buku 1 karya Cak Inin dan buku ke 2 buku saya
Oleh. Hariyanto
Salam Literasi.
Saya ingin mengisahkan seorang
penulis puisi 2.0 yang inspiratif. Bukan hanya dalam hal produktifnya menulis.
Namun dari banyak sisi bisa kita jadikan teladan seperti ketukunan dan
keuletannya. Kegigihannya dalam mencari ilmu itulah yang menurut saya mampu mengantarkannya
kepada sukses itu.
Beliau adalah Mukminin. S.Pd; M.Pd nama
penyairnya Cak Inin Mukminin. Seorang guru di SMP 1 Lamongan, dan sudah menulis
buku solo sejak usia 55 tahun, dengan
judul buku : 1. Buku solo 55 Pantun Nasihat th.2020 Buku ke 2 . Jurus
Jitu Menjadi Penulis Handal Bersama Para Pakar 2020 dan sekitar 8 buku
antologi.
Saat ini sebuah buku sangat spesial
dan dibranded BEST EDITION berjudul LARON. Buku ini berisi 57 puisi 2.0 yang
menandai usia beliau di tahun ke 57. Isi puisinya penuh dengan pesan keagamaan
dan juga pandangan kritis di masyarakat. Semua itu dikemas dalam genre puisi
2,0. Puisi yang terbentuk dari 20 kata saja. Puisi yang hanya fokus pada satu obyek
saja, dan tentu saja ditambahkan majas serta tanggapan rasa penulisnya. Secara umum
puisi 2.0 ini adalah puisi mengungkap fakta dalam bentuk minim secara obyektif.
Dengan perbandingan 60 : 40 antara fakta
dan rasa.
Dengan informasi yang sedikir ini
penulisnya mampu membuat 57 karya puisi yang cantik dan hampir sempurna sesuai
dengan ciri puisi 2.0. Setidaknya hal itu bisa dilihat dari tanggapan penggagas
Puisi 2,0 Dr. Endang Kasupardi, M.Pd yang menanggapi dengan sangat apik terhadap
puisi “LARON”
Berikut cuplikan kata pengantar
beliau terhadap puisi LARON karyanya.
LARON
ribuan Laron
beterbangan
berebut cahaya
rela sayapnya tercerabut
jatuh
sujud
Rumah Syiar Tlanak, 1211202.20.37
Karya : Cak Inin Mukminin
Puisi yang sudah bagus dan fokus. Menggambarkan tentang seekor
Laron yang terbang memburu cahaya. Dekat. Ada disekitar cahaya. Lalu sayapnya
jatuh.
Puisi yang fokus pada satu objek. Tidak hanya
ungkapan, tapi dapat dibuktikan. Sebenarnya seperti itu. Tapi, saat disusun
menjadi sebuah puisi kita seolah dibawa pada kenyataan untuk dimaknai. Puisi
yang bagus, kalimat yang disusun sudah membawa pembacanya untuk merenung
tentang Kuasa Allah SWT.
Beliau memiliki hobi membaca
dan menulis. Maka kali ini saya anggap
sudah mampu membaca dan menulis satu obyek dalam bentuk puisi 2.0. Menulis satu
obyek saja dalam puisi memang seperti kelihatan sederhana, namun memang
sederhananya harus diupayakan dengan beberapa latihan kecil, yaitu menangkap
satu benda dan menuliskannya.
Mungkin berkenalan dengan jenis puisi
2.0 ini baru 3 bulan lalu yaitu Oktober 2021. Sama dengan saya sekitar Oktober
2021. Tetapi proses perkenalan dengan puisi ini sungguh amat berbeda. Walau
sama-sama melalui on line, blog dan WA namun saya mendapat arahan langsung
dengan sang penggagasnya. Saya juga masuk dalam grup belajarnya, sedang beliau
tidak. Melalui blog dan WA sajalah kami berkomunikasi.
Beliau membaca artikel saya tentang
Puisi 2.0 di blog saya, lalua tertarik dan akhirnya mencoba membuatnya . Beliau tertarik membuat beberapa puisi ini
karena ada target tertentu untuk dijadikan buku solonya. Saya juga dipacu
demikian dalam grup belajar, yaitu membuat sebanyak-banyaknya puisi 2.0 dan
titik akhirnya diharapkan dijadikan buku.
