Selasa, 13 April 2021

Mengenal Dasar Kepenulisan

 







Hari ini Jumat malam alhamdulillah berhasil menulis resume belajar menulis lewat WA asuhan Om Jay. Topiknya menghadirkan narasumber seorang blooger sekaligus penulis buku yang berhasil. Ibu Rita Wati, S.Kom seorang guru kelahiran Tanjung Pinang dan kini menetap di Bali. Termasuk finalis blogger guru dalam lomba blog Tingkat Nasional dalam rangka Hari Kemerdekaan RI 2020 kemarin, Termasuk peserta belajar menulis Om Jay gelombang 10 Keiinginan menulis sudah sejak 2001, kemudian sejak 2005 sampai menulis novel 80 halaman. Tetapi karena kurang PD tulisan novel itu disimpan di latop dan di password agar tidak dibaca orang. Di tahun 2005 juga beliau berhasil membuat blog dan mengisinya dengan beberapa tulisan sebelum akhirnya bosan lagi karena malas pergi ke Warnet untuk akses internet. 

 

Anehnya, di tahun 2011  bisa bangkit lagi membuat blog dengan sekali lagi membuat beberapa tulisan artikel , sebelum akhirnya lagi-lagi menjadi terabaikan. Hingga  2013 blog terabaikan kemudian mulai dilirik lagi setelah mengikuti lomba menulis essay berbahasa Inggris  karena tergugah dengan adanya kurikulum 2013 yang menghapuskan mata pelajaran TIK. Sebagai mahasiswa TIK beliau galau dan ikut lomba itu walaupun dengan bahasa Inggris minim. Anehnya saat itu beliau PD saja yang penting bisa mengeluarkan uneg-unegnya. Tak disangka tulisannya masuk dalam finalisnya. Tetapi episode malas kembali lagi, setelah dua tulisan muncul di blog , menjadi terakhir saat itu .Blog kembali dibiarkan penuh sarang laba-laba, tidak terurus lagi. Hingga Pandemi Corona 2020 memaksanya memulai menulis lagi di Blog. Itu pun lagi-lagi bertahan 3 tulisan sebelum penyakit malas kembali.

Di tengah kegalauan itulah beliau kenal dengan program belajar menulis Om Jay , dengan tugas uniknya membuat resume setiap selesai materi. Ikut lomba Blog juga dipelopori Om Jay, berhasil menjadi 8 finalisnya. Sambil berjalan ternyata bakat menulisnya tumbuh lagi luar biasa bisa menghasilkan karya buku tunggal 2 buku.

Bu Rita Wati lahir di Kota Gurindam 12 Tanjung Pinang pada 1402 H. Beliau mengajar di SMPN 2 Mendoyo Kab. Jembrana, Bali. Selain mengajar beliau juga mendapat tugas tambahan sebagai operator dapodik. Moto hidupnya adalah setelah kesulitan pasti ada kemudahan dan belajar sepanjang hayat. Bu Rita menekuni dunia literasi dan blog dengan bergabung di komunitas belajar menulis bersama Om Jay, AISEI writing club bersama Dr.Capri Anjaya, Komunitas Sejuta Guru Ngeblog dan  Komunitas Cakrawala Blogger Nasional.

Kecintaannya pada dunia literasi dibuktikan dengan terbitnya 4 buku solo dan 10 buku antologi dimana 3 buku Antologi beliau  menjadi kuratornya yaitu Senandung Guru jilid 1 dan 2. Pengalaman luar biasa mengikuti kelas menulis Om Jay antara lain bisa menulis buku hanya dalam 3 minggu saja. 

Surel beliau adalah catatangurumilenial@gmail.com 

Beliau mengawali materi dengan mengajukan sebuah pertanyaan tentang “Menulis itu susah atau tidak?” Biasanya hal yang ditemui seorang penulis adalah :

1)      Susah ide.

2)      Miskin kosa kata.

3)      Sulit merangkai kata.

4)      Susah memulai.

5)      Bingung mau menulis apa.

6)      Tidak percaya diri.

7)      Merasa tulisannya jelek.

8)      Merasa tulisan tidak layak untuk di baca.

