Hari ini Jumat malam
alhamdulillah berhasil menulis resume belajar menulis lewat WA asuhan Om Jay.
Topiknya menghadirkan narasumber seorang blooger sekaligus penulis buku yang
berhasil. Ibu Rita Wati, S.Kom seorang guru kelahiran Tanjung Pinang dan kini
menetap di Bali. Termasuk finalis blogger guru dalam lomba blog Tingkat
Nasional dalam rangka Hari Kemerdekaan RI 2020 kemarin, Termasuk peserta
belajar menulis Om Jay gelombang 10 Keiinginan menulis sudah sejak 2001,
kemudian sejak 2005 sampai menulis novel 80 halaman. Tetapi karena kurang PD
tulisan novel itu disimpan di latop dan di password agar tidak dibaca orang. Di
tahun 2005 juga beliau berhasil membuat blog dan mengisinya dengan beberapa
tulisan sebelum akhirnya bosan lagi karena malas pergi ke Warnet untuk akses
internet.
Anehnya, di tahun
2011 bisa bangkit lagi membuat blog dengan sekali lagi membuat beberapa
tulisan artikel , sebelum akhirnya lagi-lagi menjadi terabaikan. Hingga
2013 blog terabaikan kemudian mulai dilirik lagi setelah mengikuti lomba
menulis essay berbahasa Inggris karena tergugah dengan adanya kurikulum
2013 yang menghapuskan mata pelajaran TIK. Sebagai mahasiswa TIK beliau galau
dan ikut lomba itu walaupun dengan bahasa Inggris minim. Anehnya saat itu
beliau PD saja yang penting bisa mengeluarkan uneg-unegnya. Tak disangka
tulisannya masuk dalam finalisnya. Tetapi episode malas kembali lagi, setelah
dua tulisan muncul di blog , menjadi terakhir saat itu .Blog kembali dibiarkan
penuh sarang laba-laba, tidak terurus lagi. Hingga Pandemi Corona 2020
memaksanya memulai menulis lagi di Blog. Itu pun lagi-lagi bertahan 3 tulisan
sebelum penyakit malas kembali.
Di tengah kegalauan
itulah beliau kenal dengan program belajar menulis Om Jay , dengan tugas
uniknya membuat resume setiap selesai materi. Ikut lomba Blog juga dipelopori
Om Jay, berhasil menjadi 8 finalisnya. Sambil berjalan ternyata bakat
menulisnya tumbuh lagi luar biasa bisa menghasilkan karya buku tunggal 2 buku.
Bu Rita Wati lahir di Kota Gurindam 12 Tanjung
Pinang pada 1402 H. Beliau mengajar di SMPN 2 Mendoyo Kab. Jembrana, Bali.
Selain mengajar beliau juga mendapat tugas tambahan sebagai operator dapodik.
Moto hidupnya adalah setelah kesulitan pasti ada kemudahan dan belajar
sepanjang hayat. Bu Rita menekuni dunia literasi dan blog dengan bergabung di
komunitas belajar menulis bersama Om Jay, AISEI writing club bersama Dr.Capri
Anjaya, Komunitas Sejuta Guru Ngeblog dan Komunitas Cakrawala
Blogger Nasional.
Kecintaannya pada dunia literasi dibuktikan dengan
terbitnya 4 buku solo dan 10 buku antologi dimana 3
buku Antologi beliau menjadi kuratornya
yaitu Senandung Guru jilid 1 dan 2. Pengalaman luar biasa mengikuti kelas
menulis Om Jay antara lain bisa menulis buku hanya dalam 3 minggu saja.
Surel beliau adalah catatangurumilenial@gmail.com
Beliau mengawali materi dengan mengajukan sebuah
pertanyaan tentang “Menulis itu susah atau tidak?” Biasanya hal yang ditemui
seorang penulis adalah :
1)
Susah ide.
2)
Miskin kosa kata.
3)
Sulit merangkai
kata.
4)
Susah memulai.
5)
Bingung mau menulis
apa.
6)
Tidak percaya diri.
7)
Merasa tulisannya
jelek.
8)
Merasa tulisan tidak
layak untuk di baca.