Dari 2 niat dan tekad tersebut, rupanya semua berakhir dengan hasil baik
yaitu menghasilkan buku solo kumpulan puisi yang ditulis sejak Oktober 2021
sampai Januari 2022.
Saya sendiri memberinya judul
:MERAKIT ASA” PUISI 2.0 sedangkan Cak Ini diberinya judul : LARON.
Semua mendapat kehormatan diberi
pengantar oleh Dr. Endang Kasupardi , M.Pd sang penggagas puisi 2.0.
Alhamdulillah.
Dalam bukunya LARON Cak Inin
mempercayakan saya sebagai editornya. Pada akhirnya tugas editor ini saya
lakukan dengan sangat mudah, karena sesungguhnya proses editornya sudah berlangsung
selama 3 bulan. Karena setiap kali Cak Inin menuliskan puisinya mengirimkan
drafnya untuk dikoreksi sebelum diupload ke medsosnya. Praktis mengedit naskah
menjadi semakin mudah. Selanjutnya proses layout , cover dsb sudah diurusnya
sendiri karena beliau juga menangani penerbit Kamila di Lamongan.
Simpulan dan pelajaran yang bisa
diambil dalam munculnya buku Puisi 2.0 ini adalah :
1.
Beliau yang sudah berumur di atas 50 tahun masih semangat
belajar dan belajar. Karena dalam hal ini proses menulis dan menjadikan buku
dengan melihat sedikit informasi dan langsung beraksi.
2.
Keuletan mempertahankan posionnya sebagai penulis
dibuktikan dengan terus belajar dan belajar
3.
Selalu menuliskan pesan kebaikan dan mengingat Allah
dalam hampir seluruh puisinya.
4.
Buku yang diterbitkan menjadi inspirasi bagi penulis
lainnya, terutama di grup WA RVL (Rumah
Virus Literasi) sebagai bukti
menyelesaikan tantangan menulis buku tahun ini.
Cak Inin membuktikan bahwa motto
hidupnya sedang dijalankannya dengan baik. Apa saja mottonya adalah berikut ini
:
•Manjadda Wajada
•Jadikan hidup untuk bermanfaat
bagi orang lain
•Tiada kata terlambat untuk
menulis, tulislah segera apa yang Anda suka, Anda lihat, Anda baca, Anda
dengar, Anda rasakan untuk berbagi kebaikan ( Cak Inin 2020)
•Torehkan penamu dari hikmah jejak
kakimu siapa tahu itu jadi penolongmu (Cak Inin 2020)
Semoga bermanfaat.
Salam Literasi
Blitar, 7 Februari 2022
Hariyanto
Alhamdulilah terima kasih Cak Har atas ilmu puisi 2.0 yg ditularkan kepada saya
BalasHapusNggih Cak Inin. Selamat atas prestasinya. Prinsipnya kita belajar terus sepanjang hayat....
HapusLuar biasa. Alhamdulillah saya mengenal orang-orang hebat, Ust Inin dan Pak Har. Selalu menginspirasi.
BalasHapusAlhamdulillah Bu Mien. Salam
HapusSaya belum pernah nulis puisi menginspirasi pak
BalasHapusMaksudnya proses belajarnya menulis puisi 2.0 yang menginspirasi Bu. Kalau puisinya ya semoga saja bisa menginspirasi. Terimakasih atas kunjungannya. Salam
HapusSEmangat berkarya pantang mengenal usia
BalasHapusBetul Mr. Beje. Belajar sepanjang hayat. Salam
HapusSaluut sama teman2 lolita yg masih semangat belajar meningkatkan kompetensi literasinya. Mari semangat...
BalasHapusYa Ambu...mari semua semangat berliterasi.....
HapusIya Pak Cak Inin sangat menjaga motivasi menulis. Memang luar biasa.
BalasHapusBenar Bu.....salam
HapusCak Inin memang panutan kita..
BalasHapusSiip....salam literasi Bung Padil
HapusSiip.....salam literasi Bung Padil
BalasHapus