Minggu, 18 Juli 2021

Belajar Puisi dari Lirik Lagu

 




Belajar Puisi dari Lirik Lagu

#Hariyanto_opini

 

Malam ini ketika membaca WA Grup Lagerunal, ada sahabat memberikan infonya tentang sebuah bentuk piisi yang lagi ngetrend saat ini. Puisi TELELET begitu sebutannya. Polanya adalah  3-4-5-6-5-4-3, ini tentu kreasi baru lagi mirip pola patidusa 4-3-2-1 atau darik 4444-333-22-1..... akhirnya semua bisa diterapkan sesuai dengan kesenangan dan kenyamanan masing-masing penulis.

Sedikit bocoran Puisi Telelet sebagai berikut :

3 baris -> Bait pertama

4 baris -> Bait kedua

5 baris -> Bait ketiga

6 baris -> Bait keepat

5 baris -> Bait kelima

4 baris -> Bait keenam

3 baris -> Bait Ketujuh

Puisi ini sengaja dibuat untuk para Pemula yang sulit membuat Puisi yang berkualitas dengan nilai Satra tinggi

Puisi ini dipilih bahasa sederhana tidak harus tinggi

Bahasa sederna yg mudah dipahami tetapi jika dirangkai akan memiliki keindahan sendiri.

Puisi ini mensyaratkan Rima akhir kalimat dua huruf yg sama. Hal ini tentu berbeda dengan puisi pada umumnya, Seperti itu sajalah sementara infonya/

Karena malam ini sebenarnya saya juga ingin menuliskan bagaimana belajar puisi dari sebuah lirik lagu yang ternyata mempunyai nilai puitis yang tinggi. Ambil saja contoh lirik lagu Ebiet G., Ade berjudul “Menjaring Matahari.” Karya Ebiet G,Ade.

MENJARING MATAHARI

@Ebiet G,Ade

Kabut, sengajakah engkau mewakili pikiranku?
Pekat, hitam berarak menyelimuti matahari
Aku dan semua yang ada di sekelilingku
Merangkak menggapai dalam gelap

Mendung, benarkah pertanda akan segera turun hujan?
Deras, agar semua basah yang ada di muka bumi
Siramilah juga jiwa kami semua
Yang tengah dirundung kegalauan

Roda zaman menggilas kita
Terseret tertatih-tatih
Sungguh hidup terus diburu
Berpacu dengan waktu
Tak ada yang dapat menolong
Selain yang di sana
Tak ada yang dapat membantu
Selain yang di sana
Dialah Tuhan
Dialah Tuhan

 

Betapa indahnya irama, pengulangan kata dan bahasa metafora maupun kedalaman maknanya.

Apabila makna itu dikaitkan dengan situasi Pandemi saat ini masih mengena sekali. Dan kita menjadi sadar bahwa waktu terus memburu kita....... zaman akan menggilas kita yang akhirnya hanya Tuhanlah penolong-Nya.

Mari kita lihat bait 1 dan 2

Kabut, sengajakah engkau mewakili pikiranku?
Pekat, hitam berarak menyelimuti matahari
Aku dan semua yang ada di sekelilingku
Merangkak menggapai dalam gelap

Mendung, benarkah pertanda akan segera turun hujan?
Deras, agar semua basah yang ada di muka bumi
Siramilah juga jiwa kami semua
Yang tengah dirundung kegalauan

Betapa dalamnya makna tersirat...juga betapa indahnya rangkaian kata-kata yang sangat kuat diksinya.

Kabut, benarkah pertanda akan segera turun hujan?

Deras........seolah hujan sudah deras turunnya.....agar semua basah yang ada di muka bumi.

Siramlah juga jiwa kami semua/  yang tengah dirundung kegelisahan

Sungguh saat inilah kegelisahan benar-benar menjadi kabut dan mendung yang menyelimuti kami semua. Pandemi corona yang berkepanjangan dan menjatuhkan banyak korban dan kehilangan. Menumpuk gelasah duka dan lara. Maka turunnya hujan, yang amat deras adalahsebuah Rahmat-Nya yang begitu sangat kita semua harapkan. Bukan hujan yang menhancurkan dan menghanyutkan harapan.

Saya hanya ingin menggaris bawahi, bahwa dari teks atau lirik lagu, ternyata bisa mencetuskan banyak ide untuk membuat satu puisi lainnya. Tentang dibuat model seperti apa puisinya. Di atas sudah banyak pilihannya.

Apakah seperti itu. Cobalah dengarkan lagunya sendiri dan nikmati syairnya.

 

Blitar, 18 Juli 2021

#hariyanto

 

 

11 komentar:

  1. Manttappp,,,siiaappp belajar TELELET

    BalasHapus
  2. Mantap Pak. Langsung ditulis disini. Karya yang akan tetap abadi.

    BalasHapus
  3. Wow... Kerenn.. Dari info puisi Telelet jadi sebuah tulisan. Kupas lirik lagu Kang Ebiet lagi. Klo Aam sukanya dengar Berita Kepada Kawan.

    BalasHapus
  4. Cakep, langsung diikat menjadi tulisan.

    BalasHapus
  5. Luar biasa Pak Har. Mengapresiasi lirik lagu yang puitif

    BalasHapus
  6. Pak Har keren banget ya..,, Pandai sekali berimajinasi dan lebih keren lagi langsung ditulis. Terima kasih Info teleletnya.

    BalasHapus
  7. Wah analisis lagunya Ebit G Ade dari kacamata puisi Telelet. Nambah ilmu.

    BalasHapus
  8. Sedang ramai telelet ini. Padahal udah lama ada sih. Hehe... Cukup mengasah keterampilan mengumpulkan diksi

    BalasHapus
  9. Saya bahkan menulis novel yang terinspirasi dari banyak lagu, Pak. He he.

    BalasHapus
  10. Dari obrolan menjadi resume
    Dari sebuah lagu menjadi sebuah pemikiran brilian.

    Sehat selalu Pak Har

    BalasHapus