Pemecahan terhadap masalah klasik itu adalah
“buang
ke laut aja ya!” Yang harus Bpk/ibu lakukan
Malam it beliau menyampaikan materi tentang *Dasar
Kepenulisan,” yang sering dikenal dengan rumus *5W dan 1 H* A. *Unsur-unsur dalam Penulisan yaitu 5W1H sendiri meliputi:*
1)
What (apa)
2)
Where (dimana)
3)
When (kapan)
4)
Who (siapa)
5)
Why (mengapa)
6)
How (bagaimana)
Dalam bahasa Indonesia, untuk memudahkan
penghapalan ke 6 unsur ini maka dikenal singkatan ADIKSIMBA .(Apa DImana Kapan
SIapa Mengapa Bagaimana). Jika telah terpenuhi ke 6 unsur tersebut maka
tulisan kita akan mudah dipahami oleh pembaca.
Sekarang tentang kesalahan yang sering
di lakukan oleh penulis pemula.
1)
Penulis pemula
sering menulis dengan paragraf panjang-panjang.
2)
Tanda baca yang
sering keliru.
3)
Penggunaan kata yang
masih banyak salah tidak menggunakan kata baku.
4)
Sering ditemukan
kata yang tidak efektif.
Karena beliau berpengalaman menjadi
kurator yang tugasnya banyak mengedit karya orang lain agar benar ejaan dan
kalimatnya menjadi efektif, maka pada kesempatan ini ada tips menulis agar tulisan kita enak
dibaca dan pesan dapat tersampaikan (catatan editor) :
1) Banyak
membaca karena dengan membaca selain menambah pengetahuan, kita juga akan
menemukan ide untuk menulis dan meperkaya perbendaharaan kata kita.
2) Terus
berlatih menulis setiap hari, tidak perlu panjang 3 paragraf saja tapi
perhatikan tanda baca, kata baku dan pemenggalan paragrafnya.
3) Perhatikan
paragraf pembuka , isi dan penutup. Buatlah opening yang menarik
sehingga pembaca penasaran hingga tertarik untuk membaca tulisan kita begitu
juga dengan closing.
4) Perhatikan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
(PUEBI) yang dulu kita kenal dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Kita
bisa search di google, menggunakan kamus Bahasa Indonesia
ataupun menginstal aplikasi seperti KBBI V. Hal ini dapat membantu kita jika
ada kata-kata baku yang masih ragu kebenarannya.
5) Perhatikan
kembali susunan kalimat yang pernah kita pelajari sejak duduk di bangku Sekolah
Dasar yaitu Subyek, Predikat, Obyek dan Keterangan tempat/waktu
yang disingkat dengan (SPOK ).
6) Setelah
selesai menulis bacalah naskah berulang-ulang minimal 3 kali, jika perlu dengan
suara keras. Jika pada saat membaca naskah, nafas kita seperti tersengal-sengal
berarti di dalam tulisan kita terdapat paragraf panjang atau kalimat panjang.
Penggal menjadi beberapa paragraf dan buang kata-kata atau kalimat yang tidak
efektif seperti contoh mereka mau akan (pilih salah satu mau atau akan yang
digunakan).
7) Perhatikan
perbedaan menulis di media online seperti blog, facebook, instagram dan
lain sebagainya dengan menulis untuk buku atau naskah resmi. Penulisan di media online kita
bisa menggunakan paragraf pendek-pendek, sedikit koma dan banyak titik, karena
dalam media online kita hanya memiliki waktu 3 menit saja untuk memastikan
pembaca melanjutkan bacaannya. Jika menulis buku kita harus mengikuti
kaidah-kaidah penulisan yang benar.
Itulah 7 tips dari saya agar tulisan yang kita
tulis menjadi enak dibaca dan menjadi lebih berkualitas. Tak ada gading
yang tak retak. Itulah pribahasa yang tepat bagi penulis maupun editor. Penulis
dan editor harus bekerjasama saling memberi dan saling menerima masukan-masukan
demi menghasilkan karya yang layak, menarik dan berkualitas.
Hal-Hal yang Harus
Diperhatikan Bagi Penulis Pemula.
1.Penggunaan
huruf kapital/ besar :
a.Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.
Contoh :
• Dia
sedang mengikuti pelatihan menulis.
• Hari
ini pertemuan ke-3 kelas belajar menulis gelombang 18.
b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama
unsur nama orang, termasuk julukan.
Contoh :
• Sukarno
• Dayang
Sumbi
• Raden
Ajeng Kartini
c. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat
dalam petikan langsung.
Contoh :
“Ayo kita pulang Bu!” Rengek Joni pada ibunya.
d. Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan,
termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.
Contoh:
- Islam, Alquran, Kristen, Alkitab,
Hindu, Weda.
- Allah selalu bersama hamba-Nya.
e.Huruf kapital dipakai sebagai *huruf pertama setiap kata* (termasuk unsur
kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta
nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan,
yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.
