TEHNIK PEMENGGALAN KALIMAT DALAM PUISI 2.0 ( seri ke 1 )
Oleh. Hariyanto
SALAM LITERASI,
Puisi 2.0 adalah model puisi yang digagas oleh Dr. Endang Kasupardi dengan ciri khusus jumlah kalimatnya tidak boleh lebih dari 20 kata. Puisi yang pendek itu menjadi menarik, karena harus mampu membuat keindahan disamping kedalaman arti. Ibarat dai sebuah Teses , maka Puisi 2.0 adalah abstraksnya.
Endang Kasupardi, tepat 7 Juni 2021, menginjak usia 50 tahun. Pada 2010. Saat menyusun disertasi di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI),berhasil merumuskan puisi 20 kata yang awalnya direncanakan sebagai salah satu bahan penelitian, walaupun dalam proses penelitiannya beralih ke Cerita Pendek.
Puisi 20 kata ini secara resmi memiliki identitas P2.0. mengutamakan logika, ada data dan fakta yang dikemas dalam ungkapan bahasa rasa. Dengan demikian sejak pertama kali dirumuskan usia P2.0 ini sudah 11 tahun. Sudah puluhan buku, baik karya fiksi maupun non fiksi yang dihasilkan sosok akademisi dan sastrawan ini. Aneka tulisannya juga menghiasi media cetak dan daring. Kini ia hidup bersama istri tercinta Weni Yuniati, dan 3 anak perempuannya. Shafura Indah, Mutiara Aulia, dan Alesha Risqi Raisha.
Di bawah ini foto keluarga beberapa tahun lalu.
Menurut beliau, pemenggalan kalimat dalam puisi memiliki arti sangat penting, karena Pemenggalan itu, berprinsif pada salah satunya intonasi kita dalam memaknai dan membacanya.
Pemenggalan kalimat berhubungan dengan jeda dan diksi kalimat. Artinya dipenggal untuk jeda dan diksi artinya dipilih kata yang paling sesuai dan memberi arti lebih dalam.
Karenanya dalam Puisi 2.0 hal ini memeliki peranan penting, tentu saja disamping penggunaan rima, ritme, majas, dan diksi lainnya.
Begitu pentingnya sehingga dalam 2 hari terakhir ini beliau membahas tentang pemenggalan kalimat dalam puisi 2.0 ( Kamis, Jumat, 11 -12 November 2021) di grup WA puisi 2.0.
Ada 2 cara pembelajarannya saat itu. Pertama, puisi dibuat dan didiskusikan untuk dipermak dengan cara pemenggalan kalimat. Kedua, beliau memberikan satu kalimat, untuk disusun menjadi bait puisi dengan penggalan khusus sesuai tafsiran penulisnya. Semua cara tersebut sama-sama menarik untuk diikuti. Karena itu dalam kesempatan ini saya laporkan beberapa “pembelajaran” tersebut.
Cara pertama dapat dilihat contohnya berikut :
BIBIRMU
delima
jatuh di sudut mata
membelah merah
kenangan
dalam ucapan
rasopset P2.0
Catatan Endang Kasupardi: Bagus penggalannya, tapi kenangan dalam ucapan apa hububgannya dengan delima
iya saya paham, tapi hubungannya dengan delima, secara real tidak ada. kalau secara batin (abstrak jelas) nampak
lalu diubah lagi ....seperti ini
BIBIRMU
sebuah rongga
dalam wajahmu
merah
seperti delima
menjadi ruang
bagi senyum
dan kata-kata
rasopset P2.0
Jadi seperti ini Prof.. Rada puyeng.. 😁
Bagus, jawab Endang K.....lalu
“Coba ini”
BIBIRMU
delima
jatuh di sudut mata
membelah merah
berpencar di tanah langsat
merekah
MUSA
ranum
titik coklat
diantara
kuning langsat
melambai
menarik hasrat
Joglo_P2.0
catatan Endang Kasupardi: MUSA
ranum
titik coklat
diantara kuning langsat
melambai
menarik hasrat
Joglo_P2.0
*penggalannya saja
DI BASISIR SAWARNA
di basisir
sawarna
uplek
ngedalkeun rasa
pasir putih
jadi saksi
ombak sagara
jadi ciren
renghap
urang duaan
kotretan rasa
Hariyanto: CERAH
Oleh. Hariyanto
gerimis lembut
mengiringi jalanku
rinai
membelai rambutku
basahi
dedaunan berbisik
kelembutanmu
mulai menyibak
selimut kelabu
11.11.2021
catatan Endang Kasupardi: CERAH (?)