Pemecahan terhadap masalah klasik itu adalah “buang ke laut aja ya!” Yang harus Bpk/ibu lakukan

Malam it beliau  menyampaikan materi tentang *Dasar Kepenulisan,” yang sering dikenal dengan  rumus *5W dan 1 H* A.    *Unsur-unsur dalam Penulisan yaitu 5W1H sendiri meliputi:*

1)      What (apa)

2)      Where (dimana)

3)      When (kapan)

4)      Who (siapa)

5)      Why (mengapa)

6)      How (bagaimana)

Dalam bahasa Indonesia, untuk memudahkan penghapalan ke 6 unsur ini maka dikenal singkatan ADIKSIMBA .(Apa DImana Kapan SIapa Mengapa Bagaimana). Jika telah terpenuhi ke 6 unsur tersebut maka tulisan kita akan mudah dipahami oleh pembaca.

Sekarang tentang kesalahan yang sering di lakukan oleh penulis pemula.

1)      Penulis pemula sering menulis dengan paragraf panjang-panjang.

2)      Tanda baca yang sering keliru.

3)      Penggunaan kata yang masih banyak salah tidak menggunakan kata baku.

4)      Sering ditemukan kata yang tidak efektif.

Karena beliau berpengalaman menjadi kurator yang tugasnya banyak mengedit karya orang lain agar benar ejaan dan kalimatnya menjadi efektif, maka pada kesempatan ini ada   tips menulis agar tulisan kita enak dibaca dan pesan dapat tersampaikan (catatan editor) :

1)      Banyak membaca karena dengan membaca selain  menambah pengetahuan, kita juga akan menemukan ide untuk menulis dan meperkaya perbendaharaan kata kita.

2)      Terus berlatih menulis setiap hari, tidak perlu panjang 3 paragraf saja tapi perhatikan  tanda baca, kata baku dan pemenggalan paragrafnya.

3)      Perhatikan paragraf pembuka , isi dan penutup. Buatlah opening yang menarik sehingga pembaca penasaran hingga tertarik untuk membaca tulisan kita begitu juga  dengan closing.

4)      Perhatikan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yang dulu kita kenal dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Kita bisa search di google, menggunakan kamus Bahasa Indonesia ataupun menginstal aplikasi seperti KBBI V. Hal ini dapat membantu kita jika ada kata-kata baku yang masih ragu kebenarannya.

5)      Perhatikan kembali susunan kalimat yang pernah kita pelajari sejak duduk di bangku Sekolah Dasar  yaitu  Subyek, Predikat, Obyek dan Keterangan tempat/waktu yang disingkat dengan (SPOK ).

6)      Setelah selesai menulis bacalah naskah berulang-ulang minimal 3 kali, jika perlu dengan suara keras. Jika pada saat membaca naskah, nafas kita seperti tersengal-sengal berarti di dalam tulisan kita terdapat paragraf panjang atau kalimat panjang. Penggal menjadi beberapa paragraf dan buang kata-kata atau kalimat yang tidak efektif seperti contoh mereka mau akan (pilih salah satu mau atau akan yang digunakan).

7)      Perhatikan perbedaan menulis di media online seperti blog, facebook, instagram dan lain sebagainya dengan menulis untuk buku atau naskah resmi. Penulisan di media online kita bisa menggunakan paragraf pendek-pendek, sedikit koma dan banyak titik, karena dalam media online kita hanya memiliki waktu 3 menit saja untuk memastikan pembaca melanjutkan bacaannya. Jika menulis buku kita harus mengikuti kaidah-kaidah penulisan yang benar.

Itulah 7 tips dari saya  agar tulisan yang kita tulis menjadi enak dibaca dan menjadi lebih berkualitas. Tak ada gading yang tak retak. Itulah pribahasa yang tepat bagi penulis maupun editor. Penulis dan editor harus bekerjasama saling memberi dan saling menerima masukan-masukan demi menghasilkan karya yang layak, menarik dan berkualitas.

Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Bagi Penulis Pemula.

 1.Penggunaan huruf kapital/ besar :

a.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.

Contoh : 

           Dia sedang mengikuti pelatihan menulis.

           Hari ini pertemuan ke-3 kelas belajar menulis gelombang 18.

b.         Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.

Contoh :   

           Sukarno

           Dayang Sumbi

           Raden Ajeng Kartini

c.         Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.

Contoh :

 “Ayo kita pulang Bu!” Rengek Joni pada ibunya.

 

d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.

Contoh: 

- Islam, Alquran, Kristen, Alkitab, Hindu, Weda.

- Allah selalu bersama hamba-Nya.

e.Huruf kapital dipakai sebagai *huruf pertama setiap kata* (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.

