ROMAN-ROMAN TERGOLEK
Oleh. Hariyanto
Roman-roman tergolek lunglai
Tanpa tenaga
Tanpa daya
Begitu saja bersandar
Di atas bumi
.
Pandemi menghabiskan kekuatannya
Luluh lantakkan sendi hidupnya
Tak tersisa sedikit pun
.
Kapan semua berakhir
Apakah menunggu napas
Berhenti
Karena saat ini napas pun
Tinggal satu-satu
Keluar masuk
Antara mati hidup
Menunggu pasokan
Oksigen penghidupan
.
Menunggu
Menunggu
Satu harapan
kepastian
Sisa hidup
Dari yang Maha Menghidupkan.
Burung kutilang
Bernyanyi merdu
Dari balik sangkar emas
Memecah sunyi
.
Suara batuk terbata-bata
Tak lagi bisa ditahan
Oleh tangan melemah
Yang menutup sunyi.
Blitar, 24 Februari 2022
Masih roman korona yang meluluhlantakkan dunia
BalasHapusIya Bu. Salam
HapusTerasa aura kesedihan yg tergambar pd roman- roman yg Bapak ceritakan. Mantap puisinya..
BalasHapusTerimakasih Bu salam
HapusRoman di sajikan dalam bentuk puisi yg indah.. kern Pak
BalasHapusTerimakasih Bu. Salam
HapusSemoga harapan kita akan segera diijabah Tuhan
BalasHapusAamiin. Terimakasih Mr. beje. Salam
HapusPandemi ini membuat kelelahan fisik dan mental. Tetap semangat.
BalasHapusBetul Bu. Salam
HapusIya, Pak. Semoga pandemi segera berkahir dan seperti sedia kala lagi kehidupan.
BalasHapusAamiin. Ya Bu...salam
Hapus