Tantangan PENTIGRAF
# hariyanto
Satu kali mengikuti tantangan menulis pentigraf jika berhasil
menaklukkannya biasanya akan menjadi ketagihan bagi pesertanya. Itulah yang
saya rasakan selama ini. Kumpulan pentigraf itu disebut Kitab Pentigraf,
demikian julukan di Kampung Pentigraf Indonesia yang berisi penggemarnya dan
penulisnya yang disebut pentigrafis. KPI istilah Kampung Pentigraf Indonesia
itu di kepalai oleh Tengsoe Tjahjono. Profesor teman sejawat Moch Khoiri karena
sama-sama dosen Unesa Surabaya.
Saya berhasil ikut proyek atau tantangan menulis Kitab
Pentigraf 2 kali, dan alhamdulillah ada saja karya saya yang lolos. Pertama
bertema “Korupsi” dengan tantangan mengirim 5 karya pentigraf lolos 1. Yang
Kedua bertema “Pahlawan di sekitar kita” diharuskan mengirim sedikitnya 3
karya....sekali lagi saya berhasil lolos 1 pentigraf dan dengan revisi menjadi
tambah 1 lagi. Kita sebut proyek karena biaya penerbitan buku ditanggung
bersama dan dalam waktu yang telah ditentukan...(walau kadang diundur sampai 1
bulan kemudian...)
Kabar baiknya, saat ini telah dipasang pengumuman di KPI
tantangan menulis pentigraf dengan tema BEBAS. Silakan mengikuti ya......
Beberapa keuntungan ikut proyek ini antara lain , menjadi
lebih mengenal dengan pentigrafis dari seluruh pelosok Indonesia. Lebih
mengenal lagi banyak ragam ciri penulisan. Lebih mengenal mereka yang terbiasa
menulis alias pentigrafis senior dan pemula. Dan kita bisa menimba ilmu “gratis”
dalam satu grup WA proyek tersebut. Karena selalu ada saja berbagi trik, dan
komentar kritik dan saran (krisan) baik oleh
Profesornya maupun pentigrafis lainnya.
Jika terbit bukunya kita juga menikmati “kebahagiaan”
tersendiri. Karena merasa buku tersebut adalah diperoleh dengan jerih payah
yang “mendebarkan.” Bagaimana tidak, ada saja karya yang tidak bisa lolos
karena alasan tehnis misal lebih dari 210 kata, cerita terlalu deskriptif,
terlalu kaku, terlalu dibuat-buat. Kurang tajam dan lain sebagainya. Tetapi
editor dan kurator biasanya berlunak memberikan ruang “revisi” bagi mereka yang
karyanya mendekati kriteria.
Dari dua kitab yang saya ikuti. Tema korupsi termasuk sulit,
walau sebenarnya banyak kasus yang bisa ditulis. Sedang tema pahlawan di
sekitar kita sebenarnya mudah, namun agak sulit juga dilukiskan dam 3 paragraf,
karena sering menjebak kita dalam “bercerita” apa adanya tanpa ada sisipan
sastra. Begitulah kira-kira pesan yang bisa saya tangkap dari kisah pengalaman
ini.
Bukunya biasanya dicetak dengan sangat teliti baik desain
cover maupun layout di dalamnya. Karena kelihatan rapi dan dijilid dengan kuat.
Buku pentigraf biasanya membuat kita tersenyum sendiri.
Karena isinya yang singkat ( tiga paragraf) sering mengisahkan cerita yang lucu
dan penuh kejutan. Cocok untuk “mengemil” di saat santai. Buku yang biasanya
lebih dari 300 halaman juga berisi lebih 200 karya. Sehingga terkadang kita
sengaja berhemat membaca dengan harapan awet “ngemilnya”
Tertarik memiliki buku kitab pentigraf keluaran “terbarunya”
bertema pahlawan disekitar kita. Milikilah buku yang diberi judul : “ Nama-Nama
yang Dipahat di Batu Karang.” Siapa tahu tiba-tiba menjadi pentigrafis
kondang. Semoga. Aamiin.
Semoga bermanfaat
Blitar, 9 Juli 2021
Hariyanto
Penuh informasi bermanfaat Pak Hariyanto
BalasHapusTerimkasih Bunda. Salam literasi
HapusMenarik sekali ya, Pak.
BalasHapusBetul Pak D. Terimakasih saranya pak D. Memang jadi kabur ketika di blog tentang lomba tersebut. Nanti akan saya perjelas pak D. Salam literasi
HapusSangat menarik, harus mempersiapkan diri dulu.
BalasHapusYa Bu...silakan disiapkan baik-baik
HapusKalau mau ikut grupnya, hubungi siapa, Pak?
BalasHapusIbu Ditta dapat hubungi FB KPI, atau langsung karyanya dikirim ke email seperti tertera. kitabpentigraf@gmail.com
HapusInsyaAllah sampai karyanya.