CERITA LITERASI MEMBUAT PUISI DI SEKOLAH
Oleh. Hariyanto
SALAM LITERASI,
Ini adalah sebuah kisah "praktik Literasi" di sekolah, yaitu mengadakan lomba menulis puisi bagi siswa SD kelas atas, 4, 5 , 6. Sekolah mana tentu saja sekolah saya dong....Hehehe.
Syahdan pada bulan Agustus 2021 kemarin, kami dari grup WA Literasi bekerjasama dengan Perpustakaan sekolah mengadakan lomba menulis puisi. Lomba itu mengambil tema " Kemerdekaan" mengingat momentnya adalah bulan Agustus 2021, sehingga sekaligus memperingati HUT Kemerdekaan RI ke 76.
Praktik literasi digital.....iya begitulah. Karena karya siswa yang mengikuti lomba harus dikirim melalui WA grup atau form yang kami sebar. Lomba berhadiah (meski pun kecil) mendapat sambutan bagus dari siswa. Waktu pengumpulan karya puisi hampir 1 bulan, karena akan diumumkan pemenangnya tanggal 28 Agustus 2021.
Hari demi hari , waktu pun berjalan seiring siswa pun satu persatu mengirimkan karya puisinya. Bebas puisi itu asal mengandung kata 'merdeka' atau menggambarkan kisah perjuangan pahlawan. Ada 3 juri yang akan menilai karya siswa. Satu pustakawan, 1 guru dan 1 saya sendiri.
Pada hari-hari awal lomba sudah ada 15 karya masuk. Ya belum dinilai jadi masih apaadanya. Karya itu bisa dibaca disini.
Saat tiba hari terakhir pengumpulan 25 Agustus 2021, terkumpullah lebih dari 100 puisi. Wah banyak sekali. Tiba saatnya para juri menulainya.
Juri 1 Ibu Guru kelas 3 Bu Sita menilai
Juri 2 Ibu Elly petugas perpustakaan menilai
Juri 3, Kepala Sekolah menilai.
Hasil ?
Saya menilai begitu terkejut, lebih dari 50 karya adalah karya penyair hebat. hanya 1 saja judulnya melenceng tentang ibu. Jadi rupanya siswa jika diberi kebebasan memegang Android tetap saja diam-diam mendatangi Mbah GOOGLE.....
Meski pun kami para guru sudah berpesan sampai bibir mimiren........mulut kering. Jangan menjiplak alias mengambil karya orang lain alias plagiasi, tetapi mereka masih saja melakukannya. Akhirnya sebagai juri saya mengambil keputusan tiada ampun lagi. Dicoret ....
Akhirnya saya menyimpulkan bahwa
1. Siswa masih harus terus dilatih. Kemungkinan besar mereka pada bingung, bagaimana menulis puisi yang benar. Bagaimana menulis sesuai tema. Akhir memilih jalan pintas. Kalau begini ya gurunya ikut bersalah. Mengaoa tidak dilatih dulu sesering mungkin.
2. Mereka (siswa) belum mengerti betul apa yang disebut plagiator. Bagaimana konsukensi tindakan palgiat, dan bagaimana kedudukan karya jika hasil plagiat. Parahnya lagi mereka telah mengambil jalan pintas :menyontek alias menjiplak mentah-mentah. Persis dan copas.
3. Orangtua yang terlalu mendukung usaha plagiasi didorong motif ingin anaknya menang.
4. Memang belum terbentuk karakter dan kebiasaan menulis.
Dengan berbagai alasan itu sekaligus menyadarkan kami, bahwa tugas literasi di sekolah itu masih menemui jalan panjang. Proses yang dilalu masih panjang. Kesabaran dan ketekunan mendampingi siswa belajar berliterasi sangat diperlukan. Kesempatan emas bagi setiap guru untuk menggembleng siswanya berliterasi. Toh kegiatan begini bisa dilakukan kapan saja, dan bisa juga hasilnya untuk pembalajaran. Bukankan semakin sering dan pandai siswa berliterasi membaca dan berkarya menulis meningkatkan daya baca dan daya pahamnya. Nah otomatis prestasinya akan terdongkrak, siswa cepat paham, guru ikut senang.
Sebagai kenangan foto-foto para pemenang saya simpan disini. Selamat bagi 18 pemenangnya yang terpilih.
SALAM LITERASI
Blitar, 4.11.2021
Hariyanto
Semangat literasi pak...
BalasHapusTerimakasih Bu, Salam Literasi
HapusSalam literasi semangat...
BalasHapusTerimakasih Bu salam literasi
HapusProgram yg luar biasa. Pengalaman yang sama yang pernah saya alami. Namun setelah kegiatan ada beberapa siswa yang tertarik dengan dunia menulis dan sayapun dengan senang hati membimbingnya. Alhamdulillah siswa ada yg berhasil mengukir prestasi sebagai juara 1 menulis cerpen, juara 1 menulis surat pribadi yg ditujukan kepada Kepala Dinas Pendidikan.
BalasHapusYa Bu dari kegiatan ini akan muncul dankelihatan siswa yang berbakat......semoga menjadi penulis hebat semua aamiin. Salam literasi Bu
HapusIya, benar, apalagi lewat Google, semua bisa didapatkan. Termasuk karya orang lain yang disalin menjadi karya kita sendiri. Perlu disadarkan sejak dini kepada anak-anak.
BalasHapusTerimakasih Bung Rizky....salam literasi
HapusSelamat untuk para pemenang...
BalasHapusSemoga plagiatisme menjadi pembelajaran untuk masa yang akan datang. Menulis dengan ide sendiri akan menumbuhkan kepercayaan diri. Semangat Literasi
benar Bung Indra.......terimakasih salama literasi
HapusOrtu mendukung plagiasi karena pengen anaknya menang. Sering sih kayak begini. Hehe
BalasHapusbetul pak. Terimakasih kunjungannya. Salam literasi
HapusJozz tenan kegiatannya. Sangat inspiratif. Ngoreksi 100puisi.... Duh capek juga ya
BalasHapusTerimakasih Bung Beje.......Salam literasi
HapusContoh praktik baik literasi di sekolah. Mantaap Pak. Salam literasi.
BalasHapusTerimakasih Ambu. Salam literasi
HapusMantap lombanya meski harus sigap dengan ketergantungan pada Mbah google he he.
BalasHapusYa Bu Terimakasih kunjungannya. Salam literasi
Hapus