Sabtu, 31 Juli 2021

KISAH KEMERDEKAAN KITA

 




KISAH KEMERDEKAAN KITA

Oleh : Hariyanto

.

Sungguh kemerdekaan itu sangat mahal berasa

Sisakan cerita heroik  pahlawan bangsa

Pada lembaran catatan doa dan asa.

.

Dentuman meriam rentetan tembakan

Korban pun tergeletak  berjatuhan 

Gugur bersimbah darah cucuran

Berubah harum wewangian.

.

Penjajah berwajah bengis angkara murka

Mereka tak rela melihat bangsa ini merdeka

Diikatnya kata merdeka dengan jerat erat petaka

Penuh nafsu dan ketamakan menguras negeri seketika

Hingga berakhir menyisakan  duka lara  mengiris luka.

.

Penjajah menyerang kembali dan negeri terkoyak 

Tatkala kemerdekaan empat lima mereka tolak

Mereka mengepung dan merampas hak

Melawan bambu runcing parang dan tombak

Ayo maju serang dan terjang begitu teriak

Jiwa merdeka pun bangkit meronta berontak

.

Merdeka atau mati

Pertaruhan  harga diri sejati

Agar bangsa Indonesia tegak sakti

Dalam naungan alam bebas penuh arti

Pahlawan pun  rela gugur dalam bakti

.

Ribuan pahlawan gugur di medan perang

Lainnya gigih bertahan dan menyerang

Meski luka pantang mengerang

Sebelum penjajah hengkang.

.

Kini bersyukur kita rengkuh indahnya mentari

Para pahlawan telah persembahkan negeri

Simbul patriotisme di sanubari

.

-o0o-

.

 

Blitar Bumi Bung Karno, 31 Juli 2021

@Hariyanto_puisi telelet

#edisi_kemerdekaan RI

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

5 komentar:

  1. Keren lah .....aku belum bisa.....👍

    BalasHapus
  2. Masyaallah, Keren puisinya.👍👍👍

    Sedikit kireksi, ya.
    Untuk memperbaiki konfigurasi yang sudah menjadi pakem Puisi Telelet, disarankan mengurangi kata pada laik yang terlalu panjang dan menambah kata pada larik yang terlalu pendek. Atau bisa juga mengoper letak larik, asal tidak mengurangi maknanya.

    Terus semangat berliterasi, ya!
    Salam Telelet
    Inovasi tanpa henti.👍💪🙏

    BalasHapus
  3. Tambahan, untuk penulis, ditulis
    Oleh: Hariyanto✅

    BalasHapus
  4. Siksa penjajah tak terelakkan.
    Memhuat banyak kebodohan
    Menghancurkan sendi kehidupan
    Sadis kolonial tak kan.pernah terlupakan.

    BalasHapus