PRASANGKA
Oleh. Hariyanto
Satu hari
secara tidak sengaja aku bertemu Parto di jalan tikungan kampung. Ini pertemuan
yang pertama kalinya sejak 20 tahun lalu, ketika kami masih sama-sama
anak-anak. Bagaimana kenangan saling kejar layang-layang putus. Main kejar-kejaran
petak umpet. Atau main benteng, dan gobag sodor.
“Hampir aku
lupa,....soalnya pakai kacamata hitam legam, berjaket kulit, persis boss !”
sapaku mulai mencairkan suasana. Parto tersenyum sambil menutup pintu mobil Alphardnya.
Mobil yang terlihat mengkilap jarang ada di kampung. Parto sengaja ke kampung
untuk mengajakku dan teman lainya. Masih
seperti dulu suka ngobrol dan mengaku kini sebagi bos. Ingin mengajakku ke kota
bersama teman lainnya. Bagaimana bisa dipercaya ini ? pikirku
“Ayo Jo
dimakan.....kita tidak punya waktu lama. Nanti sementara teman kita yang siap
saja ikut dengan mobil saya.” Di restoran mewah di kotaku, aku benar-benar
dijamu seperti raja. Penampilan Parto bertambah dewasa dan berwibawa. Dari senyumnya
kulihat ketulusan dan kematangan pikirannya. Astagfirullah, ampunilah aku Ya
Allah, aku telah salah sangka terhadap Parto. Emas disangka loyang. Aku telah membayangkan hal jelek saja
padanya. Kini sudah 1 tahun lebih aku diberi tugas mengelola musholla di
perusahaannya. Teman sekampung lainnya di tempatkan sesuai kemampuannya. Parto sungguh
menjadi orang yang sangat baik, pemurah lagi bijaksana.
#Pentigraf peribahasa
Blitar, 21 Feb. 2022
Tidak ada komentar:
Posting Komentar