Rabu, 10 November 2021

MOMENT MENGENAL KEUNIKAN PUISI 2.0 DALAM SEBUAH LOMBA






MOMENT MENGENAL KEUNIKAN PUISI 2.0 DALAM SEBUAH LOMBA

Oleh. HARIYANTO


Puisi 2.0 digagas oleh Dr. Engdang Kasupardi, bercirikan jumlah kata yang ada dalam bait puisi tidak boleh lebih 20 kata. Diharapkan pas 20 kata, tetapi diperbolehkan kurang dari itu. Puisi ini dibangun dengan dasar menggambarkan satu obyek tertentu secara fokus, terutama pada benda konkrit. Misalnya, Batu, gunung, pantai, meja ,pensil, buku, pen, bola, dsb. Karenanya jika dilihat dan didalami sebagian besar puisi ini dibangun secara sederhana penggabaran tentang satu obyek, namun kekuatannya justeru ada di diksi, rima dan penggunaan majas, serta pemenggalan kalimat.

Puisi ini bukan adopsi dari HAIKU yang berasal dari Jepang dengan pola jumlah suku kata setiap bait 575.....jika ada 2 bait maka akan terbentuk pola 5-7-5   dan 5-7-5   . Puisi 2.0 yang digagas oleh Endang Kasupardi hanya memberikan pedoman pada jumlah kata tidak lebih 20 kata dalam satu puisi. Karena itu dapat digambarkan bahwa puisi ini pendek sekali bentuknya. Disinilah kekuatannya, sekaligus tantangannya. Ibarat tesis maka puisi 2.0 adalah abstraksinya, ringkasannya, walau pun pendek namun bersifat menyeluruh.

Berikut untuk membedakan puisi HAIKU dengan PUISI 2.0 penulis berikan contoh puisinya.

1)      Puisi HAIKU

HAIKU

by: Lina

 

TENTANG ALAM

------------

sinar rembulan

angin berbisik syahdu

hening menyapa

 

dingin menusuk

rinai makin menderas

hatiku syahdu

 

tingginya bukit

cakrawala menyapa

aku terpana

 

awan berarak

burung melayang indah

semangat pagi

 

ombak lautan

purnama senyum indah

jiwa bersyukur

 

 

🌹🌹🌹🌹🌹

#Cibitung, 09.11.2021

#08.47

 

2)      PUISI 2.0 Karya Cak Inin  ( Mukminin – Lamongan)

            HUJAN  DERAS

mengguyur pertiwi

bongkahan tanah tersenyum

airnya membasuh

melunturkan debu-debu

kecongkaan

melemparkannya

ke sungai-sungai

 

Rumah Syiar Tlanak, 10112021.15.53

 

Cak Inin Mukminin


3) PUISI 2.0


PAHLAWAN 10 NOVEMBER

Oleh. Hariyanto


pekik merdeka

masih tersisia

di sela rerumputan

kering

Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar  !

merdeka !!!

Bung Tomo hidup kembali


10.11.2021

 

Nah untuk melengkapi pemahaman puisi 2.0 maka grup WA Penulis Puisi 2.0 dilomba dalam beberapa hari ini. Tepat pada  10 November hasilnya diumumkan seperti berikut


LAPORAN dari Ketua Panitia sekalgus mentor kami di grup Endang Kasupardi
Jumlah puisi Lomba ada 112
Dari sejumlah 112 ini, nama penulisnya sangat dirahasiakan. Agar benar bemar objektif.
Dari 112 ini akan dipilih untuk tahap 1 sebanyak 20 puisi
Tahap 2 sebanyak 10 puisi
Tahap 3 sebanyak 5 puisi
Tahap 4 sebanyak 3 puisi
Tahap 5 hanya 1 puisi

Pada tahap akhr sebelum dipilih satu puisi terbaiknya, maka disajikan 2 hasil akhirnya puisi 2.0. (walau akhirnya ditetapkan 1 saja yaitu berjudul TERBANGUN)

Inilah wujudnya dan dengan segala analisanya terhadap 2 puisi tersebut.

2 besar PUISI LOMBA

 

1. CERITA HUJAN

 

dan

awan pun menitik

menjadi butir-butir air

yang menggelincir dari ujung genting

lalu

mengalir menuju hilir

 

2. TERBANGUN

 

cahaya menyelinap

melalui celah jendela

lalu

melepaskan lelap

yang terkuncidalam

mimpi

 

Inilah analisa juri tunggalnya Prof. Dr. Endang Kasupardi.


CERITA HUJAN

dan
awan pun menitik
menjadi butir-butir air
yang menggelincir dari ujung genting
lalu
mengalir menuju hilir



DIKSI
Pilihan kata sederhana. Tidak ada kata kata yang elit dan neko neko.
Penggunaan kata sambung DAN memberi makna dalam pada pilihan kata berikutnya. DAN seolah olah menyambungkan pengalaman sebelumnya pada proyeksi pengalaman berikutnya.

MAKNA
Cerita hujan adalah kisahan tentang hujan. Merupakan, urutan yang secara alamiah terjadinya cerita hujan dimulai dari awan yang mencair, jatuh berupa titik titik hujan.
Terus diceritakan perjalanannya sampai akhir.

GAYA BAHASA
Gaya bahasa simplicity menjadi daya tarik kisahan puisi ini.

PENOKOHAN
Tokoh dari peristiwa cerita hujan adalah air yang berproses menjadi air dan berkumpul dilautan

KELEMAHAN

1. JUDUL
jika saja judulnya bukan ceria hujan, maka puisi ini akan terlihat jelas menggunakan gaya bahasa metonimia.
CERITA HUJAN kurang menarik untuk dibaca walau pun isinya sangat bagus.

2. KISAHAN
Kisahan pada puisi ini datar. Menceritakan dari awal sampai akhir.

3. AMANAT
Masih terasa lemah, sebab hanya kisahan tentang perjalanan air saja.

Dll.



TERBANGUN

 

cahaya menyelinap

melalui celah jendela

lalu

melepaskan lelap

yang terkuncidalam

mimpi


2. Bahasan tentang puisi TERBANGUN

DIKSI
Pilihan kata TERBANGUN sebenarnya bagi saya adalah kepenasaranan. Apa yang sebenarnya diinginkam penulis
TERBANGUN menjadi salah satu penggunaan kata yang tidak baku. Dengan maksud bangun karena ada sesuatu hal yang menyebabkan bangun.
Kata yang dipilihnya sederhana namun sudah dapat menggambarkan isi hati penulis

MAKNA
Makna puisi ini
Sebenarnya menceritakan keterkejutan, ianharus bangun karena ara cahaya yang masuk, ia terpaksa bangun, bangit. Dengan terpaksa bangun, padahal ia masih ngantuk. Masih bermimpi dan terpotong harus bangun karena ada cahaya yang masuk.

GAYA BAHASA
Sudah menggunakan metonimia, walau masih tipis. Sehingga kisahan yang dibangun mengalir lancar.

PENOKOHAN
Puisi ini menggunakan tyfe 1 walau dibungkus menggunakan pemikiran yang objektif

KELEMAHAN
Kelemahan masih sekita pemenggalan kata. Hentakan kalimat masih lemah, namun makna yang disuguhkan cukup dalam.

Jila sudah disuguhkan dengan pemenggakan kata akan terasa nikmat.


SALAM LITERASI

#selamat hari Pahlawan 2021

Blitar, 10 November 2021

HARIYANTO


6 komentar:

  1. Semakin banyak membaca puisi 2.0 saya semakin bingung. Dan Yg terbaik adalah yang TERBANGUN

    BalasHapus
  2. Penasaran dengan puisi 2.0. Singkat tapi bikin seru.

    BalasHapus
  3. Ternyata, baru tahu ada puisi 2.0. Wah, benar-benar kaya literasi kita ya!

    BalasHapus
  4. Hebat nih semakin bertambah ilmunya.

    BalasHapus
  5. Siap menyimak
    Dibintangi dulu agar tidak terlupa

    BalasHapus