Contoh :
• Saya
telah membaca buku Merajut Asa Sejak Belia.
• Tulisan
itu di muat dalam koran Radar Bali.
g.Huruf
kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur *singkatan nama gelar, pangkat,
atau sapaan.
Contoh :
• S.H. = Sarjana Hukum
• S.Kom.
= Sarjana Komputer
• Dt.
= Datuk
• Tb.
= Tubagus
Pembahasan kali ini
tentang kata depan *di* banyak sekali kesalahan ketika saya mengedit naskah,
terlihat sederhana tapi kesalahan penggunaan kata di sering terjadi kekeliruan
Penggunaan kata depan di
Kata di- menunjukkan fungsi sebagai
imbuhanf
Kata di- diikuti dengan pembentuk kata
kerja pasif. Artinya, penulisan di jenis ini dinilai tepat jika kata kerja
pasif bisa diubah menjadi kata kerja aktif (dengan imbuhan me-).
a. *Contoh*
: ditinggalkan (bisa diubah jadi meninggalkan), ditulis (bisa diubah jadi
menulis), diingat (bisa diubah jadi mengingat)
b. Penulisan di dipisah jika:
Kata di menunjukkan fungsi sebagai *kata
depan*. Berarti ia harus dipisah dari kata belakang.
Kata di diikuti
dengan kata lain selain kata-kata pembentuk kata kerja pasif. Kata di jenis ini
bisa diikuti dengan nama tempat, waktu, nama orang, penunjuk lokasi, dan lain
sebagainya, serta tidak bisa diubah menjadi kata kerja aktif.
Contoh: di sini (tidak bisa diubah jadi
menyini), di siang hari (tidak bisa diubah jadi menyiang hari), di dirimu
(tidak bisa diubah jadi mendirimu).
Kesimpulan, di sebagai imbuhan + kata
kerja (maka penulisannya serangkai) selain itu terpisah.
Selanjutnya materi tentang penggunaan
"tanda seru"
Tanda seru, dipakai
untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang
menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.
Contoh:
• Alangkah
indahnya pemandangan di Nusa Dua!
• Ayo
belajar!
Dalam menjawab
beberapa pertanyaan berikut penjelasan Ibu Ritawati
Menjawab pertanyaan tentang urutan
menyusun kalimat dan jumlah kalimat dalam 1 paragraf bahwa menyampaikan
informasi seperti berita maka 5W 1H ADIKSIMBA ini udah urutan yang sesuai.
Dalam 1 paragraf tidak batasan ideal itu 5 sampai 10 kalimat bu ya. Minimal 1
kalimat jika kalimat berupa percakapan.
Menjelaskan tentang trik menulis. Saya juga begitu bu awalnya. Tidak berani tulisan
yang saya buat dibaca oleh orang lain, padahal saya sudah menulis cerpen, novel
versi saya saat 2 dekade lalu.
Cara memulainya ibu sudah tepat berada
di komunitas menulis. Tulislah apa yang ada di benak ibu tuangkan semuanya
kemudian posting di blog lalu share ke group.
Agar tiulisan teratur, seiring berjalan waktu ibu,
tulisan ibu akan mengalir, beraturan. Yang pasti rajin membaca agar kita
menemukan bagaimana cara menulis yang baik, karena dari membaca tulisan orang
lain kita akan mendapatkan ilmu baru.
1. Tips
saya ketika belajar menulis saya catat semua tips dan trik dari narasumber.
Contoh Omjay brandingnya Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi.
Itu saya praktikkan, dan hasilnya memang diluar dugaan.
2. Saya
juga seperti itu bu, ketika menjadi penulis pemula banyak sekali kesalahan
dasar menulis saya. Tapi seiring berjalan waktu jika kita mau belajar semua
akan berubah.
3. Jika
ibu mengirim naskah ke penerbit, memang ada editornya bu, tapi jika bisa jangan
100% menyerahkan kepada editor karena editor terbaik dari tulisan adalah
penulis itu sendiri.
Pesannya agar sebagai penulis pemula
jika masih banyak belum mengetahui tentang kaidah penulisan jangan takut.
Teruslah menulis, tuangkan semua ide yang ada dalam tulisan jangan pernah takut
salah
Tanggal pertemuan ke : Jum'at, 9 April 2021
Resume ke.
: 3
Tema.
: Dasar Penulisan
Narasumber.
: Rita Wati, S.Kom
Gelombang.
: 18
Oleh : Drs.
Hariyanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar