Sabtu, 24 April 2021

Wow MULTILITERASI ?

 

 




Mungkin perlu diingatkan kembali kepada khalayak bahwa istilah literasi kini berdampingan dengan istilah multiliterasi. Dalam kurikulum 2013 disekolah kita juga sudah diadopsi adanya tujuan dari muliterasi tersebut. Istilah terakhir mucul dari Forum Ekonomi Dunia tahun 2016 yang direkomendasikan kepada banyak negara untuk segera melakukannya termasuk Indonesia.

Pengertian Literasi dalam Wikipedia adalah istilah umum yang merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan individu dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan berbahasa. 

Dalam bahasa latin disebut sebagai literatus yang berarti orang belajar. Kemudian, di dalam kamus online Merriam – Webster, dijelaskan bahwa literasi adalah kemampuan atau kualitas melek aksara dimana di dalamnya terdapat kemampuan membaca, menulis dan mengenali serta memahami ide-ide secara visual.

Intinya adalah pengertian literasi merujuk kepada adanya pembelajaran yang mengarah kepada kemampuan membaca dan menulis untuk pemahaman suatu ide.

Dalam perkembangannya pengertian ke arah membaca dan menulis dianggap istilah terlalu sempit sehingga muncul istilah literasi digital, literasi numerasi, literasi finansial dll. Seperti Sebagai contoh, PISA (Programme for International Student Assesment) yang dikoordinasikan oleh OECD telah mengategorikan literasi menjadi (a) literasi keilmu-alaman (scientifical literacy), (b) keberaksaraan matematis (mathematical literacy), dan (c) literasi membaca (reading literacy). Sedangkan  UNESCO menyatakan adanya literasi informasi dan literasi media.

Di Indonesia menerapkan adanya  5 jenis  Literasi dasar yang terdiri atas baca tulis, numerasi, sains, digital, finansial, budaya dan kewargaan merupakan bagian dari kecakapan abad XXI. Bersama dengan kompetensi dan karakter, ketiga hal tersebut akan bermuara pada pembelajaran sepanjang hayat.

Di Indonesia, pada awalnya literasi dimaknai 'keberaksaraan' dan selanjutnya dimaknai 'melek' atau 'keterpahaman'. Pada langkah awal, “melek baca dan tulis" ditekankan karena kedua keterampilan berbahasa ini merupakan dasar bagi pengembangan melek dalam berbagai hal. Pemahaman literasi pada akhirnya tidak hanya merambah pada masalah baca tulis saja, bahkan sampai pada tahap multiliterasi.

Apa yang dimaksud multiliterasi ?

Multiliterasi dimaknai sebagai keterampilan menggunakan beragam cara untuk menyatakan dan memahami ide-ide dan informasi dengan menggunakan bentuk-bentuk teks konvensional maupun bentuk-bentuk teks inovatif, simbol, dan multimedia (Abidin, 2015)

Menurut Word Economic Forum (2016), peserta didik memerlukan 16 keterampilan agar mampu bertahan di abad XXI, yakni fondasi literasi atau literasi dasar (Kemendikbud T. D., 2019) Ke 16 ketrampilan telah dirangkum dalam kurikulum sekolah gabungan antara 3 hal : Literasi, Kompetensi abad 21, dan Karakter.

Keenambelas ketrampilan selengkapnya  ;

Dari Literasi Dasar : 1) Literasi Baca Tulis, 2) Numerasi, 3) Litrasi IPA, 4) Literasi TIK, 5) Literasi Finansial, 6) Literasi Budaya dan Bermasyarakat.

Dari aspek Kompetensi : 7) Berpikir Kritis, 8) Kreatif, 9) Komunikasi, 10) Kolaborasi.

Dari Aspek Karakter : 11) Rasa Ingin tahu, 12) Inisiatif, 13) Gigih, 14) Adaptif, 15) Kepemimpinan, 16 Kepekaan sosial dan budaya.

Secara ringkas ke 16 ketrampilan itu dapat dilihat di tabel berikut : (Kemendikbud T. D., 2019)


Sementara untuk pembentukan budi pekerti dan karakter GLS juga diarahkan kepada nilai-nilai Pancasila, disamping 16 nilai yaitu; Religius, Nasionalis, Mandiri, Gotong Royong, Integritas

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) telah digulirkan sejak 2015 oleh Kemendikbud merupakan salah satu pilar gerakan literasi bangsa ini disamping Literasi Keluarga dan Literasi Masyarakat.

 

 

 

Blitar, 24 April 2021

By.hariyanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar