Rabu, 10 November 2021

PAKET PRAKTIS PRAKTIK BELAJAR PUISI 2.0 DENGAN 28 PUISI PILIHAN


BELAJAR DARI 28 PUISI 2.0 PILIHAN
Oleh, Hariyanto


SALAM LITERASI, 

Sebenarnya simpel dan mudah menulis puisi 2.0 jika sudah tahu resepnya.  Tetapi proses mengenal lalu mengerti itu menjadi tidak mudah untuk mendapatkan resepnya. 

Puisi yang digagas oleh Prof. Dr. Endang Kasupardi ini mensyaratkan satu bait puisinya hanya ada 20 kata saja, tidak boleh lebih, namiun jika kurang 20 kata diperbolehkan.

Isi puisi adalah tentang obyek benda nyata, yang ditulis dengan fokus. Penulisan fokus ini membuat seseorang menjadi lebih "teliti" agar tidak salah menjadi menggambarkan dirinya sendiri. Boleh menggambarkan sikapnya terhadap benda tersebut, namun biasanya ada di akhir baitnya. Itu pun dapat dibenarkan karena menyangkut aspek "rasa" Dengan perbandingan 60 : 40 rasio penggambaran obyek dengan logika dan ilmiah sebanyak 60 % dan 40 % aspek rasa. 

Fokus pada obyek tertentu tentu membuat puisi seperti kelihatan "sederhana" baik dalam kata dan bahasanya, dan juga isinya. Namun puisi sederhana ini yang diibaratkan sebuah tesis ini adalah Abstraknya; harus tetap mampu menggambarkan obyek atau peristiwa menyeluruh. Sehingga kata dan bahasa sederhana harus diberi kelebihan dengan memunculkan majas, atau diksi dan rima. Tidak lupa pada pemenggalan kalimat secara tepat. Dengan cara itulah puisi kecil dan sederhana ini menjadi lebih bernilai, berbobot dan "berjiwa"

Bagaimana bentuk sebenarnya ?

Inilah 28 Puisi pemenang di tahap pertama yang dilombakan dalam grup WA Puisi 2.0. Puisi ini disaring dari 112 puisi yang ikut lomba. Sengaja dipilih di tanggal 10 November bertepatan hari Pahlawan, pemenangnya diumumkan. Pememnang tunggalnya setela melalui 5 tahapan seleksi. Tahap 1 menjadi 28 puisi,( Alhamdulillah penulis berhasil meloloskan 5 karyanya di tahap ini); tahap ke2 yaitu seleksi menjadi 15 puisi ( bersyukur, dengan hati berdebar puisi saya tinggal 1 saja yang lolos), di tahap ke 3 seleksi menjadi 5 puisi ( clear puisi saya hilang alias tidak lolos semua), hingga akhirnya menyisakan 2 besar dan akhirnya ditetapkan 1 pemenangnya. 

Inilah 2 besar puisi itu 1) CERITA  HUJAN   2) TERBANGUN  yang akhirnya dimenangkan puisi TERBANGUN  Karya Rasopset. 

2 besar PUISI LOMBA

 

1. CERITA HUJAN

    Oleh , Lestari

 

dan

awan pun menitik

menjadi butir-butir air

yang menggelincir dari ujung genting

lalu

mengalir menuju hilir

 

2. TERBANGUN

     Oleh. Rasopset

 

cahaya menyelinap

melalui celah jendela

lalu

melepaskan lelap

yang terkuncidalam

mimpi

Walau tidak lolos saya tetap bangga dan bahagia karena setelah belajar menulis Puisi 2.0 ini lebih dari 1 bulan akhirnya mampu membuat puisi setidaknya lolos di tahap 1 dan 2 yang masuk katogori puisi baik. 

Berikut 5 Puisi saya yang lolos di tahap 1 dan 2

LEGENDA SINGASARI


keris sakti itu
ada wajah
mpu gandring
dan ken arok
membangun tahta baru
di atas batu hitam
berlumur darah
balas dendam


R O B
 
genangan perlahan
menyapu bibir pantai
membasuh mata kaki
hingga berhari-hari
menitip salam
para nelayan

            RUMAH

Istana megah itu
Kini menggigil sepi
Menyambut dinginnya malam
Sendirian
Satu-satu putra mahkotnya
Berkuda jauh
Membangun mahligai.

                    MAKANAN POKOK

Oleh Hariyanto


digulat dalam cengkraman
deretan geraham
tercabik taring
lebur
betapa
setiap hari
berulang sebelum
sampai
pembuangan.

                    KIDUNG MALAM

derik belalang
di daun nangka
gangsir di bawahnya
katak di sawah
menyatukan gelap
dalam simphoni terang
mendenging di telinga
malam ini.