Contoh : 

           Saya telah membaca buku Merajut Asa Sejak Belia.

           Tulisan itu di muat dalam koran Radar Bali.

g.Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur *singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan.

Contoh : 

           S.H.      = Sarjana Hukum

           S.Kom. = Sarjana Komputer

           Dt.        = Datuk

           Tb.        = Tubagus

      Pembahasan kali ini tentang kata depan *di* banyak sekali kesalahan ketika saya mengedit naskah, terlihat sederhana tapi kesalahan penggunaan kata di sering terjadi kekeliruan

 Penggunaan kata depan di

Kata di- menunjukkan fungsi sebagai imbuhanf

Kata di- diikuti dengan pembentuk kata kerja pasif. Artinya, penulisan di jenis ini dinilai tepat jika kata kerja pasif bisa diubah menjadi kata kerja aktif (dengan imbuhan me-).

 a.        *Contoh* : ditinggalkan (bisa diubah jadi meninggalkan), ditulis (bisa diubah jadi menulis), diingat (bisa diubah jadi mengingat)

b. Penulisan di dipisah jika:

 

Kata di menunjukkan fungsi sebagai *kata depan*. Berarti ia harus dipisah dari kata belakang.

      Kata di diikuti dengan kata lain selain kata-kata pembentuk kata kerja pasif. Kata di jenis ini bisa diikuti dengan nama tempat, waktu, nama orang, penunjuk lokasi, dan lain sebagainya, serta tidak bisa diubah menjadi kata kerja aktif.

Contoh: di sini (tidak bisa diubah jadi menyini), di siang hari (tidak bisa diubah jadi menyiang hari), di dirimu (tidak bisa diubah jadi mendirimu).

Kesimpulan, di sebagai imbuhan + kata kerja (maka penulisannya serangkai) selain itu terpisah.

Selanjutnya  materi tentang penggunaan "tanda seru"

     Tanda seru, dipakai untuk mengakhiri ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau emosi yang kuat.

Contoh: 

           Alangkah indahnya pemandangan di Nusa Dua!

           Ayo belajar!

Dalam  menjawab beberapa pertanyaan berikut penjelasan Ibu Ritawati

Menjawab pertanyaan tentang urutan menyusun kalimat dan jumlah kalimat dalam 1 paragraf bahwa menyampaikan informasi seperti berita maka 5W 1H ADIKSIMBA ini udah urutan yang sesuai. Dalam 1 paragraf tidak batasan ideal itu 5 sampai 10 kalimat bu ya. Minimal 1 kalimat jika kalimat berupa percakapan.

Menjelaskan tentang trik menulis.  Saya juga begitu bu awalnya. Tidak berani tulisan yang saya buat dibaca oleh orang lain, padahal saya sudah menulis cerpen, novel versi saya saat 2 dekade lalu. 

Cara memulainya ibu sudah tepat berada di komunitas menulis. Tulislah apa yang ada di benak ibu tuangkan semuanya kemudian posting di blog lalu share ke group.

Agar tiulisan teratur, seiring berjalan waktu ibu, tulisan ibu akan mengalir, beraturan. Yang pasti rajin membaca agar kita menemukan bagaimana cara menulis yang baik, karena dari membaca tulisan orang lain kita akan mendapatkan ilmu baru. 

1.         Tips saya ketika belajar menulis saya catat semua tips dan trik dari narasumber. Contoh Omjay brandingnya Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi. Itu saya praktikkan, dan hasilnya memang diluar dugaan.

2.         Saya juga seperti itu bu, ketika menjadi penulis pemula banyak sekali kesalahan dasar menulis saya. Tapi seiring berjalan waktu jika kita mau belajar semua akan berubah. 

3.         Jika ibu mengirim naskah ke penerbit, memang ada editornya bu, tapi jika bisa jangan 100% menyerahkan kepada editor karena editor terbaik dari tulisan  adalah penulis itu sendiri.

Pesannya agar sebagai penulis pemula jika masih banyak belum mengetahui tentang kaidah penulisan jangan takut. Teruslah menulis, tuangkan semua ide yang ada dalam tulisan jangan pernah takut salah

 

Tanggal pertemuan ke : Jum'at, 9 April 2021

Resume ke.                     : 3

Tema.                              : Dasar Penulisan

Narasumber.                  : Rita Wati, S.Kom

Gelombang.                    : 18

Oleh                                : Drs. Hariyanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar