gambar : Tribunnews.com
Menengok Angka CORONA Juli
2020 dan Juli 2021
@artikel _hariyanto
Bulan Juli 2020, semua terjadi . # 30 Nakes di Kabupaten
Blitar terpapar positip Corona akibat olahraga dengan kelompoknya bersepeda #Ratusan
Nakes di kota Jayapura terpapar Corona #Puluhan Nakes di Boyolali terpapar
Corona. Semua berita itu seolah berita biasa, tetapi jika yang terpapar adalah
Nakes (Tenaga Kesehatan) maka jadilah luar biasa. Lebih berbahaya lagi hampir
semuanya menunjukkan ciri OTG, (Orang
Tanpa Gejala) selalu kelihatan sehar seperti orang umumnya.
Bulan Juli 2020 fakta angka
penularan virus semakin naik-semakin menanjak. DI awal Juli sempat tembus angka 2000, begitu pula di
akhir Juli tanggal 23 mencapai angka 1909 dan akan terus berfluktuasi dengan
gejala naik. Di pertengahan Maret dulu tercatat puluhan, meningkat seiring
bulan menjadi ratusan, dan ribuan. Tepat
di 31 Juli 2020 tembus 2008 jiwa perhari.
(CUPLIKAN Tulisan saya pada 1 Agustus
2020 lalu di Gurusiana )
Dengan mengamati angka
coba bandingkan dengan keadaan setahun kemudian, JULI 2021. Sebuah judul berita
:
Berita
hari ini “BREAKING NEWS Rekor Baru Update Corona 6 Juli 2021: 31.189 Kasus
Baru, 728 Kematian”
Wow.......dalam 12 bulan angkanya naik 15 kali lipat.
Innalillahi wa inna ilaihi Rojiun. Semoga angka ini segera berhenti disini
dan menjadi puncaknya agar segera turun angkanya. Aamiin.
Kalau dipikir-pikir kita jadi bingung....mengapa angka terpapar virus
semakin naik sangat drastis di bulan ini. Sehingga kebijakan Pemerintah pun
memberlakukan PPKM Darurat, dari 3 – 20 Juli 2021. Di kala hari Raya sudah
dibatasi tidak boleh mudik. Pemberian vaksin terus dilakukan. Perintah memakai
masker terus digalakkan. Apakah faktor adanya virus jenis baru yang bermutasi
penyebabnya ?
Sungguh bulan Juli ini angka terpapar virus sangat fenomenal. Dimulai sejak
tanggal 1 Juli 2021. Angka sudah tercatat di atas 20.000 perhari.
Urutan rekor tertinggi terjadi di bulan Juli 2021 ini, baik dalam angka
pertambahan maupun angka kematian harian.
Dari detik.com penulis kutip:
Tambahan kasus Corona tertinggi awalnya terjadi pada
Kamis (1/7/2021). Saat itu, pemerintah melaporkan ada 24.836 kasus baru Corona
dalam 1 hari.
Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi sejak Corona
dinyatakan terdeteksi di Indonesia pada Maret 2020.
Rekor kasus tertinggi kemudian berubah sehari
kemudian. Pada 2 Juli 2021, pemerintah melaporkan ada 25.830 kasus positif
COVID-19 baru.
Kasus positif Corona harian kembali memecahkan rekor
pada Sabtu (3/7/2021) kemarin. Pemerintah menyatakan ada 27.913 kasus Corona
baru. Artinya, ada hattrick kasus tertinggi Corona di Indonesia
selama 3 hari berturut-turut.
Tak hanya kasus Corona yang memecahkan rekor. Angka
kematian juga sempat memecahkan rekor pada 1 Juli 2021 dengan 504 orang
meninggal dunia.
Sebelumnya, catatan tertinggi kematian COVID-19 per
hari terjadi pada 28 Januari. Rekor itu kini terpecahkan. Berikut ini catatan
angka kematian tertinggi:
Rekor kematian COVID-19 (COVID-19 death) di RI:
28 Januari 2021: 476 orang
30 Juni 2021: 467 orang
29 Juni 2021: 463 orang
1 Juli: 504 orang (tertinggi)
Kini hari ini Selasa 6 Juli terjadilah “BREAKING NEWS Rekor
Baru Update Corona 6 Juli 2021: 31.189 Kasus Baru, 728 Kematian”
Beberapa ahli memperkirakan ini memasuki
fase ke tiga yaitu menghadapi puncak
yang diperkirakan akhir Juli. Semoga benar adanya. Karena dengan menemui puncak
angka artinya menjadi landai dan hilang.
Sementara ada ahli pandemi yang
menyatakan Indonesia masuk dalam fase kritis Fase mengerikan yaitu pertumbuhan angka
terpapar diatas angka yang ditetapkan
PBB WHO . Dikutip dari cnnindonesia.com
Epidemiolog Universitas Airlangga Windhu Purnomo
menilai pandemi virus
corona (Covid-19) di Indonesia saat ini memasuki fase
mengerikan setelah positivity rate atau rasio kasus positif
Covid-19 melalui pemeriksaan swab test PCR tembus 51,62 persen pada
Selasa (22/6 2021).
Windhu menyebut 51,62 persen merupakan positivity
rate tertinggi selama pandemi Covid-19 mewabah di Indonesia. Dari temuan
itu, dapat disederhanakan bahwa satu dari dua orang yang diperiksa Covid-19
menggunakan metode PCR dinyatakan positif Covid-19.
Windhu menjelaskan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam
hal ini mengategorikan positivity rate dalam empat tingkatan.
Pertama, kurang dari dua persen maka disebut insiden rendah atau low
incidence. Kemudian 2-4,99 persen dikatakan fase sedang atau moderate;
5-19,9 persen disebut insiden tinggi atau high incidence; dan
lebih dari 20 persen dikatakan selanjutnya sebagai insiden sangat tinggi atau very
high incidence.
Sementara, Indonesia sudah terlalu sering masuk
kategori very high incidence.
"Karena pemerintah selalu seolah mengecilkan
kasus, mengecilkan risiko. Pemerintah aneh, selalu ingin membuat masyarakat
terlena, 'kita bisa mengendalikan Covid-19, PPKM Mikro efektif kok', padahal
sudah jelas-jelas kita tidak pernah berhasil mengendalikan pandemi,"
kata Windhu.
Windhu pun meyakini kasus Covid-19 lebih banyak dari
data yang ada. Beberapa epidemiolog menurutnya telah memprediksi Covid-19 di
Indonesia yang asli 8-20 kali lipat dari jumlah yang dilaporkan.
Sambil menulis artikel ini saya hanya
bisa geleng kepala, tarik napas panjang-panjang dan istighfar. Doaku selalu
semoga pandemi covid 19 ini segera berakhir. Aamiin.
Blitar, 6 Juli 2021
Hariyanto
Sahabat dan keluarga, guru dan murid, ada yang meninggal karena virus ini. Sedih dan kaget tentu saja. Betapa hamipr setiap hari mendengar kabar duka yang meninggal dunia karena Corona. Semoga pandemi ini cepat berlalu. Pemerintah sudah usahakan yang terbaik. Tinggal mulai dari diri untuk disiplin menerapkan prokes dan patuhi PPKM.
BalasHapus