Sabtu, 13 November 2021

TRIK FOKUS PADA OBYEK VERSI PUISI 2.0



TRIK FOKUS PADA OBYEK VERSI PUISI 2.0

Oleh. Hariyanto


Selingan ya......bahwa saat ini karya puisi 2.0 saya sudah ada di dalam buku Antologi Puisi 2.0 di Ujung Jalan. Saya sangat berterimakasih kepada guru kami Dr. Endang Kasupardi dan Enang Cuhendy yang telah mengantar kami belajar bersama dalam grup WA,


Kembali pada judul saat ini tentang FOKUS dalam menulis puisi 2.0.

Bahwa Puisi 2.0 yang berisi 20 kata dalam satu puisi, harus mampu menggambarkan sesuatu obyek dangan fokus. Sekali lagi hal fokus ini ternyata cukup sulit diterapkan jika kurang berlatih. Fokus dalam arti konsisten sesuai judul yang diambil, dan tetap dengan detail melukiskannya. 

Melukis satu obyek "nyata" merupakan  ciri khas puisi ini. Fokus adalah bidikannya pada obyek tertentu yang telah dipilih. Menggunakan sudut pandang yang konsisten, tidak terlalu berpindaha ketika mengambil sudut pandang. Misal dari samping, ya hasilnya adalah penggambaran obyek dari samping. Hal ini tentu akan berbeda jika digambarkan dari atas atau bawah.

Hari ini saya mendapat pelajaran kembali dari puisi saya yang belum sempurna. Intinya bahwa puisi saya masih mempunyai masalah dengan kurang fokus. Padahal obyeknya sudah ditunjukkan sebuah gambar kulit jerus terkelupas, dan ada tissu. Benda semuanya ttu ditunjukkan dengan sebuah gambar :

Inlah contohnya : 

 

BUAH PENUTUP
Oleh. Hariyanto

tuntas
perhelatan
kali ini
berirama sendawan
kulit merekah
putih menyala
berbalut 
tissu
di atas.meja

13.11.2021
puisi yang saya tulis 

Inilah pelajarannya, yaitu masukan dari Dr. Endang Kasupardi yang sangat berharga,

Pandangannya selalu utuh. Padahal lagi lagi saya katakan, p2.0 itu, fokus pada 1 sudut pandang. Kiri kanan depan belakang, nah, p2.0 hanya mengambil satu saja. Misalnya memilih hanya kanan saja. Sisi lainnya biarkan pembaca memiliki ruang untuk bernafas dan memberi makna sendiri.

Jika saya menyuguhkan satu photo kulit jeruk itu, ambil hal terkecil sebagai sudut pandang kita. Biasanya orang lupa akan hal kecil, penulis puisi 2.0 justru mengambil porsi itu. 

Saya lihat, dari photo kulit jeruk itu, ada beberapa bagian. Bagian lainnya ada tissu. 

Kulit jeruk utuh terbelah menjadi 3 bagian, dan sisanya terpisah. 

Dari kulit jeruk itu, hal menariknya bagi saya adalah ujung kulit jeruk yang menjentik itu. Maka bagian itu saya jadikan puisi. Bukan kukit jeruk yang ada tisunya, karena orang lain pasti sudah jelas melihatnya. 

Ketika kulit jeruk menjentik itu saya jadikan p2.0 maka saya mengungkapkannya begini. 


menguliti jeruk

tak melepas bagian pecah

di ujung kiri lurik-lurik menjentik 

menatap

bayang sudah hilang 

Demikianlah pelajaran singkat kali ini. Semoga kita semua mampu menerapkannya. Aamiin.
SEMOGA  BERMANFAAT.

SALAM LITERASI
HARIYANTO

Blitar, 13.11.2021


Tidak ada komentar:

Posting Komentar