif
menyentuh badan ambulans. Namun sungguh aneh. Jelas terlihat dengan mata
kepalaku sendiri kereta menabrak ambulans, tetapi sedikit pun tak terdengar
suara benturan, kecuali bising derak roda-roda kereta. Tak ada puing-puing,
ambulans menghilang tanpa jejak. Sejenak kemudian terompet kereta kembali
menyalak, pertanda pelintasan telah terlewati. Kereta terus melaju menembus
pekatnya malam, meninggalkan aku yang tergugu-gugu.
5.11.2021
3) Versi Pentigraf Misteri lainnya karya Dhofar Usdhof
JALAN KALIANAK
Dhofar Usdhof
"Dek! Jangan berdiri di situ. Masuk sini!" ucapku pada istriku sambil teriak. Akan
tetapi sepertinya tidak mendengarku. Apalagi melihatku yang ndepis di pojok.
Istriku tetap termangu di depan kaca kamar. Pandangannya menembus ke dalam
ruangan.
Sosok pria yang dilihatnya mirip dengan aku. Hanya saja
wajahnya penuh warna merah darah. Kepalanya sebelah kanan juga mengembang
sebesar bola voli. Entah kenapa bisa seperti balon yang ditiup. Dia melambaikan
tangan ke istriku. Istriku masuk berlari bersama seseorang yang berbaju
putih-putih.
Masih kuingat tadi sore aku berkendara di jalan Kalianak. Aku
terobos barisan truk-truk yang beroda empat sampai delapan belas. Aku libas
jalanan seperti kilat. Entah laju motorku kapan berhenti. Hingga aku lihat
sosok pria itu memuntahkan darah dari mulutnya. Semburat di lantai sambil
menuliskan, "Selamat! Anda berhak mendapat santunan jasa raharja 10 juta
rupiah." Oh! Aku masih hidup.
Gresik, 5 November 2021
Demikian pengenalan sekilas karya pentigraf dengan segala
versinya.
Semoga bermanfaat. Aamin
Catatan : Pentigraf versi sejarah dan versi lainnya belum
sempat disajikan.
Blitar, 5 November 2021
SALAM LITERASI
Hariyanto
Rekam literasi mak nyus...
BalasHapusLiterasi tingkat tinggi ini. Saya berpikir keras untuk menemukan jawaban
BalasHapus