Oleh. Hariyanto
gerimis lembut mengiringi
jalanku
rinai
membelai rambutku
pelan-pelan
basah
11.11.2021
Segini saja sudah cukup, pak.
PERANG DI TENGAH KOTA
derap langkah
dentingan besi
beradu
maju mundur
silih berganti
darah berceceran
suara kesakitan
angkara murka
melanda
sekeliling sunyi senyap
coretan kecil
rasopset P2.0
Tanggapan Endang Kasupardi:
PERANG DI TENGAH KOTA
Ada fokus
1
derap langkah
2.
dentingan besi
beradu
3.
maju mundur
silih berganti
4.
darah berceceran
suara kesakitan
angkara murka
5.
melanda
sekeliling sunyi senyap
coretan kecil
DENTINGAN BESI
terdengar
dentingan besi beradu
kilatan putih
sajam
berkilauan
menari-nari
berayun
ke kiri dan
kanan
coretan kecil
62 856-2423-0135: Seperti ini gimana pak?
Catatan Endang Kasupardi:
....
mendenting
suara besi beradu
cahaya membentuk kilat
sajam
menari-nari
Iya Pak
DENTINGAN BESI (dituliskembali)
mendenting
suara besi beradu
cahaya membentuk kilat
sajam
menari-nari
berayun
ke kiri dan
kanan
DERAP LANGKAH
diantara derap langkah
kaki-kaki manusia
berlari
berputar
melompat
berjinjit
menari-nari
dalam nuansa
suara hentakan kaki
coretan kecil
catatan :
Saran Endang Kasupardi: Mulai dari kata
Berlari berputar-putar
Melompat dan berjinjit
....
....
Kopi Gula Aren
Pahit menggigit
Melingkari si manis
Gelap terlihat
Terseruput di ujung kecap
Nikmat
1159.11.11.2021
Vitemagistra
Catatan Endang Kasupardi: Gula itu bentuknya bulat. Sifatnya manis
Ceritakan saja tentang karakter itu. Jangan mengambil karakter gula dengan keinginan kita, nyeruputnya. Hahaha
bulat melingkar
seketika remuk redam
namun
manisnya tak pernah
pudar
dalam segelas kopi
Siip.. Ini leboh ril Prof
DERAP LANGKAH
berlari berputar-putar
melompat dan berjinjit
menari-nari
dalam nuansa
suara hentakan kaki
coretan kecil
CUCURAN DARAH
angkara murka
sabetan sajam
luka menganga
sayatan memanjang
darah berceceran
suara kesakitan
melolong
bak serigala malam
coretan kecil
PENSIUNAN
sepasang sendal
jepit
tergeletak di halaman
warnanya
menyerupai tanah
talinya
putus sebelah
siapa peduli
untuk memakainya
rasopset P2.0
catatan Endang Kasupardi pada puisi PENSIUNAN : Kereeen ini.
Demikianlah belajar versi 1.....membuat puisi dan dibetulkan langsung tehnik pememnggalan kalimatnya. (bersambung)
SALAM LITERASI
Blitar, 12 November 2021
HARIYANTO
Maren terima kasih ilmunya Cak Har bermanfaat
BalasHapusSubhanallah! Betapa sastra pun tidak sekadar rasa, tapi juga pikir dan ilmu. Trimakasih Pak!
BalasHapus