UNTUK MELIHAT SELENGKAPNYA 28 PUISI HASIL SELEKSI TAHAP 1 ADALAH SEBAGAI BERIKUT : 
 Menjadi 29. Semata karena memang bagus. Ini hasilnya. ( ada yang dobel 1 menjadi 28)


1. CERITA HUJAN

dan
awanpun menitik
menjadi butir-butir air
yang menggelincir dari ujung genting

lalu
mengalir menuju hilir


                     2. PEMIMPIN

di balik rintihan hujan
ada gemuruh
dendam
dalam petir
yang khawatir
suaranya tak didengar

3.LEGENDA SINGASARI

keris sakti itu
ada wajah
mpu gandring
dan ken arok
membangun tahta baru
di atas batu hitam
berlumur darah
balas dendam


                    4. GARIS WAKTU

berdiri
pada muka cermin
menatap gurat-gurat waktu
yang tergaris
di atas lengkung alis


5. R O B

genangan perlahan
menyapu bibir pantai
membasuh mata kaki
hingga berhari-hari
menitip salam
para nelayan


6. RUMAH

Istana megah itu
Kini menggigil sepi
Menyambut dinginnya malam
Sendirian
Satu-satu putra mahkotnya
Berkuda jauh
Membangun mahligai.


                  7. KASURA

serpih duri
terselip pada kulit ari
ujung jari
perih

8. WAYANG

dari balik kelir
bayang-bayang
muncul dan hilang
sesuai lakon
yang diperankan
dalang

                    9. KANDAS

malam semakin
memuncak
sementara bulan
hanya sendirian
tatapnya sendu
sebab
langit mencumbu
hujan



10. TENTANG BUKU ITU

buku itu
kubuka
pelan-pelan
baris-baris puisi
memandangku
dari ujung jalan
yang semakin samar
ditelan kegelapan malam



11. LEAVE

Berpaling mundur
Menyisih dari barisan
Berseberangan
Atau.....
Bergandengan
Atau....
Lenyap
Tanpa sinyal


12. TERBANGUN

cahaya menyelinap
melalui celah jendela
lalu
melepaskan lelap
yang terkunci
dalam mimpi


13. ZIKIR

Allah
Allah
ya Allah
aku
tak ingin lelah
memanggil nama-Mu
setiap waktu
sebelum
Engkau
memanggilku
pada suatu waktu

14. MALAM PERTAMA 
ragaku
di rebah kaku
merah menyelimut
hilir suara
mulai meredup
lenyap
di tujuh langkah
mencekam


15 KANGEN

dalam genangan air
hujan
rindu melukis indah
wajahmu


16. PAKET

sebatas singgah
cemas menanti
menumpu harap
lekas berlabuh
penghantar
bingkisan kepuasan


17. NGANTUK

saat raga sudah tak kuat
mata terasa berat
lelah mendera
jenuh


18. BUMI

bola berputar
di ujung jari
tuhan
tanpa sorak
dan
tepuk tangan


19. SASAK RAWAYAN

setiap kaki melangkah
tubuh mengayun
bergetar
menjatuhkan
rasa takut
pada bilah-bilah
pijakan


20. JATUH TEMPO

seteguk kopi
hitamkan
hari-hari
seiring
mendekatnya angka
yang telah ditandai


21. PERJALANAN HIDUP

menatap wajah
di cermin
terlihat
garis-garis waktu
memutih di kepala
mewarnai
perjalanan usia


22. KIDUNG MALAM


derik belalang
di daun nangka
gangsir di bawahnya
katak di sawah
menyatukan gelap
dalam simphoni terang
mendenging di telinga
malam ini.


23. MAKANAN POKOK

digulat dalam cengkraman
deretan geraham
tercabik taring
lebur
betapa
setiap hari
berulang sebelum
sampai
pembuangan.


24. KINARA

telah lahir
dambaan jiwa
sembilan bulan lamanya
kini dilepas
terasing
meninggalkan sejuta kisah


25. SEBATANG KARA

dipeluk kesunyian
diantara
hiruk dunia
hanya tetes air mata
menjadi kawan
dan
sendu
mencengkeram


26. KONSPIRASI RAYAP

perlahan
pasti
dalam diam
membangun koloni
negeri
dalam negeri
sedia
merobohkan kekuatan
terkecoh
sebuah ukuran

27. TERSESAT

kemudian
semut pun gundah
setelah manisnya gula
berpindah
merayap tanpa harap
seperti
kehilangan arah


28. TRITIS

darinya
bau ampo
menari di teras penciuman
segar
darinya
pekat langit
berlarian awan
dihalau angin
darinya
rindang daun
bergoyang

            Saya berharap sekali, pembaca memperoleh besar dari hasil membaca 28 puisi 2.0 ini. Saya juga berdoa agar dengan hanya membaca 28 puisi ini pembaca mampu memahami dan sekaligus praktik membuatnya dengan baik. Aamiin. Anggaplah 28 puisi ini PAKET PRAKTIS PINTAR PUISI 2.0.

            SALAM LITERASI

            BLITAR, 10.11.2021

            HARIYANTO 

4 komentar:

  1. Bolehkah ortu wali ikut leterasi

    BalasHapus
  2. Boleh.....monggo dan silakan berkarya Pak atau Bu. Karena literasi itu sebenarnya dikatakan sukses jika semua bergerak Guru, Siswa, dan Wali orangtua. Karena semua itu disenbut WARGA SEKOLAH. Silakan Pak ditunggu karyanya. Bahkan jika sudah terkumpul nanti dibukukan bersama

    BalasHapus
  3. Luar biasa maren Cak Har. Aku ingin

    BalasHapus