Soal mati rasa ternyata menjadi istilah “ngetrend” di masa pandemi covid 19 ini. Istilah ini terutama berkembang menjadi menakutkan ketika dikaitkan dengan adanya gejala terkena infeksi Corona. Istilah virus yang akhir-akhir ini menjadi sangat berbahaya, karena berbadan lembut sekali hingga tak bisa dilihat oleh mata, namun dampaknya sangat mematikan. Korban meninggal dunia tembus mencapi 2 juta di Januari 2021. Virus ini juga telah menginfeksi sebanyak 88.368.358 orang di seluruh dunia.
Salah satu ciri dari korban virus
ini adalah” mati rasa”. Mati rasa dimaksud jika terjadi pada indera penciuman
maka bau busuk maupun bau harum sama
saja rasanya, datar. Berbeda dengan flu dan pilek gejala ini biasanya terjadi
mendadak, dan tidak mengeluarkan lendir seperti pilek. Sementara jika terjadi
di lidah tidak bisa membedakan rasa pahit dan manis.
Dalam satu undangan kenduri Parto dan kawan-kawannya suka bercanda sesama kawannya.
Misalnya saja maaf tentang kentut. Parto menceritakan bahwa teman rondanya
telah mati rasa hidungnya, tatkala dia kentut dan menyengat baunya, namun dia
tidak bergeming. Sementara teman lainnya berhamburan. Tentu saja karena temannya
sedang flu berat. Namun malam itu teman lainnya mengaku sudah tidak bisa
membedakan rasa manis dan pedas 2 hari yang lalu, tapi sudah sembuh saat ini.
Parto dan kawan-kawannya langsung terhenyak diam. Tiba-tiba perutnya mual.
Padahal acara belum dimulai.
@Blitar , 17 Januari 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar