Mungkin perlu
diingatkan kembali kepada khalayak bahwa istilah literasi kini berdampingan
dengan istilah multiliterasi. Dalam kurikulum 2013 disekolah kita juga sudah diadopsi
adanya tujuan dari muliterasi tersebut. Istilah terakhir mucul dari Forum Ekonomi
Dunia tahun 2016 yang direkomendasikan kepada banyak negara untuk segera melakukannya
termasuk Indonesia.
Pengertian Literasi
dalam Wikipedia adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan
dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan
memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari. Sehingga, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan
berbahasa.
Dalam bahasa latin
disebut sebagai literatus yang berarti orang belajar. Kemudian, di dalam kamus
online Merriam – Webster, dijelaskan bahwa literasi adalah kemampuan atau
kualitas melek aksara dimana di dalamnya terdapat kemampuan
membaca, menulis dan mengenali serta memahami ide-ide secara visual.
Intinya adalah
pengertian literasi merujuk kepada adanya pembelajaran yang mengarah kepada
kemampuan membaca dan menulis untuk pemahaman suatu ide.
Dalam perkembangannya pengertian ke arah
membaca dan menulis dianggap istilah terlalu sempit sehingga muncul istilah
literasi digital, literasi numerasi, literasi finansial dll. Seperti Sebagai
contoh, PISA (Programme for International Student Assesment) yang
dikoordinasikan oleh OECD telah mengategorikan literasi menjadi (a) literasi
keilmu-alaman (scientifical literacy), (b) keberaksaraan matematis
(mathematical literacy), dan (c) literasi membaca (reading literacy).
Sedangkan UNESCO menyatakan adanya
literasi informasi dan literasi media.
Di Indonesia menerapkan adanya 5 jenis
Literasi dasar yang terdiri atas baca tulis, numerasi, sains, digital,
finansial, budaya dan kewargaan merupakan bagian dari kecakapan abad XXI.
Bersama dengan kompetensi dan karakter, ketiga hal tersebut akan bermuara pada
pembelajaran sepanjang hayat.
Di Indonesia, pada awalnya literasi dimaknai
'keberaksaraan' dan selanjutnya dimaknai 'melek' atau 'keterpahaman'. Pada
langkah awal, “melek baca dan tulis" ditekankan karena kedua keterampilan
berbahasa ini merupakan dasar bagi pengembangan melek dalam berbagai hal.
Pemahaman literasi pada akhirnya tidak hanya merambah pada masalah baca tulis
saja, bahkan sampai pada tahap multiliterasi.
Apa yang dimaksud multiliterasi ?
Multiliterasi dimaknai sebagai
keterampilan menggunakan beragam cara untuk menyatakan dan memahami ide-ide dan
informasi dengan menggunakan bentuk-bentuk teks konvensional maupun
bentuk-bentuk teks inovatif, simbol, dan multimedia (Abidin, 2015)
Menurut Word Economic Forum
(2016), peserta didik memerlukan 16 keterampilan agar mampu bertahan di abad XXI,
yakni fondasi literasi atau literasi dasar
Keenambelas ketrampilan selengkapnya ;
Dari
Literasi Dasar : 1) Literasi Baca Tulis, 2) Numerasi, 3) Litrasi
IPA, 4) Literasi TIK, 5) Literasi Finansial, 6) Literasi Budaya dan
Bermasyarakat.
Dari aspek
Kompetensi : 7) Berpikir Kritis, 8) Kreatif, 9) Komunikasi, 10) Kolaborasi.
Dari Aspek
Karakter : 11) Rasa Ingin tahu, 12) Inisiatif, 13) Gigih, 14) Adaptif, 15)
Kepemimpinan, 16 Kepekaan sosial dan budaya.
Secara ringkas ke 16 ketrampilan itu dapat dilihat di
tabel berikut :
Sementara untuk pembentukan budi
pekerti dan karakter GLS juga diarahkan kepada nilai-nilai Pancasila, disamping
16 nilai yaitu; Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong, Integritas
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) telah
digulirkan sejak 2015 oleh Kemendikbud merupakan salah satu pilar gerakan
literasi bangsa ini disamping Literasi Keluarga dan Literasi Masyarakat.
Blitar, 24 April 2021
By.hariyanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar